Makalah Telaah
Makalah Telaah
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Muatan Lokal
3
Kurikulum muatan lokal merupakan satu kesatuan dari kurikulum nasional jadi
masuknya muatan lokal tidak berarti mengubah kurikulum yang sudah ada,
artinya ditinjau dari bidang studi yang telah ada dalam kurikulum nasional tetap
digunakan dan dijadikan rujukan dalam memasukkan bahan pengajaran muatan
lokal. Dengan demilkian sifat dari muatan lokal adalah memperkaya dan
mengembangkan pokok bahasan dalam bidang studi sesuai lingkungan alam
sosial budaya masyarakat setempat. Oleh sebab itu isi program pendidikan muatan
lokal bisa berupa bahan pengajaran dari masyarakat setempat, bisa juga media dan
strategi untuk memajukan dan mengembangkan daerah tersebut yang berdampak
baik bagi perkembangan pendidikan nasional.
Berdasarkan pengertian muatan lokal ini, ada beberapa hal penting yang perlu
dikemukakan, yaitu sebagai berikut :
b. Muatan Lokal berisi materi atau bahan pelajaran yang bersifat lokal.
Implikasinya adalah pengembangan materi atau bahan pelajaran tersebut harus
dikaitkan dengan kondisi, potensi, karakteristik, keunggulan dan kebutuhan
daerah serta lingkunga(alam, sosial, dan budaya)yang di tuangkan dalm bentuk
mata pelajaran dengan alokasi waktu tersendiri.
4
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang
terdapat pada standar isi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadan
mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggraan penididkan di setiap daerah
lebih meningkat relevansinya terhdap keadaan dan kebutuhan daerah yang
bersabgkutan. Beberapa pengertian muatan lokal di atas memberikan implikasi
tersendiri bagi sekolah dan guru antara lain:
d. Sekolah harus berupaya merintis kerja sama dengan pihak-pihak terkait utnuk
membantu pelaksanaan dan keberhasilan muatan lokal.
5
2. Tujuan Muatan Lokal
Tujuan pendidikan nasional dan tujuan lembaga pendidikan tetap jadi kerangka
acuan bagi pelaksanaan Muatan Lokal, maka dari itu isinya tidak tidak mengubah
esensi pendidikan nasional. Muatan lokal merupakan pengaya kurikulum nasional,
dengan demikian tujuannya adalah memperkaya dan memperluas pendidikan
nasional namun tidak boleh bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan utama masuknya muatan lokal dalam kurikulum nasional hanya untuk
menyelaraskan materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kondisi
lingkungannya, mengoptimalkan sekaligus menanamkan nilai budaya daerah
tersebut kepada siswa dengan harapan budaya dan perkembangan daerah tersebut
akan maju dan berdampak positif bagi kemajuan perkembangan pendidikan
nasional. Selengkapnya, tujuan diadakannya Muatan Lokal adalah sebagai
berikut:
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya.
6
f. Peserta didik lebih mengenal dan akrab dengan lingkungan alam, lingkungn
sosial, dan budaya yang terdapat di daeranya masing-masing.
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungn alam, sosial, dan
budayanya.
7
Berikut adalah tujuan langsung dan tidak langsung dari muatan local :
Tujuan langsung
4. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya
yang terdapat di daerahnya.
2. Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
8
secara keseluruhan dapat berfungsi sebagai daya untuk membentuk dan memberi
kekuatan/dorongan eksternal untuk belajar pada seseorang. Landasan teoritik
muatan lokal.
2. Pada dasarnya anak-anak usia sekolah memiliki rasa ingin tahu yang sangat
besar tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Karena itu,
mereka selalu akan gembira bila dilibatkan secara mental, fisik dan sosialnya
dalam mempelajari sesuatu. Mereka akan gembira bila diberikan kesempatan
untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya yang penuh dengan sumber belajar.
Dengan menciptakan situasi belajar, bahan kajian dan cara belajar mengajar yang
menantang dan menyenangkan maka aspek kejiwaan mereka yang berada dalam
proses pertumbuhan akan dapat ditumbuhkembangkan dengan baik.
1. Berbudi pekerti luhur, sopan santun daerah disamping sopan santun nasional.
9
4. Terampil, menguasai 10 segi PKK didaerahnya.
5. Beretos kerja , cinta akan kerja, makanya dapat menggunakan waktu sebaik-
baiknya.
10. Kreatif –inovatif untuk hidup, karena tidak pernah menyia-nyiakan waktu
luang,dan yang bersangkutan menjadi orang ulet, tekun, rajin dan sebagainya.
Untuk penentuan muatan lokal dari pihak Dinas Depdikbud perlu bekerja sama
dengan dengan pemerintah daerah, instansi lain yang terkait, badan swasta dan
masyarakat agar muatan lokal dapat diterima sebagaimana mestinya.
10
3) Sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Mengacu pada judul tersebut, muatan lokal pasti sangat diperlukan, apalagi
untuk kemajuan daerah yang otomatis berdampak baik bagi kemajuan nasional,
untuk itu muatan lokal sangat diperlukan sebagai bentuk pengembangan tersebut.
Ditinjau dari subyek penerima muatan lokal, muatan lokal sangat diperlukan,
secara nasional muatan lokal diperlukan untuk:
a. Pelestarian budaya.
b. Pengembangan kebudayaan.
11
Ditinjau dari sudut murid (peserta didik) muatan lokal diberikan karena:
Selain itu juga tingkat kemampuan berpikir anak dari konkrit ke abstrak dan
tingkat rasa penasaran insting anak menjadi dasar pengembangan muatan lokal.
12
Keanekaragaman budaya juga merupakan dasar pengembangan muatan lokal,
karena Indonesia mempunyai beragam budaya bangsa yang semuanya mempunyai
corak khusus dan khas.
a. Pendekatan politik
Intinya muatan lokal menjadi semakin sama dengan mata pelajaran lainnya
karena kebutuhan dari daerah itu sendiri.
Muatan lokal hanya sebagai tampilan saja, tidak teratur dan sistematis, caranya
adalah dengan memasukkan pada mata pelajaran yang sudah tersedia.
b. Pendekatan terpadu
13
Guru mempelajari GBPP kemudian mengambil pokok atau sub bahasan yang
mungkin dapat dikaitkan dengan gagasan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik
tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui pembelajaran muatan lokal.
Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Standar Isi yang disusun
secara terpusat tidak mungkin dapat mengakomodasi beranekaragam jenis muatan
lokal yang dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan.
Agar para siswa dapat melatih keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan
harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan
akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Oleh karena itu
perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus direncanakan secara
sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara
pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal
disekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan secara kontinyu
14
disekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi disekolah menengah
atas.
Dalam Pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di daerah itu yang terdiri dari
berbagai jenis jenis muatan lokal misalnya : pertanian, kalau sudah dianggap
cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan sebagainya. Siswa cukup diberi
dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal sedang pendalamanya
dilaksanakan pada periode berikutnya.
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang sudah ada kemudian diperdalam
samapai mendalam, misalnya masalah pertanian dibicarakan dan dilaksanakan
mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara, mengembangkan,
pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu pelajaran ini diberikan pada siswa
yang telah dewasa.
1) Kekreatifan guru.
2) Kesesuaian program.
4) cara pengeloaan.
15
5) Kesiapan siswa.
Adapun cara menentukan bahan pelajaran muatan lokal untuk satu bidang studi
dapat dilaksanakan dengan empat cara:
a) Bagi bidang studi yang sudah punya GBPP, disusun pokok bahasan/ sub pokok
bahasan, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan lokal.
c) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber sebagai GBPP yang
mungkin sesuai dengan GBPP atau tidak sesuai dengan GBPP yang telah ada.
Membutuhkan kerja sama yang rapi antara dewan guru, kepala sekolah, penilik
sekolah dan yang lainnya yang seharusnya bekerja di bawah koordinasi
kemendiknas. Kerja sama tersebut akan berdampak positif, yaitu penyerapan
informasi potensi daerah dan pengembangannya akan berjalan maksimal.
16
6. Pengembangan Muatan Lokal Berdasar Pada Aspek Kehidupan
1) Analisis Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakah masih
layak dan relevan Mata Pelajaran Muatan Lokal diterapkan di Sekolah.
2) Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebut masih
layak digunakan maka kegiatan berikutnya adalah merubah Mata Pelajaran
Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD.
17
3) Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untuk diterapkan,
maka sekolah bisa menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal dari sekolah lain
atau tetap menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ditawarkan oleh
Dinas atau mengembangkan muatan lokal yang lebih sesuai.
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai
pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi
18
vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah
seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang
bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam.
Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari:
19
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik.
7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi
daerah.
20
Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah
awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di
sekolah.
21
e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan lokal
lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada Standar Isi yang
ditetapkan oleh BSNP.
Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan
bantuan teknis dalam:
22
kurikulum yang akan dievaluasi. CIPP (Context, input, process, product) dari
Stufflebveam merupakan salah satu model evaluasi kurikulum yang sesuai dengan
evaluasi kurikulum muatan lokal sebab kurikulum muatan lokal merupakan
kurikulum baru yang lengkap. Dalam arti dimulai dari need assessment sesuai
kebutuhan masyarakat.
Fungsi Penyesuaian
Fungsi Integrasi
Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal
harus merupakan program pendidikan yang be rfungsi untuk mendidik pribadi-
pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi
untuk membentukdan mengi ntegrasikan pribadi kepada masyarakat.
23
Fungsi Perbedaan
Pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk
memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal harus merupakan
program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan
terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid. Ini tidak berarti mendidik
pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal harus dapat
berfungsi mendorong pribadi ke arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.
24
masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta
potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan
untuk:
2. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan
pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-ha!
yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang disi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut. Kurikulum
muatan lokal diberikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
sebagaimana tercantum didalam GBHN.
Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber antara lain
dari nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para ahli yang
relevan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu
menyangkut berbagai unsur atau komponen . Menyusun perencanaan muatan
lokal juga akan menyangkut berbagai aspek, antara lain : sumber bahan ajar,
pengajar, metode, media, dana dan evaluasi
Sebagai salah satu kurikulum baru dalam dunia pendidikan Muatan lokal dalam
pembelajarannya banyak ditemukan kendala dan rintangan yang ditemukan antara
lain dari segi : peserta didik, guru, administrasi, sarana dan prasarana, bahkan
kurikulumnya sendiri. Tetapi kendala tersebut lambat laun dapat di minimalisir
dengan berbagai metode antara lain dengan mengadakan pelatihan bagi para
pengajar, lebih memantapkan GBPP, dengan evaluasi yang berkesinambungan
dan sebagainya.
Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik
lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur,
mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa
cinta kepada budaya tanah air.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Link and Match. Jakarta: Seri
kebijakan.
2. Ibrahim dan Beny Karyadi. 1991.Pengembangan Inovasi Kurikulum. Jakarta:
3. Nana Syaodih Sukmadinata. 1988. Prinsip Dan Landasan Pengembangan
Kurikulum. Jakarta: Depdikbud.
4. Suharsimi Arikunto dan Asnah Said.1998.Pengembangan Program Muatan
Lokal (PPML).Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Proyek
Peningkatan Mutu Guru Kelas Setara D-II.
5. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Penerbit “Citra Umbara”.
6. http://tirtanizertrs.blogspot.co.id/2012/11/kurikulum-muatan-lokal.html.
7. http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2008/12/kurikulum-muatan-lokal.html.
27