Anda di halaman 1dari 1

Gejala Klinis Delirium

Kondisi delirium mengakibatkan kesadaran menjadi berkabut dan kesulitan


untuk memberikan perhatian serta berkonsentrasi. berhalusinasi atau menjadi
paranoid dialami beberapa orang, disebabkan karena kesulitan untuk melakukan
interpretasi lingkungan. Gejala delirium lainnya, dapat dalam bentuk bicara
melantur dan pikiran yang kacau. Gejala tersebut cendrung berfluktuatif selama
satu periode sepanjang hari. Kebingungan yang terjadi adalah kebingungan
terhadap kejadian atau peristiwa sehari-hari yang merupakan rutinitas bagi dirinya.
Bahkan pada delirium dapat terjadi suatu perubahan kepribadian. Individu dapat
menjadi sangat tenang atau menarik diri, sedangkan di waktu lain bisa menjadi
sangat agitasi. Gangguan juga terjadi pada pola tidur dan makan penderita delirium.
Pada penelitian yang dilakukan di USA pada tahun 2007 membagi Delirium
menjadi 3 subtipe psikomotor: hiperaktif, hipoaktif dan campuran. Delirium
dikatakan sebagai subtipe hiperaktif, bila selama perawatan terdapat 3 gejala atau
lebih sebagai berikut: hypervigilance, gelisah, bicara cepat dan keras, iritabilitas,
agresif, euphoria, tidak kooperatif, marah, respon motornya cepat, distraktibilitas,
mudah terkejut, tertawa-tawa, bernyanyi, mimpi buruk, sumpah-serampah
(swearing), berkeliaran (wandering) dan tangensial.
Delrium subtipe hipoaktif adalah apabila selama perawatan terdapat empat
gejala atau lebih, sebagai berikut: penurunan kewaspadaan, pembicaraan lambat
dan jarang, letargi, gerakan melambat, tatapan menerawang (staring), tidak siaga
(unawareness) dan apatis. Sedangkan delirium subtipe campuran adalah delirium
yang memperlihatkan fluktuasi dari aktivitas menunjukkan gejala hiperaktif.
Delirium yang sering dilaporkan adalah subtipe hipoaktif dan campuran.
Sedangkan delirium subtipe hiperaktif memiliki lama perawatan dan mortalitas
yang paling rendah dibandingkan subtipe lainnya setelah diobservasi selama 6
bulan.

Anda mungkin juga menyukai