A. Latar Belakang
kesehatan. Di rumah sakit terdapat berbagai upaya yang ditujukan guna pemulihan
preventif dan rehabilitatif, dengan bentuk pelayanan yang diberikan antara lain
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan emergency unit. Tahun 2003 kita telah
rumah sakit semakin global karena tidak hanya kompetisi dengan rumah sakit
dalam negeri tapi juga luar negeri, yang pada umumnya berorientasi mencari
Indonesia Sehat tahun 2010 dan perubahan pola pelayanan rumah sakit yang
1
masyarakat yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung melalui
media massa atau media lainnya, yang dapat memberikan citra kurang baik bagi
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi adalah salah satu institusi pemerintah
disediakan meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, instalasi gawat darurat 24
diharapkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di RSJ Provinsi NTB bisa
optimal. Hasil analisis data pemanfataan pelayanan RSJ provinsi diketahui bahwa
angka utilisasi masyarakat (visite rate) terhadap pelayanan yang ada masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan standar nasional, yakni hanya 0,32% dari 1,5%
standar yang ditetapkan. Akan tetapi dibandingkan tahun sebelumnya (2009) yang
hanya mencapai 0,26%, visite rate tahun 2010 mengalami sedikit peningkatan,
2
Tahun 2008 jumlah kunjungan rawat jalan adalah 9893 orang, menurun menjadi
9447 orang tahun 2009, dan meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 12395
orang atau meningkat 31,2% dibanding tahun 2009. Berikut gambaran kunjungan
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa sebagian besar atau diatas 80% pasien
RSJ Provinsi adalah pasien lama yang memerlukan pelayanan berkualitas sesuai
ini didukung oleh hasil penelitian oleh Robert dan Prevost dalam Azhar yang
3
pemberi pelayanan dan penyandang dana pelayanan kesehatan, yakni 1) bagi
lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakaian dana, kewajaran pembiayaan dan
B. Perumusan Masalah
tersebut maka semakin baik mutu pelayanan yang diberikan. Untuk itu studi
tentang tingkat kepuasan pelanggan perlu dilakukan oleh RSJ Provinsi, untuk
C. Tujuan
4
Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen/masyarakat terhadap pelayanan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang
pelayanan yang diberikan selama ini untuk mencapai pelayanan berkualitas dan
memuaskan pelanggan/konsumen.
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Waktu
2. Lingkup Tempat
3. Lingkup Materi
Materi dibatasi pada indeks kepuasan pasien dan pelayanan kesehatan yang
5
TINJAUAN TEORI
atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk atau jasa pelayanan. Mutu
ubah. Donabedian dalam wijono menilai mutu adalah suatu keputusan yang
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa kesehatan yang sesuai
dengan standar dan kode etik profesi. Makin sempurna kepuasan tersebut
maka makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Selain itu, Zimmerman
pasien, keluarga dan yang lainnya yang datang untuk mendapatkan pelayanan
6
sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit atau Puskesmas secara wajar,
efesien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan norma, etika,
Mutu produk dan jasa pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh 9 area
penyesesuaian biaya.
semakin meningkat.
kebutuhan pelanggan.
diikuti.
7
i. Mounting product reiqurement: persyaratan produk yang diminta
Dalam pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga elemen dasar mutu yaitu:
a. Layanan tehnik (technical care) yaitu penerapan ilmu dan teknis bagi
kesehatan.
sosial dan psikososial antara pasien dan praktisi kesehatan lainnya seperti
ruang tunggu yang menyenangkan, ruang periksa yang nyaman dan lain-
lain.
a. Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir yaitu terdiri atas
15%.
sektor terkait.
8
Kualitas total suatu layanan terdiri atas 3 (tiga) komponen utama (Grounroos
3. Corporate Image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
dibutuhkan, yakni:
g. Aesthetics, estetika
9
Menurut Parasuraman ada 10 (sepuluh) faktor utama yang menentukan
perusahaan memberikan jasanya secara tepat sejak saat pertama (right the
disepakati.
tertentu.
4. Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti
lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu menunggu tidak terlalu lama,
5. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan keramahan yang
dimiliki para contact personnel (seperti resepsionis, operator telepon, dan lain-
lain).
yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan
pelanggan.
10
7. Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
pelanggan.
8. Security, yaitu aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Aspek ini
kebutuhan pelanggan
10. Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang
bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum dalam lima dimensi pokok
yaitu :
sarana komunikasi.
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf; bebas dari
11
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
B. Kepuasan Pelanggan
bertindak atas dasar itu. Apakah pengguna layanan puas tergantung kepada
lampau, opini teman dan kerabat, serta informasi dari janji-janji pemberi
suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan.
12
melebihi harapan. Kepuasan juga didefinisikan sebagai hasil pendapat dan
kali datang
b. Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan, apa yang
diharapkan
c. Prosedur perjanjian
d. Waktu tunggu
pengaturan kunjungan
bahwa konsumen yang puas merupakan aset yang sangat bermakna bagi
kepada orang lain melalui mouth to mouth atau cara lainnya. Berikut
13
Hubungan antara pemberi pelayanan dan pelanggan menjadi
harmonis
pelayanan
pemasaran, secara empiris menunjukkan bahwa pasien yang tidak puas akan
sarana kesehatan tersebut atau membuat citra penyedia layanan kurang baik.
BUN, 2008).
14
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur
15
perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan
diantaranya:
pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas,
sangat puas.”
Derived dissatisfaction
Problem analysis
Imfortance-performance analysis
c. Ghost shoping
16
Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang
setiap keluhan.
17
bekerja keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut
a. Relationship Marketing
18
memberikan hasil yang lebih efektif, hubungan yang baik tidak
hanya perlu dibina dengan pelanggan akhir, tetapi juga dengan pihak
superior akan meraih laba dan tingkat pertumbuhan yang lebih besar
19
misalnya dengan merancang garansi tertentu atau memberikan
pelayanan purna jual yang baik. Pelayanan purna jual harus pula
yang puas atau bahkan pelanggan abadi (Mudie dan Cottam, 1993).
diupayakan agar dimasa yang akan datang tidak timbul masalah yang
20
merupakan hal yang krusial. Ketidakpuasan bisa semakin besar
dilakukan.
21
Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan
sama.
keluhan.
22
realistis, fair, dan proporsional ), dimana pelanggan dan perusahan
23
80,71 artinya pelayanan yang diberikan RSUD Sultan Imanunuddin Pangkalan
47,5 % mengatakan setia dan 42,5 % sangat setia terhadap pelayanan rawat
inap ruang penyakit dalam dan ruang bedah kecelakaan Rumah Sakit Umum
pasien rawat inap. Hasil uji statistik lebih lanjut diketahui bahwa kepuasan
kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah
24
Diantara sepuluh dimensi kualitas yang digunakan dalam penelitian ini, yang
nilainya tinggi adalah dimensi akses, sedangkan yang nilainya rendah adalah
C. Persepsi
pengetahuan khusus tentang obyek atau kejadian pada saat tertentu, maka persepsi
menciptakan gambaran yang memiliki arti. Orang dapat memiliki persepsi yang
berbeda atas obyek yang sama karena adanya proses persepsi, yakni perhatian
seseorang untuk memberi arti terhadap stimulus lingkungan yang dapat ditangkap
melalui inderanya. Setiap orang mempunyai persepsi sendiri tentang suatu obyek
Azwar adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
25
sama dalam organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
health services) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih komplek dan
dibandingkan dengan produk jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena pelayanan
bersifat tidak bisa dipastikan baik waktu, tempat, besar biaya yang dibutuhkan
bahwa pengguna dan bukan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat bersama-
masyarakat tidak sulit ditemukan pada saat dibutuhkan, 2) dapat diterima dan
26
wajar, artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan
penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita penyakit atau kecelakaan. Perilaku ini dimulai dengan pengobatan
diri sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai usaha mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu predisposing factors, enabling factors dan need,
27
Demografi Sumber daya keluarga/ penilaian
Personal individu
Keyakinan kesehatan
fasilitas kesehatan. Faktor ini terdiri dari tiga komponen yaitu demografi, struktur
kelamin, status perkawinan dan jumlah keluarga. Struktur sosial meliputi jenis
dan penyakitnya.
pelayanan kesehatan, terdiri dari sumber daya keluarga dan sumber daya
28
Faktor need merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan
terjadinya penyakit. Kebutuhan ini diukur dengan gejala yang dialaminya dan
yang dikembangkan oleh Becker dari teori lapangan (Fieldtheory, Lewin, 1954),
kesehatan ditentukan oleh empat variabel kunci, yakni kerentanan yang dirasakan
(perceived benefits and barriers), dan hal-hal yang memotivasi tindakan tersebut
(cues).
Cues to action
Media, advice
29
Menurut Lawrence Green, ada tiga hal yang memberi kontribusi atas
nilai persepsi dan faktor demografis seperti status sosial ekonomi, umur, jenis
sumber daya yang ada, antara lain ketersediaan fasilitas kesehatan dan
keterjangkauannya.
terwujud dalam sikap dan perilku petugas kesehatan, teman sebaya, orang tua,
sosial dan pengalaman), demografi (umur, asal usul dan jenis kelamin). Variabel
Penelitian yang dilakukan oleh Pepper and Ager tentang pola utilisasi
30
menunjukkan bahwa pola utilisasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
rumah sakit, dan yang paling rendah pemanfaatannya adalah Primary Health Care
pemanfaaatannya dua kali lebih tinggi dari PHCs. Faktor penting yang
mempengaruhi pola utilisasi ini adalah besar biaya layanan dan ketersedian akses
Studi literatur yang dilakukan oleh Shaikh and Hatcher tentang perilaku
ekonomi, kultur dan sistem politik di negara tersebut. Sedangkan tingkat utilisasi
Studi yang dilakukan oleh Kuo and Torres-Gil tentang faktor-faktor yang
Amerika tidak memiliki akses yang adekuat terhadap medical care. Penduduk
dengan kelas sosial tinggi memiliki akses yang lebih kuat terhadap pelayanan
31
kesehatan daripada penduduk lainnya. Hal ini berhubungan dengan angka
32
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Provinsi.24
suatu saat atau dalam suatu rentang waktu tertentu (point time approach).24
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan dari para anggota kelompok itu
33
4. Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien atau keluarga pasien yang
dengan cara semua pasien atau keluarga pasien yang memenuhi kriteria
subyek yang diperlukan terpenuhi. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang
responden.
Kriteria inklusi :
di RSJ Provinsi, dengan jarak kunjungan terakhir tidak lebih dari 6 bln
Kriteria ekslusi :
a. Tidak pikun
34
5. Definisi Operasional
No. KEP/25/M.PAN/2/2004.
pelayanannya.
tanggung jawabnya).
pelayanan.
35
h. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa
36
sebelumnya. Selain itu, digunakan pula teknik observasi/pengamatan untuk
masing faktor menggunakan skala Likert empat ketuk (1-4) sesuai dengan
yang dikaji, setiap unsur memiliki penimbang (jumlah bobot) yang sama
Jumlah bobot 1
37
Total dari nilai per unsur
100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar
38
Pengujian Kualitas Data:
8. Jadwal Penelitian
September 2010)
kerja (minggu ke-4 bulan Desember 2011 s.d. minggu ke-3 Januari 2012)
dan menghitung nilai IKM serta analisa hasil penghitungan indeks, 6 hari
39
DAFTAR PUSTAKA
40
17. Gibson, et al. Organisasi: perilaku, struktur, proses, Erlangga, Jakarta,
2003
18. Kotler, P. Manajemen Pemasaran, Edisi Millennium, Jilid , Prenhallindo,
Jakarta, 2002.
19. Sigit, R. Perilaku Organisasi, Fakultas Ekonomi Universitas sarjanawiyata
tamansiswa, Yogyakarta, 2003.
20. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,
Jakarta, 2007.
21. Ilyas, Y. Mengenal asuransi kesehatan: review utilisasi, manajemen kalim
dan fraud (kecurangan asuransi kesehatan), FKM UI, Jakarta, 2003.
22. Pepper, K. and Ager, A. Pattern of Health service Utilization and
Perseption of Needs and Service in Rural Orissa. Journal Health Policy
and Planning, 2005;20(3):176-184.
23. Shaikh, B.T. and Hatcher Juanita. Health Seeking Behavior and Health
Service Utilization in Pakistan: Challenging the Policy Makers. Journal of
Public Health. 2005; 27(1):49-54.
24. Kuo, T. and Torres-Gil, F.M. Factors affecting utilization of health
Services and Home and Community-Based Care Program by Older
Taiwanese in the United States. Journal Research on Going, 2001;
23(1):14-36.
25. Kirby, James, Kaneda, Toshiko. Access to Health Care: Does
Neighborhood Residential Instability Matter? Journal of Health and
Social Behavior, 2006; 47 (2):142-155.
26. Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis, Edisi Ke-2. Sagung Seto, Jakarta, 2002.
41