Anda di halaman 1dari 3

CARA PENEMPATAN LABEL ATAU PEMBERIAN LABEL

Sejarah Label
Berdasarkan beberapa literature, Label pertama kali digunakan sekitar 3000
tahun yang lalu di Negara China dan Mesir. Pada saat itu label hanyalah berupa
selembar kertas papyrus yang ditempelkan pada Guci yang berkualitas bagus sebagai
pembeda dengan yang lain. Pada awal abad ke-16, label yang dicetak mulai
dipergunakan untuk pengiriman kain. Sedangkan label untuk Pharmacy (Obat-obatan)
mulai dipergunakan pada tahun 1700-an. Pada waktu yang bersamaan di Italia, label
juga sudah dipergunakan untuk botol – botol minuman (Wine). Dan pada akhir 1800-
an, label secara perlahan mulai dipergunakan sebagai salah satu alat untuk
meningkatkan penjualan suatu produk. Sektor Kemasan secara umum baru
menggunakan label pada produknya untuk memberikan nilai tambah sekitar awal tahun
1950-an.

Definisi Label
Label adalah tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang disertakan pada
wadah atau kemasan suatu produk dengan cara dimasukkan ke dalam, ditempelkan
atau dicetak dan merupakan bagian dari kemasan tersebut untuk memberikan informasi
menyeluruh dan secara utuh dari isi wadah/kemasan produk tersebut. Pelabelan pada
kemasan produk harus dipersyaratkan sedemikian rupa, sehingga tidak mudah lepas
dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak serta terletak pada bagian kemasan
yang mudah untuk dilihat dan dibaca dengan jelas.
Label adalah identitas suatu produk. Tanpa label kita tidak dapat membedakan
antara produk satu dengan yang lainnya. Label adalah bagian yang sangat penting dari
suatu produk agar konsumen dapat memperoleh produk sesuai yang diharapkan dan
sehat serta aman dikonsumsi. Beberapa Industri besar yang membutuhkan label untuk
produk–produk mereka adalah : Industri Makanan & Minuman, Permen dan Cokelat,
Pharmacy, Perawatan diri, Kosmetik/kecantikan, Mainan, Elektronik, Mobil dan Motor
(Oli), Bahan kimia (Chemical), Rumah Tangga dan Retail.
Khusus untuk Industri Makanan & Minuman, Karena penggunaan label terbesar ada di
sektor ini, label tersebut harus sesuai dengan ketentuan UU/No.23/1992 Tentang
Produksi dan Peredaran Makanan. Makanan harus memenuhi standar persyaratan
kesehatan dan label; dan periklanan tidak boleh memberikan informasi menyesatkan
dari produk tersebut. Peraturan tersebut juga berpedoman kepada CAC (Codex
Alimentarius Commission) dan FLG (Food Labelling Guide) yang memuat ketentuan
mengenai persyaratan Mutu, label dan periklanan. Label harus memberikan informasi
yang jelas, detail dan mudah dimengerti oleh masyarakat umumnya atau konsumen
khususnya.

Pedoman Umum Label


Pedoman umum Label mencakup hal–hal sebagai berikut :
1. Ketentuan Umum :
a. Harap digunakan huruf Arab atau Latin dalam tulisan label.
b. Semua persyaratan atau peringatan yang memuat ketentuan yang ditetapkan
wajib menggunakan huruf Latin.
c. Seluruh peringatan atau keterangan harus ditulis dengan lengkap dan mudah
dibaca.
d. Pada label tidak boleh dicantumkan gambar atau apapun yang dapat
mengakibatkan salah penafsiran pada produk itu sendiri.
e. Pada label dilarang mencantumkan referensi atau apapun yang bertujuan untuk
dapat meningkatkan penjualan.

2. Pada Label, informasi yang HARUS DAN WAJIB dicantumkan adalah sebagai
berikut :
a. Nama Produk
Di dalam Label selain nama produk, boleh dicantumkan nama dagang bila
ada. Nama produk tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia bila
diperdagangkan di Indonesia. Bahasa asing dapat digunakan sepanjang tidak
bertentangan dengan keterangan dalam Bahasa Indonesia. Penggunaaan
Bahasa, angka, dan huruf selain bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf Latin
diperbolehkan sepanjang tidak ada padanannya, atau dalam rangka
perdagangan keluar negeri. Pemberian nama produk tersebut harus memiliki
deskripsi yang jelas dan cocok terhadap produknya itu sendiri dan tidak
menyesatkan. Penggunaan nama harus yang mudah dimengerti oleh
konsumen dan menunjukkan sifat produk tersebut. Kemudian mengacu kepada
Surat Keputusan BP POM RI No. HK.00.05.52.4321 Yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya pelanggaran pelabelan produk pangan dan memudahkan
pemahaman pelabelan pangan, mensyaratkan : Nama dagang tidak boleh
menggunakan nama generik dan kata-kata : Alami, Natural, Murni dan Suci.

b. Komposisi atau Daftar Ingridien.


Harus dicantumkan daftar lengkap Ingridien jumlah bahan utama
penyusunan makanan dan termasuk bahan tambahan yang digunakan dengan
urutan mulai dari bagian yang terbanyak. Prosentase berat bahan utama
produk tertentu juga harus dicantumkan. Untuk bahan tambahan makanan,
Seperti pewarna, dapat dicantumkan nama golongan disertai Nomor Indeks
khusus untuk pewarna tersebut.

c. Isi Netto/Berat Bersih.


Isi netto dalam berat atau volume harus dinyatakan dalam satuan Kg, gr,
cc atau Lt. Untuk makanan yang dikemas dalam cairan, yang dicantumkan
adalah bobot makanan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai