Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANALISA JURNAL

“Pengaruh BDNF Dan Neurotrophin Receptor Pada Derajat Hidrosefalus


Kongenutal Pasca Ventrikulo Peritoneal Shunt”

Disusun oleh :
KELOMPOK 13

1. Facthul Laela Aprilia P (1611040027)


2. Madiya Luhur Inandiya (1611040037)
3. Indri Suci Lestari (1611040056)
4. Rista Dian Ningsih (1611040017)
5. Dhimas Anggit Prasetyo (1611040075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019

1
BAB I
KAJIAN JURNAL UTAMA

A. JUDUL JURNAL
Pengaruh BDNF Dan Neurotrophin Receptor Pada Derajat Hidrosefalus
Kongenutal Pasca Ventrikulo Peritoneal Shunt
B. PENELITI
Farhad Bal’afif, M Aris Widodo,M Istiadjid ES, Abdul Hafid B
C. TEMPAT PENELITIAN
Laboratorium Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang, Jl. Jaksa Agung Suprapto No.2 Malang , Februari 2013.
D. TAHUN PENELITIAN
Penelitian di laksanakan pada tahun 2013
E. LATAR BELAKANG
Hidrosefalus adalah suatu distensi aktif dari system ventrikel otak akibat
sirkulasi cairan serebrospinal (CSS) yang tidak adekuat. Secara patologis
hidrosefalus akan menimbulkan glial scar, degenarasi akson, demyelinasi,
gangguan pertumbuhan akson dan kematian sel terutama apoptosis. Perubahan
sekunder terjadi pada sel bodi neuronal dan sinaps. Prevelensi tinggi pada bayi
dan anak.
Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) merupakan neurotrophin
yang berperan pada survival neuron, pertumbuhan akson, proliferasi,
diferensiasi, myelinasi, perbaikan degenerasi, regenerasi dan neuroplastisitas
neuron. BDNF berperan paradox tergantung reseptor yang teraktivasi, TrKB
atau P75NTR (17,18). Tampaknya kadar BDNF dan reseptor tersebut berperan
dalam menentukan cedera sel otak dan berpengaruh pada gradasi atau
prognosis hidrosefalus pasca V-P Shunt.
F. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian studi observasional analitik prospektif
dengan besar sampel sebanyak 22 kasus.

2
Subjek penelitian ini adalah penderita hidrosefalus kongenital yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi adalah hidrosefalu
kongenital derajat sedang dan berat menurut kriteria Evan’s Ratio (ER), dengan
usia kurang dari 1 tahun . kriteria ekslusi adalah yang terkena infeksi
intrakranial aktif dan kelainan intrakranial lain yang memerlukan tindakan atau
menyulitkan pengukuran ER.
Pada penelitian ini kadar BDNF, solubleTyrosine Kinase B (sTrkB) dan
soluble P75 Neurotrophin Receptor (Sp75) cairan serebrospinal diukur
memakai metode ELISA ( BDNF merek Emax Immunoassy System dengan
nomer katalog G7610, TrkB merek AP7687a dan p75 merek abcam pasca V-P
Shunt) dipengaruhi secara negatif oleh peningkatan BDNF pasca V-P Shunt
terutama 24 jam pertama (P=0,001) dan secara negatif oleh peningkatan kadar
Sp75 (p=0,001).

3
BAB II
TELAAH JURNAL MENGGUNAKAN MODEL PICO
( POPULATION-INTERVENTION-COMPARISON-OUTCOME)

A. Jurnal Utama
Pengaruh BDNF dan Neurotrophin Receptorpada Derajat Hidrosefalus
Kongenital PascaVentrikulo Peritoneal Shunt
B. Peneliti
Farhad Bal’afif, M Aris Widodo,M Istiadjid ES, Abdul Hafid B
C. Bahasan Konsep Teori
Jurnal buku / Teori Sumber
Hidrosefalus adalah suatu distensi Peneliti Muamin, 2010,
aktif dari system ventrikel otak ngastiyah, 2007.
akibat sirkulasi cairan
serebrospinal (CSS) yang tidak
adekuat. Secara patologis
hidrosefalus akan menimbulkan
glial scar, degenarasi akson,
demyelinasi, gangguan
pertumbuhan akson dan kematian
sel terutama apoptosis. Perubahan
sekunder terjadi pada sel bodi
neuronal dan sinaps. Prevelensi
tinggi pada bayi dan anak.
Hidrocepalus merupakan sindroma
klinis yang dicirikan dengan
dilatasi yang progresif pada sstem
ventrkuler cerebral dan kompresi
gabungan dari jaringan –jaringan
cerebral selama produksi CSF
berlangsung yang meningkatkan

