Anda di halaman 1dari 22

Vol 3 Nomor

Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember


Jurnal Fropil
2015

ANALISIS KINERJA SISTEM DRAINASE KELURAHAN KUTO


PANJI KECAMATAN BELINYU

Esi Restiani
Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Fadillah Sabri
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email: sabrifadillah@yahoo.com

ABSTRAK
Kelurahan Kuto Panji merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Belinyu yang memiliki
permasalahan pada sistem drainase. Hal ini dikarenakan sering terjadinya banjir saat
musim penghujan. Kapasitas tampang saluran tidak mampu menampung air hujan sehingga
menyebabkan banjir yang mengganggu aktifitas masyarakat serta arus lalu lintas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja sistem drainase Kelurahan
Kuto Panji Kecamatan Belinyu. Dalam analisis kapasitas tampang saluran, perhitungan
dilakukan berdasarkan debit rencana, sedangkan penilaian indikator fisik berdasarkan
bobot yang telah ditentukan. Data yang digunakan adalah data curah hujan, peta
administrasi, peta kontur, peta tata guna lahan dan outline plan drainase Kota Belinyu.
Berdasarkan perhitungan dan kondisi eksisting di lapangan diperoleh hasil bahwa ada
beberapa saluran sekunder yang tidak mampu menampung debit rencana yaitu saluran
sekunder S2, S3, S4, S6, S8, S11, S12. Sedangkan tingkat kinerja sistem drainase terhadap
indikator fisik yang dinyatakan dalam score adalah kurang (diperoleh total pengalian
nilai dengan bobot sebesar 6015 ≤ 6100) menurut Kementrian Pekerjaan Umum.
Diperlukan solusi terhadap permasalahan banjir antara lain dengan cara pembersihan dan
pemeliharaan saluran drainase dari semak, diperlukannya saringan sampah dan
normalisasi saluran berupa pengerukan secara berkala serta sumur resapan pada bangunan
di pinggir saluran.

Kata kunci : banjir, debit rencana, indikator fisik, sistem drainase

PENDAHULUAN Riau Silip. Kuto Panji adalah salah satu


Kelurahan yang berada di Kecamatan
Belinyu adalah sebuah Kecamatan di
Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Belinyu, dengan luas wilayah 24.739 km2
dan berpenduduk 11.833 jiwa. Persoalan.
Bangka Belitung. Luas 546.50 km², terdiri
Sejak 20 tahun teakhir di seputar
dari 3 kelurahan dan 5 desa. Kecamatan
Jalan Singayudha Kelurahan Kuto Panji
Belinyu terletak di wilayah Kabupaten
selalu banjir ketika hujan. Hal ini
Bangka di bagian utara Pulau Bangka.
menyebabkan terancamnya pemukiman
Sebagian besar berbatasan dengan perairan
dan infrastruktur perekonomian serta
laut, di utara terdapat Laut Natuna, di barat
terganggunya arus lalu lintas di wilayah
Teluk Kelabat. Sementara sebelah timur
tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan
dan selatan berbatasan dengan Kecamatan

Jurusan
72 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
72
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

kajian penyebab dan besarnya debit banjir sisa limbah atau buangan sisa mencuci
yang terjadi serta bagaimana upaya untuk rumah tangga tidak mengalir dengan
menanggulanginya. Termasuk kajian lancar, masih tersisa di saluran.
terhadap kinerja saluran drainasi pada
kawasan tersebut. LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Drainase


Secara umum drainase didefinisikan
Penelitian yang menganalisis
sebagai ilmu pengetahuan yang
permasalahan pada kinerja sistem drainase
mempelajari usaha untuk mengalirkan air
dilakukan Muttaqin (2006). Analisis data
yang berlebihan dalam suatu konteks
dilakukan dengan metode diskriptif
pemanfaatan tertentu.
kualitatif dan metode pembobotan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partisispasi Siklus Hidrologi
masyarakat Perumahan Josroyo Indah
Menurut Soemarto (1993), bahwa
dalam pengelolaan jaringan drainase
siklus hidrologi diartikan sebagai sebuah
adalah baik dan kinerja system jaringan
bentuk gerakan air laut ke udara, yang
drainase di Perumahan Josroyo Indah
kemudian jatuh ke permukaan tanah
adalah baik dikarenakan kondisi komponen
sebagai hujan atau bentuk presipitasi yang
menunjukkan angka 87,35 %. Hasil
lain dan akhirnya mengalir ke laut
penelitian yang dilakukan oleh Arifin
kembali.
(2009) terhadap kinerja sistem drainase
perkotaan di Purwokerto menunjukan
bahwa kapasitas saluran drainase Kali
Caban, Kali Wadas, Kali Beser, Kali Putih,
dan Kali Putat tidak memenuhi melayani
debit rencana dengan kala ualang 10 tahun.
Demikian juga kajian yang serupa oleh
Diah Pitaloka (2013) pada saluran drainase
Tamansari Kota Pangkalpinang
menunjukan hasil kinerja yang kurang,
masih terdapat saluran drainase yang Gambar 1. Siklus hidrologi
belum berfungsi dengan baik.
Astri dkk (2014) melakukan Debit Banjir
penelitian yang berkaitan dengan banjir Menurut Hadisusanto (2011), untuk
pada sistem jaringan drainase Kota memperkirakan debit puncak banjir dapat
Pontianak. Drainase lingkungan di digunakan metode alternatif perhitungan
kawasan permukiman yang mengalirkan yaitu metode rasional. Penggunaan metode
air ke badan air pembuangan, beberapa di tersebut penerapannya tergantung pada
antaranya masih sangat sempit dan data yang tersedia, tingkat detail
sederhana sekali, sehingga kita dapati air

Jurusan
73 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
73
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

perhitungan dan tingkat bahaya kerusakan I : intensitas hujan rencana (mm).


akibat banjir. Adapun rumus rasional
R : Curah Hujan menurut Haspers dan
adalah :
Der Weduwen (mm).

1 T : durasi hujan atau waktu


Q C.I .A .................................... (1)
3,60 konsentrasi (jam).
Curah hujan menurut Haspers dan
dimana :
Der Weduwen dapat diperoleh dengan
Q : debit banjir maksimum (m3/detik) menggunakan rumus berikut. Sebelum
C : koefisien aliran yang tergantung pada mencari nilai intensitas harus diketahui
jenis permukaan lahan. terlebih dahulu nilai curah hujan menurut
I : intensitas hujan maksimum (mm/jam) Harpers dan Der Weduwen (Melinda,
A : luas daerah aliran sungai (km2) 2007).

Durasi Hujan ........................... (3)


Berdasarkan Edisono dkk (1997),
durasi hujan adalah lama kejadian hujan dimana :

(menitan, jam-jaman, harian) diperoleh Ri : curah hujan analisis distribusi


terutama dari hasil pencatatan alat frekuensi ( mm)
pengukur hujan otomatis. Dalam Xt : nilai hujan rancangan yang
perencanaan drainase durasi hujan ini terpilih (mm)
sering dikaitkan dengan waktu konsentrasi. T : durasi curah hujan atau waktu
konsentrasi (jam)
Intensitas Hujan
Setelah diperoleh nilai curah hujan
Intensitas hujan adalah tinggi curah
analisis distribusi frekuensi maka untuk
hujan dalam periode tertentu yang
mencari nilai curah hujan menurut Haspers
dinyatakan dalam satuan mm/jam.
dan Der Weduwen menggunakan rumus
Kurva intensitas hujan rencana, jika
dibawah ini.
yang tersedia adalah hujan harian, dapat
ditentukan dengan Rumus Haspers dan Der
Weduwen alasannya karena rumus ini ............................... (4)
lebih cocok digunakan di Indonesia karena
dimana :
Haspers dan Der Weduwen mendapatkan
rumus ini melelui penelitian yang R : Curah hujan menurut Haspers dan
dilakukan di Indonesia. Bentuk umum dari Der Weduwen (mm)
Rumus Haspers dan Der Weduwen adalah : Nilai curah hujan distribusi
: frekuensi (mm)
t : durasi curah hujan atau waktu
R
I ................................................... (2) konsentrasi (mm)
t

Jurusan
74 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
74
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

dimana :

Jurusan
75 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
75
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Waktu Konsentrasi K : faktor Frekuensi Gumbel


Waktu konsentrasi adalah waktu Yt .Yn
K= ................................. (7)
yang diperlukan untuk mengalirkan air dari Sn
titik yang paling jauh pada daerah aliran ke
: reduced variated
titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir
T 1
suatu saluran (Edisono dkk dalam Diah : -Ln - Ln ........................... (8)
T
Pitaloka, 2013). Salah satu metode yang
digunakan untuk memperkirakan waktu : Reduced standard deviasi
konsentrasi adalah Rumus Kirpich sebagai
: Reduced mean
berikut :
b. Distribusi Probabilitas Normal
 0,87.L 2 
0,385

tc    ................................. (5) Perhitungan hujan rencana


1000.S 
  (X).
dimana :
tc : waktu konsentrasi (jam)
L : panjang lintasan air dari titik
terjauh ke titik ditinjau (km).
S : kemiringan rata-rata daerah
lintasan air.

Analisis Distribusi Probabilitas


Dalam analisis frekuensi data hujan
guna memperoleh nilai hujan rencana,
dikenal beberapa distribusi probabilitas
kontinu yang sering digunakan, yaitu
Gumbel, Normal, Log Normal dan Log
Pearson III.
a. Distribusi Probabilitas Gumbel
Distribusi Probabilitas Gumbel dilakukan
dengan rumus-rumus berikut.

.......................................... (6)
dimana:
: hujan rencana atau debit dengan
periode ulang T.
X : nilai rata-rata dari data hujan (X).
S : standar deviasi dari data hujan

Jurusan
76 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
76
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

berdasarkan Distribusi Probabilitas


Normal, jika data yang dipergunakan
adalah berupa sampel, dilakukan dengan
rumus-rumus berikut.

....................................... (9)
dimana:

: hujan rencana atau debit dengan


periode ulang T.
X : nilai rata-rata dari data hujan (X)
mm.
S : standar deviasi dari data hujan (X)
mm.
KT : faktor Frekuensi, nilainya
bergantung dari T

c. Distribusi Probabilitas Log Normal


Perhitungan hujan rencana
berdasarkan Distribusi Probabilitas Log
Normal, jika data yang dipergunakan
adalah berupa sampel, dilakukan dengan
rumus-rumus berikut.

............... (10)
dimana:

Jurusan
77 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
77
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Log : nilai logaritmis hujan : variable standard, besarnya


rencana dengan periode bergantung koefisien
ulang T. kepencengan (Cs atau G).
LogX : nilai rata-rata dari
i
Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
 log Xi
i 1
Terdapat dua metode pengujian
log X = ............................
(11) distribusi probabilitas, yaitu Metode Chi-
n Kuadrat (χ2) dan Metode Smirnov
S : standar deviasi dari Kolmogorov.

 LogXi  LogX 
i
2 a. Metode Chi-Kuadrat (χ2)

i 1
Log X.=
n 1 ...... (12) Prosedur perhitungan dengan
menggunakan Metode Uji Chi-Kuadrat
: Faktor Frekuensi, nilainya
adalah sebagai berikut :
bergantung dari T (lihat
1. data diurutkan dari yang besar ke kecil
Variabel Reduksi Gauss).
atau sebaliknya.
d. Distribusi Probabilitas Log Person III 2. menghitung jumlah kelas
Perhitungan hujan rencana 3. menghitung derajat kebebasan (Dk) dan
berdasarkan Distribusi Probabilitas Log χ2cr
Person III, jika data yang dipergunakan 4. menghitung kelas distribusi
adalah berupa sampel, dilakukan dengan 5. menghitung interval kelas
rumus-rumus berikut. 6. perhitungan nilai χ2
7. bandingkan nilai χ2 terhadap χ2cr
................ (13) b. Metode Smirnov Kolmogorov
dimana: Pengujian distribusi probabilitas
dengan Metode Smirnov Kolmogorov
Log : nilai logaritmis hujan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
rencana dengan periode
berikut:
ulang T.
LogX : nilai rata-rata dari 1. Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil
i
atau sebaliknya
 log Xi 2. Tentukan peluang empiris masing-
i 1
...................................... (14) masing data yang sudah diurut.
n
3. Tentukan peluang teoritis masing-
S Log : standar deviasi dari LogX . masing data yang sudah diurut.
4. Hitung selisih (Δmaks) antara peluang
 LogXi  LogX 
i 2
empiris dan teoritis untuk setiap data

Jurusan
78 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
78
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

i 1
S Log X= ..... (15) yang sudah diurut :
n 1
5. Tentukan apakah Δmaks <Δkritik, jika
“tidak” artinya distribusi probabilitas

Jurusan
79 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
79
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

yang dipilih tidak dapat diterima, penilaian terhadap masing-masing


demikian sebaliknya. indikator atau sub indikator. Bobot
diperoleh dari hasil modifikasi.
Analisis Kapasitas Saluran Berdasarkan Kementerian Pekerjaan
Berdasarkan perhitungan debit Umum, penilaian terhadap kinerja sistem
puncak yang dapat ditampung pada suatu drainase ditinjau dari dua aspek yaitu
saluran akan dapat menentukan daya aspek non fisik dengan bobot 40 dan fisik
tampung saluran, penampang saluran yang dengan bobot 60.
dipilih adalah berbentuk trapesium yang Pada penelitian ini penilaian
ekonomis. Persamaan yang dipergunakan indikator fisik dinilai dengan
untuk analisis penampang saluran tersebut menggunakan metode pembobotan yang
adalah sebagai berikut: sama pada penelitian Diah Pitaloka (2013)
dan aspek yang dikaji untuk penilaian
Q = A.V ............................................... (16)
sistem drainase adalah aspek fisik,
Rumus kecepatan pengaliran (V) sehingga total bobot awal sebesar 60
aliran seragam yang banyak digunakan dimodifikasi menjadi 100. Data fisik
adalah rumus empiris, yang biasanya prasarana yang awalnya mempunyai bobot
disebut dengan rumus Manning. sebesar 24 dimodifikasi menjadi 40 dengan
Persamaannya adalah sebagai berikut : cara membagikan bobot awal sebesar 24
V = 1/n .R2/3. S1/2 .................................. (17) dengan total bobot awal sebesar 60
A =( b + m.h)....................................... (18) kemudian mengalikan hasil tersebut
dengan 100. Hal yang sama juga dilakukan
P = b +2h. m  1 ............................. (19)
2
untuk setiap indikator.

b = 1,5 ................................................. (20) Penilaian kinerja sistem


freeboard = 0,25h ................................ (21) drainase dilakukan dengan memberi
bobot dan
dimana :
Q : Debit (m³/dt)
A : Luas tampang basah saluran (m²)
V : Kecepatan pengaliran (m/dt)
b : Lebar dasar saluran (m)
h : Tinggi air normal di saluran (m)
m : Kemiringan tebing saluran.
P : Keliling tampang basah saluran
n : Koefisien Manning
S : Kemiringan dasar saluran
R : jari-jari hidrolik

Indikator Fisik Kinerja Sistem Drainase

Jurusan
80 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
80
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Berikut adalah salah satu contoh


perhitungan bobot sub indikator sistem
drainase. Bobot awal untuk sub indikator
sistem drainase pada peraturan dari
Kementerian Pekerjaan Umum sebesar 6
kemudian dimodifikasi dengan cara
membagikan bobot awal sebesar 6 dengan
total bobot awal data fisik prasarana
sebesar 24 kemudian mengalikannya dengan
total bobot data fisik prasarana yang telah
dihitung sebesar 40 sehingga dihasilkan
bobot modifikasi sub indikator sistem
drainase sebesar 10. Hal yang sama juga
dilakukan untuk mendapatkan bobot
modifikasi pada sub indikator lainnya.
Untuk mengetahui kinerja sistem drainase
adalah dengan cara menghitung total

Jurusan
81 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
81
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

pengalian bobot dengan nilai. Nilai akhir Untuk kriteria penilaian yakni nilai
(bobot x nilai) keseluruhan akan maksimal bobot x nilai = 10000
mempunyai besaran 0 - 10000 per segmen.
a. Sangat baik apabila > 9100.
Agar diperoleh nilai yang lebih optimal
b. Baik apabila 8100-9000.
penilaian kinerja sistem drainase dibagi per
c. Cukup apabila 6100-8000.
segmen yaitu per 100 m dari 1,5 km
d. Kurang apabila ≤ 6100
saluran primer.
Adapun keterangan untuk nilai
METODE PENELITIAN
adalah sebagai berikut.
a. kurang apabila nilai ≤ 60. Tahapan Penelitian
b. cukup apabila nilai berkisar antara 61 – Tahapan penelitian diawali dengan
80. identifikasi masalah, pengumpulan dan
c. baik apabila nilai berkisar antara 81 – pengolahan data, analisis data serta
90. pembahan, hingga kesimpulan. Tahapan
d. sangat baik apabila diperoleh nilai > 90. penelian secara sistimatis sebagaimana
terlihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Bagan Alir prosedur penelitian

Jurusan
82 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
82
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

T S K X
Sumber Data dan Teknik Pengambilan 2 26.82 99.653 0 99.653
Data 5 26.82 99.653 0.84 122.182
10 26.82 99.653 1.28 133.983
Data yang dipakai sebagai bahan
analisis dalam penelitian ini adalah data
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan cara menyebarkan
b. Distribusi Probabilitas Gumbel
kuisioner kepada respoden. Responden
disini adalah instansi terkait yaitu Dinas Tabel 3. Perolehan nilai X pada distribusi
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, probabilitas Gumbel
Kelurahan Kuto Panji dan warga setempat. T S K Y X
Selain itu dilakukan survey ke lapangan -
untuk mengidentifikasi permasalahan yang 26.8 99.65 0.20 0.30
ada pada saluran primer Busen. Data 2 2 3 7 7 94.113
primer yang dibutuhkan antara lain data 26.8 99.65 0.86 1.50 122.89
eksisting drainase mengenai kondisi fisik 5 2 3 7 0 7
1 26.8 99.65 1.54 2.25 140.99
prasarana, fungsi prasarana sistem drainase
0 2 3 2 0 8
dan kondisi operasi dan pemeliharaan Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
prasarana. Untuk data sekunder yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. c. Distribusi Probabilitas Log Normal
Tabel 1. Sumber data sekunder Tabel 4. Perolehan nilai X pada distribusi
Data Tahun Sumber
BMKG Kota probabilitas Log Normal
Data Curah 1983-
Hujan 2012
Pangkal T S Log X Log Ẋ K X
Pinang
Peta BAPPEDA 2 0.12 1.984 0 96.281
2015
Administrasi Bangka
5 0.12 1.984 0.84 120.522
BAPPEDA
Peta Kontur 2015
Bangka 10 0.12 1.984 1.28 135.566
Peta Tata Guna BAPPEDA
2015 Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
Lahan Bangka
Dinas d. Distribusi Probabilitas Log Pearson
Outline Plan Pekerjaan
Umum dan III
Drainase Kota 2015
Belinyu Perumahan Tabel 5. Perolehan nilai X pada distribusi
Rakyat
probabilitas Log Pearson III
T S Log X K X
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1.98
Analisis Distribusi Frekuensi Hujan 2 0.12 4 0 96.281
1.98 0.84
Maksimum
5 0.12 4 2 120.587
a. Distribusi Probabilitas Normal 1.98 1.28
10 0.12 4 2 135.639
Tabel 2. Perolehan nilai X pada distribusi Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

probabilitas Normal

Jurusan
83 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
83
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Uji Distribusi Frekuensi paling besar antara χ2 dan χ2 cr


dibandingkan dengan probabilitas lainnya.
Untuk dapat memperoleh hujan
rancangan, diperlukan jenis distribusi yang b. Uji Smirnov Kolmogorov
sesuai dengan sifat statistik data sehingga
diperlukan pengujian yakni pengujian Berikut adalah rekapitulasi nilai Δmaks
dengan Chi-Kuadrat dan Smirnov dan Δkritik.
Kolmogorov. Diperlukan kertas Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Δmaks dan Δkritik
probabilitas untuk melakukan pengujian Distribusi
Δmaks Δkritik Ket.
Smirnov Kolomogorov. Skala ordinat dan Prob.
absis dari kertas probabilitas dibuat Diterim
Normal 0.088 0.24
sedemikian rupa sehingga data yang a
digambarkan diharapkan tampak Diterim
Gumbel 0.069 0.24
a
mendekati garis lurus. Berdasarkan data
Diterim
yang sudah digambarkan kemudian dibuat Log Normal 0.051 0.24 a
garis teoritis yang mendekati titik-titik Log Pearson Diterim
data. Ada tiga macam kertas probabilitas 0.050 0.24 a
III
yaitu kertas probabilitas normal, log Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
normal (bisa juga digunakan untuk
Nilai Δmaks terkecil diperoleh pada
distribusi log pearson III) dan gumbel.
distribusi probabilitas Log Normal dan
Dalam kertas probabilitas tersebut, absis
Log Pearson III. Namun, distribusi
menunjukkan probabilitas sedangkan
probabilitas yang dapat diterima pada uji
ordinatnya menunjukkan nilai besaran
Chi-Kuadrat adalah Distribusi Probabilitas
hujan.
Normal, maka dapat disimpulkan bahwa
a. Uji Chi-Kuadrat hujan rencana (R24) yang digunakan adalah
Rekapitulasi dari perbandingan nilai hujan rencana pada Distribusi Probabilitas
χ2 dan χ2 cr disajikan pada Tabel 6. Log Normal karena memiliki nilai terbaik
pada kedua pengujian yakni pengujian
Tabel 6. Rekapitulasi nilai χ2 dan χ2 cr Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov.
χ2
Distribusi Prob. terhitung χ2 cr Ket. Analisis Intensitas Hujan
Normal 2.8 7.815 Diterima
Intensitas hujan diperoleh dengan
Gumbel 1.2 7.815 Diterima menggunakan persamaan 2. Besarnya
Log Normal 0.8 7.815 Diterima intensitas hujan ini tergantung pada
Log Pearson III 1.2 5.991 Diterima besarnya waktu konsentrasi yang dapat
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
diperoleh berdasarkan karakteristik fisik
Setelah dilakukan pengujian Chi- daerah alirannya. Waktu konsentrasi (tc)
Kuadrat, semua distribusi dapat diterima. dapat dihitung dengan menggunakan
Namun, yang paling baik untuk persamaan 5. Nilai tc diperoleh
menganalisis seri data hujan adalah berdasarkan panjang lintasan air dari titik
Distribusi Probabilitas Log Normal karena terjauh ke titik yang ditinjau serta
selain memiliki nilai χ2 <χ2 cr, Distribusi kemiringan rata-rata daerah lintasan air.
Probabilitas Normal mempunyai selisih Besarnya tc untuk setiap saluran sekunder
dapat dilihat pada Tabel 8.

Jurusan
84 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
84
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Tabel 8. Nilai tc pada saluran sekunder Analisis Koefisien Pengaliran (Ckomposit)


L Pada penelitian ini catchment area
No Saluran S tc (jam)
(km)
terbagi menjadi 13 zona, sehingga debit
1 S1 0.030 0.168 0.065
2 S2 0.033 0.180 0.066
rencana dihitung pada setiap zona yang
3 S3 0.034 0.174 0.063
masing-masing memiliki saluran sekunder.
4 S4 0.004 0.270 0.203 Debit rencana pada saluran primer
5 S5 0.004 0.192 0.156 dihitung berdasarkan debit saluran
6 S6 0.008 0.126 0.086 sekunder yang masuk ke saluran primer.
7 S7 0.015 0.120 0.065 Debit rencana dapat dihitung berdasarkan
8 S8 0.076 0.066 0.022 koefisien limpasan (C), intensitas hujan (I)
9 S9 0.036 0.168 0.060 dan luas daerah (A). Nilai C ditentukan
10 S10 0.023 0.258 0.100 berdasarkan penggunaan lahan pada setiap
11 S11 0.010 0.306 0.157 zona.
12 S12 0.033 0.210 0.074
13 S13 0.016 0.186 0.089 Debit
Sumber : Hasil Perhitungan , 2015 Setelah diketahui nilai intensitas
hujan (I), koefisien limpasan (Ckomposit) dan
Setelah diketahui nilai hujan rencana luasan (A), maka debit rencana pada masing-
dan waktu konsentrasi, maka hal masing zona dapat dihitung. Debit rencana
selanjutnya yang harus dilakukan adalah pada masing-masing saluran sekunder dapat
menghitung nilai curah hujan analisis dilihat pada Tabel 10.
distribusi frekuensi dan juga menghitung
Tabel 10. Debit rencana pada saluran
nilai curah hujan berdasarkan rumus
sekunder
haspers dan Der Weduwen. Besarnya
intensitas hujan pada setiap zona disajikan tc A Q
dalam Tabel 9. C I(mm/jam)
(jam) (km²) (m³/dtk)
Tabel 9. Besar intensitas hujan pada 0.104 0.400 192.117 0.029 0.615
0.375 0.395 191.176 0.042 0.881
setiap zona
0.698 0.421 193.336 0.087 1.966
tc (mm) Rὶ (mm) R (mm) I(mm/jam)
0.323 0.412 132.692 0.084 1.276
0.065 82.096 12.447 192.117
0.432 0.406 31.835 0.052 0.188
0.066 82.382 12.592 191.176
0.316 0.418 176.197 0.062 1.264
0.063 81.730 12.264 193.336 0.270 0.350 191.671 0.058 1.073
0.203 102.469 26.910 132.692
0.372 0.400 269.714 0.038 1.133
0.156 21.408 4.966 31.835
0.220 0.426 196.188 0.020 0.464
0.086 87.221 15.216 176.197
0.204 0.042 168.492 0.076 0.150
0.065 82.231 12.515 191.671
0.418 0.427 145.392 0.040 0.683
0.022 66.803 5.950 269.714
0.336 0.373 184.498 0.097 1.859
0.060 80.889 11.849 196.188
0.201 0.400 174.429 0.029 0.558
0.100 89.879 16.826 168.492 Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
0.157 98.084 22.817 145.392 Sedangkan debit rencana untuk
0.074 84.475 13.683 184.498 saluran primer Sungai Busen dapat dilihat
0.089 87.823 15.569 174.429 pada Tabel 11.
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015

Jurusan
85 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
85
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Tabel 11. Debit rencana pada saluran Tabel 12. Kapasitas tampang saluran
primer Sungai Busen sekunder

Saluran Q (m³/dtk)
Saluran A (m²)
P1 1.748
S1 0.378
P2 1.345
S2 1.872
P3 1.495
S3 5.285
P4 2.771
S4 1.112
P5 3.454 S5 0.193
P6 3.642 S6 1.256
P7 6.765 S7 0.809
P8 8.396 S8 1.669
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 S9 0.232
S10 0.053
Analisis Penampang Saluran S11 0.600
Berdasarkan debit rencana, S12 1.746
penampang saluran dapat dianalisis. Untuk S13 0.311
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
menganalisis penampang saluran dapat
menggunakan persamaan 16. Dengan Berdasarkan survey lapangan,
memasukkan persamaan 17 sebagai V dan kapasitas tampang saluran sekunder dapat
Persamaan 18 sebagai A, maka akan dilihat pada Tabel 13.
diperoleh tinggi air normal pada saluran
Tabel 13. Kapasitas tampang saluran
(h). Untuk mencari lebar saluran bawah (b)
sekunder berdasarkan kondisi eksisting
dapat menggunakan Persamaan 20 dan
freeboard menggunakan Persamaan 21..
Setelah diketahui nilai b, h dan m, luas Saluran A (m²)
S1 1.310
penampang basah saluran (A) dapat
S2 0.797
dihitung menggunakan Persamaan 18.
S3 0.500
Keliling tampang basah saluran dapat
S4 0.586
dihitung menggunakan Persamaan 19.
S5 5.753
Hasil perhitungan kapasitas tampang
S6 0.720
saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel
S7 0.952
12 sedangkan perhitungan kapasitas
S8 0.528
tampang saluran primer dapat dilihat pada
S9 0.365
Tabel 13.
S10 0.575
S11 0.557
S12 0.219
S13 0.473
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015

Berdasarkan perhitungan dan kondisi


eksisting di lapangan diperoleh hasil
bahwa ada beberapa saluran sekunder yang

Jurusan
86 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
86
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

tidak mampu menampung debit rencana


yaitu saluran sekunder S2, S3, S4, S6, S8,

Jurusan
87 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
87
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

S11, S12. Dapat dilihat dalam tabel Analisis Indikator Fisik Kinerja Sistem
kapasitas tampang basah saluran sekunder Drainase
di lapangan lebih kecil daripada kapasitas Berdasarkan survey lapangan kondisi
tampang basah sekunder hasil perhitungan. saluran dan wawancara kepada Dinas
Perhitungan kapasitas penampang saluran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
primer dapat dilihat pada Tabel 14. Kabupaten Bangka, wawancara kepada
Tabel 14 Kapasitas tampang saluran Kaur Lurah Kelurahan Kuto Panji serta
primer kepada Bapak Erza Andi yang merupakan
Saluran A (m²) warga yang bertempat tinggal di daerah
P1 0.778 penelitian, terdapat beberapa permasalahan
P2 0.737 pada saluran sekunder maupun primer.
P3 2.293 Untuk penilaian terhadap indikator fisik
P4 2.042 kinerja sistem drainase disesuaikan dengan
P5 3.928 kondisi lapangan dan wawancara kepada
P6 4.333 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
P7 12.772 Rakyat Kabupaten Bangka, Kaur Lurah
P8 10.349 Kelurahan Kuto Panji serta kepada Bapak
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 Erza Andi.
Penilaian indikator fisik kinerja
Berdasarkan survey lapangan,
sistem drainase dapat dilihat pada Tabel
kapasitas tampang saluran primer dapat
16. Dari hasil kuesioner diperoleh
dilihat pada Tabel 15.
beberapa sub indikator yang tidak
Tabel 15 Kapasitas tampang saluran diperlukan pada saluran primer, yaitu siphon
primer berdasarkan kondisi eksisting dikarenakan siphon digunakan pada
Saluran A (m²) pertemuan dua sungai, talang, manhole
P1 0.361 digunakan pada saluran tertutup dan rumah
P2 0.902 pompa maka bobot dari masing-masing
P3 0.902 sub indikator dibagi pada sub indikator
P4 0.902 yang lain. Setelah itu dilakukan pengalian
P5 0.902 antara nilai dan bobot per segmen masing-
P6 1.440 masing sub indikator untuk mengetahui
P7 1.440 bagaimana kinerja sistem drainase
P8 1.440 Kelurahan Kuto panji. Dari hasil kuesioner
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 diperoleh beberapa sub indikator Hasil
Seperti halnya saluran sekunder, seluruh perhitungan per segmen dirata-
seluruh saluran primer tidak mampu ratakan lalu bandingkan hasil dari ketiga
menampung debit rencana karena luas kuesioner yang telah diperoleh.
tampang basah saluran pada kondisi Berdasarkan perhitungan, diperoleh total
lapangan lebih kecil dibandingkan luas pengalian nilai dengan bobot sebesar 6015.
tampang basah saluran pada perhitungan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
Hanya saluran primer P2 yang mampu penilaian terhadap kinerja fisik sistem
menampung debit rencana. drainase Kelurahan Kuto Panji Kecamatan
Belinyu adalah kurang. Hal ini

