Anda di halaman 1dari 2

Definisi Oprasional Leprosy

No Istilah Keterangan
1. Surveillans Kusta Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang Penderita Kusta dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya penularan Kusta untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
2. Prevalensi Kusta Jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit
kusta
3. Supervisi Supervisi dari provinsi ke kabupaten maupun kabupaten ke
puskesmas diintegrasikan dengan program pengendalian
penyakit yang lain. Frekuensi supervisi ke PRK/RSUD
dilaksanakan lebih sering dari pada puskesmas non PRK
4. Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan harus sederhana, memuat seluruh
pelaporan informasi yang dibutuhkan. Pencatatan dilakukan oleh
semua unit pelayanan. Puskesmas mengirim Salinan register
kohort ke kabupaten. Pelaporan hanya dilakukan oleh
kabupaten dan provinsi.
5. Monitoring dan Semua unit pelayanan membuat perencanaan kegiatan,
Evaluasi monitoring evaluasi sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing. Kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan program
lain.
6. Rehabilitasi medik Bagi orang yang pernah mengalami kusta dilakukan oleh
sosial ekonomi kabupaten dan provinsi dengan memperhatikan persyaratan
dan kondisi di lapangan
7. Mengembangkan media Menyediakan dan mengembangkan media komunikasi,
komunikasi informasi, dan edukasi program penanggulangan kusta
8. Pengelola program Mengetahui berapa jumlah staf untuk menghitung honor
kusta atau biaya laiannya
9. Stok logistik MDT Puskesmas : bila pasien sudah didiagnosis diberikan MDT
oleh petugas PRK atau wasor.
Kabupaten : membuat perencanaan MDT berdasarkan
permintaan PRK/RSUD, membuat permohonan dan
mengambil ke propinsi dan mendistribusikan ke
PRK/RSUD yang membutuhkan .
Provinsi : membuat perencanaan obat berdasarkan
pemerintaan kabupaten, membuat permohonan obat ke
pusat dan mendistribusikan ke kabupaten.
10. Pelatihan petugas Pelatihan diberikan oleh provinsi dibantu wasor kabupaten.
puskesmas Puskesmas non PRK dilatih satu hari untuk mampu
mendeteksi suspek.PRK akan mendapatkan pelatihan
penuh 5( hari)
11. Rapid village surve Penemuan pasien dilaksanakan secara pasif, diikuti dengan
penanganan daerah focus yaitu pemeriksaan kontak
keluarga dan tetangga. Bila diperlukan dapat dilakukan
kegiatan penemuan aktif lainnya
12. Diagnosis Diagnosis ditegakan oleh petugas PRK/RSUD/Wasor. Non
PRK menemukan suspek, harus dirujuk ke
PRK/RSUD/Wasor untuk konfirmasi diagnosis, atau
sebaliknya.konfirmasidiagnosos terhadap suspek yang
dilaporkan, bila positif langsung diadakan on the job
training (OJT)
13. Pengobatan Regimen pengobatan diberikan oleh petugas
PRK/RSUD/Wasor. Pengobatan selanjutnya diberikan oleh
puskesmas non PRK
14. Pemantauan Pemantauan pengobatan dilakukan oleh petugas puskesmas
pengobatan non PRK dan pasien harus mendapatkan informasi penting
berkaitan dengan pengobatan. Bila pasien mangkir lebih
dari 1 bulan perlu dilakukan pelacakan pasien mangkir
15. Penanganan pasien Penanganan pasien reaksi oleh petugas PRK/RSUD/Wasor.
reaksi Jika puskesmas non PRK menemukan pasien reaksi harus
di rujuk ke PRK/RSUD/Wasor, selanjutnya pemantauan
pengobatan reaksi dilakukan oleh puskesmas non PRK
16. Penyuluhan / perawatan Penyuluhan perorangan dan kelompok diberikan oleh
diri puskesmas sedangkan penyuluhan masa di berikan oleh
kabupaten.
17. POD Pemeriksaan POD dilakukan oleh petugas di
PRK/RSUD/Wasor. Bila dipandang mampu petugas
puskesmas non PRK dapat melaksanakan POD dengan
bimbingan dari Wasor
18. Wasor Wakil supervisor
19. PSK Puskesmas rujukan kusta
20. Promosi kesehatan Memberdayakan masyarakat agar mampu berperan aktif
dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan meningkatkan kesehatan untuk
pencegahan dan pengendalian kusta
21. Pencatatan dan Setiap puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain
pelaporan yang memberikan layanan pengobatan kusta wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan

Anda mungkin juga menyukai