4
kecepatan absorbsi oleh vili
arachnoid. Akibat berlebihnya
cairan serebrospinalis dan
meningkatnya tekanan intrakranial
menyebabkan terjadinya pelebaran,
hidrocepalus juga merupakan
keadaan patologis otak yang
mngakibatkan bertambahnya cairan
cerebro spinalis tanpa atau pernah
dengan tekanan intracranial yang
meninggi sehingga terdapat
pelebaran ruangan tempat
mengalirnya cairan cerebro spinal.

D. Analisis PICO
JURNAL UTAMA
Pengaruh BDNF dan Neurotrophin Receptorpada Derajat Hidrosefalus
Kongenital PascaVentrikulo Peritoneal Shunt
POPULASI PASIEN :
Populasi adalah penderita hidrosefalus congenital yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah hidrosefalus
congenital derajat sedang dan berat menurut criteria Evan’s ratio (ER),
dengan usia kurang dari 1 tahun. Kreteria eksklusi adalah adanya infeksi
intracranial aktif dan kelainan intracranial lain yang memerlukan

5
tindakan atau menyulitkan pengukur ER. Sedangkan sampelnya sebanyak
22 kasus.
INTERVENSI :
Penelitian ini merupakan studi observasional analitik prospektif dan
menggunakan uji statistic Structural Equatin Modelling (SEM) dan T-
Test.
Pada penelitian ini kadar BDNF, soluble Tyrosine Kinase B (sTrkB) dan
soluble P75 Neurotrophin Receptor (sP75NTR) cairan serebrospinal diukur
memakai metode ELISA (BDNF merek Emax Immunoassay System
dengan nomer catalog G7610, TrkB merek ABGENT Immunoassay
System dengan no catalog AP7687a dan p75NGF merek Abcam
Immunoassay dengan no catalog ab61425). Pada sampel CSS diambil
dari ventrikel pada saat operasi pemasangan V-P Shunt dan 3 bulan
kemudian masing-masing 3cc. untuk pengambilan sampel 12 jam dan 24
jam pasca V-P Shunt hanya dapat dilakukan pada 11 pasien. Sampel CSS
dibagi menjadi 3 tabung canovial screw cup yang masing-masing untuk
mengukur kadar BDNF, sTrkB dan sP75NTR. Dari 22 bulan pasien tersebut
juga diukur Evan’s ratio (ER) sebelum dan 3 bulan pasca V-P Shunt
dengan menggunakan CT-Scan kepala. Besar ER diukur berdasarkan CT-
Scan kepala sebelum dan 3 bulan setelah V-P Shunt. Penelitian ini
menggunakan uji statistic Structural Equation Modeling (SEM) dan T-
Test.
COMPARATION
(PERBANDINGAN) :
Tidak ada pembanding dengan penelitian lain pada penelitian jurnal ini.
OUTCOME
Didapatkan 29 pasien hidrosefalus congenital yang memenuhi
kriterian inklusi dan ekslusi, tetapi 7 pasien dikeluarkan dari penelitian
(drop out), disebabkan karena infeksi (2 pasien), meninggal (4 pasien)
dan menolak untuk diteruskan (1 Pasien). Dari sisa 22 pasien didapatkan

6
usia termuda 8 hari dan yang paling tua 12 bulan pada saat operasi V-P
Shunt dilakukan, usia terbanyak 0-6 bulan sebesar 72% dan 6-12 bulan
sebesar 28%.
Hasil rerata ER pre op 0,67 dan rerata 3 bulan pasca V-P Shunt
0,60, uji t tes menunjukkan penurunan ER pasca V-P Shunt yang sangat
bermakna (p=0,001). Hasil uji SEM, pengaruh BDNF, sTrKB dan
sP75NRT pre op terhadap ER 3 bulan pasca V-P Shunt dapat dilihat pada
Tabel 1.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tingginya kadar BDNF sebelum
V-P Shunt berpengaruh beruk pada perbaikan hidrosefalus, sedangkan
NRT
kadar sTrkB berpengaruh baik dan sP75 tidak berpengaruh pada
perbaikan, akan tetapi kecenderungan berpengaruh buruk dengan besar
pengaruh hanya 0,17% sehingga secara statistic tidak bermakna. Karena
efek antagonsi dari sTrkB dan sP75 terhadap TrkB dan P75NRT, maka hal
ini bermakna bahwa BDNF dan TrkB sebelum V-P Shunt berpenggaruh
pada perbaikan hidrosefalus, sedangkan P75NRT walaupun statistic tidak
bermakna akan tetapi ada kecenderungan berpengaruh baik pada
perbaikan
Tabel 1.hasil Analisi BDNF, sTrKB dan Sp7NTR pre op terhadap
ER 3 bulan pasca V-P Shunt
Pengaruh antar variabel Koefisen p Value

Jalur Determinasi
BDNF pre op →∆ER 3bulan- 0,444 0,395 0,001
pasca V-P Shunt
sTrKB pre op →∆ER 3bulan- -0,411 0,395 0,015
pasca V-P Shunt
sP75NTR pre op →∆ER 0,170 0,395 0,317
3bulanpasca V-P Shunt

7
Keterangan : Tampak BDNF pre op berkolerasi positif terhadap ER
dan sTrKB pr op berkolerasi negatif terhadap ER, seangkan sP75NTR
berkolerasi positif tetapi tidak signifikan
Pre op = sebelum V-P Shunt.
Untuk hasil uji SEM pengaruh peningkatan kadar BDNF, sTrKB
dan sP75NRT secara serial 12 jam, 24 jam dan 3 bulan pasca V-P Shunt
terhadap ER 3 bulan-pasca V-P Shunt dapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan 4.
Dari tabel 2 dan 3 tampak penambahan derajat hidrosefalus ( ER 3 bulan-
pasca V-P Shunt) dipengaruhi secara negatif oleh oleh peningkatan
BDNF pasca V-P Shunt terutama 24 jam pertama (P=0,001) dan secara
positif oleh peningkatan kadar sTrkB pada 24 jam pertama (P=0,001) dan
secara negatif oleh peningkatan kadar sP75NTR (P=0,001).

Dari hasil analisis tabel 2 terlihat bahwa peningkatan kadar BDNF


dan sP75NTR pasca V-P Shunt berpengaruh positif pada perbaikan
hidrosefalus, dan kadar sTrkB pada 24 jam pertama berpengaruh negatif
pada perbaikan hidrosefalus. Oleh karena efek antagonis dari sTrkB dan
sP75NTR terhadap TrkB dan P75NTR , maka secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kadar BDNF dan TrkB (24 jam pertama)
berpengaruh baik pada perbaikan derajat hidrosefalus, sedangkan
peningkatan kadar P75NTR berpengaruh buruk pada perbaikan tersebut.

8
9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan jurnal
Pembanding Jurnal yang dianalisis
Judul jurnal Pengaruh BDNF Dan Neurotrophin Receptor Pada Derajat
Hidrosefalus Kongenutal Pasca Ventrikulo Peritoneal Shunt
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh kadar
NTR
penelitian BDNF, sTrKB, sP75 sebelum dan sesudah V-P Shunt
terhadap Evan’s ratio pada penderita hidrosefalus congenital.
Metode Data diambil melalui studi observasional analitik prospektif.
penelitian
Variabel yang 22 pasien dengan usia termuda 8 hari dan yang paling tua 12
diteliti bulan.
Intervensi Diukur memakai metode ELISA (BDNF merek Emax
Immunoassay System dengan nomer catalog G7610, TrkB
merek ABGENT Immunoassay System dengan no catalog
AP7687a dan p75NGF merek Abcam Immunoassay dengan no
catalog ab61425). Pada sampel CSS diambil dari ventrikel pada
saat operasi pemasangan V-P Shunt dan 3 bulan kemudian
masing-masing 3cc. untuk pengambilan sampel 12 jam dan 24
jam pasca V-P Shunt hanya dapat dilakukan pada 11 pasien.
Sampel CSS dibagi menjadi 3 tabung canovial screw cup yang
masing-masing untuk mengukur kadar BDNF, sTrkB dan
sP75NTR. Dari 22 bulan pasien tersebut juga diukur Evan’s ratio
(ER) sebelum dan 3 bulan pasca V-P Shunt dengan
menggunakan CT-Scan kepala. Besar ER diukur berdasarkan
CT-Scan kepala sebelum dan 3 bulan setelah V-P Shunt.
Penelitian ini menggunakan uji statistic Structural Equation
Modeling (SEM) dan T-Test.
Jumlah 22 pasien
pembanding

