Disusun Oleh :
Andrian Rahmawati
190104008
2019
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI
A. DEFINISI
upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini
B. ANATOMI PERNAFASAN
terdiri dari beberapa organ dasar seperti hidung, faring, laring, trakea,
proses penghantaran dan bagian respiratorik yang terdiri atas alveoli dan
regio distal lainnya yang berfungsi dalam pertukaran gas. Organ-organ
respirasi dapat dibagi lagi menurut letaknya, yaitu upper respiratory tract
yang dimulai dari hidung hingga laring dan lower respiratory tract yang
C. FISIOLOGI PERNAFASAN
a. Sistem Respirasi
Sistem respirasi terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-
paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-
otot pernafasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat
pernafasan di otak.
Pada sistem respirasi ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu
ventilasi, perfusi paru dan difusi.
1. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-
paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana
pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) daripada
tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatenan ventilasi yaitu
kebersihan jalan nafas (adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru), adekuatnya
sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan dan
pengempisan paru, kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma eksternal
interkosta, internal interkosta, otot abdominal.
2. Perfusi
Perfusi paru adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi paru untuk
dioksigenasi dimana pada sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalam
arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi utama
sirkulasi pulmonal adalah mengalirkan darah yang dioksigenasi dari dan ke paru-
paru agar dapat terjadi pertukaran gas.
Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Dengan demikian,
adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan
perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume
tidal = V) sekitar 4 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar
5 lt/menit.
3. Difusi
Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli
dan darah. Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari jaringan, proses difusi gas pada
sistem respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan CO2
atau partikel lain dari area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Di
dalam alveoli, O2 melintasi membran alveoli-kapiler dari alveoli berdifusi
kedalam darah karena adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi dialveolus
(100 mmHg) dan tekanan pada kapiler lebih rendah (PO2 40 mmHg), sedangkan
CO2 berdifusi keluar alveoli akibat adanya perbedaan tekanan PCO2 darah 45
mmHg dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh faktor ketebalan
membran, luas permukaan membran, komposisi membran, koefisien difusi O2
dan CO2, serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2 (Muttaqin, 2010).
Kebutuhan oksigen pada manusia :
Volume pasang surut rata-rata adalah 500cc.
Volume cadangan hisap adalah 300cc.
Volume cadangan hembus adalah 1100cc.
Volume sisa rata-rata adalah 1200cc
b. Sistem Kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi
jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke
atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju
aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan keseluruh
sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali
membentuk vena yang kemudian di alirkan ke jantung melalui atrium kanan.
Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonalis melalui katup pulmonalis
untuk kemudian di alirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi.
- Dewasa tua :
Adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun.
3. Faktor - Nutrisi:
Perilaku Misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arteriosklerosis.
- Exercise:
exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
- Merokok:
Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan koroner.
Masalah atau gangguan yang terkait pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu perubahan fungsi
jantung dan perubahan fungsi pernafasan.
Ventilasi pernafasan
obstruksi jalan nafas perubahan volume
sekuncup
Hipoventilasi/hiperventilasi
Takipneu/bradipne
Bersihan jalan nafas tidak efektif Gangguan pertukaran gas
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
No Riwayat Kesehatan Hal yang perlu di kaji
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : Melihat keadaan umum klien dan nilai tanda-tanda abnormal seperti adanya
tanda sianosis, pucat, kelelahan, sesak nafas, batuk, penilaian produksi sputum, dan
bentuk dada.
b. Palpasi : Mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengetahui abnormalitas pada
dinding thoraks seperti adanya nyeri tekan, massa, bengkak, mengidentifikasi keadaan
kulit, dan mengetahui vocal/ tactil premitus (vibrasi) pada dinding dada.
c. Perkusi : Menentukan apakah jaringan dibawahnya terisi oleh udara, cairan, bahan padat
atau tidak. Juga untuk memperkirakan ukuran dan letak struktur tertentu di dalam
thoraks (contoh diafragma, jantung, hepar dan lain-lain).
d. Auskultasi : Mendengarkan suara nafas normal dan suara tambahan (abnormal)
Tabel pemeriksaan fisik
p
a
d
a
i
r
a
m
a
d
a
n
f
r
e
k
u
e
n
s
i
p
e
r
n
a
f
a
s
a
n
- Bat
uk
tida
k
efek
tif
- Perubahan pada
irama dan
frekuensi
pernafasan
- Batuk tidak efektif
- Sianosis
- Kesulitan bersuara
- Penurunan bunyi
nafas
- Ortopneu
- Kegelisahan
- Sputum
- Sindrom
inspirasi/ekspirasi hipoventilasi
6. Perencanaan
7. DOKUMENTASI
efektif antar profesi dalam satu tim pelayanan kesehatan. Dalam pencatatan harus
dianalisa hal-hal yang akan dimasukkan dalam pendokumentasian sesuai dengan kondisi
8. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
kesembuhan pasien. Perawat harus memahami, nilai yang dianut pasien, sehingga terbina
komunikasi yang saling menerima, saling percaya dan saling menghargai. Sikap untuk
9. ETIKA KEPERAWATAN
dijalankan agar setiap pelayanan kesehatan kita berada dalam norma yang membangun
v. Fidelity (ketaatan/loyalty)
vii. Akuntabilitas
Keselamatan pasien harus dijalankan agar tidak terjadi cidera pada pasien yang
sedang dirawat. Pada pasien dengan kebutuhan oksigenasi, perlu diperhatikan terkait
pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien. Pemasangan bedside rel, pada psen
sesak nafas yang kadang gelisah juga sangat penting. Monitoring resiko jatuh dan
kehidupan manusia. Karena hal tersebut, perlu diberikan perhatian pada pasien yang
membutuhkan therapy oksigen. Terlebih pada psien yang menderika penyakit kronis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2007. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Handayani, Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Asuhan keperawatanpada klien dengan
gangguan sistem hematologi. Salemba Medika :Jakarta.
Johnson, M., et all. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Nanda. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2007-2008. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2008. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGG