SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
EVINATALIA
NIM S16145
SURAKARTA
2020
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, pada akhirnya peneliti dapat
Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Wreda Dharma Bhakti”. Dalam penyusunan
skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh mata ajar
bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat membangun dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan
Surakarta
Surakarta
iv
5. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Kusuma Husada Surakarta yang
6. Orang tua tercinta, yaitu Bapak Sukidi, Ibu Sri Hartatik, seluruh keluarga
besar yang selalu memberikan dukungan, motivasi, do’a dan kasih saying
sepanjang masa.
memberikan motivasi.
8. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
9. Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Selanjutnya peneliti
10. perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xi
ABSTRAK................................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori ................................................................................. 8
2.2 Kerangka Teori ................................................................................ 26
2.3 Kerangka Konsep ........................................................................... 27
2.4 Hipotesis .......................................................................................... 27
2.5 Keaslian Penelitian .......................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian......................................................... 30
3.2 Populasi dan Sampel.......................................................................... 31
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 33
3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran..... 33
3.5 Alat Penelitian dan Cara Penumpulan Data....................................... 34
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data................................................ 38
3.7 Etika Penelitian ................................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Analisi Univariat................................................................................
43
viii
4.2 Analisa Bivariat..................................................................................
45
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik respoden........................................................................
46
5.2 Mengidentifikasi senelum di lakukan Art Therapy mozaik
terhadap tingkat depresi lansia...........................................................
49
5.3 Mengidemtifikasi sesudah di lakukan Art Therapy mozaik
terhadap tingkat depresi lansia...........................................................
51
5.4 Menganalisa pengaruh Art Therapy mozaik terhadap tingkat
depresi lansia......................................................................................
54.............................................................................................................
BAB PENUTUP VI
6.1 Kesimpulan.........................................................................................
58
6.2 Saran...................................................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran
viii
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Evinatalia
evinatalia23@gmail.com
Abstrak
Lanjut usia (lansia) adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan
manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Kondisi kemunduran tersebuat
pada lansia akan berdampak pada kesehatan mental lansia. Masalah mental yang
sering dijumpai adalah depresi. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih
mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi sosial Penatalaksanaan
depresi dapat dilakukan dengan teknik nonfarmakologi, yaitu dengan Art Therapy.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Art Therapy terhadap tingkat
depresi pada lansia di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta .
Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang responden dengan
menggunakan metode penelitian Quasy Experiment dengan pendekatan One
Group Pretest-Posttest Without Control Design. Pengambilan sampel dilakukan
secara non probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian setelah dilakukan uji Wilcoxon tingkat depresi pre test dan
post test pada intervensi menunjukan nilai p value 0,000 < 0,05 yang artinya ada
pengaruh Art Therapy terhadap tingkat depresi pada lansia. Kesimpulan penelitian
ini adalah Art Therapy terhadap tingkat depresi pada lansia. Sehingga terapi
tersebut dapat dijadikan acuan untuk menyusun SOP penanganan depresi dengan
Art Therapy terhadap tingkat depresi pada lansia.
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan
fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan
organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel
secara normal menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
Perubahan lain yang dialami pada lansia adalah gejala psikologis yang
Kondisi yang demikian ini akan berdampak pada kesehatan mental lansia.
pada gangguan interaksi sosial. Tidak jarang gejala depresi juga berupa
1
2
seringkali tidak terdeteksi pada lansia karena dianggap sebagai akibat dari
proses penuaan dan penyakit kronis yang dialami oleh lansia. Padahal deteksi
dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat memperbaiki dan
Prevalensi depresi di dunia sekitar 8-15% dan hasil survei dari berbagai
13,5% dengan perbandingan wanita : pria ialah 14,1 : 8,6 dimana wanita dua
kali lebih banyak dari pada pria (Riskesdas, 2018). World Health
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Suryo (2015) di Panti Wreda Darma
bahwa lansia yang ada di Panti Wreda tingkat depresinya juga tinggi.
pasangan. Risiko depresi sangat mungkin muncul pada lansia, yang dapat
3
merasa tidak berdaya dan putus asa. Beberapa kasus ditemukan bahwa
dengan Art Therapy. Malchiodi (2013) menyatakan Art Therapy adalah salah
suatu bentuk terapi yang bersifat espresif dengan menggunakan materi seni,
individu, mengelola stress, dan memperkuat rasa percaya diri. Art Therapy
juga dapat diartikan sebagai kegiatan membuat sebuah karya seni untuk
individu yang memiliki kemampuan dalam seni ataupun yang tidak memiliki
perasaan yang diaalami dengan menggunakan seluruh srea atau fungsi dalam
diri mereka, salah satu terapi untuk menurunkan strees terapi komplementer
of Art Therapy, 2018). Media seni dapat berupa pensil, kapur berwarna,
berkembang dalam kurun waktu terakhir. Art Therapy telah banyak digunakan
dalam berbagai kasus medis baik pada anak maupun dewasa (Malchiodi,
bentuk nilai seni Art Therapy telah banyak digunakan di lingkungan medis,
seperti pada pasien kanker, penyakit ginjal, penderita rematik, penyakit kronis,
dan luka bakar yang parah (Malchiodi, 2013). Oleh karena itu beberapa
dan Art Therapy dan respon fisiologis tubuh dalam bidang kesehatan mulai
darah sistolik efek utama sederhana dari waktu pada pretreatment, (p = 0,007)
dan tingkat respirasi (p = .000) pada pra dan pasca perawatan langkah-langkah
sebagai intervensi melanjutkan, meskipun dengan ukuran efek yang lebih kecil
bantuan efektif dan efek peningkatan stimulasi suasana hati pada pasien NPC
(Nasopharyngeal Carcinoma).
5
pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa proses membuat kreasi seni
gejala kesehatan dalam penelitian ini, peneliti memilih terapi mozaik sebagai
Therapy Mozaik terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Wreda Dharma
Bhakti Surakarta.
Lansia adalah salah satu periode dalam rentan kehidupan manusia yang
pada lasia adalah gejala psikologis yang meliputi perasaan kesepian, takut
6
dan keterlantaran kondisi yang demikian ini akan berdampak pada kesehatan
metal lansia. Masalah mental yang sering dijumpai adalah depresi merupakan
masalah psikologis yang banyak terjadi pada lansia. Masalah tersebut ditandai
kelamin
1. Bagi Panti
Panti untuk lebih memperhatikan tingkat depresi lanjut usia. Penelitian ini
2. Bagi Pendidikan
selanjutnya.
4. Bagi Peneliti
5. Bagi Responden
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian lansia
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
2016).
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh
karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu
9
10
ayat 2 yang berbunyi Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
empat kriteria yaitu: usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia(old) ialah 75-90
c. Lansia risiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
Muhith & Nasir (2015) menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
a. Perubahan fisik
lingkungan.
b. Perubahan psikologis
c. Perubahan kognitif
jangka pendek.
d. Perubahan spiritual
1. Pengertian Depresi
dengan gangguan fungsi fisik dan fungsi sosial yang hebat, lama dan
sakit jiwa ringan dimana setiap orang dapat merasakan berbagai perasaan
keadaan dimana salah satu fungsi manusia terganggu dalam satu masa
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus
asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Muhith & Nasir, 2015).
adalah gangguan alam perasaan yang berat dalam bentuk kesedihan dan
2. Etiologi
a. Gangguan afektif
b. Gangguan kognitif
Gejala yang muncul adalah penderita akan merasa harga diri dan
putus asa.
c. Gangguan somatik
sistem pencernaan.
14
3. Klasifikasi depresi
kategori, yaitu:
Gejala yang muncul yaitu tidur yang terlalu banyak sekitar 10 jam
or Cyclothymic Disorder)
Gangguan ini biasanya terjadi pada usia muda yaitu sekitar usia 20
tahunan.
(2015)
dan merasa tidak nyaman. Pada depresi ringan, suasana hati yang
3) Depresi berat
menarik diri
1. Faktor Demografi
a. Usia
lansia 60-69 tahun, lansia 70-80 tahun, usia sangat tua lebih dari 80
b. Jenis Kelamin
Hal ini dapat disebabkan karena adanya beberapa faktor lain yang
c. Status Sosioekonomi
yang status ekonominya lebih baik (Agus et al, 2014). Hal ini
d. Status Pernikahan
e. Pendidikan
f. Dukungan Sosial
bagi lansia sangat penting, karena dukungan sosial yang baik telah
g. Pengaruh genetik
depresi dari orang tua maka risiko menderita depresi dapat terjadi
lebih awal dari pada yang tidak mempunyai gen depresi (Riyadi,
2014).
i. Medikasi
(Riyadi, 2014).
Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan
penyakit kardiovaskuler.
jumlah limfosit.
3. Penanganan depresi
Depresi pada lansia ini dapat ditangani meliputi beberapa aspek, antara
lain:
a. Pendekatan psikologis
b. Pendekatan medis
c. Pendekatan spiritual
(2013).
d. Pendekatan Fisik
Lin, 2014).
antara lain :
kreatif, drama, puisi, fotografi, melihat dan menilai karya seni orang lain
dan menarik maka timbul pengalaman atau kegiatan batin pula bagi orang
atau hiasan atau pola tertentu yang dibuat dengan cara menempelkan
karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material
ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem, Mozaik gambar atau
pola tertentu yang dibuat dengan, cara menempelkan bahan/ unsur kecil
disusun dengan berimpitan pada suatu bidang untuk membentuk suatu pola
itu, antara lainkepingan pecahan keramik, kaca, potongan daun, kertas, dan
kayu.
yaitu:
d. Meningkatkan motivasi
f. Memperkuat memori
j. Mengurangi kecemasan
27
Depresi Dampak
Lansia Depresi:
a. Perubahan
suasana hati
Art therapy b. Aktivitas
Mozaik terganggu
c. Menjadi
males untuk
berinteraksi
Manfaat Art therapy Mozaik d. Susah di ajak
komunikasi
a. Menstimulasi partisipasi yang aktif
b. Mendorong untuk mempelajari hal dan
fungsi yang baru
c. Mendorong munculnya kesempatan untuk
sukses
d. Meningkatkan motivasi
e. Meningkatkan kemandirian dan arah diri.
f. Memperkuat memori
g. Meningkatkan konsep diri
h. Mengeksplorasi perasaan klien
i. Mengembangkan keterampilan sosial
j. Mengurangi kecemasan
28
Keterangan:
: Yang diteliti
: Penghubung
2.4 Hipotesis
Hipotesa merupakan pernyataan awal peneliti mengenai hubungan
(Ha) dan hipotesa nol (H0). H0 diartikan sebagai tidak adanya hubungan atau
hubungan atau perbedaan antar variabel yang diteliti. Sesuai dengan tujuan
BAB III
METODE PENELITIAN
Bhakti Surakarta. One Group Pre-test Post-test Without Control Design yaitu
responden diberikan perlakuan dan setelah itu responden melakukan post test
berikut:
K O1 X O2
Keterangan :
30
31
penelitian.
N
n= 2
1+ N ( d)
32
Keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Besar sampel
50
n= 2
1+50(0,05)
50
n=
1+0.125
n=45responden
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(Notoatmodjo, 2016).
b. Kriteria eksklusi
selama 7 sesi.
respoden.
“IYA” maka bernilai 0 dan diberi kode “0” untuk jawaban “IYA”
kemudian jika dijawab “TIDAK” maka bernilai 1 dan diberi kode “1”
10, 12, 14, 15 jika dijawab “TIDAK” maka bernilai 0 dan diberi kode
35
bernilai 1 dan diberi kode “1” untuk jawaban “IYA”. Skor total adalah
sejauh mana alat ukur yang digunakan pada kuesioner sah tidaknya
pada lanjut usia dalam Bahasa Inggris. Penelitian yang dilakukan oleh
spesifisitas 66%.
lagi.
36
1. Data Primer
pemberian kuesioner.
2. Data Sekunder
1. Izin penelitian
cara memberikan jawaban yang sesuai dan memberi tanda cek list (√)
penelitian.
5. Tahap Pelaksanaan
f. Lansia mengikuti semua 3 sesi untuk Art therapy Mozaik yang sudah
di jadwalkan.
penelitian, oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar.
1. Editing
2. Coding
12 – 15.
39
3. Processing/entry
4. Cleaning
akan dianalisis.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan stardart
umur yang akan dimasukan kedalam bentuk terdensi serta meliputi nilai
lansia
dua variabel. Uji yang digunakan yaitu uji Wilcoxon Test digunakan
value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada
pembimbing proposal dan meminta izin kepada kepala Panti Wreda Dharma
mengikuti proses penelitian selama 3 hari lamanya dan tidak boleh untuk
prabadi di peneliti.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
dijamin kerahasianya, hanya data tertentu saja yang akan disajikan atau
terhadap data yang di isi oleh responden dan tidak akan disebar luaskan
oleh peneliti.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut :
berusia 66,56 tahun dengan usia paling rendah adalah 60 tahun dan
depresi pre test adalah depresi berat yaitu sebanyak 19 Lansia (76%).
Normal 17 68
Ringan 8 32
Sedang 0 0
Berat 0 0
Total 25 100%
depresi post test adalah normal (tidak depresi) yaitu sebanyak 17 Lansia
(68%).
45
lansia
0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh Art Therapy Mozaik terhadap tingkat
depresi lansia.
46
BAB V
PEMBAHASAN
Wredha paling rendah pada adalah 60 tahun dan maksimal 74 tahun, ada
faktor usia, dimana rata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat
memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lansia, walaupun hal
meningkat pada usia yang lebih tua lagi. Lansia lebih banyak risiko
depresi karena banyaknya masalah yang ada pada lansia seperti adanya
2014)
ialah usia > 60 tahun dan lansia tua ialah usia 75-90 tahun, sedangkan
lanjut usia sangat tua adalah 90 tahun ke atas dengan adanya kelompok
usia rata-rata hampir sama, dapat dikatakan bahwa proses degenerasi dan
penuaan juga sama. Pada proses penuaan menunjukan bahwa otak menua
46
47
bersalah atau berdosa, merasa tidak berdaya dan putus asa. Bahkan dalam
kehidupan yang dijalani oleh lansia terasa datar. Hal tersebut membuat
orang tua yang memasuki usia lanjut semakin merasa terabaikan secara
protein stress pada sel-sel otak yaitu hormon yang membantu untuk
2014) diperkuat juga dengan penelitian dari Merry (2016) bahwa faktor –
prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita
dan antusias untuk mengikuti Art therapy untuk mengurangi depresi ketika
depresi lansia
24.0% memiliki depresi sedang dan kategori depresi berat yaitu 19 responden
50
emosinya sehingga dapat membantu untuk merasakan emosi apa yang sedang
dirasakan, dan emosi apa yang sedang muncul atau sedang mendominasi diri.
(Malchiodi, 2018). Lansia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia,
sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan.
seperti depresi.
sendiri, responden juga menyatakan mau tidak mau harus senang tinggal di
panti karena tidak mempunyai tempat tinggal lain. Faktor psikososial hal ini
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan panti dan antara lain faktor yang
perkawinan.
dengan gangguan fungsi fisik dan fungsi sosial yang hebat, lama dan menetap
51
pada individu tersebut. Penderita depresi tidak dapat sembuh sendiri, bila tidak
diobati depresi yang dialami dapat bertambah berat. Depresi dapat sebagai
simptom, sindrom, dan diagnosis serta sejauh mana stresor psikososial dapat
banyak pada umur yang lebih tua dan dukungan keluarga yang rendah. Faktor
2014). Faktor lain yang dapat berpengaruh yaitu jenis kelamin, status
therapy lansia memiliki depresi berat selama berada didalam Panti. Tidak ada
lansia tidak mempunyai kegiatan yang dapat mengurangi rasa sedih dan
depresi lansia
dengan kondisi normal yaitu 17 responden atau 68.0%. Menurut Malciodi &
52
yang mengalami deperesi, dengan nilai rata hormon kortisol sesudah diberikan
melahirkan suatu ilmu tersendiri tentang tata cara menempel kain perca pada
dilihat secara kasat mata dan diakui sebagai susunan yang dihasilkan lewat
kerja kesenian.
dapat menurunkan tingkat depresi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang
tepat bagi lansia untuk menurunkan depresi yang dialami dengan memberikan
adalah dengan Art therapy. Art therapy menggunakan media seni dan proses
coping individu, mengelola stress, dan memperkuat rasa percaya diri, Art
therapy juga dapat diartikan sebagai kegiatan membuat sebuah karya seni
pada individu yang memiliki kemampuan dalam seni ataupun yang tidak
jenis penanganan yang diberikan oleh pihak panti dalam menekan tingkat
depresi yang dialami oleh lansia, diantaranya adalah self talk, obat penenang,
kepada Tuhan. Self Talk adalah terapi yang diberikan untuk pasien dengan
gangguan halusinasi untuk menolak bisikan. Obat penenang berupa pil untuk
dengan pasien diberikan dengan cara mengajak pasien untuk bercerita. Terapi
fisik berupa ajakan menggerakkan tubuh, kepala, tangan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan Art therapy untuk menurunkan depresi pada lansia yang
dan kognitif secara bersamaan pada seluruh responden. Aspek fisik meliputi
gerak pada motorik halus serta sensasi fisik yang dapat dirasakan oleh
menempel kain perca pada botol yang sudah disiapkan. Sehingga hal ini juga
motorik halus yang sudah menurun pada lansia yang mengungkapkan bahwa
membuat karya seni tidak dapat terlepas dari pengalaman sensual pada indera
yang dimiliki (Moon, 2014). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
54
pemberian terapi ini sangatlah berguna bagi lansia yang mengalami gangguan
depresi. Mekanisme pemberian Art therapy yang diikuti oleh lansia selama 7
lansia
menghasilkan nilai P value 0,000 nilai p< 0,05 yang dapat diartikan Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh Art therapy mozaik
terhadap tingkat depresi pada lansia secara signifikan. Hal ini dapat dilihat
dari analisa hasil skor tiap item kuesioner menunjukkan pada pre test dan post
test nilai tertinggi pada soal “Saya merasa sulit untuk beristirahat” dengan skor
36 yang berarti termasuk dalam indikator stress psikologis atau emosi. Art
tuntutan yang diterima dan kemampuan dalam menangani sumber stress baik
fisik dan psikologis (Gaol, 2016). Faktor-faktor penyebab stress pada lansia di
Panti Werdha termasuk dalam 5 urutan besar, yaitu perubahan aktivitas sehari-
Bidjuni dan Karundeng, 2015). Penerapan Art therapy secara efektif dapat
terlihat responden selama menjalani proses Art therapy. Pada tiap sesi
juga dikuatkan oleh reward secara verbal dari kepala dan petugas panti saat
Temuan ini juga sesuai dengan Rubin (2015) yang menyatakan bahwa
salah satu tujuan dalam pemberian teknik Art therapy adalah untuk membantu
sebagai media katarsis, atau meningkatkan self esteem pada individu. Metode
Awalnya responden sempat merasa kurang percaya diri untuk menempel kain
perca pada botol. Responden beranggapan bahwa mereka sudah lama tidak
berkarya dan kurang yakin dengan hasil yang mereka buat. Namun saat
semakin baik pada tiap sesinya kegiatan yang dapat dilakukan dalam Art
therapy salah satunya melalui kegiatan menempel. Menempel kain perca pada
individu mengembangkan koping (Setiadi, 2016 & Kushariadi, 2017). Hal ini
sangat senang dan lebih tenang. Saat seseorang melakukan kegiatan dengan
hati senang dan tenang, memicu tubuh mengeluarkan hormon endorphin yang
yang awalnya tegang akan mengendur (Mumpuni & Wulandari, 2017). Hal ini
masalah personal, dan konflik yang sering dipendam seseorang dalam alam
(Stockslagerdan, 2017).
kesehatan mental (Palmer, Hill, Lobban, & Murphy, 2017). Berdasarkan hasil
therapy mozaik terhadap tingkat depresi pada lansia yang artinya penelitian ini
dapat digunakan untuk alternatif untuk mengurangi depresi pada lansia. Lansia
mengurangi kesendirian dan selalu ceria didalam Panti Wreda. Pemberian Art
57
yang awalnya. Stimulasi pada otak akan membuat lansia menjadi senang dan
6.1 Kesimpulan
66.56 dengan usia paling rendah adalah 60 tahun dan paling tinggi 74
tahun.
6.2 Saran
58
59
1. Bagi Peneliti
perpustakaan.
mengurangi beban psikologis dan kegiatan yang disukai oleh para lansia
Agus, Dedy W, Dwi Fadly P, Farhan, Ratep N & Westa, . (2015). Faktor–Faktor
Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Lansia Di Dusun Kalimanjung
Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta. J keperawatan, UMY.
Gallo JJ & Gonzales J. (2016). Depression and Other Mood Disorder. In:
Adelman AM, Daly MP, and Weiss BD, eds 20 Common Problems in
Geriatrics. New York: McGraw-Hill; 205-235 p.
Haralambous & Lin. (2013). Depression In Older Age: A Scoping Study. Natl
Ageing Res Inst.
Hellowel. (2012). Manfaat Art Therapy Yang Sangat Bermanfaat Untuk Teknik
Terapi, diakses pada tanggal 2 Oktober 2019
http://www.psikoma.com/manfaatart-therapy/
Kartika S. (2014). Gambaran Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia (Lansia) Di Panti
Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 Dan 03 Jakarta Timur. J Univ
Indones.
Khairan. (2016) Mosaic oblique images and methods of making and using same.”
U.S, Patent No 7.
Malchiodi & Cathy. (2018). Art Therapy Changes Lives, diakses 20 Maret 2018
<https://www.cathymalchiodi.com/>.
Muhith & Nasir. (2015). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika;.
Nugroho T. (2016). Kamus Pintar Kesehatan. 1st ed. Yogyakarta: Nuha Medika
Perry & Potter (2012). Fundamental Keperawatan (buku I. edisi 7). Jakarta :
Salemba Medika
Potter PA & Perry AG. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC
Tareque MI & BS. (2013). Gender Difference In Disability Free Life Expectancy
At Old Ages In Bangladesh. J Aging Heal.
LAMPIRAN
F6501
Lampran 1
USULAN TOPIK PENELITIAN
Nama Mahasiswa : Evinatalia
NIM : S16145
Topik Penelitian : Pengaruh Art Therapy Mozaik terhadap Tingkat Depres
Lansia
Latar belakang penelitian secara singkat
Lansia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap
sebagai fase kemunduran. Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia
individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati
dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh.
Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan
kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan
fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Fatmah, 2010).
Jenis masalah kesehatan mental yang berbahaya untuk semua kalangan usia.
Depresi di kalangan lansia sudah semakin berkembang sehingga membutuhkan perhatian
khusus dari pemerhati kesehatan mental, terutama bidang psikologi (Risnawaty, 2016).
Perubahan lain yang dialami pada lansia adalah gejala psikologis yang meliputi perasaan
kesepian, takut kehilangan, takut menghadapi kematian, penurunan daya ingat,
berkurangnya konsentrasi dan perhatian, kurang percaya diri, kecemasan, terasingkan dari
lingkungan, ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, ketergantungan dan keterlantaran
(Suardiman,2015). Kondisi yang demikian ini akan berdampak pada kesehatan mental
lansia. Masalah mental yang sering dijumpai adalah depresi (Nugroho, 2016).
Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lansia. Masalah
tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan
interaksi sosial. Tidak jarang gejala depresi juga berupa gangguan fisik seperti insomnia
dan berkurangnya napsu makan. Depresi seringkali tidak terdeteksi pada lansia karena
dianggap sebagai akibat dari proses penuaan dan penyakit kronis yang dialami oleh
lansia. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat
Menurut
memperbaiki danWorld Health Organitation
meningkatkan (WHO)
kualitas hidup (2013),
bagi lansia depresi
(Dewi, merupakan gangguan
2014).
psikologis terbesar ketiga yang diperkirakan terjadi pada 5% penduduk di dunia. Di
Indonesia, belum ada penelitian yang menyebutkan secara pasti tentang jumlah prevalensi
lansia yang mengalami depresi. Namun peningkatan jumlah penderita depresi dapat
66
Tujuan Art therapy bukan untuk menghasilkan bentuk-bentuk Artistik, tetapi lebih
menekankan kebebasan untuk berkomunikasi melalui bentuk-bentuk Artistik. Modalitas
Art therapy antara lain yaitu: menggambar, melukis, menempel, serta membuat bentuk
dengan menggunakan plastisin. Melalui kreativitas seni pasien dapat melepaskan emosi,
mengekspresikan diri melalui cara-cara non verbal dan membangun komunikasi (Sarah
2010).
Art therapy adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni, material
seni, dengan pembuatan karya seni untuk berkomunikasi (British Association of Art
Therapy, 2018). Media seni dapat berupa pensil, kapur berwarna, warna, cat, potongan
potongan keratas, dan tanah liat (Hallowell, 2012). Kegiatan Art therapy mencakup
berbagai kegiatan seni seperti menggambar, melukis, memahat, menari, gerakan-gerakan
kreatif, drama, puisi, fotografi, melihat dan menilai karya seni orang lain (Hallowell,
2012). Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggambar sebagai bentuk kegiatan dalam
Art therapy. Art therapy telah banyak digunakan di lingkungan medis, seperti pada pasien
kanker, penyakit ginjal, penderita rematik, penyakit kronis, dan luka bakar yang parah
(Malchiodi, 2013).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh Art therapy
mozaik terhadap tingkat depresi pada lansia.
