Anda di halaman 1dari 11

GENERASI EMAS

Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini


Volume 2, No. 1, Mei 2019

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
EVALUASI PENGENALAN TATA CARA BERWUDHU DALAM
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI
MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B DI RA ASIAH
KOTA PEKANBARU

AFIYAH1, MELWANY MAY PRATAMA2, RIZKY NURHASANAH3


Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau
1
afiyah052@gmail.com
2
melwany06@gmail.com
3
rizkynurhasanaah@gmail.com

Abstract

This study aims to introduce the procedure for ablution in the


development of Islamic education through the medium of the slowdown
in group B in RA Asiah, Pekanbaru city. The research was carried out
because there were problems in the introduction of ablution procedures.
The results of the observation on the evaluation of the introduction of
ablution procedures in the development of Islamic education through the
propagating media in group B in RA Asiah can be concluded that the
introduction of the procedure for ablution through the image media is
carried out optimally. The activity of introducing the procedures for the
ablution of children given by educators goes according to the
expectations and achievements of development, which are used as
indicators of implementation on aspects of strength and balance.

Key Words: Introduction, Procedures, Ablution, Media, Images

PENDAHULUAN dan Sanan, 2013). Pendidikan anak usia


Pendidikan anak usia dini merupakan dini merupakan pendidikan yang paling
upaya pembinaan yang ditujukan mendasar dan menempati kedudukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan sebagai golden age dan sangat strategis
usia enam tahun yang dilakukan melalui dalam pengembangan sumber daya
pemberian stimulus pendidikan agar manusia (Direktorat PAUD, 2005). Usia
membantu perkembangan, pertumbuhan lahir sampai dengan memasuki
baik jasmani maupun rohani sehingga pendidikan dasar merupakan masa
anak memiliki kesiapan memasuki keemasan sekaligus masa kritis dalam
pendidikan yang lebih lanjut (Yamin, tahapan kehidupan manusia, yang akan

Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019 73
menentukan perkembangan anak menghadapi krisis pergeseran nilai-nilai
selanjutnya. Masa ini merupakan masa moral. Berdasarkan Permendiknas No.
yang tepat untuk meletakkan dasar- 58 Tahun 2009 tentang Standar
dasar pengembangan kemampuan fisik, Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa
bahasa, sosial-emosional, konsep diri, tingkat pencapaian perkembangan
seni moral, dan nilai-nilai agama menggambarkan pertumbuhan dan
(Yamin, dan Sanan, 2013). Penerapan perkembangan yang diharapkan dicapai
nilai-nilai agama hendaknya dilakukan anak pada rentang usia tertentu.
sedini mungkin sebagai bekal masa Perkembangan anak yang dicapai
depan dan akhirat (Wahyuni, I. W, merupakan integrasi aspek pemahaman
2018). nilai-nilai agama dan moral, fisik,
Beberapa pendapat yang bahasa, kognitif dan sosial emosional
mendefinisikan pengertian dari (Direktorat PAUD Direktur Jendral
Pendidikan Agama Islam. Menurut Pendidikan Nonformal dan Informal
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Kemendiknas 2010). Ada tiga strategi
adalah usaha sadar yang dilakukan pengembangan nilai-nilai agama pada
dalam rangka mempersiapkan siswa anak usia dini, yaitu: (1) Strategi
untuk meyakini, memahami, dan kegiatan rutinitas; (2) Strategi kegiatan
mengamalkan ajaran Islam melalui terintegrasi; (3) Strategi kegiatan
bimbingan, pengajaran yang ditentukan khusus (Satibi, 2004, dalam Arif, 2016).
untuk mencapai tujuan yang telah Perkembangan berasal dari kata
ditetapkan. Sedangkan Zakiyah Darajat dasar “kembang” mendapat awalan “pe”
mengartikan Pendidikan Agama Islam dan akhiran “an”. Artinya perbuatan
sebagai perubahan sikap dan tingkah yang menjadikan tambah sempurna
laku sesuai dengan petunjuk Agama (tentang pribadi, pikiran, dan
Islam. pengetahuan). Dalam proses
http://digilib.uinsby.ac.id/8924/4/Bab.% pengembangan objek juga ikut berperan
20II.pdf (Choiriyah, 2019).
Kegiatan pendidikan anak usia Kata keagamaan berasal dari kata
dini mesti dijadikan upaya pembinaan dasar agama dan mendapat awalan ke
karakter anak dengan berbasis nilai-nilai dan akhiran -an; yang artinya adalah
agama yang akan menjadi pagar dalam kepercayaan kepada Tuhan; hal-hal gaib

