Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM FARMASETIKA

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


“LAPORAN TETES HIDUNG”

KELAS B / KELOMPOK II
ASISTEN PJ : LILY ASVIKA HERNALIAH, S.Farm

NUR WAHDANIA SYAM NH0518061


NURHADIND DZULHIJJAH NH05180
NUR WAHYUNI NH05180

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
III.4. Uraian bahan
A. Aqua Pro Injeksi (Dirjen POM. 1979 hal 97)

Nama resmi : AQUA STERILE PRO INECTIONEA

Nama lain : Aqua Untuk Injeksi

Bobot molekul : 18,02

Rumus molekul : H2O

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berasa, tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam semua jenis pelarut

Kegunaan : Sebagai pelarut atau pembawa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, jika disimpan

dalam wadah tertutup kapas berlemak

harus digunakan 3 hari setelah

pembuatan
B. Benzalkonium Klorida (Dirjen POM. 2014 hal 219)

Nama resmi : BENZALKONIUM CHLORIDE

Nama lain : Benzalkonium Klorida

Bobot molekul : 360

Rumus molekul : [C6H5CH2N(CH3)2R]Cl

Rumus struktur :

Pemerian : Gel kental atau potongan seperti gelatin,

putih atau kekuningan. Biasanya berbau

aromatik lemah. Larutan dalam air berasa

pahit, jika dikocok sangat berbusa dan

biasanya sedikit alkali


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam

etanol, bentuk anhidrat mudah larut dalam

benzen dan agak sukar larut dalam eter


Kegunaan : Sebagai pengawet antimikroba
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
C. Metil Selulosa (Dirjen POM. 2014 hal 859)

Nama resmi : METHYL CELLULOSE

Nama lain : Metil Selulosa

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih atau

: putih krem, tidak berbau dan stabil di

: udara, tetapi agak higroskopis.

Dipengaruhi cahaya

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam

etanol, dalam metanol, dalam eter dan

dalam pelarut organik lain, agak sukar

larut dalam minyak nabati

Kegunaan : Sebagai pengemulsi

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

D. Natrium Diklofenak (Dirjen POM. 1995 hal 1405)

Nama resmi : DICLOFENAC SODIUM

Nama lain : NATRII DIKLOFENAK

Bobot molekul : 318,13

Rumus molekul : C14H10C12NNaO2

Rumus struktur :
Pemerian Serbuk kristal, sedikit higroskopis, tidak

berbau, tidak berasa dan hampir tidak

berwarna

Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam

alkohol, sedikit larut dalam aseton, sangat

mudah larut dalam metil alkohol

Kegunaan : Sebagai zat aktif

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

E. Natrium Klorida (Dirjen POM.2014 hal 917)

Nama resmi : SODIUM CHLORIDE

Nama lain : Natrium Klorida

Bobot molekul : 58,44

Rumus molekul : NaCl

Rumus struktur : Na-Cl

Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna

Kelarutan atau serbuk hablur putih, rasa asin

: Mudah larut dalam air, sedikit lebih

mudah larut dalam etanol air mendidih,


larut dalam gliserin, sukar larut dalam

Kegunaan : etanol

Penyimpanan : Sebagai pendapar

Dalam wadah tertutup baik

III.5. Perhitungan Bahan


A. Perhitungan Bahan
a. Per kemasan

1. Natrium Diklofenak
0,05 5
= 𝑥 60 = 30 𝑚𝑔 + (100 𝑥 30 𝑚𝑔) = 31,5 𝑚𝑔
100

= 0,0315 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Benzalkonium Klorida
0,1 5
= 𝑥 60 = 60 𝑚𝑔 + ( 100 𝑥 60 𝑚𝑔) = 63 𝑚𝑔
100

= 0,063 𝑔𝑟𝑎𝑚

3. Metil Selulosa

0,5 5
= 100 𝑥 60 = 300 𝑚𝑔 + ( 100 𝑥 300 𝑚𝑔) = 315 𝑚𝑔

= 0,315 𝑔𝑟𝑎𝑚

4. Natrium Klorida
0,5
= 100 𝑥 60 = 0,3 𝑚𝑔 = 0,0003 𝑔𝑟𝑎𝑚

5. Aqua Pro Injeksi ad 60 ml


b. Per batch

1. Natrium Diklofenak = 0,0315 gram x 2

= 0,063 gram

2. Benzalkonium Klorida = 0,063 gram x 2

= 0,126 gram

3. Metil Selulosa = 0,315 gram x 2

= 0,63 gram

4. Natrium Klorida = 0,0003 gram x 2

= 0,0006 gram

5. Aqua Pro Injeksi = 60 ml x 2

= 120 ml

B. Perhitungan Tonisitas

1. Natrium diklofenak

𝟐
E = 17𝟑𝟏𝟖,𝟏 = 0,106

2. Benzalkonium klorida

E = 0,16

𝑊 𝑥 𝐸 = (30 𝑥 0,1) + (60 𝑥 0,16) = 12,6


0,9
𝑥 60 = 0,54 − 12,6 = (−12,06)
100

a. Perhitungan PTB

𝟎,𝟓𝟐−𝒂.𝒄
W= 𝟎,𝟓𝟕𝟔

𝟎,𝟓𝟐−( 𝟎,𝟏 .𝟎,𝟑𝟏𝟓)+(𝟎,𝟎𝟗.𝟎,𝟔𝟑)


= 𝟎,𝟓𝟕𝟔
𝟎,𝟓𝟐−( 𝟎,𝟎𝟑𝟏𝟓)+(𝟎,𝟎𝟓𝟔𝟕)
= 𝟎,𝟓𝟕𝟔

𝟎,𝟓𝟐− 𝟎,𝟎𝟖𝟖𝟐
= 𝟎,𝟓𝟕𝟔

𝟎,𝟒𝟑𝟏𝟖
= 𝟎,𝟓𝟕𝟔

= 𝟎, 𝟕𝟒𝟗𝟔 𝒈/𝟏𝟎𝟎𝒎𝒍 (Hipertonis, Karena lebih besar

.dari Ketetapannya 0,52)

2. Perhitungan Catyline

a. Vial

%𝒃/𝒗 .𝑭𝒅 𝑩𝑴
W =[𝑭−( )] 𝑥
𝑩𝑴 𝑭𝒅

0,315.2 0,63.2 58,44


= [ 0,031 − ( 318,13 ) + ( )] 𝑥
360 2

= [ 0,031 − (0,00198 + 0,0035)] 𝑥 29,22

= [ 0,031 − 0,00548 ] 𝑥 29,22

= 0,02552 𝑥 29,22

= 𝟎, 𝟕𝟒𝟓𝟔 𝒈/𝟏𝟎𝟎𝒎𝒍 (Hipertonis, karena lebih besar dari

ketetapannyannya 0,031)

C. Perhitungan Kelebihan Volume ( dilebihkan 10%)

1. Natrium Diklofenak = ( 0,0315 gram x 2 ) + 10%

= 0,0693 gram

2. Benzalkonium Klorida = ( 0,063 gram x 2 ) + 10%

= 0,1386 gram

3. Metil Selulosa = ( 0,315 gram x 2 ) + 10%

= 0,693 gram

4. Natrium Klorida = ( 0,0003 gram x 2 ) + 10%


= 0,00066 gram

5. Aqua Pro Injeksi = ( 60 ml x 2 ) + 10%

= 132 ml

III.6. Tabel Sterilisasi Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Metode Pustaka
Sterilisasi
1. Wadah Oven Panas kering Scovilles’s : 286
dengan suhu
1700C selama 1
jam
2. Batang Pengaduk Panas kering Scovilles’s : 286
dengan oven suhu
1700C selama 1
jam
3. Pinset Panas kering Scovilles’s : 286
dengan oven suhu
1700C selama 1
jam
4. Kertas Timbang Panas kering Lachman : 623
dengan oven suhu
1600C selama 1
jam
5. Sendok Tanduk Panas Lembab Parrot : 286
dengan autoclaf
suhu 1210C
selama 15 menit
6. Gelas Ukur Panas kering Scovilles’s : 286
dengan oven suhu
1700C selama 1
jam
7. Kertas Saring Panas kering Lachman : 623
dengan oven suhu
1600C selama 1
jam
8. Sarung Tangan Panas Lembab Parrot : 286
dengan autoclaf
suhu 1210C
selama 15 menit
9. Natrium Diklofenak Panas Lembab Martindale : 228
dengan autoclaf
10. Benzalkonium Panas Lembab Martindale : 228
Klorida dengan autoclaf
13. Metil Selulosa Panas Lembab Excipient : 439
dengan autoclaf
14. Natrium Klorida Panas Lembab Martindale : 228
dengan autoclaf
penyangga
15. Aqua Pro Injeksi Panas Lembab Parrot : 286
dengan autoclaf
suhu 1210C
selama 15 menit

III.7. Prosedur Kerja


No. Ruang Prosedur

1. Black area Menghubungkan ruang ganti dengan ruang


produksi
2. Grey area Menggunakan gowning (pakaian dan sepatu
gray area)
3. White area Sterilisasi alat dan bahan

4. White area Pembuatan,pengujian dan pengemasan


primer sediaan steril
5. Grey area Pengemasan sediaan dalam box

III.8. Uji Evaluasi Sediaan

1. Evaluasi partikulat dalam injeksi (FI IV, 751)

Tujuan : untuk memastikan tidak adanya partikulat dalam sediaan

injeksi

Prinsip : uji memerlukan alat penghitungan elektronik partikel

pengotor cairan yang dilengkapi dengan sensor cahaya redup

dengan alat untuk memasukkan contoh yang sesuai .


Metode : dilakukan penetapan alat dan alat penghitungan pada

ukuran 10-15 mikrometer. Dicampur larutan uji dengan

membalikkan 25 kali dalam 10 detik. Awaudarakan dengan

ultrasonikasi ringan selama 30 detik atau dengan membiarkan

selama 2 menit. Kemudian lepaskan tutup. Aduk isi wadah

perlahan-lahan dengan menggoyang-goyangkan atau dengan

alat mekanik. Ambil contoh langsung dari wadah tiga kali berturut-

turt setiap kali tidak kurang dari 5ml. Selesaikan penetapan dalam

waktu 5 menit. Ulangi prosedur yang sama dengan blanko.

2. Penetapan volume injeksi dalam wadah (FI IV, 451)

Tujuan : untuk menentukan volume injeksi dalam wadah

Prinsip : sediaan injeksi yang sudah di dalam wadah diukur

kembali volumenya menggunakan gelas ukur kering.

Metode : dipilih salah satu wadah (karena volumenya 10ml),

diambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik kering

dengan ukuran tidak lebih dari 2 kali volume yang diukur dengan

jarum suntik no 21 dengan panjang tidak kurang dari 2,5 cm.

dikeluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik

serta pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian

jarum ke dalam gelas ukur kering yang telah dikalibrasi 10ml

sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya

40% dari 10ml.

Penafsiran hasil : volume injeksi dalam wadah diantara 4ml-10ml


3. Uji Pirogen (Depkes RI, 1995)

Tujuan : Untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat

yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi.

Metode : Digunakan kelinci dewasa yang sehat sebagai subjek

yang diuji, pengukuran yang dilakukan meliputi pengukran

kenaikian suhu tubuh setelah penyuntikan larutan uji. Alat suntik,

jarum, dan alat kaca dipanaskan pada suhu 250°C selama tidak

krang dari 30 menit. Alat pengukur suhu yang digunakan yang teliti

seperti termometer klinik atau termistor atau alat sejenis yang

telah dikalibrasi. Pengujian dilakukan dalam ruang terpisah yang

khusus untuk uji pirogen dan dengan kondisi lingkungan yang

sama. Apabila pengujian menggunakan termistor maka kelinci

dimasukkan dalam kotak penyekap sedemikian rupa sehingga

kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar sehingga dapat

duduk dengan bebas. Disuntikakan larutan uji melalui vena tepi

telinga dan dilakukan selama 10 menit. Alat pengukur suhu

dimasukkan ke dalam anus kelinci tidak kurang dari 7,5 cm, dan

direkam suhu berturut – turut antara jam ke-1 dan ke-3 setelah

penyuntikan dengan selang waktu 30 menit.

4. Uji Kejernihan Larutan (Langille, Stephen, 2015)

Tujuan : Untuk mengetahui bahwa sediaan jernih dan benar –

benar bebas dari partikel – partikel kecil yang dapat terlihat oleh

mata.
Metode : Pemeriksaan dilakukan secara visual di bawah

penerangan cahaya yang baik, dan berlatar belakang warna

hitam. Dan dipastikan bahwa sediaan benar – benar jernih dan

tidak ada partikel – partikel yang terlihat.

Penafsiran Hasil : Sediaan jernih dan tidak ada partikel – pertikel

kecil yang dapat terlihat oleh mata.

5. Uji keseragaman bobot dan volume (FI III Hal 767)

Tujuan : untuk memastikan dan menentukan kadar bobot jenis

dalam sediaan sama

Prinsip : Bobot dari tiap sedian di timbang dengan menggunakan

piknometer

Metode : Bobot per milliliter suatu cairan adalah bobot dalam gram

per ml zat cair pada suhu 20 C yang ditimbang di udara. Bobot per

mili zat cair dalam g dihitung dengan membagi bobot zat cair ke

dalam g yang mengisi piknometer pada suhu 20 C dengan

kapasitas piknometer dalam ml. pada suhu 20 C. kapasitas

piknometer ditetapkan dengan dasar bobot satu liter pada suhu 20

C adalah 99,18 g jika ditimbang di udara. Untuk harga bobot per

ml yang dinyatakan dalam farmakope. Penyimpanan kerapatan

udara boleh diabaikan

Penafsiran hasil : Sediaan injeksi memiliki bobot jenis yang sama.


6. Uji kebocoran wadah ( Langille, Stephen, 2015)

Tujuan : Untuk memastikan tidak adanya kebocoran pada

wadah sediaan

Prinsip : Memasukan sediaan beserta wadahnya ke dalam

wadah yang berisi metilen blue

Metode : Pada pembuatan kecil-kecilan dapat dilakukan secara

visual, namun untuk skala pabrik tidak dapat dilakukan secara

visua. Wadah – wadah takaran tunggal yang masih panas setelah

di sterilkan di masukan ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika

ada wadah yang bocor maka larutan metilen biru akan masuk

kedalam karena perbedaan tekanan dari luar dan di dalam wadah,

cara ini tidak dapat dilakuakan untuk cairan sedian yang

berwarna. Wadah takaran tunggal di sterilkan terbalik jika ada

kebocoran maka larutan ini akan keluar dari wadah.

Penafsiran hasil : tidak ada kebocoran pada wadah sediaan.

7. Evaluasi pH (FI IV, hal. 1039).

Prinsip : Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan kertas

pH meter

Tujuan : Untuk dapat menentukan pH dari sediaan

Metode :Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan kertas

pH meter. Yakni kertas pH meter dicelupkan ke dalam sediaan

kemudian dicocokkan kertas pH dengan indikatornya sehingga

diperoleh pH akhir.
Penafsiran hasil : Sediaan injeksi yang dihasilkan akan memiliki

pH 8.6 – 9.0

8. Uji Sterilitas

Tujuan : untuk mengetahui apakah sediaan injeksi memiliki

nilai sterilitas yang sesuai dengan ketentuan monografi atau tidak

Prinsip : dilakukan inkubasi cairan uji dengan media uji dan

dilakukan inkubasi selama 14 hari dengan metode inoculasi

langsung atau penyaringan.

Metode: diambil sejumlah volume larutan uji, diinoculasi langsung

pada media uji dan dilakukan inkubasi selama 14 hari

Penafsiaran hasil : sediaan steril dengan hasil mikroba yang

terhitung pada media uji sesuai dengan batas yang ditetapkan.

9. Uji Endotoxin Bakteri (FI IV, hal 201)

Tujuan : memperkirakan kadar endotoxin bakteri yang mungkin

ada dalam bahan uji

Prinsip : dilakukan dengan menggunakan LAL yang diperoleh

dari ekstrak air amebosit dalam kepiting landam kuda, Limulus

Polyphemus dibuat khusus sebagai pereaksi LAL untuk

pembentukan jendal-gel. Penetapan titik akhir dilakukan dengan

membandingkan secara langsung enceran dari zat uji dengan

enceran endotoxin baku dan jumlah endotoxin dinyatakan dalam

unit endotoxin (UE).


Metode : masukan ke dalam tabung reaksi 10 mm x 75 mm

sejumlah volume yang telah ditentukan dari control negative,

kadar baku endotoxin specimen dan control sediaan positive.

Ditambahkan pereaksi LAL yang telah dikonstitusi. Dicampur

specimen/campuran pereaksi LAL. Diinkubasi dalam penangas

air. Dicatat waktu inkubasi masing-masing tabung. Inkubasi

masing-masing tabung selama 60 menit kurang lebih 2 menit pada

suhu 370C ± 10C. Titik reaksi positif ditandai dengan terbentuknya

gel yang stabil dan akan tetap melekat pada dasar tabung pada

saat dibalikan 1800.

Anda mungkin juga menyukai