Abstract
The purpose of this research is to know how the Current Ratio and Inventory Turnover
against stock prices. the company has a number of factors. Factors – factors that affect the level
of stock price movements, namely the internal factors and external factors. Internal factors also
known as the fundamental factor is the factor that comes from within the company and can be
controlled by management of the company. These internal factors related to income will accrue to
the financiers of either dividends or capital gains those factors will influence the supply and
demand of society on shares listed on the stock market. So that also affect the price of the shares
of the company, would be an increase in the stock price or otherwise on the textile companies
were listed on the Indonesia stock exchange.
The results of this research show that simultaneously variable Current Ratio and
Inventory Turnover effect significantly to Price Shares in PT Astra Interenasional Tbk. It is
indicated with the calculation result obtained is the probability of the mean 0.05 0.0000 <
significantly. The value of R 2 of 0.794324 or of 79.43%.
turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call), Laporan keuangan perusahaan yang terdaftar
(Basir & Fakhrudin, 2005: 5). di Bursa Efek Indonesia diterbitkan setiap
Saham merupakan tanda bukti tahun dan setiap tiga bulan. Informasi yang
memiliki perusahaan dimana pemiliknya terdapat dalam laporan keuangan dapat
disebut sebagai pemegang saham. Investasi memberikan gambaran tentang kinerja
dalam bentuk saham mempunyai risiko yang perusahaan. Informasi tersebut dapat
sesuai dengan prinsip investasi yaitu high risk digunakan sebagai landasan untuk mengambil
high return, low risk low return. Semakin keputusan investasi.
tinggi potensi keuntungan dari suatu
instrumen investasi, semakin tinggi pula
kemungkinan risiko yang akan diderita 2. LANDASAN TEORI
investor, demikian pula sebaliknya. Potensi Manajemen Keuangan adalah suatu
keuntungan dari investasi dalam bentuk saham kegiatan perencanaan masalah keuangan di
relatif lebih besar dari investasi dalam bentuk dalam penganggaran dan pemeriksaan
finansial aset lainnya seperti instrumen pasar keuangan, pengelolaan, pengendalian,
uang, obligasi, dan reksadana, oleh karena itu pencarian, dan penyimpanan dana yang
risiko investasi dalam bentuk saham lebih dimiliki oleh suatu badan atau organisasi atau
besar dari pada investasi dalam bentuk perusahaan.
finansial aset selain saham.Untuk menentukan Menurut Weston dan Copelan
saham perusahaan mana yang akan dibeli dan Manajemen Keuangan dapat di rumuskan oleh
kapan harus melakukan transaki jual/beli fungsi dan tanggung jawab para manajer
saham, investor perlu melakukan analis keuangan. Fungsi pokok manajemen keuangan
sekuritas. Ada tiga pendekatan untuk antara lain :
menganalisis dan memilih saham, yaitu
Menyangkut keputusan tentang
analisis fundamental, analisis teknikal, dan penanaman modal
analisis informasional. Analisis fundamental Pembiayaan kegiatan usaha
mendasarkan pola pikir perilaku harga saham Dan pembagian dividen pada suatu
ditentukan oleh perubahan-perubahan variasi perusahaan
perilaku variabel dasar kinerja Menurut JF Bradley Manajemen
perusahaanAnalisis informasional Keuangan adalah bidang manajemen bisnis
yang ditujukan untuk pengguna modal secara
mendasarkan analisisnya pada informasi yang
bijaksana dan seleksi yang seksama dari
beredar di pasar. Analisis informasional sumber modal untuk memungkinkan unit
memiliki asumsi bahwa harga saham bergerak pengeluaran bergerak ke arah mencapai
secara acak yang berarti bahwa fluktuasi harga tujuannya.
saham tergantung pada informasi baru (new Sedangkan menurut Bambang Riyanto
information) yang akan diterima.Bagi investor Manajemen Keuangan adalah keseluruhan
yang menganut aliran fundamental dalam aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan usaha mendapatkan dana yang di
menganalisis nilai saham, tinggi rendahnya
perlukan dengan biaya minimal dan syarat –
nilai saham tercermin pada kinerja keuangan syarat yang paling menguntungkan beserta
perusahaan yang dapat diketahui dengan usaha menggunakan dana tersebut se-efisien
menganalisis laporan keuangan perusahaan. mungkin.
perusahaan dengan current ratio yang tinggi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio
belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo lancar dapat menutupi seluruh hutang lancar.
Jadi, dikatakan sehat jika rasionya berada di
karena proporsi atau distribusi dari aktiva
atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar
lancar yang tidak menguntungkan, misalnya haruslah jauh di atas jumlah hutang lancar
jumlah persediaan yang relatif tinggi (Harahap, 2002:301)
dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang
akan datang sehingga tingkat perputaran Current Ratio termasuk dalam ratio
persediaan rendah dan menunjukkan adanya likuiditas yang mengindikasikan kemampuan
over interstment dalam persediaan tersebut perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
atau adanya saldo piutang yang besar yang pendeknya, termasuk juga bagian dari
mungkiin sulit untuk ditagih. Riyanto kewajiban jangka panjang yang telah berubah
(2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah menjadi kewajiban jangka pendek.
masalah yang berhubungan dengan masalah Tinggi rendahnya Current Ratio suatu
kemampuan suatu perusahaan untuk perusahaan mencerminkan kemampuan suatu
memenuhi kewajiban financialnya yang perusahaan dalam membayar kewajibannya
segera harus dipenuhi. Current ratio yang tersebut. Current Ratio yang terlalu tinggi
rendah biasanya dianggap menunjukkan menunjukkan adanya kelebihan uang kas atau
terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan
current ratio yang terlalu tinggi juga kurang yang dibutuhkan sekarang. Jadi, current ratio
bagus, karean menunjukkan banyaknya dana dapat menunjukan sejauh mana aktiva lancar
menganggur yang pada akhirnya dapat menjamin pembayaran dari kewajiban
mengurangi kemampulabaan perusahaan lancarnya, sehingga hal tersebut dapat
(Sawir, 2009:10). Menurut Eugene mempengaruhi minat para investor untuk
(2001:106), “rasio likuiditas adalah menanamkan modalnya pada perusahaan.
menunjukkan hubungan antara aktiva lancar Akibatnya, Harga Saham perusahaan tersebut
perusahaan dengan utang lancar, dan dengan juga akan naik. Current ratio dapat dihitung
demikian kemampuannya untuk membayar dengan rumus:
memenuhi utang yang jatuh tempo.”Menurut Aktiva Lancar
Sutrisno (2009:216), “Current Ratio adalah Current Ratio = ----------------------- x 100%
rasio yang membandingkan antara aktiva Hutang Lancar
lancar yang memiliki perusahaan dengan Rasio Aktivitas ( Inventory Turnover)
hutang jangka pendek. Aktiva lancar meliputi
kas, piutang dagang, efek, persediaan dan Inventory turnover merupakan rasio
aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang yang digunakan untuk mengukurkecepatan
jangka pendek meliputi hutang dagang, perputaran persediaan menjadi kas.Semakin
hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan cepat inventory terjual, semakin cepat
hutang lainnya yang segera harus dibayar. investasi perusahaan berubah dan persediaan
menjadi kas (RobertAng, 1997). ITO
Semakin besar perbandingan aktiva lancar mengukur berapa lama rata-rata barang berada
dengan hutang lancar, maka semakin tinggi di gudang (Husnan, 2006). Artinya semakin
pula kemampuan perusahaan dalam menutupi
Vol. 2. No. 2 Oktober 2016
61
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
tinggi nilai ITO yang diperoleh, semakin dijual dan diadakan kembali selama satu
efisien perusahaan didalam melaksanakan periode akuntansi”. Perputaran persediaan
operasinya. Dengan kata lain, perusahaan dihitung sebagai berikut :Kenaikan persediaan
yang nilai perputaranpersediaannya makin disebabkan oleh peningkatan aktivitas, atau
tinggi berarti makin efisien dalam kaitannya karena perubahan kebijakan persediaan.
dengan pengendalian biaya, efisiensi dalam Kondisi perusahaan yang baik adalah dimana
pengendalian biaya bagi perusahaan akan kepemilikan persediaan dan perputaran adalah
berdampak pada peningkatan perolehan laba selaluberada dalam kondisi yang seimbang.
(Saniman, 2007). Menurut Lukman Artinya jika perputaran persediaan adalah
Syamsuddin (2000:288), menerangkan kecil, maka akan terjadi penumpukan barang
bahwa: “Persediaan merupakan investasi dalam jumlah yangbanyak di gudang. Namun
yang paling besar dalam aktiva lancar jika perputaran terlalu tinggimaka
sebagian besar perusahaan industri”. Menurut jumlahbarang yang tersimpandi gudang akan
Bambang Riyanto (2001:70), menerangkan kecil,sehingga jika sewaktu-waktuterjadi
bahwa : “Inventory ini merupakan persediaan kehilangan bahan/barang di pasaran dalam
barang yang sesuai dalam perputaran, yang kejadian yang bersifat diluar perhitungan
selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami seperti gagal panen, bencana alam, kekacauan
proses lebih lanjut di dalam perusahaan stabilitaspolitik dan keamanan serta berbagai
tersebut yang mengakibatkan perubahan kejadian lainnya. Maka ini bisamengakibatkan
bentuk dari barang yang bersangkutan”. perusahaan terganggu aktivitas operasionalnya
Menurut Bambang Riyanto (2010 : 70) dan lebih jauh berpengaruh pada sisi
:“Inventory ini merupakan suatu persediaan penjualan serta perolehan keuntungan
yang selalu dalam perputaran, yang selalu (Irham,2012). ITO dihitung dengan cara
dibeli dan dijual”Menurut S. Munawwir membagi harga pokok penjualan denganrata –
(2007:64) menyatakan bahwa :“Inventory rata persediaan. Rata-rata persediaan diperoleh
Turnover merupakan rasio antara jumlah dengan menjumlahkan persediaan barang
harga pokok barang yang dijual dengan nilain setiap bulan selama satu tahun kemudian
rata-rata yang dimiliki oleh perusahaan dibagi 12 atau apabila informasi persediaan
Menurut Michell Suharli (2006 : 303) barang setiap bulan tidak tersedia, maka rata-
mendefinisikan perputaran persediaan: rata persediaan diperoleh dengan
“Perputaran persediaan (inventory turnover) menjumlahkan persediaan awal dan akhir
menentukan berapa kali persediaan kemudian dibagi dua. Hal ini dikarenakan
(inventory) terjual atau digantikan dengan penjualan terjadi sepanjang tahun, sedangkan
persediaan yang baru selama satu tahun, angka persediaan adalah angka pada satu titik
dan memberikan beberapa pengukuran waktutertentu.
mengenai likuiditas dan kemampuan suatu
perusahaan untuk mengkonversikan barang
Harga Pokok Penjualan
persediaannya menjadi uang secara tepat.” Inventory Turnover = --------------------------------- x 1 kali
Menurut Jumingan (2006:128), menerangkan Persediaan
bahwa :“Perputaran persediaan (inventory
turnover) menunjukan berapa kali barang
Tabel 4.1
Kinerja Keuangan PT Astra Internasional
(Dalam Triliun Rupiah)
No Keterangan Tahun yang berakhir 31 Desember
2015 % 2014 % 2013 % 2012 % 2011
1 Total Asets 245.435 4% 236.029 10% 213.994 17% 182.274 18% 153.521
2 Penjualan 9.117 4% 8.734 7% 8,163 4% 7.886 19% 6.603
3 Ekuitas 126.533 5% 120.324 13% 106.188 18% 89.814 18% 75.838
4 Investasi 23.201 6% 21.967 16% 18.951 19% 15.875 15% 13.820
5 Laba Bruto 36.710 -5% 38.809 10% 35.311 -2% 36.200 13% 32.034
6 Pendapatan 184.196 -9% 201.701 4% 193.880 3% 188.053 16% 162.564
Laba 9% 17.785
19.421
7 Bersih 14.464 25% 19.181 -1% 19.417 0%
Hasil tabel kinerja keuangan selama 8 (Delapan) tahun telah diaudit dan
menunjukan total asets tahun 2015 naik 4% dipublikasikan selama tahun pengamatan Q1-
dari tahun 2014, penjualan tahun 2015 juga 2008 sampai dengan Q4-2015. Dengan
mengalami kenaikan 4% dari tahun 2014, demikian, jumlah sampel yang digunakan
ekuitas tahun 2015 juga naik 5% dari tahun dalam penelitian ini berjumlah 32 (Tiga puluh
2014, investasi tahun 2015 juga mengalami dua) sampel. Data dianalisis dengan
kenaikan 3% dari tahun 2014, Laba Bruto menggunakan Analisis Regresi Linier
tahun 2015 mengalami penurunan -5% dari Berganda.
tahun 2014, pendapatan tahun 2015
mmengal;ami penurunan -9% dari tahun 2014 Analisis Data
laba bersih tahun 2015 mengalami Dalam suatu penelitian jenis data dan
peningkatan 25% dari tahun 2014 hipotesis sangat menentukan dalam ketepatan
pemilihan statistik alat uji. Dengan
Deskripsi Variabel Independen Dan menghitung besarnya Harga Saham Current
Dependen ( X dan Y ) Ratio dan Inventory Turnover perusahaan
Penelitan ini menggunakan data dari manufaktur yang dijadikan sampel. Untuk
laporan keuangan Quartaly PT.Astra menguji hipotesis dalam penelitian ini
Internasional.Tbk Q1-2008 sampai dengan digunakan tahapan analisis dengan melakukan
Q4-2015. Sampel yang digunakan satu sampel uji lolos kendala linier atau yang sering
perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria disebut dengan uji asumsi klasik, untuk
laporan keuangan yang secara berturut-turut melihat apakah model regresi berganda layak
dalam kurun waktu Q1-2008 sampai Q4-2015 atau tidak digunakan dalam penelitian ini.
perusahaan tersebut menyajikan laporan Juga dengan melakukan uji hipotesis yaitu
keuangan kuartal secara lengkap secara rutin
analisis regresi linier berganda, yang harus bertujuan untuk menguji apakah dalam model
memenuhi kriteria yaitu: regresi depeden variabel dan indepeden
variabel ataupun keduanya mempunyai
distribusi yang normal atau tidak.Untuk
Uji Klasik menguji dengan akurat, diperlukan alat
analisis dan Eviews 9 menggunakan uji Jarque
Model regresi dinyatakan baik dan Bera.
dapat dilakukan jika memenuhi asumsi klasik.
Prasyarat analisis regresi untuk asumsi klasik Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih
yaitu uji normalitas, multikolinier, kecil dari X2 tabel) maka data tersebut
heteroskedastisitas dan autokorelasi. distribusi normal.
Bila Probabilitas lebih besar dari 5%
Uji Normalitas (0,05) maka data distribusi normal.
Berikut ini hasil uji normalitas data dengan
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang
mengunakan hasil uji Jarque-Bera:
kenormalan distribusi data. Uji normalitas
Mean -3.89e-16
6 Median -0.115885
Maximum 2.726873
Minimum -1.615080
Std. Dev. 1.141078
4
Skewness 0.392962
Kurtosis 2.290700
2
Jarque-Bera 1.494380
Probability 0.473696
0
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Uji Multikolinearitas
Tabel 4.1
Matrix korelasi
CR ITO HS
CR - 0.450566
1.000000 0.181446
ITO - 1.000000 0.682890
0.181446
HS 1.000000
0.450566 0.682890
Masalah multikolinearitas dengan uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah
parsial antar variable independen dapat dilihat multikolinearitas.
dengan nilai korelasi antar variable .Jika Uji Heterokedastisitas
koefisien korelasi lebih dari 0.80 dapat Uji heterokedastisitas bertujuan untuk
disimpulkan terdapat multikolinearitas pada menguji apakah dalam model regresi terjadi
model. Sebaliknya jika nilai korelasi lebih ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam
kecil dari 0,80 maka diduga model tidak
penelitian ini menggunakan uji white untuk
mengandung masalah multikolinearitas. mengidentifikasi masalah heterokedastisitas
Terlihat bahwa nilai korelasi antar variable ini. Hasil uji white dengan bantuan software
independen tidak lebih dari 0,80. Hal ini eviews 9.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Uji Heterokedastisitas
besar dari 0,05. Dengan demikian hasil Model regresi yang baik mensyaratkan tidak
regresi tidak mengandung masalah adanya masalah auto korelasi. Untuk
heteroskedastisitas. mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan menggunakan metode uji Durbin-
Uji Autokorelasi Watson (DW test).
Autokorelasi adalah keadaan dimana Berikut hasil pengujian yang telah
terjadinya korelasi dari residual untuk dilakukan penulis untuk mendeteksi ada
pengamatan satu dengan pengamatan yang tidaknya autokorelasi:
lain yang disusun menurut runtun waktu.
Tabel 4.3
Uji Durbin – Watson
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, bahwa menggunakan analisis regresi linier berganda
Uji Durbin-Watson (DW Test) dengan metode dengan persamaan sebagai berikut:
Uji Correlation LM Test dengan
menggunakan Lag 2 diperoleh nilai Prob.Chi- Y = a + b1X1 + b2X2
square sebesar 0.0783 dan Obs*R-squared Keterangan :
sebesar 5.094092. Dengan demikian dapat Y = Harga Pasar Saham
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi a = Konstanta
karena Prob.Chi-square lebih besar dari alfa b1 = Koefisien Regresi Pertama
(0.0783> 0,05). b2 = Koefisien Regresi Kedua
X1 = Current Ratio
X2 = Inventory Turnover
Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.4
Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: HS
Method: Least Squares
Date: 02/10/17 Time: 16:16
Sample: 2008Q1 2015Q4
Included observations: 32
kontribusi pengaruh Current Rasio, Inventory Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap
Turnover terhadap harga saham 79.43% Harga Saham dengan nilai t- statistic
sedangkan sisanya sebesar 20,57% merupakan sebesar 7.171798dan nilai probabilitasnya
pengaruh dari faktor lain diluar penelitiaN.
sebesar 0.0000. Hasil penelitian ini
Uji Hipotesis Simultan (Uji-F) menyatakan secara parsial Current Ratio,
berpengaruh signifikan terhadap Harga
Uji F-statistik digunakan untuk Saham PT. Astra Internasional Tbk.
mengetahui hubungan antara variabel b. .Inventory Turnover (ITO) terhadap
independen secara bersama-sama berpengaruh Harga Saham
terhadap variabel dependen. Inventory Turnover (ITO) berpengaruh
Hasil perhitungan yang didapat terhadap Harga Saham dengan nilai t-
berdasarkan probabilitas 0,0000 < 0,05 yang statistic sebesar 9.545897 dan nilai
berarti positif dan signifikan, menunjukkan probabilitasnya sebesar 0.0000. Hasil
bahwa variabel Current Ratio (CR), dan penelitian ini menyatakan secara parsial
Inventory Turn Over (ITO) selama 8 (tahun) Inventory Turnover, berpengaruh
secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham PT.
terhadap Harga Saham. Astra Internasional Tbk.