Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

SMK NEGERI 3 MAJENE

JALAN POROS MAJENE-MAMUJU KM 14 KEC. PAMBOANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Majene
Mata Pelajaran : Teknik Pemanenan dan Pascapanen Ikan
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Pertemuan Ke- : 1 s/d 6
Alokasi Waktu : 3(2 x 45 Menit)
Standar Kompetensi : Teknik Pemanenan dan Pascapanen Ikan

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menghayati hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya sebagai
bentuk kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Mengamalkan pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran teknik
pemanenan ikan dan pasca panen sebagai amanat untuk kemaslahatan
umat manusia.
2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab sebagai hasil
implementa si dari pembelajaran teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.2 Menghayati pentingnya kerjasama sebagai hasil implementasi dari
pembelajaran teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.3 Menghayati pentingnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
laboratorium/lahan praktek sebagai hasil implementasi dari pembelajaran
teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab
sebagai hasil dari implementasi pembelajaran teknik pemanenan ikan dan
pasca panen
2.5 Menjalankan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi dalam
mata pelajaran teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.6 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
4.1 Menerapkan sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
a. pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar secara tertutup
b. pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar secara terbuka
4.3 Melakukan sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
(tertutup dan terbuka)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dan praktek diharapkan peserta didik mampu
memahami mengenai sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan
segar
2. Melalui praktek diharapkan peserta didik mampu memahami mengenai
sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar (tertutup dan
terbuka)
D. Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip pengangkutan/ transportasi ikan
1. Sistem pengangkutan/ transportasi ikan hidup
2. Sistem pengangkutan/ transportasi ikan segar
Teknik pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan segar
1. Secara tertutup
2. Secara terbuka
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifik
2. Strategi : Cooperatif learning
3. Model : Discovery
4. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Diskusi
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media
a. Power Point
2. Alat/Bahan
a. Laptop
b. LCD
c. Whiteboard
d. Spidol
3. Sumber Belajar
a. Internet
b. Modul

G. Langkah – langkah Pembelajaran


Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan 10
salam dan doa Menit
2. Menyampaikan apersepsi
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang prinsip-prinsip Menit
pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan segar
b. Mencari informasi tentang teknik
pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan segar
2. Menanya
a. Diskusi tentang sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup/segar
3. Mengeksplorasi/Eksperimen
a. Mencoba melakukan pengangkutan/transportasi
ikan hidup
b. Mencoba melakukan sistem
pengangkutan/transportasi ikan segar
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan teknik system
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
yang telah dilakukan
b. Mengevaluasi hasil sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
5. Mengkomunikasikan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
a. Mendiskusikan sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup dan segar yang telah
dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan 10
materi pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan
materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan
mengucapkan salam dan doa

Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan 10
salam dan doa Menit
2. Menyampaikan apersepsi
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Sistem Menit
pengangkutan/ transportasi ikan hidup.
b. Mencari informasi tentang Sistem
pengangkutan/ transportasi ikan hidup
2. Menanya
a. Diskusi tentang Sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
3. Mengeksplorasi/Eksperimen
a. Mencoba melakukan Sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan teknik Sistem
pengangkutan/ transportasi ikan hidup
b. Mengevaluasi hasil Sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan Sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan 10
materi pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan
materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan
mengucapkan salam dan doa

Pertemuan 3
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan 10
salam dan doa Menit
2. Menyampaikan apersepsi
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Sistem Menit
pengangkutan/ transportasi ikan segar
b. Mencari informasi tentang teknik Sistem
pengangkutan/ transportasi ikan segar
2. Menanya
a. Diskusi tentang Sistem pengangkutan/
transportasi ikan segar
3. Mengeksplorasi/Eksperimen
a. Mencoba melakukan Sistem pengangkutan/
transportasi ikan segar
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan teknik Sistem
pengangkutan/ transportasi ikan segar
b. Mengevaluasi hasil Sistem pengangkutan/
transportasi ikan segar
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup dan segar yang telah
dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan 10
materi pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan
materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan
mengucapkan salam dan doa
Pertemuan 4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan 10
salam dan doa Menit
2. Menyampaikan apersepsi
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam
pembentukan kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang prinsip-prinsip Menit
pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan
segar
b. Mencari informasi tentang teknik
pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan
segar
2. Menanya
a. Diskusi tentang sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup/segar
3. Mengeksplorasi/Eksperimen
a. Mencoba melakukan pengangkutan/transportasi
ikan hidup
b. Mencoba melakukan sistem
pengangkutan/transportasi ikan segar
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan teknik system
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
yang telah dilakukan
b. Mengevaluasi hasil sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
5. Mengkomunikasikan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
a. Mendiskusikan Sistem pengangkutan/
transportasi ikan segar

Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama 10


menyimpulkan materi pelajaran yang telah Menit
diterangkan
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan
materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan
mengucapkan salam dan doa

Pertemuan 5
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan 10
salam dan doa Menit
2. Menyampaikan apersepsi
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam
pembentukan kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Teknik pengangkutan/ Menit
transportasi ikan hidup dan segar secara tertutup
b. Mencari informasi tentang teknik pengangkutan/
transportasi ikan hidup dan segar secara tertutup
2. Menanya
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
a. Diskusi tentang sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup/segar
secara tertutup
3. Mengeksplorasi/Eksperimen
a. Mencoba melakukan pengangkutan/transportasi
ikan hidup secara tertutup
b. Mencoba melakukan sistem
pengangkutan/transportasi ikan segar secara
tertutup
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan teknik system
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan
segar secara tertutup yang telah dilakukan
b. Mengevaluasi hasil sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
secara tertutup
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup dan segar secara tertutup
yang telah dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan 10
materi pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan
materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan
mengucapkan salam dan doa

Pertemuan 6
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan 10
salam dan doa Menit
2. Menyampaikan apersepsi
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam
pembentukan kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang prinsip-prinsip Menit
pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan segar
secara terbuka
b. Mencari informasi tentang teknik
pengangkutan/ transportasi ikan hidup dan
segar secara terbuka
2. Menanya
a. Diskusi tentang sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup/segar
secara terbuka
3. Mengeksplorasi/Eksperimen
a. Mencoba melakukan pengangkutan/transportasi
ikan hidup secara terbuka
b. Mencoba melakukan sistem
pengangkutan/transportasi ikan segar secara
terbuka

4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan teknik system
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
secara terbuka yang telah dilakukan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
b. Mengevaluasi hasil sistem
pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar
secara terbuka
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan sistem pengangkutan/
transportasi ikan hidup dan segar secara terbuka
yang telah dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama 10
menyimpulkan materi pelajaran yang telah Menit
diterangkan
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan penguasaan
materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan
mengucapkan salam dan doa
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

SMK NEGERI 3 MAJENE

JALAN POROS MAJENE-MAMUJU KM 14 KEC. PAMBONAG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Majene
Mata Pelajaran : Teknik Pemanenan dan Pascapanen Ikan
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Pertemuan Ke- : 7 s/d 6
Alokasi Waktu : 3(2 x 45 Menit)
Standar Kompetensi : Teknik Pemanenan dan Pascapanen Ikan

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menghayati hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya sebagai
bentuk kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Mengamalkan pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran teknik
pemanenan ikan dan pasca panen sebagai amanat untuk kemaslahatan
umat manusia.
2.1 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggungjawab sebagai hasil
implementa si dari pembelajaran teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.2 Menghayati pentingnya kerjasama sebagai hasil implementasi dari
pembelajaran teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.3 Menghayati pentingnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
laboratorium/lahan praktek sebagai hasil implementasi dari pembelajaran
teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.4 Menghayati pentingnya bersikap jujur, disiplin serta bertanggung jawab
sebagai hasil dari implementasi pembelajaran teknik pemanenan ikan dan
pasca panen
2.5 Menjalankan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi dalam
mata pelajaran teknik pemanenan ikan dan pasca panen
2.6 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.4 Menerapkan sistem pemasaran produk perikanan
4.4 Melakukan pemasaran produk ikan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dan praktek diharapkan peserta didik mampu
memahami mengenai sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan
segar
2. Melalui praktek diharapkan peserta didik mampu memahami mengenai
sistem pengangkutan/transportasi ikan hidup dan segar (tertutup dan
terbuka)
D. Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip pemasaran
1. Penetuan segmen pasar
2. Penetuan segmen produk
3. Sistem penjualan dan pembelian
Penentuan harga
Perhitungan kebutuhan dan jumlah konsumen
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifik
2. Strategi : Cooperatif learning
3. Model : Discovery
4. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Diskusi
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media
a. Power Point
2. Alat/Bahan
a. Laptop
b. LCD
c. Whiteboard
d. Spidol
3. Sumber Belajar
a. Internet
b. Modul
G. Langkah – langkah Pembelajaran