67
Rumusan Masalah
Lansia adalah salah satu periode dalam rentan kehidupan manusia yang dianggap
sebagai fase kemunduran dan mengalami perubahan yang dialami pada lasia adalah
ini akan berdampak pada kesehatan metal lansia. Masalah mental yang sering
dijumpai adalah depresi, Dpresi merupakan masalah psikologis Yang banyak terjadi
pada lansia. Masalh tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang
berdampak pada gangguan interaksi social. Penangan untuk masalah depresi lansia
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh Art therapy kaligrafi terhadap tingakt depresi lansia
Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta
Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi karekteristik responden (usia, jenis kelamin)
2) Mengidentifikasi tingkat depresi sebelum dilakukan terapi Art therapy mozaik lansia
3) Mengidentifikasi tingkat depresi sesudah dilakukan terapi Art therapy mozaik pada
lansia
4) Menganalisa pengaruh terapi Art therapy mozaik terhadap tingkat depresi pada lansia
68
Lampiran 2
F 04
70
Lampiran 3
71
Lampiran 4
72
73
74
Lampiran 5
75
76
77
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPODEN
Nama : Evinatalia
Nim : S16145
Judul Penelitian : Pengaruh Art Therapy Mozaik terhadap tingkat depresi pada
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan peneliti, bersama ini saya menyatakan tidak
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dan tekanan dari peneliti.
Respoden
( )
78
Lampiran 7
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
NILAI
No. Keadaan yang dialami selama seminggu RESPONDEN
Ya Tidak
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
2. Apakah anda telah banyak meninggalkan kegiatan dan hobi anda ?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ?
4. Apakah anda sering merasa bosan ?
5. Apakah anda masih memiliki semangat hidup ?
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya ?
9. Apakah anda lebih suka tinggal dirumah, dari pada pergi keluar untuk mengerjakan
sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda
dibandingkan orang lain ?
11. Apakah anda piker bahwa hidup anda sekarang menyenangkan ?
12. Apakah anda merasa tidak berharga ?
13. Apakah anda merasa penuh semangat ?
14. Apakah anda merasa keadaan tidak ada harapan ?
15. Apakah anda merasa bahwa orang lain lebih baik keadaanya dari pada anda ?
SKOR
Interpretasi
1. Normal : 0-4
2. Depresi ringan : 5-8
3. Depresi sedang : 9-11
4. Depresi berat : 12-15
Lampiran 8
ART THERAPY
4. Tahap Kerja
a. Persiapkan calon asisten terlebih dahulu pastikan kembali
bahwa calon asisten sudah mengertimengenai penelitian
kita
b. Calon respoden diminta untuk mengisi inform consen
persetujuan
c. Respoden diminta untuk mengisi pre test terlebih dahulu,
peneliti dan asisten mendampingi responden jelaskan bila
ada yang kurang paham
d. Lalu setelah selesai, peneliti dan asisten mengajarkan
terlebih dahulu cara art herapy yaitu dengan menempelkan
kain perca di botol yang sudah disiapkan, kemudian minta
respoden untuk melakukan sendiri
e. Kemudian ukur kembali kemapuan respoden setelah
melakukan terapi yaitu dengan posttest, mengisi kuesioner
kembali
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi kegiatan
80
Lampiran 9
82
Lampiran 10
83
Lampiran 11
84
Lampran 12
85
F 07
Lampiran 13
86
87
88
Lampiran 14
89
90
Lampiran 15
DATA SPSS
Statistics
JENIS_KELAMI
USIA N PRE_TEST POST_TEST
N Valid 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0
Mean 66.56 1.64 3.76 1.32
Median 67.00 2.00 4.00 1.00
Mode 60 2 4 1
Std. Deviation 4.883 .490 .436 .476
Minimum 60 1 3 1
Maximum 74 2 4 2
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS_KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
91
PRE_TEST
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POST_TEST
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
WILCOXON
Test Statisticsa
POST_TEST -
PRE_TEST
Z -4.484b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Lampiran 16
Dokumentasi
93
94
95
Lampiran 17
96
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Evinatalia
NIM : S16145
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Evinatalia
NIM : S16145
14