Automatic Transfer Switch Konvensional
Automatic Transfer Switch Konvensional
ATS KONVENSIONAL
OLEH:
Andrica Fajarrullah
3201303030
Listrik 5A
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik ATS konvensiona ini.
Terbuatnya laporan ini merupakan perwujutan dan dari segala bentuk pengamatan,
pengaplikasian dan pelaksanaan job sesuai dengan deskripsi bentuk kerja yang merupakan
Oleh karena itu besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritikan dari para
pembaca. Dan semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa/i Politeknik
Negeri Pontianak pada umumnya dan dapat memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada
khusunya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....... .................................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu dalam merangkai kontrol otomatis PLN ke genset,
dan sebaliknya. Dan mengenali semua alat-alat yang dipakai pada sistem kontrol ini
dan dapat mengetahui atau memperbaiki bila rangakain terjadi troubleshoting.
4
BAB II
PEMBAHASAN
AMF (Automatic Main Failure): Jika kita ingin agar dalam menghidupkan atau mematikan
(ON - OFF) Engine Genset secara otomatis (tanpa peranan operator), maka AMF Panel yang
akan menggantikan peranan operator untuk mengoperasikan Genset.
Untuk proses perawatan, sebaiknya Genset perlu dilakukan pemanasan setiap seminggu
sekali selama 10-15 menit untuk sirkulasi pelumas / Oli ke seluruh bagian mesin. Dalam hal
ini pemakain AMF panel akan menggantikan peranan Operator untuk melakukan tugas
pemanasan Genset (Warming-up). Dengan dilengkapi sebuah Timer, maka Genset tersebut
dapat di-setting untuk melakukan proses pemanasan sendiri secara otomatis tanpa bantuan
operator. Kita tinggal men-setting pada hari apa, berapa menit dan dalam seminggu ada
berapa kali proses warming-up dilakukan.
Gabungan antara ATS dan AMF Panel memberikan solusi yang terpadu untuk meng
otomatis-kan dalam menangani masalah kegagalan PLN
5
berakhir, genset akan starting kemudian berakhir dengan beroperasinya genset. Sinyal
starting untuk genset hanya terdapatpada K21T sudah mati dan K22T masih
beroperasi. Beban terhubung dengan genset (dengan beroperasinya K23T), jika
tegangan genset sudah nominal, jadi beban sudah disuplai oleh genset.
Ketika beban sedang disuplai oleh genset, hidupnya PLN kurang dari setting
waktu K26T, tidak akan mempengaruhi rangkaian. Sedangkan bila PLN hidup
kembali selama lebih dari setting waktu K26T, hubungan antara beban dengan genset
kakan dapat diputuskan oleh K23. Kemudian sesuai dengan setting K27T, genset akan
mati, rangkaian beban akan akan dihubungkan kembali ke PLN oleh K28, jika setting
waktu K27T sudah habis. Dengan demikian beban dispulai oleh PLN.
Apabila beban setting sedang disuplai oleh PLN, kemudian PLN tersebut mati
,maka hubungan PLN kebeban akan diputus oleh K28, pada saat itu genset akan mulai
pemanasan sesuai dengan setting waktu K20T. Jika proses pemanasan akan
deihentikan oleh selang waktu anatara PLN padam dan hidup K20T, maka pemanasan
akan dihentikan oleh K20T, kemudian sesuai setting waktu K27T, beban akan
dihubungkan kembali lagi dengan PLN oleh K28, akibatnya beban tidak pernah
terhubung dengan genset.
6
2.2.3 Posisi Repair
Posisi ini digunaka untuk keperluan proses perbaikan genset. Apabila genset
mengalami kerusakan atau gangguan yang memutuskan pembongkaran pada mesin
diesel atau generator . maka rangkaian kontrol yang dapat megoperasikan genset
harus segera diputuskan. Proses ini harus dapat dicapai, maka sangat berbahaya bagi
orang yang memperbaiki genset.
Pada saat selector swicth diposisi repair maka sekalipun terdapat situasi dimana PLN
padam atau hidup, rangkaian kontrol tidak akan dapat menghidupkan genset, karena
sambungan dari baterai untuk proses pemanasan dan strating diputuskan oleh selector
switch. Pada posisi ini beban hanya disuplai oleh PLN, dengan catatan PLN tidak
padam.