Jurusan
88 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
88
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

dikarenakan total pengalian dengan bobot


≤ 6100.
Tabel 16. Hasil perhitungan penilaian indikator fisik kinerja sistem drainase primer Sungai
Busen yang ditujukan pada Kelurahan Kuto Panji
Skala
No Indikator atau Sub Indikator Bobot Nilai Bobot.Nilai
penilaian
1 Data fisik prasarana 40
1. Sistem Drainase Baik 11.75 85 998.75
2. Bangunan Penunjang Cukup 9.75 65 633.75
3. Waduk atau Kolam Retensi
Kurang 9.75 50 487.5
atau Tandon
4. Rumah Pompa dan
Kelengkapannya
5. Resapan ( sumur, saluran,
Kurang 8.75 50 437.5
bidang)
Fungsi Prasarana Sistem
2 40
Drainase
6. Berfungsinya Saluran Cukup 11.4 70 798
7. Berfungsinya Bangunan
Kurang 8.4 50 420
Penunjang
8. Berfungsinya Waduk atau
Kurang 9.4 50 470
Kolam Retensi atau Tandon
9. Berfungsinya Rumah
Pompa dan
Kelengkapannya
10. Sal. Drainase tidak menjadi
Kurang 6.4 50 320
tempat pembuangan sampah
11. Sal. Drainase tidak menjadi
tempat penyaluran air Cukup 4.4 70 308
limbah yang tidak terolah
Kondisi Operasi dan
3 20
Pemeliharaan Prasarana
12. Dilaksankannya Operasi dan
Pemeliharaan Sistem Cukup 10 70 700
Saluran
13. Dilaksanakannya Operasi
dan Pemeliharaan Bangunan Kurang 5 50 250
Penunjang
14. Dilaksanakannya Operasi
dan Pemeliharaan Waduk
atau Kolam Retensi atau
Tandon, Rumah Pompa dan Kurang 5 50 250
Kelengkapannya serta
fasilitas resapan air ( skala
besar )
JUMLAH 6073.5
Sumber : Hasil perhitungan, 2015

Jurusan
89 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
89
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Analisis Solusi Penanggulangan Masalah terganggunya aliran air, saluran ditumbuhi


Banjir semak yang menutupi hampir 80% dari
saluran sehingga menghambat aliran air
Terdapat beberapa permasalahan
dan juga merusak drainase, bangunan yang
pada saluran. Permasalahan ini didasarkan
berada di pinggir saluran, air limbah tak
pada kondisi di lapangan sehingga solusi
terolah dari bangunan dibuang pada
yang diberikan tidak didasari analisis
saluran. Untuk lebih detail, solusi dari
khusus. Secara umum, permasalahan yang
permasalahan tersebut dijabarkan pada Tabel
terjadi adalah sampah yang terdapat pada
17 dan Tabel 18.
saluran sehingga menyebabkan

Tabel 17. Solusi penanggulangan banjir saluran sekunder


Saluran Permasalahan Solusi
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S1 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S2 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S3 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S4 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sedimentasi
Normalisasi dengan cara pengerukan
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S5 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sedimentasi
Normalisasi dengan cara pengerukan
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S6 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
S7 Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sedimentasi
Normalisasi dengan cara pengerukan
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S8 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S9 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S10 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S11 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
Sampah
S12 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
S13 Sampah
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sumber : Hasil Analisis, 2015

Jurusan
90 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
90
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Tabel 18. Solusi penanggulangan banjir saluran primer


Saluran Permasalahan Solusi

Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat


P1 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P2 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P3 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P4 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P5 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P6 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
P7 agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Semak
Pemeliharaan/pembersihan secara berkala
P8 Sampah Membuat saringan sampah dan menghimbau masyarakat
agar tidak membuang sampah pada saluran drainase
Sumber : Hasil Analisis, 2015
KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan perbandingan pada hasil
penilaian dari ketiga narasumber
Kesimpulan
diperoleh total nilai akhir ≤ 6100.
1. Debit Rencana yang dihasilkan pada 3. Solusi dari permasalahan banjir dan
saluran primer Sungai Busen adalah genangan adalah pelebaran saluran agar
10,363 m³/dtk. Dari hasil perhitungan bias menampung debit rencana, untuk
pada kondisi eksisting diperoleh bahwa mengurangi sampah dapat dibuat
ada beberapa saluran sekunder yang saringan sampah dan juga menghimbau
tidak mampu menampung debit rencana masyarakat agar tidak membuang
yaitu saluran sekunder S2, S3, S4, S6, sampah pada saluran drainase, untuk
S8, S11 dan S12. memperlancar aliran air yang terhambat
2. Dari hasil perhitungan bobot Kinerja karena dipenuhi semak maka harus
Indikator Fisik Drainase diperoleh hasil dilaksanakannya operasi dan
bahwa kinerja drainase sungai Busen pemeliharan secara rutin pada saluran
adalah kurang, dikarenakan setelah drainase.

Jurusan
91 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
91
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Saran Hadisusanto, N., 2011, Aplikasi Hidrologi,


Jogja Media Utama, Yogyakarta.
1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi Pemerintah dan juga Hartono, Sri., 1993, Analisi Hidrologi,
intansi terkait untuk lebih Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
memperhatikan kondisi drainase wilayah Kamiana, I.M., 2011, Teknik Perhitungan
perkotaan. Debit Rencana Bangunan Air, Graha
2. Diperlukan kajian lebih lanjut karena Ilmu, Yogyakarta.
penelitian ini belum memperhitungkan
Kementerian Pekerjaan Umum, 2013,
pasang surut air laut yang dapat Analisa Hidrologi, PU.
memberikan pengaruh pada saluran.
3. Diperlukan kajian lebih lanjut karena Kementerian Pekerjaan Umum, 2013,
Dasar-Dasar Teknik dan Manajemen
penelitian ini belum memperhitungkan Drainase Perkotaan, PU.
secara khusus mengenai limbah dari
rumah tangga yang memberikan Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
,Kinerja Sistem Drainase, PU.
pengaruh pada saluran.
4. Untuk analisis selanjutnya perlu Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
memperhitungkan penilaian terhadap ,Prosedur Desain MP-FS-DED
Drainase, PU.
indikator non fisik seperti peraturan dan
manajemen pembangunan agar Kustamar, dkk., 2008, Kajian Sistem
mendapatkan hasil yang mendekati Jaringan Drainase Guna
kondisi sebenarnya. Menanggulangi Genangan Air Hujan
Daerah Gading Kesri-Bareng,
5. Perlu analisis Teknis dalam menetapkan (Online),
solusi dari permasalahan sistem drainase (http://www.itnmalang.ac.id, diakses
yang ada karena penelitian ini 25 April 2013).
menetapkan solusi hanya dari kondisi Lyna, M.O., Maryoko., S.B., 2008, Studi
fisik di lapangan. Evaluasi Sistem Drainase Kota
Unggaran Bagian Barat dengan
DAFTAR PUSTAKA Program EPA SWMM 5,0, (Online),
(http://www.unika.ac.id,
Arifin, M., 2009, Evaluasi Kinerja Sistem diaksestanggal 23 April 2013).
Drainase Perkotaan di Wilayah
Purwekerto, (Online), Mardiansyah, Y., Tarigan, A.D.M., 2012,
(http://www.etd.ugm.ac.id, diakses 23 Evaluasi Sistem Drainase Kampus
April 2013). Universitas Sumatera Utara,
(Online), (http://www.usu.ac.id,
Edisono, S., dkk, 1997, Drainase diakses 23 April 2013).
Perkotaan, Universitas Gunadarma,
Jakarta. Muttaqin, A.Y., 2006, Kinerja Sistem
Drainase yang Berkelanjutan
Emilia, 2008, Analisis Banjir di Kelurahan Berbasis Partisipasi Masyarakat,
Gedung Nasional Kota Tesis Magister, Program Studi Teknik
Pangkalpinang, Tugas Akhir Sarjana, Sipil, Universitas Diponegoro,
Program Studi Teknik Sipil, Semarang.
Universitas Bangka Belitung.

Jurusan
92 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
92
Vol 3 Nomor
Jurnal Fropil 2. Juli-Desember 2015 Vol 3 Nomor 2 Juli-Desember
Jurnal Fropil
2015

Pitaloka, Diah., 2013, Evaluasi Kinerja Suripin, 2004 Sistem Drainase Perkotaan
Sistem Drainase Kecamatan yang Berkelanjutan, Yogyakarta
Tamansari Kota Pangkalpinang,
Tugas Akhir Sarjana, Program Studi Triatmodjo, B., 2008, Hidrologi Terapan,
Teknik Sipil, Universitas Bangka Beta Offset, Yogykarta.
Belitung.
Wesli., 2008., Drainase Perkotaan, Graha
Pratiwi, R.A., 2012, Evaluasi Saluran Ilmu, Yogyakarta.
Drainase Kampus Universitas Negeri
Yogyakarta Karang Malang, Zulkodri, 2011, Sudah 20 Tahun Daerah
(Online), (http://www.uny.ac.id, Genas dan Rawabangun Langganan
diakses 24 April 2013). Banjir, (Online),
(http:www.bangka.tribunnews.com,
diakses 23 April 2013).

Jurusan
93 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
JurusanBangka
TeknikBelitung
Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
93

Anda mungkin juga menyukai