Anda di halaman 1dari 12

HAK TERKAIT (NEIGHBORING RIGHT) PADA PELAKU PERTUNJUKAN

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA

Ni Komang Irma Adi Sukmaningsih1, Ratna Artha Windari2, Dewa Gede Sudika
Mangku3
Jurusan Ilmu Hukum
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

E-mail : irma.sukmaningsih@yahoo.com, ratna_windari@yahoo.co.id,


dewamangku.undiksha@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan memahami pengaturan hak
terkait (neighboring right) dalam memberikan perlindungan terhadap kekayaan
intelektual di Indonesia, serta (2) mengetahui akibat hukum terhadap pelanggaran
neighboring right bagi pelaku pertunjukan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian yuridis normatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan (2) pendekatan
perbandingan (comparative approach). Data-data yang diperoleh dalam penulisan ini
adalah hasil analisis dari (1) Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
(UU Hak Cipta 2002), (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UU
Hak Cipta), (3) copyright act 1988 (Inggris), dan (4) Copyright act (Chapter 63, 1999
Revised Edition (Singapura). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengaturan
neighboring right dalam memberikan perlindungan terhadap kekayaan intelektual di
Indonesia telah di atur dalam UU Hak Cipta namun masih diperlukan kejelasan terkait
hal-hal yang termasuk dalam suatu pertunjukan yang dapat diberikan suatu
neighboring right, dan (2) akibat hukum terhadap pelanggaran neighboring right bagi
pelaku pertunjukan, secara perdata para pelaku pertunjukan yang dirugikan berhak
untuk mengajukan gugatan ganti rugi, sedangkan secara pidana pihak yang
melanggar UU Hak Cipta terutama terhadap pelaku pertunjukan dapat dikenai sanksi
berupa pidana penjara dan/atau pidana denda.

Kata kunci: Neighboring Right, Pelaku Pertunjukan, UU Hak Cipta

1
ABSTRACT

This study aims to (1) know and understand the arrangement of the neighboring
right in providing protection for intellectual property in Indonesia and (2) know the legal
effect on the contravention of neighboring rights for performers. This research used
normative juridical research. The approach that used in this research was (1) statute
approach and (2) comparative approach. The research obtained the data from the
result of analysis of (1) Act 19 of 2002 on Copyright (Copyright Act 2002), (2) Act 28 of
2014 on Copyright (Copyright Act), (3) Copyright Act 1988 (England), and (4)
Copyright Act (Chapter 63, 1999 Revised Edition) (Singapore). This research showed
that (1) the arrangement of neighboring right in providing the protection for intellectual
property in Indonesia was already regulated in the Copyright Act but it was still
necessary to clarify the matters included in the performance that had the possibility to
get the neighboring right and (2) due to the law against the contravention of the
neighboring right for the performers, based on the civil law the perceived performers
who felt aggrieved had the right to claim compensation, whereas based on the
criminal law, the criminals of the perceived parties disadvantage could be subject to
sanctions in the form of imprisonment or fine.

Keywords: Neighboring Right, Performer, Copyright Act

PENDAHULUAN itu hanya di fokuskan pada karya seni


Indonesia adalah salah satu negara ciptaannya saja tanpa memperhatikan
yang terkenal akan keanekaragaman bahwa sebagai pelaku pertunjukan pun
budaya serta kekayaan di bidang seni dan berhak atas hak tertentu. Sehingga terlihat
sastra dalam mendukung pembangunan jelas bahwa pelaksanaan UU Hak Cipta
bangsa dan memajukan kesejahteraan belum mencapai perlindungan yang menjadi
umum sebagaimana yang diamanatkan tujuan UU Hak Cipta.
oleh Undang-Undang Dasar Negara Pada dasarnya, hak cipta adalah
Republik Indonesia Tahun 1945. Budaya sejenis kepemilikan pribadi atas suatu
serta kekayaan di bidang seni utamanya di ciptaan yang berupa perwujudan dari suatu
Indonesia sangat beragam, seperti seni ide pencipta di bidang seni, sastra, dan ilmu
musik, seni tari, dan ragam budaya serta pengetahuan (Windari, 2017:171).
seni lainnya yang membuat Indonesia Kurangnya kesadaran akan urgensi
memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dari neighboring right menjadi indikator dari
dimiliki oleh negara lain yang apabila kurangnya pemahaman para pihak yang
ditampilkan dalam bentuk pertunjukan maka berkecimpung dalam kegiatan pertunjukan
akan menjadi daya tarik bagi pengunjung. tersebut yakni pelaku pertunjukan maupun
Dalam suatu pertunjukan tentunya pihak yang menyiarkan serta
terdapat pelaku pertunjukan yang mengomersialkan pertunjukan tersebut.
menjalankan suatu kegiatan. Tidak hanya Penulisan ini bertujuan untuk
karya seni serta penciptanya saja yang memahami dan mengetahui lebih jelas
perlu suatu perlindungan. Pelaku mengenai latar belakang historis dan
pertunjukan pun perlu diberikan filosofis lahirnya perlindungan neighboring
perlindungan. Hal ini sebagai salah satu right terhadap pelaku pertunjukan dalam
apresiasi terhadap tenaga serta waktu yang sistem hukum hak cipta, memahami lebih
diluangkan oleh pelaku pertunjukan dalam jelas mengenai akibat hukum terhadap
menampilkan suatu pertunjukan. pelanggaran neighboring right bagi pelaku
UU Hak Cipta diterbitkan untuk pertunjukan, serta untuk memberikan
melindungi serta menjamin hak-hak masukan mengenai optimalisasi penerapan
terhadap suatu karya seni yang telah neighboring right bagi pelaku pertunjukan di
diciptakan. Namun, sering kali perlindungan Indonesia.

2
Berdasar UU Hak Cipta, hak cipta pemegang neighboring right berhak atas
adalah hak eksklusif pencipta yang timbul royalti.
secara otomatis berdasarkan prinsip Royalti merupakan penjamin hak-
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan hak ekonomi dari pencipta dan pelaku
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pertunjukan. Sebagaimana yang termaktub
pembatasan sesuai dengan ketentuan dalam UU Hak Cipta Pasal 1 Ayat (21)
peraturan perundang-undangan. Dalam UU bahwa royalti adalah imbalan atas
Hak Cipta diatur mengenai dua hal yakni, pemanfaatan hak ekonomi suatu ciptaan
hak cipta dan hak terkait. Hak cipta atau produk hal terkait yang diterima oleh
berfungsi untuk melindungi hak dari pencipta atau pemilik hak terkait.
pencipta suatu karya. Sedangkan hak
terkait berfungsi melindungi hak dari pelaku METODE
pertunjukan. Penelitian ini merupakan suatu
Pertunjukan merupakan “tontonan penelitian yuridis normatif yaitu penelitian
yang bernilai seni” yang disajikan sebagai yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pertunjukan di depan penonton (Murgiyanto, pustaka atau yang disebut dengan
1996:153). Kata seni pertunjukan penelitian kepustakaan dan ketentuan
mengandung pengertian untuk perundang undangan khususnya terhadap
mempertunjukkan sesuatu yang bernilai pengaturan neighboring right. Hasil dari
seni tetapi senantiasa selalu berusaha penelitian hukum ini adalah memberikan
untuk menarik perhatian jika disaksikan preskripsi mengenai isu hukum yang
(Jazuli: 1994: 60). diajukan. Penelitian ini bertujuan untuk
Pelaku pertunjukan adalah salah mengetahui bagaimana kondisi
satu bagian dari aspek-aspek seni perlindungan neighboring right di Indonesia
pertunjukan. Semua jenis pertunjukan yang tunduk dalam pengaturan Undang-
tentunya memerlukan penyaji sebagai Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
pelaku yang terlihat langsung maupun tidak Cipta. Penelitian ini juga bertujuan untuk
langsung untuk menyajikan bentuk seni memberi masukan mengenai norma hukum
pertunjukan. Berdasarkan UU Hak Cipta, yang dipandang paling tepat untuk
pelaku pertunjukan adalah seseorang atau diterapkan dalam melindungi hak pelaku
beberapa orang yang secara sendiri-sendiri pertunjukan di Indonesia.
atau bersama-sama menampilkan dan
mempertunjukan suatu Ciptaan. Para Pendekatan yang digunakan dalam
pelaku pertunjukan berhak atas hak yaitu penelitian hukum ini adalah:
hak terkait, hak inilah yang disebut dengan a. Pendekatan Perundang-undangan
neighboring right. (statute approach), diperlukan guna
Neighboring right adalah mechanical mengkaji lebih lanjut mengenai
right (hak memperbanyak), performing right landasan hukum dengan menelaah
(hak mengumumkan), rental right (hak undang-undang dan regulasi yang
menyewakan), dan moral right (hak moral bersangkut paut dengan isu hukum
atas ciptaan dan perubahan yang dilakukan yang sedang ditangani (Peter Mahmud
pihak lain). Neighboring right baru diakui Marzuki, 2014:133), yaitu mengenai
oleh internasional di Roma pada tahun 1960 Neighboring Right Pada Pelaku
dengan dibentuk suatu konvensi khusus Pertunjukan Berdasarkan Undang-
yang mengatur tentang hak terkait ini. Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang
Neighboring right memberikan perlindungan Hak Cipta dan juga dikaji berdasarkan
seperti yang diberikan hak cipta. Namun, perundang-undangan luar negeri yaitu
dapat dikatakan bahwa neighboring right Copyright act 1988 dan Copyright act
lebih terbatas dan memiliki jangka waktu (Chapter 63, 1999 Revised Edition).
yang lebih singkat. Para pihak sebagai

3
b. Pendekatan Perbandingan (comparative Marzuki, 2014:181) yang mengulas
approach) dilakukan dengan tentang Neighboring Right pada
membandingkan undang-undang yang pelaku pertunjukan menurut
mengatur mengenai Hak Cipta pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
umumnya dan neighboring right pada tentang Hak Cipta yang nantinya
khususnya. Dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai analisis
pendekatan perbandingan dilakukan dalam penelitian ini
dengan membandingkan atara c. Bahan Hukum Tersier
peraturan perundang undangan di Bahan hukum tersier, yaitu bahan
Indonesia yaitu Undang –Undang hukum yang memberikan petunjuk
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak maupun penjelasan atas bahan
Cipta dengan peraturan perundang hukum primer dan bahan hukum
undangan di Singapura Copyright act sekunder misalnya ensiklopedia atau
(Chapter 63, 1999 Revised Edition) dan kamus (Mamudji. 2005:4) serta bahan-
peraturan perundang undangan di bahan lain berupa jurnal, artikel, dan
Inggris yaitu Copyright act 1988. majalah.
Dalam penelitian hukum normatif Bahan hukum dikumpulkan melalui
bahan pustaka merupakan bahan dasar prosedur inventarisasi dan identifikasi
yang dalam ilmu penelitian umumnya peraturan perundang-undangan, serta
disebut dengan bahan hukum sekunder klasifikasi dan sistematisasi bahan hukum
(Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, sesuai permasalahan penelitian. Oleh
2009:24). Dalam bahan hukum karena itu, teknik pengumpulan data yang
sekunder terbagi bahan hukum primer, digunakan dalam penelitian ini adalah
sekunder, dan tersier. dengan studi kepustakaan.
a. Bahan Hukum Primer Begitu isu hukum ditetapkan perlu
Bahan hukum primer merupakan dilakukan penelusuran untuk mencari
bahan hukum yang bersifat bahan-bahan hukum yang relevan terhadap
autoritatif artinya mempunyai isu yang dihadapi (Mahmud Marzuki,
otoritas. Adapun bahan hukum 2014:237). Dalam penelitian ini, yang
primer yang dimaksud terdiri dari: digunakan adalah pendekatan perundang-
1) Undang-Undang Nomor 19 undangan, dan pendekatan perbandingan
Tahun 2002 tentang Hak Cipta untuk memperoleh gambaran yang
2) Undang-Undang Nomor 28 sistematis dan komprehensif dari bahan
Tahun 2014 tentang Hak Cipta hukum primer dan sekunder yang diperoleh
3) Copyright act 1988; Undang- untuk menghasilkan preskripsi atau
Undang Hak Cipta 1988 argumentasi hukum yang baru. Untuk itu
4) Copyright act (Chapter 63, 1999 dalam penelitian ini digunakan teknik
Revised Edition); Undang- deskriptif analisis secara sistematis dan
Undang Hak Cipta (Bab 63, interpretatif untuk mengungkapkan
1999 Edisi Revisi) kelemahan, kekurangan, dan kelebihan dari
b. Bahan Hukum Sekunder suatu peraturan yang diteliti. Analisis yang
Bahan hukum sekunder yaitu bahan dilakukan dalam penelitian ini adalah
hukum yang erat kaitannya dengan mengidentifikasi mengenai norma kabur
bahan hukum primer dan dapat yang terdapat dalam Undang-Undang No
membantu menganalisa, 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
memahami, dan menjelaskan bahan
hukum primer, yang antara lain PEMBAHASAN
adalah buku-buku teks, kamus- Pengaturan Neighboring Right dalam
kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, Memberikan Perlindungan terhadap
dan komentar-komentar atas Kekayaan Intelektual di Indonesia
putusan pengadilan (Mahmud

4
Pengaturan neighboring right di yang dapat diraih para pencipta lagu atau
Indonesia secara implisit diatur dalam musik atau pemilik hak terkait di Indonesia
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 sangatlah rendah dibandingkan dengan
tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta). beberapa negara lain. Padahal banyak
Neighboring right pada UU Hak Cipta Pasal pihak mengakui potensi Indonesia sangat
1 Ayat (5) adalah hak yang berkaitan besar untuk mengembangkan produk
dengan hak cipta yang merupakan hak berbasis hak cipta, khususnya dibidang lagu
eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser atau musik, jauh lebih besar dari negara
fonogram, atau lembaga penyiaran. yang industri lagu atau musiknya sudah
Dikategorikan sebagai pelaku menurut maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan
undang-undang ini adalah aktor, penyanyi, beberapa negara Eropa. Saat ini
pemusik, penari, atau mereka yang perkembangan seni lagu atau musik di
menampilkan, memperagakan, Indonesia sangat pesat seiring dengan
mempertunjukkan, menyanyikan, perkembangan media elektronik. Grup
menampilkan, mendeklamasikan, atau musik Indonesia yang didominasi kaum
memainkan suatu karya musik, drama, tari, muda atau remaja beserta lagu atau musik
sastra, atau seni lainnya. yang dibawakannya ternyata tidak hanya
diminati didalam negeri, melainkan juga di
Hak Cipta maupun neighboring right negara tetangga Singapura, Malaysia, dan
sebelumnya di atur dalam Undang-Undang Brunnei Darusalam (Nainggolan, 2011: 11-
No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. 13).
Terdapat beberapa perubahan terhadap Pergantian UU Hak Cipta 2002
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 dengan UU Hak Cipta merupakan salah
tentang Hak Cipta yang selanjutnya disebut satu upaya negara untuk melindungi hak
dengan UU Hak Cipta 2002 dengan ekonomi dan hak moral pencipta dan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 pemilik neighboring right sebagai unsur
tentang Hak Cipta yang selanjutnya disebut penting dalam pembangunan kreativitas
dengan UU Hak Cipta. Salah satu nasional. Lemahnya pengaturan mengenai
perubahan yang terlihat antara UU Hak hak ekonomi dan hak moral dapat
Cipta 2002 dan UU Hak Cipta yaitu mengurangi bahkan menghilangkan
pengaturan mengenai pelaku pertunjukan. motivasi para pencipta dan pemilik
Didalam UU Hak Cipta diatur mengenai neighboring right untuk berkreasi. Hilangnya
pelaku pertunjukan yakni seorang atau motivasi seperti ini akan berdampak luas
beberapa orang yang secara sendiri-sendiri pada hilangnya kreativitas makro bangsa
atau bersama-sama menampilkan dan Indonesia. Bercermin pada negara-negara
mempertunjukkan suatu ciptaan maju tampak pada perlindungan yang
sebagaimana yang tercantum dalam Pasal memadai terhadap hak cipta telah berhasil
1 Ayat (6) namun dalam UU Hak Cipta 2002 membawa pertumbuhan ekonomi kreatif
tidak tercantum pengertian dari pelaku secara signifikan dan memberikan
pertunjukan. Dalam UU Hak Cipta 2002 kontribusi nyata bagi perekonomian dan
belum pula diatur mengenai hak moral dan kesejahteraan rakyat sebagaimana yang
hak royalti pelaku secara tersendiri tetapi tercantum dalam penjelasan umum UU Hak
ketentuan mengenai hak moral pencipta Cipta.
berlaku mutatis mutandis terhadap pelaku, Jika dibandingkan dengan UU Hak
sedangkan dalam UU Hak Cipta sudah Cipta 2002, UU Hak Cipta telah
diatur mengenai hak moral dan hak royalti memberikan perlindungan yang lebih
pelaku dalam pasal tersendiri. lengkap bagi pemilik neighboring right. UU
Perubahan undang-undang ini Hak Cipta 2002 hanya mengatur beberapa
didasari atas implementasi UU Hak Cipta hal mengenai neighboring right yang
2002 menimbulkan berbagai permasalahan tercantum pada Pasal 49 yaitu mengenai
antara lain, hasil ekonomi atau pendapatan

5
pengertian pelaku, produser rekaman, dan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal
lembaga penyiaran. 1 Ayat (21) UU Hak Cipta. Pasal 20 UU Hak
Beranjak dari perkembangan Cipta ditentukn bahwa yang menjadi ruang
tersebut seharusnya pencipta atau pemilik lingkup neightboring right adalah:
neightboring right mendapatkan pendapatan 1. Hak moral pelaku pertunjukan;
yang tinggi yang memiliki hak ekonomi 2. Hak ekonomi pelaku pertunjukan;
dalam bentuk royalti atas setiap pemutaran 3. Hak ekonomi produser fonogram; dan
atau pun pementasan ciptaan lagu, musik, 4. Hak ekonomi lembaga penyiaran
atau pun tarian. Hal ini tentu saja berkaitan Didasarkan atas ketiga hak diatas terlihat
dengan pemungutan royalti yang dilakukan ada tiga subjek yang menjadi pemegang
oleh Lembaga Manajemen Kolektif yang neightboring right yaitu, pelaku pertunjukan,
selanjutnya disebut LMK berdasar kuasa produser fonogram, dan lembaga
pencipta atau pemilik neighboring right. penyiaran. Dari ketentuan ini dapat dilihat
Terdapat beberapa LMK di Indonesia walaupun ketentuan neightboring right
diantaranya Yayasam Karya Cipta terdapat dalam pengaturan hak cipta,
Indonesia (YKCI), Wahana Musik Indonesia namun terdapat beberapa perbedaan
(WAMI), dan (RAI). Serta bagi hak terkait antara hak cipta dan hak terkait, yang
terdapat PAPPRI, ARDI, SELMI, dan hanya diberikan kepada orang-orang
ARMINDO yang secara legal sudah tertentu saja. Perbedaan antara keduanya
mendapatkan izin operasional dari menteri tidak terlalu jelas terlihat, misalnya saja
Hukum dan HAM berdasarkan ketentuan pada sebuah karya pertunjukan musik yang
Pasal 88 Ayat (2) UU Hak Cipta dan disiarkan oleh lembaga penyiaran misalnya,
mewakili kepentingan pencipta, pemegang terdapat dua perlindungan hukum terhadap
hak cipta, dan/atau pemilik hak terkait hak ini.
(Sihombing, 2017:4).. Dari hal tersebut diatas,
Selanjutnya, berdasarkan Pasal 1 perlindungan yang diberikan terhadap
Ayat (8) UU Hak Cipta lembaga penyiaran pemegang neighboring right adalah:
adalah penyelenggara penyiaran, baik 1. Hak Moral
lembaga penyiaran publik, lembaga Hak moral dalam hak cipta disebut
penyiaran swasta, lembaga penyiaran sebagai hak yang bersifat asasi sebagai
komunitas maupun lembaga penyiaran natural right yang dimiliki manusia (Suyud,
berlangganan yang dalam melaksanakan 2003: 49). Dengan demikian sudah
tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya merupakan suatu kewajiban bahwa setiap
sesuai dengan ketentuan peraturan pelaku pertunjukan harus mendapatkan
perundang-undangan merupakan salah pengakuan dan perlindungan terhadap hak
satu implementasi penegakan UU Hak moral yang terlekat dengan karya ciptanya.
Cipta dalah hal hak cipta secara umum dan Hak moral pelaku pertunjukan diatur dalam
hak terkait (neighboring right) secara Pasal 21 UU Hak Cipta yaitu hak yang
khusus di kalangan lembaga penyiaran. melekat pada pelaku pertunjukan yang tidak
Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan dapat dihilangkan atau tidak dapat dihapus
hak ekonomi suatu ciptaan atau produk hak dengan alasan apapun walaupun hak
terkait yang diterima oleh pencipta atau ekonominya telah dialihkan. Sehingga dapat
pemilik hak terkait. diketahui hak moral tidak hanya diberikan
Pemberian royalti merupakan salah bagi pencipta satu karya tapi juga bagi
satu bentuk implementasi penegakan UU pemegang neighboring right.
Hak Cipta serta pengakuan atas hak cipta Hak moral pelaku pertunjukan
(copyright) dan hak terkait (neightboring berdasarkan Pasal 22 UU Hak Cipta
right). Royalti adalah imbalan atas tersebut meliputi hak untuk :
pemanfaatan hak ekonomi suatu ciptaan a. namanya dicantumkan sebagai pelaku
atau produk hak terkait yang diterima oleh pertunjukan, kecuali disetujui
pencipta atau pemilik hak terkait sebaliknya.