7
BAB III
PROSES PRAKTEK
PLN : ON GENSET : ON
GENSET : OFF PLN ; OFF
K28 MEMBUKA
PEMANASAN
MESIN GENSET
K23 MEMBUKA
APABILA SELANG
STARTING GENSET WAKTU >K27T
MEMATIKAN GENSET
8
3.2 Gambar Rangkaian
h13
A
S13
h13a
h12 V F
1,3,5,13
K28 1,3,5,13
2,4,6,14 K23
S12
2,4,6,14
F14 F16
F17 F18
F12
F19
F15
h15/R,S,T h19/R,S,T
F16a
PE
PE
PE
11
12
13
14
21
22
23
24
31
32
33
34
KEPADA BEBAN
SUPLAY DARI
SUPLAY DARI
OUTPUT
GENSET
PLN
9
Phasa PLN
Phasa Genset
5
8 1
S20
3 K26T K29
6
S20 4
11
4
1
5 61 1
K24 K28 K26T K24
6 62 3 4
K27T
11
71
K23
72
A2 A2 A2 A2 A2 10 10 A2 10
N PLN
N Genset
NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC NO NC
Dari PLN
Relay Bantu
Genset
PLN
10
H
Meteran Jam Kerja genset
h31
S20
1
2
Selektor Switch
Repair/Genset/Auto
7
8
1
Sambutan Kontrol dari Genset
2
Term. 1 : + 12V DC
Term. 2 : Stop Genset
Term. 3 : Start Genset
K23
Term. H : Pemanasan
3 H
14
13
K27T
K20
11
K22T
11
K21T
58
57
66
65
K24
K20T
K20
58
57
22
21
3.3 Alat dan Bahan
1. Mempelajari gambar diagram kontrol ATS dengan kontaktor yang ada di jobsheet
sampai mengerti.
2. Mempelajari sistem kerja suplai daya PLN dan genset.
3. Mempelajari sistem start dan diesel generator.
4. Memesan bahan dan alat yang akan digunakan dan memeriksanya terlebih dahulu
sebelum dipasang.
5. Merangkai sistem suplai daya, rangkaian kontrol dan metering beban dengan baik
6. Memeriksa kembali rangkaian yang dibuat.
7. Melaporkan kepada pengawas.
8. Menguji semua fungsi rangkaianyang telah dibuat bersama-sama pengawas.
Mencari dan memperbaiki kesalahan/gangguan yang dibuat oleh instruktur dan
menguji kembali rangkaian tersebut apakah sudah benar.
12
3.5 Gambar Hasil Kerja
13
3.6 Analisa Temuan
Setelah selesainya praktek ditemukan kendala-kendala dalam rangkaian, untuk
rangkaian ATS konvensional ini sebenarnya di gunakan 7 kontaktor yang mana 3 kontaktor
di gunakan sebagai On delay dan 2 kontaktor sebagai bantuan untuk off delay, dan 2 sebagai
kontaktor utama. Tetapi, dalam praktek ini hanya di pakai 5 kontaktor yang mana di temukan
kesulitan antara pembagian kegunaan kontaktor utama dan bantu untuk di gunakan ke On
delay atau Off delay.
K28 sebagai kontaktor utama PLN dan K23 sebagai kontaktor utama GENSET
phasenya harus di kopel dengan OFF delay karena antara Kontaktor utama PLN dan
GENSET, diatas nya bertumpu Off delay.
Kemudian juga untuk sumber, sumber yang digunakan hanya 1 sumber yaitu PLN,
yang mana juga cukup mempersulit kopel fasa netral genset PLN, dalam praktek ini, tim
harus mengkopel satu phasa yaitu ke PLN dan Genset dan satu kopel Netral ke PLN dan
GENSET. Ini juga mengalami kesulitan karena terkadang Kontaktor genset tidak hidup
karena adanya 2 sumber.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ATS sebagai saklar untuk memindahkan suplai dari PLN ke Genset dan dari Genset ke
PLN, sebagai kerja nya, yang digunakan dalam ATS ini adalah sistem Off delay dan ON
delay yang kontaktor sebagai saklar pemindah utamanya.
4.2 Saran
Untuk menunjang kelancaran praktek mahasiswa, sangat di perlukan bahan-bahan
praktek yang berkualitas, tersedia nya bahan-bahan yang mencukupi untuk mempermudah
mahasiswa dalam melakukan praktek. Karena di temukan beberapa kekurangan-kerungan
yang menghambat kerja praktek, seperti kurangnya kotak kontak terminal, kabel-kabel
penghubung, dan kualitas bahan-bahan yang sudah seharusnya di ganti dengan yang baru,
agar kedepannya kualitas praktek untuk mahasiswa baru yang akan datang nanti semakin
teruji.
15