Pertemuan 7
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa 10
2. Menyampaikan apersepsi Menit
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Prinsip-prinsip pemasaran Menit
b. Mencari informasi tentang perhitungan kebutuhan dan
jumlah konsumen
2. Menanya
a. Diskusi tentang sistem pemasaran produk ikan
3. Mengeksplorasi/ Eksperimen
a. Mencoba melakukan perhitungan kebutuhan dan jumlah
konsumen
b. Mencoba melakukan penjualan dan negosiasi harga
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan terhadap hasil pemasaran produk
ikan
b. Mengevaluasi hasil sistem pemasaran produk ikan
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan sistem pemasaran produk ikan yang telah
dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi 10
pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam
dan doa

Pertemuan 8
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa 10
2. Menyampaikan apersepsi Menit
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Penetuan segmen pasar Menit
b. Mencari informasi tentang perhitungan kebutuhan dan
jumlah konsumen
2. Menanya
a. Diskusi tentang sistem Penetuan segmen pasar
3. Mengeksplorasi/ Eksperimen
a. Mencoba melakukan Penetuan segmen pasar
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan terhadap hasil pemasaran produk
ikan
b. Mengevaluasi hasil Penetuan segmen pasar
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan Penetuan segmen pasar
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi 10
pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam
dan doa

Pertemuan 9
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa 10
2. Menyampaikan apersepsi Menit
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Penetuan segmen produk Menit
b. Mencari informasi tentang perhitungan kebutuhan dan
jumlah konsumen
2. Menanya
a. Diskusi tentang sistem Penetuan segmen produk
3. Mengeksplorasi/ Eksperimen
a. Mencoba melakukan Penetuan segmen produk
b. Mencoba melakukan penjualan dan negosiasi harga
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan terhadap hasil Penetuan segmen
produk
b. Mengevaluasi hasil Penetuan segmen produk
5. Mengkomunikasikan
b. Mendiskusikan sistem Penetuan segmen produk yang
telah dilakukan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi 10
pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam
dan doa

Pertemuan 10
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa 10
2. Menyampaikan apersepsi Menit
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Sistem penjualan dan Menit
pembelian
b. Mencari informasi tentang perhitungan kebutuhan dan
jumlah konsumen
2. Menanya
a. Diskusi tentang Sistem penjualan dan pembelian
3. Mengeksplorasi/ Eksperimen
a. Mencoba melakukan Sistem penjualan dan pembelian
b. Mencoba melakukan penjualan dan negosiasi harga
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan terhadap hasil Sistem penjualan
dan pembelian
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
b. Mengevaluasi hasil Sistem penjualan dan pembelian
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan Sistem penjualan dan pembelian yang
telah dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi 10
pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam
dan doa

Pertemuan 11
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa 10
2. Menyampaikan apersepsi Menit
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Penentuan harga Menit
b. Mencari informasi tentang perhitungan kebutuhan dan
jumlah konsumen
2. Menanya
a. Diskusi tentang Penentuan harga
3. Mengeksplorasi/ Eksperimen
a. Mencoba melakukan Penentuan harga
b. Mencoba melakukan penjualan dan negosiasi harga
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan terhadap hasil Penentuan harga
b. Mengevaluasi hasil Penentuan harga

5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan Penentuan harga yang telah dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi 10
pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam
dan doa

Pertemuan 12
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa 10
2. Menyampaikan apersepsi Menit
3. Presensi peserta didik
4. Menyampaikan tujuan dan topic belajar
5. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok, masing-masing 3 orang
Inti 1. Mengamati 115
a. Mencari informasi tentang Perhitungan kebutuhan dan Menit
jumlah konsumen
b. Mencari informasi tentang perhitungan kebutuhan dan
jumlah konsumen
2. Menanya
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
a. Diskusi tentang Perhitungan kebutuhan dan jumlah
konsumen
3. Mengeksplorasi/ Eksperimen
a. Mencoba melakukan Perhitungan kebutuhan dan jumlah
konsumen
b. Mencoba melakukan penjualan dan negosiasi harga
4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan terhadap Perhitungan kebutuhan
dan jumlah konsumen
b. Mengevaluasi hasil Perhitungan kebutuhan dan jumlah
konsumen
5. Mengkomunikasikan
a. Mendiskusikan sistem pemasaran produk ikan yang telah
dilakukan
Penutup 1. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi 10
pelajaran yang telah diterangkan Menit
2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi
3. Guru menjelaskan pertemuan berikutnya
4. Mengakhiri pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam
dan doa

H. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Bentuk Instrumen
1) Test : Test Uraian
b. Instrumen
1) Test (Terlampir)
3. Pedoman Penskoran (Terlampir)
Majene, 30 Desember 2016

Guru Pamong, Mahasiswa

HJ. Herlinah. S. Pi Fajar Wiramas Prabowo


Nip. 19720902 200604 2 025 Nim. 1327042025

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Majene

Sahri Bunga DM, S.Pd, S.Kel, M.Pd


Nip 19770505 200702 2 038

Lampiran 1 :

MATERI AJAR

Mutu dan kualitas


Mutu adalah gabungan dari sejumlah atribut yang dimiliki oleh bahan atau
produk pangan yangdapat dinilai secara organoleptik. Atribut tersebut meliputi
parameter kenampakan, warna, tekstur, rasa dan bau (Kramer dan Twigg, 1983).
Menurut Hubeis (1994), mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen
terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam standar
dan spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya. Mutu juga dapat dianggap sebagai
kepuasan (akan kebutuhan dan harga) yang didapatkan konsumen dari integritas
produk yang dihasilkan produsen.
Kramer dan Twigg (1983) telah mengklasifikasikan karakteristik mutu
bahan pangan menjadi dua kelompok, yaitu: (1) karakteristik fisik atau karakteristik
tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika
yaitu tekstur, kekentalan dan konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi bau
dan cicip, dan (2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan
mikrobiologis.
Mutu berbeda dengan kualitas. Pisang batu mempunyai kualitas lebih baik
sebagai bahan baku rujak gula, namun pisang yang bermutu baik adalah cavendish
karena memiliki sejumlah atribut baik. Hanya satu karakteristik baik yang dimiliki
oleh pisang batu, yaitu daging buahnya berbiji sehingga cocok untuk rujak. Pisang
cavendish memiliki sejumlah karakteristik baik, yaitu rasa yang manis, kulitnya
mulus, bentuknya menarik, dan tekstur daging buahnya lembut. Dengan demikian,
cavendish merupakan buah pisang yang bermutu baik sedangkan pisang batu
merupakan pisang berkualitas baik untuk dibuat rujak.

Faktor yang mempengaruhi mutu


Mutu dari bahan pangan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
internal maupun ekternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bahan
pangan itu sendiri, yaitu jenis kelamin, ukuran, spesies, perkawinan, dan cacat.
Faktor eksternal berasal dari lingkungannya, seperti jarak yang harus di tempuh
hingga ke tempat konsumen, makanan yang dikonsumsi, lokasi budidaya,
keberadaan organisme parasit, kandungan senyawa beracun, atau kandungan
polutan.
Spesies
Spesies tanaman, ternak atau ikan mempengaruhi kesukaan konsumen
terhadap bahan pangan yang berasal dari bahan hasil petanian tersebut. Spesies
yang satu dapat diterima atau banyak diminta oleh konsumen dibandingkan spesies
yang lain. Demikian pula harga spesies yang satu dapat lebih mahal bila
dibandingkan spesies lainnya. Penerimaan konsumen terhadap bahan pangan
dipengaruhi oleh kecocokan kenampakan, rasa, adanya tulang halus atau duri, tabu
menurut agama, atau kebiasaan sosial.
Bahan pangan yang cocok untuk dibuat produk tertentu dianggap lebih
berkualitas bila dibandingkan dengan bahan pangan lainnya. Sebagai contoh yang
khas, nenas Bogor yang rasanya manis paling enak dibuat selai nenas, sehingga
nenas Bogor dianggap lebih berkualitas sebagai bahan baku pembuatan selai nenas
manis dibandingkan nenas yang berasal dari Palembang atau si madu dari Subang.
Contoh lainnya. Untuk membuat bawang goreng, penggunaan bawang merah jenis
Sumenep dianggap lebih berkualitas dibandingkan dengan bawang Brebes.
Demikian pula dengan daging yang berasal dari sapi Australia dianggap lebih
berkualitas dibandingkan daging sapi lokal karena dapat diolah menjadi bistik yang
lebih enak.
Dalam pembuatan produk filet ikan, daging ikan kakap dianggap lebih
berkualitas dibandingkan daging ikan nila atau mas. Ikan bandeng yang berukuran
terlalu besar dianggap kurang berkualitas karena di dalam dagingnya banyak
mengandung tulang halus yang sangat mengganggu waktu memakannya.
Sebaliknya, ikan bandeng yang ukurannya terlalu kecil juga dianggap kurang
berkualitas karena dagingnya sedikit. Demikian pula ikan yang tesktur dagingnya
terlalu keras atau lunak.
Spesies yang satu lebih diterima oleh masyarakat di suatu daerah, sedangkan
di daerah lain spesies tersebut kurang diterima oleh konsumen. Contoh yang paling
khas adalah cumi-cumi. Di wilayah Propinsi Jawa Barat, cumi-cumi disukai dan
harganya mahal, namun di Sumatera Utara cumi-cumi ini banyak digunakan
sebagai umpan pancing.
Perbedaan komposisi tubuh darisetiap spesies jelas akan mempengaruhi mutu.
Spesies ikan dengan kandungan lemak tidak jenuh tinggi relatif lebih mudah
mengalami proses pembusukan dibandingkan ikan yang memiliki kandungan
lemak tidak jenuh rendah. Spesies ikan berbentuk bulat lebih mudah membusuk
dibandingkan dengan spesies yang pipih.
Ukuran
Ukuran bahan pangan juga dapatmempengaruhi mutu. Bahan panganyang memiliki
ukuran besar dianggap lebih bermutu dibandingkan dengan bahan panganberukuran
lebih kecil. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan pangan berukuran
besar lebih banyak dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan
pangan sejenis namun memiliki ukuran relatif lebih kecil. Bahan pangan berukuran
besar dianggap dapat memberikan cita rasa lebih baik, bagian yang dapat dimakan
(edible part) lebih banyak, dan biaya penanganan per unit berat lebih murah.
Jarak ke konsumen
Untuk beberapa jenis bahan pangan yang mudah mengalami proses penurunan
mutu, jarak antara tempat produksi bahan pakan ke tempat dimana konsumen
berada akan berpengaruh terhadap mutu. Indonesia yang memiliki suhu dan
kelembaban lingkungan relatif tinggi, sehingga jarak ke konsumen berpengaruh
nyata terhadap penurunan mutu bahan pangan.
Jenis kelamin dan masa perkawinan
Ikan dan ternak memiliki jeniskelamin dan masa perkawinan Jenis kelamin
akan berpengaruh terhadap cita rasa dagingnya. Kepiting biru di Amerika yang
berjenis kelamin jantan lebih disukai karena rasa dagingnya lebih enak. Kepiting
Bakau lebih disukai yang berjenis kelamin betina, terutama yang masih memiliki
telur. Udang galah berjenis kelamin jantan dengan capitnya yang besar dianggap
memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan betinanya. Bagian daging yang dapat
dimakan dari udang galah jantan lebih kecil dibandingkan udang galah betina.
Masa perkawinan juga berpengaruh terhadap mutu daging ikan atau ternak.
Energi yang banyak dikeluarkan melakukan perkawinan menyebabkan citarasa
daging ikan atau ternak mengalami perubahan.
Organisme parasit
Organisme parasit yang menyerang akan berpengaruh nyata terhadap mutu
bahan pangan. Parasit dapat berupa bakteri, jamur, protozoa, serangga atau cacing.
Cacat
Beberapa bahan pangan memiliki penampilan cacat sehingga terlihat kurang
menarik. Penampilan cacat ini dapat disebabkan oleh sifat genetis, faktor
lingkungan, atau serangan organisme lain

Prinsip Mutu dan Pengendalian Mutu


Penurunan mutu bahan pangan
Segera setelah dipanen atau ditangkap, bahan pangan akan mengalami
serangkaian proses perombakan yang mengarah ke penurunan mutu. Proses
perombakan yang terjadi pada ikan dan ternak dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
tahap pre rigor, rigor dan post rigor mortis.

Pre rigor adalah tahap dimana mutu dan kesegaran bahan pangan sama seperti
ketika masih hidup. Rigor mortis adalah tahap dimana bahan pangan memiliki
kesegaran dan mutu seperti ketika masih hidup, namun kondisi tubuhnya secara
bertahap menjadi kaku. Namun memasuki tahap post rigor mortis, proses
pembusukan daging ikan bahan pangan.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi penurunan mutu bahan pangan, yaitu
kerusakan fisik, kerusakan kimia, dan kerusakan biologis.
Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik yang dialami bahan pangan dapat disebabkan oleh
perlakuan fisik, seperti terbanting, tergencet, atau terluka. Perlakuan tersebut dapat
menyebabkan terjadinya memar, luka, dan adanya benda asing
Memar
Pada ikan, bagian yang memar cenderung menjadi lunak dan kemerahan.
Ikan yang tertangkap dengan pancing huhate juga mengalami memar saat
terbanting ke geladak kapal. Di Jepang, di kapal penangkapan ikan dengan pancing
huhate dibentangkan jaring untuk membantu menahan ikan yang tertangkap. Jaring
di pasang agak miring, sehingga ikan yang tertangkap akan terbanting kejaring dan
secara perlahan meluncur ke geladak. Dengan demikian, ikan tidak mengalami
memar.
Luka
Bahan pangan dapat mengalami luka yang diakibatkan tusukan atau sayatan
oleh benda tajam. Penggunaan pengait pada saat akan mengangkat ikan hasil
tangkapan dapat menyebabkan luka pada ikan memasuki bagian tubuh ikan dan
merombak komponen di dalamnya.
Kerusakan Kimiawi
Penurunan kandungan senyawa kimia pada bahan pangan dapat terjadi
selama proses pencucian dan pemanasan. Selama berlangsung proses pencucian
bahan pangan, banyak komponen senyawa kimia yang akan larut, seperti beberapa
protein, vitamin B dan C, dan mineral.
Autolisis
Autolisis adalah proses perombakan sendiri, yaitu proses perombakan
jaringan oleh enzim yang berasal dari bahan pangan itu tersebut. Proses autolisis
terjadi pada saat bahan pangan memasuki fase post rigor mortis.
Ikan yang mengalami autolisis memiliki tekstur tubuh yang tidak elastis, sehingga
apabila daging tubuhnya ditekan dengan jari akan membutuhkan waktu relatif lama
untuk kembali ke keadaan semula. Bila proses autolisis sudah berlangsung lebih
lanjut, maka daging yang ditekan tidak pernah kembali ke posisi semula.
Oksidasi
Ikan termasuk salah satu bahan pangan yang banyak mengandung lemak,
terutama lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh adalah lemak yang mengandung
ikatan rangkap pada rantai utamanya. Lemak demikian bersifat tidak stabil dan
cenderung mudah bereaksi.
Kerusakan Biologis
Kerusakan biologis pada bahan pangan dapat disebabkan oleh aktivitas
mikroba patogen dan pembusuk, baik berupa bakteri, virus, jamur, kamir ataupun
protozoa. Kerusakan secara biologis terjadi secara alamiah yang biasa disebut
pembusukan.

Aktivitas mikroba
Kerusakan biologis yang dialami bahan pangan dapat disebabkan oleh
adanya mikroba merugikan, bahan pangan sudah beracun, atau bahan pangan yang
menjadi beracun. Bahan pangan mengandung sejumlah mikroba, baik mikroba
yang menguntungkan maupun merugikan.Mikroba pembusuk akan menyebabkan
bahan pangan menjadi busuk sehingga tidak dapat atau tidak layak dikonsumsi.
Mikroba pembusuk akan merombak bahan pangan menjadi komponen yang tidak
diinginkan, seperti protein yang diubah menjadi amonia dan hidrogen sulfida;
karbohidrat menjadi alkohol, dan lemak menjadi keton dan asam butirat

Prinsip - prinsip Pengangkutan Ikan


Pengertian Pengangkutan
Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata
rantai dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga
ditentukan oleh kesegarannya. Olehkarena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan
merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke
tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang
khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama
diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan
hidup ikan.
Sistem Pengangkutan Ikan Hidup
Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan
air sebagai media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering.
Pengangkutan Sistem Basah
Transportasi sistem basah (menggunakan air sebagai media pengangkutan) terbagi
menjadi dua, yaitu :
Sistem Terbuka
Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka atau tertutup tetapi
secara terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama
pengangkutan. Biasanya sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan
yang tidak lama. Berat ikan yang aman diangkut dalam sistem ini tergantung dari
efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies
ikan.
Pengankutan system ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat
dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan
kekurangan dari system ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara
ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen
melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan.
Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan
untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang. Sistem ini sangat cocok untuk
pengiriman ikan ukuran konsumsi seperti ikan gurame, bawal, patin mas dll.
Sistem Tertutup
Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen
secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan.
Wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.
Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan berjarak
jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan
terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan
jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan
tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media
air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari
udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan
pergantian air, dan memerlkan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan
oksigen dengan lama waktu perjalanan.
Sistem Tertutup
Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara
terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan. Wadah
dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.
Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan berjarak
jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan
terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan
jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan
tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media
air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari
udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan
pergantian air, dan memerlkan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan
oksigen dengan lama waktu perjalanan.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan
adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas
ikan (Berka, 1986).
Kualitas Ikan
Kualitas ikan yang ditransportasikan harus dalam keadaan sehat dan baik.
Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam
waktu pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kondisinya
sehat.
Oksigen
Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat
toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2dan
hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk
mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu
air.
Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen
yang tersedia. Jika kandungan O2meningkatikan akan mengkonsumsi O2 pada
kondisi stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah
dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.
Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu
optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 80C untuk ikan yang hidup di daerah
dingin dan suhu 15 – 20 0 untuk ikan di daerah tropis.

Nilai pH, CO2, dan ammonia.


Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik akibat
kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH
air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan
hidup adalah 7 sampai 8. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, untuk
menanggulanginya dapat digunakan larutan bufer untuk menstabilkan pH air
selama transportasi ikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari
eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri
pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.
Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi
Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi tidak
boleh lebih dari 1 : 3 . Ikan-ikan lebih besar, seperti induk ikan dapat ditrasportasi
dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : 2 sampai 1 : 3 , tetapi untuk ikan-ikan
kecil perbandingan ini menurun sampai 1 : 100 atau 1 : 200.
Beberapa permasalahan dalam pengangkutan sistem basah adalah
selalu terbentuk buih yang disebabkan banyaknya lendir dan kotoran ikan yang
dikeluarkan. Kematian diduga karena pada saat diangkut, walaupun sudah diberok
selama satu hari, isi perut masih ada.
Pengangkutan Sistem Kering ( Semi Basah)
Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunkan adalah bukan
air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis
rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah
metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula aktivitas dan
konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar
habitatnya makin besar.
Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang
efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas
biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunkan suhu
rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.

Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul
Tugas manajemen pemasaran
Mempengaruhi tingkat, ketetapan dan komposisi permintaan sebagai cara
untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasi
Strategi pemasaran
Terdiri dari pinsip-prinsip yang menyeluruh dimana manajemen pemasaran
dan bisnisnya di suatu pasar sasaran mencakup keputusan-keputusan dasar tentang
pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran
Konsep inti pemasaran
Serangkaian konsep inti dalam pemasaran adalah:
1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
2. Pasar sasaran, positioning, dan segmentasi
3. Penawaran dan merek
4. Nilai dan kepuasan
5. Saluran pemasaran
6. Rantai pasokan
7. Persaingan
8. Lingkungan pemasaran
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
1. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia
2. Keinginan adalah kebutuhan yang diarahkan ke obyek tertentu untuk
memuaskan kebutuhan
3. Permintaan adalah keinginan yang didukung kemampuan untuk membayar
Pasar sasaran, positioning dan segmentasi
Pemasar jarang dapat memuaskan semua orang dalam suatu pasar. Hasil
yang lebih baik diperoleh bila memilih pasar dan membuat program pemasaran
yang sesuai

Pemasaran Segmemtasi
Segmentasi adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Ada tiga (3) tahap yang dilewati oleh pemasar untuk sampai pada keputusan
melakukan segmentasi pasar yaitu :
1. Pemasaran massal :
Penjual terlibat dalam produk massal, distribusi massal, dan promosi massal
dari suatu produk untuk seluruh pembeli.
2. Pemasaran produk yang beraneka ragam
Penjual memproduksi beberapa produk yang menunjukkan bentuk, mode,
kualitas, ukuran dan seterusnya yang berbeda. Mereka dirancang untuk
menawarkan keanekaragaman pembeli untuk menarik segmen yang berbeda.
3. Pemasaran sasaran :
Penjual membedakan segmen pasar utama, menetapkan satu atau lebih
segmen-segmen ini sebagai sasaran.
Pola segmentasi pasar
Tiga pola segmentasi pasar , yaitu :
1. Preferensi homogen , menunjukkan suatu pasar dimana semua pelanggan
memiliki preferensi yang sama dimana pasar tidak menunjukkan segmen
alami.
2. Preferensi tersebar, pada situasi lain yang sangat berbeda preferensi pelanggan
mungkin tersebar diseluruh ruangan yang menunjukkanbahwa pelanggan
sangat berbesa dalam preferensi mereka.
3. Preferensi terkelompok-kelompok, pasar dapat menunjukkan kelompok-
kelompok preferensi yang terpisah-pisah yang disebut segmen pasar alami.
Perbedaan pemasaran massal dan pemasaran segmentasi
1. Pemasaran massal
a. Berasal dari cara produksi massal
b. Objektifnya adalah mendapatkan laba maksimum
c. Konsumen diberlakukan sama diseluruh wilayah geografi dengan produk
dan promosi yang sama
d. Bersifat statis, sama dari waktu ke waktu.
e. Strategi perusahaan defensif, bertahan dari waktu ke waktu dengan
membentengi diri melalui anggaran iklan yang besar dan perbedaan cara
kerja produksi
2. Pemasaran segmentasi
a. Berasal dari persaingan yang semakin gencar.
b. Objektifnya adalah memenangkan persaingan dengan memperoleh
keuntungan yang normal melalui kegiatan-kegiatan yang memuaskan
kelompok-kelompok konsumenyang berbeda.
c. Konsumen yang memiliki mkarakter yang berbeda diberlakukan berbeda-
beda dengan produk dan cara komunikasi yang berbeda
d. Segmentasi bersifat dinamis, segmen-segmen baru bermunculan dan
produk-produk baru dibutuhkan untuk menjangkau segmen baru tersebut.
e. Strategi perusahaan adaftif, responsive terhadap perubahan-perubahan
selera pasar. Dasarnya adalah riset konsumen mengimbangi kegiatan
pesaing.
Penentuan pasar sasaran
Langkah-langkah dalam menentukan pasarsasaran :
1. Mengevaluasi segmen pasar
Ada tiga factor yang harus diperhatikan :
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen.
b. Daya tarik structural segmen.
c. Sasaran dan sumber daya perusahaan.
2. Menyeleksi segmen pasar
Ada tiga strategi cakupan pasar yaitu :
a. Pemasaran tanpa perbedaan/pemasaran massal.
b. Pemasaran dengan perbedaan/pemasaran berbagai produk
c. Pemasaran terkonsentrasi/pemasaran sasaran.
Pasar sasaran
Pasar sasaran adalah kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau
karakteristik serupa yang akan dilayani oleh perusahaan

Macam-macam pasar sasaran :


A. Pasar sasaran jangka pendek dan masa depan.
Pasar sasaran jangka pendek adalah pasar yang ditekuni hari ini yang
direncanakan akan dijangkau dalam waktu dekat, pasar inilah yang menghasilkn
penjualan dalam waktu dekat.
Pasar masa depan adalah pasar tiga atau lima tahun dari sekarang mungkin
pasar harus merubah produk, mengubah pasar sasaran, menambah atau
menguranginya.
B. Pasar sasaran primer dan sekunder.
Pasar primer adalah sasaran utama produk perusahaan mereka terdiri dari
konsumen-konsumen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Pasar sekunder adalah pasar yang terdiri dari konsumen-konsumen yang sering
dianggap penting tapi jumlahnya cukup besar.
Kriteria pasar sasaran yang optimal
1. Responsif, pasar sasaran harus responsive terhadap produk.
2. Potensi penjualan, potensi penjualan harus cukup luas , semakin besar pasar
sasaran semakin nilainya. Besarnya bukan ditentukan oleh jumlah populasitapi
juga daya beli dan keinginan pasar.
3. Pertumbuhan yang memadai, pasar tidak dapat dengan segera bereaksi, pasar
tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan cepat & mencapai
titik pendewasaan.
4. Jangkauan media, pasar sasaran dapat dicapai dengan optimalkalau pemasar
tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya.

Anda mungkin juga menyukai