74 Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 2, No. 1, Mei 2019

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
yang memiliki kekuatan besar; aqidah; untuk dikenal (recognition).
din (ul) (Choiriyah, 2019). Berdasarkan kenyataan dan
Dalam buku Psikologi Agama kerjasama dari keempat keinginan
karya Jalaluddin Rahmat, menurut itu, maka bayi sejak dilahirkan hidup
Harun Nasution, Agama mengandung dalam ketergantungan. Melalui
arti ikatan yang harus dipegang dan di pengalaman-pengalaman yang
patuhi manusia. Ikatan dimaksud diterimanya dari lingkungan itu
berasal dari suatu kekuatan yang lebih kemudian terbentuklah rasa
dari manusia sebagai kekuatan yang keagamaan pada diri anak.
gaib yang tak dapat ditangkap dengan b. Instink keagamaan. Bayi yang
panca indra, namun mempunyai dilahirkan sudah memiliki beberapa
pengaruh yang besar sekali terhadap instink. Diantaranya instink
kehidupan manusia sehari-hari. keagamaan. Belum terlihatnya tindak
Keagamaan merupakan segala sesuatu keagamaan pada diri anak karena
yang berhubungan dengan agama. beberapa fungsi kejiwaan yang
Artinya, segala hal baik berupa sikap, menopang kematangan berfungsinya
ritual maupun kepercayaan yang instink itu belum sempurna. Dengan
bersifat agama masuk kedalam demikian, pendidikan agama perlu
keagamaan (Choiriyah, 2019). diperkenalkan kepada anak jauh
Karakteristik keagamaan pada sebelum usia 7 tahun. Artinya, jauh
usia anak adalah: sebelum usia tersebut, nilai-nilai
a. Munculnya jiwa keagamaan anak. keagamaan perlu ditanamkan kepada
Ada beberapa teori timbulnya anak sejak usia dini. Nilai
keagamaan anak, yakni: rasa keagamaan itu sendiri bisa berarti
ketergantungan. Manusia dilahirkan perbuatan yang berhubungan antara
ke dunia ini memiliki empat manusia dengan Tuhan atau
kebutuhan, yakni keinginan untuk hubungan antar sesama manusia.
perlindungan (security), keinginan (Choiriyah, 2019).
akan pengalamn baru (new Permasalahan yang dialami anak
experience), keinginan untuk dapat kelompok B di RA Asiah adalah anak
tanggapan (response), dan keinginan hanya belajar melalui bercakap-cakap,

Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019 75
belum ada dilaksanakan pembelajaran dan agama untuk meningkatkan
kegiatan pengalaman cara berwudhu pengetahuan berwudhu anak dengan
melalui media gambar sehingga hanya media gambar pada Kelompok B di RA
sebagian anak bisa dalam menyebutkan Asiah.
urutan cara berwudhu yang benar, Wudhu menurut bahasa, dibaca
hanya sebagian anak bisa dalam dengan fathah huruf waw (wadhu),
melafalkan niat sebelum berwudhu, artinya nama sebuah tempat yang
serta sebagian anak bisa menempel digunakan untuk berwudhu, yang kata
urutan gambar cara berwudhu yang asalnya al-wadha’ah, artinya bersih.
benar sesuai urutannya dengan Sedangkan, wudhu menurut istilah
menggunakan media gambar. Selama adalah beberapa bentuk pekerjaan
ini anak hanya bisa melihat gambar di khusus yang diawali dengan niat
dinding-dinding kelas, poster-poster (Lailatul, 2016).
cara berwudhu tetapi anak tidak Wudhu merupakan gerbang atau
mengerti apa maksud dan tujuan dari kunci pertama dalam melaksanakan
gambar-gambar tersebut. ibadah mahdah, karena wudhu menjadi
Peningkatan kemampuan salah satu syarat sah dari ibadah
berwudhu pada anak usia dini, yakni tersebut seperti sembahyang fardhu atau
anak memiliki kemampuan berwudhu. sembahyang sunah, ketika hendak
Maksudnya anak meningkatkan potensi melakukan thawaf Ka‘bah. Maka dari
berupa kesanggupan atau kekuatan itu sebagai guru kita harus
untuk berusaha dengan dirinya sendiri memperlihatkan, melakukan dan
mulai dari melafalkan niat berwudhu, menyampaikan informasi dengan jelas
membersihkan anggota badan tertentu dan baik (showing, doing, and telling)
dan cara tertentu dengan menggunakan kepada anak kita dalam meningkatkan
air, serta dimulai dengan niat untuk kemampuan berwudhu supaya apa yang
menghilangkan hadast kecil sebagai mereka lihat dan perintah yang mereka
syarat sahnya sholat, dan melafalkan dengar dapat diterima otak anak dengan
doa setelah berwudhu (Nuraini. 2015). baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka https://media.neliti.com/media/publicati
penulis tertarik mengadakan penelitian ons/215580-none.pdf
tentang evaluasi perkembangan moral

76 Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 2, No. 1, Mei 2019

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wudhu adalah mensucikan diri kaki sampai mata kaki, tertib (sesuai
dari segala hadast kecil sesuai dengan dengan urutan), dan doa setelah wudhu
syariat agama islam dengan (Nuraini. 2015).
menggunakan air. Dengan berpedoman Rukun wudhu, yaitu (1) niat, (2)
kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist, membasuh muka, (3) membasuh kedua
perintah berwudhu sesuai dengan tangan sampai siku, (4) mengusap
firman Allah SWT, dalam Al-Qur’an sebagian kepala atau rambut, (5)
Surat Al-Maidah ayat 6, yaitu membasuh kedua kaki sampai mata
kaki, (6) tertib dan berurutan (Buku
PAI, 2014 dalam Akmal, 2018).
Adapun sunnah wudhu adalah (1)
membaca basmalah, (2) membasuh
kedua telapak tangan, (3) berkumur-
Pengertian wudhu dalam bahasa
kumur, (4) membersihkan kedua lubang
yaitu “bersih dan indah”. Sedangkan,
hidung, (5) mengusap kedua telinga, (6)
menurut syarat dan syariat Islam wudhu
semua yang dibasuh diulang tiga kali,
adalah mengunakan air pada anggota
(7) mendahulukan anggota badan yang
tubuh badan tertentu dengan cara
kanan, dan (8) berdoa sesudah wudhu
tertentu yang dimulai dengan niat guna
(Buku PAI, 2014 dalam Akmal, 2018).
menghilangkan hadist kecil (Seadie,
Mempelajari perkembangan
1996: 19,12).
manusia dan makhluk-makhluk lain
Syarat wudhu menurut Seadie
pada umumnya, harus membedakan dua
(1996: 11), adalah keutamaan-
hal, yaitu proses pematangan
keutamaan atau perbuatan-perbuatan
(pematangan berarti proses
yang dipenuhi sebelum melakukan
pertumbuhan yang menyangkut
suatu pekerjaan, tanpa memenuhi
penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh
ketentuan atau perbuatan tersebut, suatu
sehingga mengakibatkan perubahan-
pekerjaan tidah sah. Rukun wudhu
perubahan dalam tingkah laku terlepas
terdiri dari niat, membasuh muka,
dari ada atau tidak adanya proses
membasuh kedua tangan sampai siku,
belajar) dan proses belajar (belajar,
mengusap sebagian kepala atau rambut
berarti mengubah atau memperbaiki
kepala, membasuh kedua kaki telapak

Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019 77
tingkah laku melalui latihan, kamu memahami(nya) (Departemen
pengalaman dan kontak dengan Agama RI, 2010: 346).
lingkungan pada manusia penting sekali Begitu juga dengan jiwa
belajar melalui kontak sosial agar keagamaan pada anak juga ikut
manusia hidup dalam masyarakat berkembang, pada waktu dilahirkan
dengan struktur kebudayaan yang rumit anak memang belum beragama. Anak
itu). Selain itu masih ada ketiga yang baru memiliki potensi atau fitrah untuk
ikut menentukan kepribadian yaitu menjadi manusia beragama. Bayi juga
kepribadian atau bakat belum mempunyai kesadaran beragama,
(Sarwono,1976:26). Dijelaskan dalam tetapi telah memiliki potensi kejiwaan
Q.S. Al-Mu’min ayat 67 menjadi bukti dan dasar-dasar ber-Tuhan. Isi, warna,
perkembangan anak pada umumnya. dan corak keagamaan anak sangat 25
dipengaruhi oleh keimanan, sikap dan
tingkah laku keagamaan orang tuanya
(Ahyadi, 2005: 40).
Menurut Raharjo (2012: 27- 28),
perkembangan keagamaan pada anak
adalah proses yang dilewati oleh
seseorang untuk mengenal Tuhannya.
Artinya: Dia-lah yang
Sejak manusia dilahirkan dalam
menciptakan kamu dari tanah kemudian
keadaan lemah fisik maupun psikis,
dari setetes mani, sesudah itu dari
walaupun dalam keadaan yang
segumpal darah, kemudian
demikian anak telah memiliki
dilahirkannya kamu sebagai seorang
kemampuan bawaan yang bersifat laten,
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup)
yakni fitrah keberagamaan. Potensi ini
supaya kamu sampai kepada mas
memerlukan pengembangan melalui
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu
bimbingan dari orang yang lebih
hidup lagi) sampai tua, diantara kamu
dewasa dan pemeliharaan yang mantap
ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami
yang lebih pada usia dini.
perbuat demikian) supaya kamu sampai
http://eprints.walisongo.ac.id/7074/3/B
kepada ajal yang ditentukan dan supaya
AB%20II.pdf

78 Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 2, No. 1, Mei 2019

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menyuruh anak sebagai anggota diajarkan do’a wudhu serta gerakan-
keluarga untuk berwudhu merupakan gerakan tertibnya berwudhu, sehingga
kewajiban bagi orang tua terutama ayah. masih banyak anak belum mengetahui
Perintah Allah kepada orang tua untuk bagaimana praktek berwudhu yang
melaksanakan wudhu tidaklah mudah, benar. Lingkungan berperan penting
sederhana, sekedar memerintahkan dan dalam perkembangan kehidupan
membutuhkan waktu yang pendek, seorang anak (Khurrotul, 2015).
didalamya tersirat banyak perintah Kata media di dalam kamus
lainya yang berkaitan dengan proses umum Bahasa Indonesia diartikan
pendidikan anak yang tidak sepi dari sebagai suatu alat atau sarana untuk
rintangan dan tantangan, serta menyebarluaskan informasi seperti
membutuhkan waktu yang panjang. radio, surat kabar, TV, dan sebagainya.
Melalui ayat tersebut menjelaskan Kemudian dalam Bahasa Arab yang
bahwa orang tua terhadap anak-anaknya dikutip dari bukunya Azhar Arsyat, kata
dalam rangka melatih keterampilan media diartikan sebagai perantara
mereka berwudhu. Berdasarkan wasailun, atau sebuah pengantar pesan
observasi sementara, sejak kecilpun ada kepada penerima. Sedangkan kata
kalanya saat-saat di mana anak tersebut media secara garis besar adalah
malas melaksanakan wudhu, hal ini manusia, materi, atau kejadian, yang
akan selalu dijumpai hampir setiap dapat membangun kondisi dan
anak, bahkan yang orang tuanya disiplin membuat siswa mampu memperoleh
dalam hal setiap hendak melaksanakan pengetahuan, keterampilan, atau sikap
sholat berwudhu lebih dahulu, apalagi (Rozak, 2011).
yang tidak dididik berwudhu sejak Media juga merupakan suatu
kecil. Begitu juga dengan anak-anak di perantara atau tempat intik menyalurkan
RA Asiah Simpang Tiga yang pesan dan informasi belajar. Fungsi
beralamat di Jalan Tengku Bay, media gambar menurut B.E.F
pembinaan ibadah wudhu masih bersifat Montolalu (2008: 9,10) adalah sebagai
terbatas, guru hanya seminggu sekali berikut: fungsi edukatif. Mendidik dan
mengajak anak-anak untuk praktek memberikan pengaruh positif yang baik
wudhu serta anak-anak di kelas jarang pada pendidikan anak fungsi sosial,

Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019 79
memberikan informasi yang autentik Penelitian kualitatif dalam
dan pengalaman berbagai bidang (Sugiyono, 2007), merupakan penelitian
kehidupan memberikan konsep yang dilakukan dengan natural setting,
sama kepada setiap orang. Fungsi sumber data primer, dan teknik
ekonomis, meningkatkan produksi pengumpulan data lebih banyak pada
belajar (belajar anak) melalui observasi partisipan, wawancara, dan
pembinaan. Fungsi seni budaya dan dokumentasi. Sesuai dengan hal
telekomunikasi yang mendorong dan tersebut, dalam penelitian ini cara
menimbulkan ciptaan baru termaksud pengambilan data dengan menggunakan
pola usaha penciptaan teknologi teknik sebagai yaitu, observasi
kemedian yang modern (Nuraini. 2015). partisipan, wawancara dan
dokumentasi.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini, penulis HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode penelitian evaluai RA Asiah sebelumnya bernama
kualitatif untuk mendeskripsikan dan TK Islam Asiah Terpadu yang
menganalisa fenomena-fenomena yang bergabung dengan Lembaga Pembinaan
terjadi di RA Asiah dalam pengenalan dan Pengembangan Taman kanak-kanak
tata cara berwudhu untuk Al-Qur’an Badan Komunikasi Pemuda
pengembangan pendidikan Agama Remaja Masjid Indonesia (LPPTKA
Islam melalui media gambar. Jumlah BKPRMI) pada tanggal 28 November
siswa di kelas B RA Asiah, yaitu 14 2007 sampai Tahun 2015. Kemudian
orang. Dalam penelitian ini sumber data berubah menjadi Raudhatul Athfal (RA)
diperoleh dari informan, peristiwa, dan Asiah Tahun 2015 dan bergabung
dokumen. Adapun informan yaitu, dengan Kementrian Agama Kota
siswa, guru dan juga kepala sekolah RA PekanBaru hingga saat ini. Dengan
Asiah. Peristiwa yang diamati, yaitu Nomor Statistik 101214710072 yang
kegiatan pengenalan tata cara berwudhu diselenggarakan oleh Yayasan Asiah.
dalam pengembangan pendidikan RA Asiah beralamat di Jalan Tengku
Agama Islam melalui media gambar Bey Ujung Komplek Peputra Jaya Blok
Dan dokumentasi selama kegiatan II No. 85, Kelurahan Simpang Tiga
berlangsung. Kecamatan Bukitraya Kota Pekanbaru.

80 Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 2, No. 1, Mei 2019

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
wawancara yang dilakukan peneliti
dengan salah satu pendidik di RA
Asiah, setiap anak memiliki
kemampuan yang berbeda sehingga
tingkat keberhasilan anak juga berbeda.
Hasil observasi dan wawancara
yang telah peneliti dapatkan,
disimpulkan bahwa pendidikan tidak
harus menekankan pada hasil
Gambar 1. Pengenalan Tata Cara kemampuan peserta didik, melainkan
Berwudhu pendidik harus terus membimbing dan
Berdasarkan penelitian yang memberikan motivasi agar pengenalan

dilakukan, diperoleh hasil bahwa anak tata cara berwudhu anak dapat

RA Asiah sudah mampu mengenal tata berkembang secara optimal dan sesuai
cara berwudhu melalui media gambar. dengan kemampuan anak.

Terlihat anak dapat menyusun tata cara Mengingat masa kanak-kanak

berwudhu. Dalam penelitian tema yang adalah petualang dan pembelajaran

diajarkan adalah agama. Saat guru sejati yang penuh kejujuran dalam
menerangkan tata cara berwudhu anak merealisasikannya pikiran dan

tampak antusias. Setelah anak mengekspresikan perasaannya. Semua

menerima informasi dari guru, dan orang tua tentu ingin membahagiakan

diajak anak menyusun dan mampu antri anak-anaknya, melihat mereka tumbuh

dan memberi informasi tentang sehat, cerdas, dan sukses dalam

pengenalan tata cara berwudhu. kehidupannya serta aktif dalam

Berdasarkan hasil observasi dan bergerak agar anak sehat baik secara

wawancara oleh peneliti dapat jasmani maupun rohani.

disimpulkan bahwa kegiatan melalui


media gambar sudah dilakukan oleh PENUTUP
guru saat proses pembelajaran dalam Hasil penelitian yang telah

kelas dan luar kelas. Dan dari hasil dilaksanakan pengenalan tata cara

observasi ini diperkuat dengan hasil bewudhu melalui media gambar di RA

Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019 81
Asiah berjalan dengan baik. Karena al/Temp/1.%20Wardah%20Anggr
aini%20Konsep%20Paper-2.pdf.
anak-anak terlihat mampu mengerjakan
Diakses pada 25 Maret 2019.
tugas yang diberikan. Hasil pengamatan
Azizah, Ferihah. 2015. Metode
terhadap evaluasi pengenalan tata cara
Pembelajaran Nilai Agama dan
berwudhu anak melalui media gambar Moral Pada Anak Usia Dini Di
Bustanul Athfal ‘Aisyiyah.
di RA Asiah dapat disimpulkan bahwa
Skripsi.
pengenalan tata cara berwudhu melalui http://repository.iainpurwokerto.a
c.id/901/1/COVER%2C%20BAB
media gambar dilaksanakan secara
%20I%2C%20V%2C%20DAFT
optimal. Kegiatan pengenalan tata cara AR%20PUSTAKA.pdf. Diakses
pada 04 Maret 2019.
berwudhu anak yang diberikan oleh
pendidik berjalan sesuai harapan dan Choiriyah, Amin. 2019. Pengembangan
Keagamaan Pada Anak Usia Dini
pencapaian perkembangan, yang
(Studi Kasus Di TK ‘Aisyiyah
dijadikan sebagai indikator pelaksanaan Bustanul Athfal Karang Malang
Yogyakarta). Skripsi.
pada aspek kekuatan dan keseimbangan.
http://digilib.uin-
suka.ac.id/3782/1/BAB%20I%2C
%20IV%2C%20DAFTAR%20PU
DAFTAR PUSTAKA STAKA.pdf. Diakses pada 08 Mei
2019.
Akmal, Aulia. 2018. Penerapan Metode
Demonstrasi dalam Meningkatkan Fatchiyyah, Lailatul. 2016. Peningkatan
Kemampuan Berwudhu pada Hasil Belajar Materi Rukun
Kelompok B3 TK Islam YLPI Wudhu Dengan Media Kartu
Marpoyan. Generasi Emas, Vol. 1 Gambar Siswa Kelas 1 Madrasah
No. 1. Ibtidaiyah Darussalam Ngepreh
Sayung Demak Tahun Pelajaran
Arif, Hakim. 2016. Pengembangan 2015/2016. Skripsi.
Nilai-Nilai Agama dan Moral di
Taman Kanak-Kanak. Jurnal Nuraini. 2015. Peningkatan Pengetahuan
Pendidikan Islam Ta’dib, Vol. V, Berwhudu Dengan Menggunakan
Media Gambar Pada Anak Usia 5-6
No.1. Tahun 2016.
Tahun. Artikel penelitian.
file:///C:/Users/asus/AppData/Loc https://jurnal.sttgarut.ac.id/index.php/
al/Temp/1980-5571-1-PB.pdf. algoritma/article/viewFile/168/381.
Diakses pada 04 Maret 2019. Diakses pada 25 Maret 2019.

Anggraini, Wardah dan Syafrimen. Wahyuni, Ida Windi. 2018. Penerapan


Pengembangan Nilai–Nilai Moral Nilai-Nilai Moral pada Santri
dan Agama pada Anak Usia Dini. TPQ Al-Khumaier
Universitas Islam Negeri Raden Pekanbaru. Generasi Emas:
Intan Lampung. Jurnal Pendidikan Islam Anak
file:///C:/Users/asus/AppData/Loc Usia Dini, Vol. 1 No. 1.

82 Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019
GENERASI EMAS
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Volume 2, No. 1, Mei 2019

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yamin, Martinis. dan Sanan, Jamilah


Sabri. 2013. Panduan PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Referensi (Gaung Persada
Press Group).

http://eprints.walisongo.ac.id/7074/3/B
AB%20II.pdf. Diakses pada 16
Mei 2019.

https://media.neliti.com/media/publicati
ons/215580-none.pdf Diakses
pada 20 Mei 2019.

Afiyah, Melwany May Pratama, Rizki Nurhasanah/ GENERASI EMAS, Vol. 2, No. 1/ 2019 83

Anda mungkin juga menyukai