6
b. tidak dilakukannya distorsi ciptaan, e. Penyewaan atas fiksasi pertunjukan
mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau atau salinannya kepada publik
hal-hal yang bersifat merugikan f. Penyediaan atas fiksasi pertunjukan yng
kehormatan diri atau reputasinya kecuali dapat diakses publik
disetujui sebaliknya.
Dari pasal tersebut dapat
2. Hak Ekonomi disimpulkan bahwa pelaku pertunjukan
Menurut Sanusi Bintang, hak memiliki hak untuk memberikan izin dan
ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan melarang, dalam:
pemanfaatan secara komersial suatu a. Membuat
ciptaan (Bintang, 1998: 4). Berdasarkan b. Memperbanyak
Pasal 23 UU Hak Cipta, hak ekonomi c. Menyiarkan dimana terbagi lagi
dibedakan penjelasannya antara hak a) Menyewakan
ekonomi bagi pencipta atau pemegang hak b) Pertunjukan umum (public
cipta dan hak ekonomi bagi pelaku performance)
pertunjukan. Hak ekonomi bagi pencipta c) Mengkomunikasikan secara
atau pemegang hak cipta berdasarkan langsung (live performance)
Pasal 8 UU Hak Cipta merupakan hak d) Mengkomunikasikan secara
eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta interaktif
untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Dengan demikian, apabila
ciptaan, yang kemudian di dalam Pasal 9 penampilan seorang pelaku pertunjukan
dijelaskan hak ekonomi yang maksud yaitu hendak direkam maka dibutuhkan izin dari
untuk melakukan : pelaku tersebut sebelum perekaman. Begitu
a. Penerbitan ciptaan; pula diperlukannya izin pelaku tersebut
apabila rekaman yang berisi penampilan
b. Penggandaan ciptaan dalam segala pelaku hendak diperbanyak atau disiarkan.
bentuknya; Dimana yang termasuk kegiatan penyiaran
c. Penerjemaan ciptaan; suatu rekaman pertunjukan menurut UU
d. Pengadaptasian, pengaransemenan, Hak Cipta antara lain, tindakan
atau pentransformasian ciptaan; menyewakan, melakukan pertunjukan
e. Pendistribusian ciptaan atau salinannya; umum, melakukan komunikasi secara
f. Pertunjukan ciptaan; langsung maupun komunikasi secara
g. Pengumuman ciptaan; interaktif.
h. Komunikasi ciptaan; dan Hak cipta berada ditangan pencipta
i. Penyewaan ciptaan musik sedangkan neighboring right berada
Sedangkan hak ekonomi pada pelaku ditangan lembaga penyiaran atau
pertunjukan diatur dalam Pasal 23 UU Hak pertunjukan karya tari, atau pertunjukan
Cipta bahwa pelaku pertunjukan memiliki pagelaran musik. Sehingga dapat diketahui
hak ekonomi yang meliputi hak bahwa hak cipta terdapat pada si penari
melaksanakan sendiri, memberikan izin, (koreografer) sedangkan neighboring right
atau melarang pihak lain untuk melakukan: berada di tangan penari yang menunjukkan
a. Penyiaran atau komunikasi atas tariannya di depan umum (Maulana, 2005:
pertunjukan pelaku pertunjukan 21).
b. Fiksasi dari pertunjukannya yang belum Adanya andil dan ketertiban untuk
difiksasi mendistribusikan karya-karya yang berasal
c. Penggandaan atas fiksasi dari hak cipta, tentu saja memberikan
pertunjukannya dengan cara atau manfaat tersendiri bagi si pencipta, yaitu
bentuk apapun berupa nilai ekonomi dari pencipta. Maka
d. Pendistribusian atas fiksasi pertunjukan sudah sepatutnya diberikan suatu
atau salinannya penghargaan berupa perlindungan hukum
dan mendapatkan royalti dari penampilan

7
tersebut manakala penampilan tersebut c. Hak moral berupa identitas dan
ditayang ulang (Saidin, 2003 :136). integritas pertunjukan hidup (live
Berdasarkan UU Hak Cipta performance) para performer atau
ditentukan bahwa masa berlaku hak terkait pertunjukan yang dialihkan dalam wujud
dibagi menjadi dua yakni masa berlaku hak rekaman suara harus dijamin negara
moral pelaku pertunjukan dan masa berlaku peserta (Pasal 5 WPPT).
hak ekonomi pelaku pertunjukan, produser Dalam perkembangannya, pengaturan
fonogram, dan lembaga penyiaran. mengenai neighboring right dalam hal
Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal memberikan perlindungan kekayaan
62 UU Hak Cipta, masa berlaku hak moral intelektual di Indonesia terus di tingkatkan.
pelaku pertunjukan berlaku secara mutatis Hal ini terlihat dari di lakukannya pergantian
mutandis terhadap hak moral pelaku Undang-Undang mengenai Hak Cipta.
pertunjukan. Sedangkan masa berlaku hak Dalam Penelitian ini UU Hak Cipta
ekonomi pelaku pertunjukan, produser dibandingkan dengan aturan asing, yaitu
fonogram, dan lembaga penyiaran diatur Copyright act 1988 yang berasal dari Inggris
dalam Pasal 63 UU Hak Cipta yaitu dan Copyright act (Chapter 63, 1999
pelindungan hak ekonomi bagi pelaku Revised Edition) yang berasal dari
pertunjukan berlaku selama 50 (lima puluh) Singapura. Penggunaan 2 (dua) aturan ini
tahun sejak pertunjukannya difiksasi dalam sebagai pembanding dengan UU Hak Cipta
fonogram atau audiovisual, bagi produser dikarenakan kedua aturan tersebut memiliki
fonogram berlaku selama 50 (lima puluh) pengaturan yang jelas terhadap neighboring
tahun sejak fonogramnya difiksasi, dan bagi right. Jika dianalisis dan kemudian
lembaga penyiaran berlaku selama 20 (dua dibandingkan dengan kedua aturan asing
puluh) tahun sejak karya siarannya pertama tersebut terlihat ada beberapa perbedaan,
kali disiarkan. Masa perlindungan hak yakni dalam hal penjelasan mengenai hal-
ekonomi terhitung mulai tanggal 1 Januari hal apa saja yang dikategorikan sebagai
tahun berikutnya. suatu pertunjukan yang dapat diberikan
Dalam hukum Indonesia, neighboring right dan yang tidak dapat
pengaturan neighboring right tidak diatur diberikan neighboring right. Didalam UU
secara rinci dalam peraturan khusus Hak Cipta jenis-jenis pertunjukan yang
melainkan diatur dalam Undang-Undang dilindungi tidak diatur dalam pasal tersendiri
No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. namun ketentuan mengenai pertunjukan
Ketentuan dalam UU Hak Cipta berlaku mutatis mutandis terhadap pelaku.
tersebut telah mengakomodasi pengaturan Dalam copyright act 1988 sebenarnya tidak
dalam konvensi internasional sebagaimana jauh berbeda dengan aturan Indonesia
terdapat dalam Konvensi Roma 1961 dan dimana aturan ini hanya menjelaskan hal-
WIPO Performances and Phonograms hal yang termasuk pertunjukan adalah:
Treaty (WPPT). a. Pertunjukan berupa drama
WPPT memberikan 3 hak tambahan b. Pertunjukan musikal
sebagai extra rights kepada performers c. Pembacaan atau pembacaan karya
berupa (Damian, 2009: 91-92): sastra
a. Hak mengontrol perwujudan d. Beraneka ragam pertunjukan atau
pertunjukannya yang diperbanyak, presentasi serupa
diumumkan, disewakan, dan juga Jadi selain hal-hal yang disebutkan diatas
mengontrol pemasarannya (Pasal 7 maka tidak dikategorikan termasuk dalam
sampai dengan Pasal 10 WPPT); suatu pertunjukan. Sedangkan dalam
b. Jika suatu pertunjukan di pertontonkan Copyright act (Chapter 63, 1999 Revised
secara luas kepada publik (public Edition). Penampilan yang bukan
performance), negara peserta WPPT merupakan suatu pertunjukan adalah :
harus menjamin performer menerima a. Pertunjukan dalam hal pendidikan
pembayaran (Pasal 15 WPPT);

8
b. Pembacaan, resital atau pengiriman Akibat Hukum terhadap Pelanggaran
berita dan informasi Neighboring Right bagi Pelaku
c. Pertunjukan kegiatan olahraga Pertunjukan
d. Partisipasi dalam pertunjukan sebagai Berdasarkan UU Hak Cipta,
anggota audiens pemegang hak cipta berhak mengajukan
e. Pertunjukan di sebuah Parade gugatan ganti rugi atas pelanggaran hak
f. Pertunjukan lain yang ditentukan oleh ciptanya dan meminta penyitaan terhadap
menteri benda yang diumumkan atau hasil
Selain itu dalam hal perlindungan perbanyakan ciptaan itu. Pengenaan sanksi
hak ekonomi dari ketiga aturan diatas pun terhadap pelanggaran neighboring right ini
terdapat perbedaan. Dalam UU Hak Cipta disamakan dengan pelanggaran hak cipta,
diatur bahwa perlindungan hak ekonomi hal ini didasarkan pada pertimbangan
bagi pelaku pertunjukan berlaku selama 50 bahwa kemungkinan adanya kerugian
tahun sejak pertunjukannya di fiksasi dalam ekonomi dan kerugian lain yang timbul
fonogram atau audiovisual. Dalam copyright karena pelanggaran terhadap hak-hak yang
act 1988 tidak terlalu berbeda bahwa berkaitan dengan hak cipta tersebut pada
Perlindungan hak ekonomi yang dasarnya sama dengan kerugian pada
berhubungan dengan suatu pertunjukan pelanggaran hak cipta. Demikian juga
yaitu: ketentuan-ketentuan lainnya yang diatur
1. 50 tahun sejak pertunjukan tersebut dalam UU Hak Cipta diberlakukan juga
ditampilkan terhadap pemilik hak-hak yang terkait
2. Apabila pertunjukan tersebut direkam dengan hak cipta tersebut (Usman, 2003:
maka 50 tahun sejak rekaman tersebut 152-153).
pertama kali di publikasikan, dimainkan, Sebagaimana yang tercantum pada
diperlihatkan, atau disediakan pada Pasal 96 UU Hak Cipta bahwa pencipta,
publik pemegang hak cipta, dan/atau pemegang
Sedangkan dalam Copyright act hak terkait atau ahli warisnya yang
(Chapter 63, 1999 Revised Edition) Periode mengalami kerugian hak ekonomi berhak
perlindungan dimulai ketika pertunjukan memperoleh ganti rugi. Ganti rugi yang
diberikan dan berakhir pada akhir periode dimaksud kemudian diberikan dan
70 tahun kalender pada saat pertunjukan itu dicantumkan sekaligus dalam amar putusan
diberikan. Perlindungan ini diberikan waktu pengadilan tentang perkara tindak pidana
yang lebih lama untuk mengapresiasi suatu hak cipta dan/atau hak terkait. Pembayaran
karya seni atau menghargai pertunjukan ganti rugi tersebut dibayarkan paling lama 6
yang dilakukan oleh pelaku pertunjukan. (enam) bulan setelah putusan pengadilan
Jika dikaitkan dengan teori reward dalam yang berkekuatan hukum tetap.
teori perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
walaupun dalam teori ini hanya Selain itu dalam Pasal 98 Ayat (2)
dicantumkan bagi pencipta, namun secara disampaikan bahwa pengalihan hak
tersirat pelaku pertunjukan berhak atas ekonomi pelaku pertunjukan kepada pihak
suatu penghargaan atas hasil jerih lain tidak mengurangi hak pelaku
payahnya dalam menampilkan suatu pertunjukan atau ahli warisnya untuk
pertunjukan. Selain itu para pelaku menggugat setiap orang yang dengan
petunjukan telah mengeluarkan tenaga, sengaja dan tanpa hak dan tanpa
waktu dan biaya harus diberikan persetujuan pelaku pertunjukan yang
kesempatan mendapatkan kembali apa melanggar hak moral pelaku pertunjukan.
yang telah dikeluarkan tersebut yang Pasal 52 UU Hak Cipta telah menegaskan
berkorelasi dengan teori recovery dalam bahwa setiap orang dilarang merusak,
teori perlindungan Hak Kekayaan memusnahkan, menghilangkan, atau
Intelektual. membuat tidak berfungsi sarana kontrol
teknologi yang digunakan sebagai

9
pelindung ciptaan atau produk hak terkait terkait sesuai pernyataan dalam UU Hak
serta pengaman hak cipta atau hak terkait, Cipta. Gugatan ganti rugi tersebut dapat
kecuali untuk kepentingan pertahanan dan berupa permintaan untuk menyerahkan
keamanan negara, serta sebab lain sesuai seluruh atau sebagian penghasilan yang
dengan ketentuan peraturan perundang- diperoleh dari pertunjukan atau pameran
undangan, atau diperjanjikan lain. Apabila karya yang merupakan hasil pelanggaran
hal tersebut dilanggar maka akan masuk ke produk neighboring right. Selain itu para
dalam ranah pidana sesuai Pasal 112 UU pemilik neighboring right dapat memohon
Hak Cipta maka akan dijatuhi pidana paling putusan provisi atau putusan sela kepada
lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda pengadilan niaga.
paling banyak Rp. 300.000.00,00 (tiga ratus
juta rupiah). SIMPULAN DAN SARAN
Adapun hal-hal yang dapat penulis
Selanjutnya dalam Pasal 114 Hak simpulkan adalah sebagai berikut :
Cipta diatur pula bahwa setiap orang yang
mengelola tempat perdagangan dalam 1. Neighboring right telah diatur dalam
segala bentuknya yang dengan sengaja dan peraturan perundang-undangan di
mengetahui membiarkan penjualan Indonesia yakni dalam Undang-
dan/atau penggandaan barang hasil Undang No. 28 Tahun 2014 tentang
pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait Hak Cipta. Hak Cipta maupun
di tempat perdagangan yang dikelolanya, neighboring right sebelumnya di atur
dipidana dengan pidana denda paling dalam Undang-Undang No. 19
banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
rupiah). Jadi jelas terlihat bahwa secara Pergantian UU Hak Cipta 2002
perdata para pelaku pertunjukan yang menjadi UU Hak Cipta merupakan
merasa dirugikan berhak untuk salah satu upaya negara untuk
mendapatkan ganti rugi dan pihak yang melindungi hak ekonomi dan hak
menyebabkan kerugian masuk ke dalam moral pencipta dan pemilik
ranah pidana yakni di pidana penjara atau neighboring right. Dalam Penelitian
di pidana denda apabila hal tersebut sudah ini UU Hak Cipta dibandingkan
di proses di Pengadilan. Dalam hal ini dengan aturan asing. Aturan asing
berdasarkan Pasal 95 Ayat (2) pengadilan yang dipergunakan adalah Copyright
yang berwenang dalam mengadili act 1988 yang berasal dari Inggris
penyelesaian sengketa ini adalah dan Copyright act (Chapter 63, 1999
pengadilan niaga, yang kemudian Revised Edition) yang berasal dari
ditegaskan kembali pada Pasal 95 Ayat (3) Singapura. Penggunaan 2 (dua)
selain pengadilan niaga, pengadilan lainnya aturan ini sebagai pembanding
tidak berwenang dalam menangani dikarenakan kedua aturan tersebut
penyelesaian sengketa hak cipta. Pasal 95 memiliki pengaturan yang jelas
Ayat (3) pula mengatur bahwa selain terhadap neighboring right. Jika
pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait dibandingkan dengan UU Hak Cipta
dalam bentuk pembajakan, sepanjang para 2002, UU Hak Cipta telah
pihak yang bersengketa diketahui memberikan perlindungan yang
keberadaannya dan/atau berada di wilayah lebih lengkap bagi pemilik
Negara Kesatuan Republik Indonesia harus neighboring right. Dari ketentuan ini
menempuh terlebih dahulu penyelesaian dapat dilihat walaupun ketentuan
sengketa melalui mediasi sebelum neightboring right terdapat dalam
melakukan tuntutan pidana. pengaturan hak cipta, namun
Para pelaku pertunjukan berhak terdapat beberapa perbedaan antara
mengajukan gugatan ganti rugi kepada hak cipta dan hak terkait, yang
pengadilan niaga atas pelanggaran hak hanya diberikan kepada orang-orang

10
tertentu saja. Dengan demikian, Black’s Law Dictionary, 1990, Sixth Edition,
apabila penampilan seorang pelaku West Publishing
pertunjukan hendak direkam maka
dibutuhkan izin dari pelaku tersebut Copyright act (Chapter 63, 1999 Revised
sebelum perekaman. Begitu pula Edition)
diperlukannya izin pelaku tersebut Copyright act 1988
apabila rekaman yang berisi
penampilan pelaku hendak Damian, Eddy, 2009, Hukum Hak Cipta.
diperbanyak atau disiarkan. Masa Bandung, PT Alumni Bandung
berlaku hak moral pelaku Indonesia, Undang-Undang No. 19 Tahun
pertunjukan berlaku secara mutatis 2002 Tentang Hak Cipta, Lembaran
mutandis terhadap hak moral pelaku Negara Republik Indonesia Tahun
pertunjukan. Pelindungan hak 2002 Nomor 4220
ekonomi bagi pelaku pertunjukan Indonesia, Undang-Undang No. 28 Tahun
berlaku selama 50 (lima puluh) 2014 Tentang Hak Cipta, Lembaran
tahun sejak pertunjukannya difiksasi Negara Republik Indonesia Tahun
dalam fonogram atau audiovisual. 2014 Nomor 266
Masa perlindungan hak ekonomi
terhitung mulai tanggal 1 Januari Mahmud Marzuki, Peter, 2014, Penelitian
tahun berikutnya. Jika dianalisis dan Hukum Edisi Revisi Cetakan Ke-3,
kemudian dibandingkan dengan Jakarta, Kencana Pranada Media
aturan asing khususnya Copyright Group,.
act 1988 dan Copyright act (Chapter
63, 1999 Revised Edition), terlihat Mamudji, Sri. 2005. Metode Penelitian dan
ada beberapa perbedaan, yakni Penulisan Hukum. Jakarta, Badan
dalam hal penjelasan mengenai hal- Penerbit Fakultas Hukum UI
hal apa saja yang dikategorikan
sebagai suatu pertunjukan yang Margono, Suyud, 2003, Hukum dan
dapat diberikan neighboring right Perlindungan Hak Cipta, Jakarta, CV
dan tidak dapat diberikan Novindo Pustaka Mandiri
neighboring right dan berkaitan
Maulana, Insan Budi, 2005, Bianglala HKI
dengan masa perlindungan hak
(Hak Kekayaan Intelektual) Ctk.
ekonomi bagi pelaku pertunjukan.
Pertama, Jakarta, Hecca Publishing.
2. Akibat hukum terhadap pelanggaran
Nainggolan, Bernard, 2011, Pemberdayaan
neighboring right bagi pelaku
Hukum Hak Cipta dan Lembaga
pertunjukan secara perdata yaitu
Manajemen Kolektif , Bandung, PT
berhak memperoleh ganti rugi.
Alumni Bandung
Sedangkan secara pidana apabila
terdapat pihak yang melanggar Saidin,H. OK., 2003, Aspek Hukum Hak
ketentuan UU Hak Cipta dapat Kekayaan Intelektual, Jakarta, PT
dikenai sanksi berupa pidana Raja Grafindo Persada
penjara atau pidana denda.
Sihombing, Grace Kelly, 2017, Peran
Lembaga Manajemen Kolektif (Studi
DAFTAR PUSTAKA Di Kota Pontianak). Pontianak:Jurnal
Anonim, https://ilmuseni.com/seni- Nestor Magister Hukum, Vol. 4 No. 4.
pertunjukan/fungsi-seni-pertunjukan.
Diakses Pada 16 September 2017 Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2009,
Penelitian Hukum Normatif Suatu

11
Tinjauan Singkat, Cetakan ke-11, Windari, Ratna Artha, 2017, Pengantar
Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Hukum Indonesia, Depok : PT
RajaGrafindo Persada.
Usman, Rachmadi, 2003, Hukum Hak Atas
Kekayaan Intelektual Perlindungan
dan Dimensi Hukumnya di Indonesia,
Bandung, PT. Alumni

12

Anda mungkin juga menyukai