B. Kelebihan jurnal dan kekurangan jurnal

10
Dapat mengetahui Pengaruh BDNF dan neutrophin receptor pada derajat
hidrosefalus kongenital pasca ventrikulo peritonela shunt, mengetahui tentang
BDNF, mengetahui tentang neutrophin receptor, mengetahui derajat
hidrosefalus kongenital pasca ventrikulo peritoneal shunt.
Perlu pembanding dengan penelitian lain, pada penelitian ini juga banyak
menggunakan bahasa medis, jadi kurang cocok untuk semua kalangan, hanya
penekanan pada kalangan orang kesehatan
C. Implikasi Keperawatan
1. Strenght (kekuatan)
- RSUD Prof dr Margono Soekarjo merupakan rumah sakit milik
pemerintah daerah dan merupakan rumah sakit rujukan sehingga
terdapat ruang khusus untuk merawat pasien penurunan kesadaran yaitu
ruang picu (paediatric intensif care unit).
- Di ruang picu terdapat perawat, mahasiswa praktek, dan Co As yang
stand-by 24 jam dalam memberikan pelayanan dan terdapat dokter
spesialis anak yang lebih senior.
- Setiap pasien hidrosefalus dengan penurunan kesadaran akan langsung
mendapatkan tindakan keperawatan yang intensive.
2. Weakness (kelemahan)
Di RS akan membutuhkan proses yang lama dalam pembuatan SOP yang
sesuai untuk bisa diterapkan.
3. Opportunity (kesempatan di Ruang melati)
Ruang picu merupakan ruangan khusus untuk bayi dan anak yang
mengalami penurunan kesadaran sehingga alat yang digunakan lengkap
untuk menangani pasien dengan masalah yang serius.
4. Theart (ancaman)
RSUD Prof Dr Margono Soekarjo merupakan rumah sakit pemerintah
daerah jadi segala kebijakan mengikuti aturan pemerintah dan dibawah
pengawasan pemerintah daerah.

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbaikan hidrosefalus
pasca V-P Shunt dipengaruhi secara positif oleh peningkatan kadar BDNF
dan sP75NRT dan oleh penurunan kadar sTrkB. Tingginya kadar BDNF dan
rendanya kadar sTrkB pre op menggambarkan beratnya hidrosefalus dan
berbanding terbalik dengan perbaikan pasca V-P Shunt. Hal ini
menggambarkan adanya respon adaptif otak pada peningkatan TIK akibat
hidrosefalus.
B. SARAN
Perlu dilakukan pemeriksaan kadar BDNF dan sTrkB pre op sebagai
bahan pertimbangan perlu tidaknya V-P Shunt dilakukan, khususnya pada
kasus yang controversial. Disamping itu diperlukan pemberian terapi
modulasi yang dapat memacu meningkatkan BDNF pada hidrosefalus pasca
V-P Shunt.

12
DAFTAR PUSTAKA
Rekate HL. Definition and Classification of Hydrocephalus: A Personal
Recommendation to 12. Espay AJ. Hydrocephalus. (Online) Sep. 2010.
Stimulate Debate. Cerebrospinal Fluid Research.
http//eMedicine.medscape.com/article/11235286. 2008; 5: 2.
lencean ST Clurea AV, and poeata I. Intracranial Hypertension due to Disordes in
the Cerebrospinal Fluid Dynamics-Review. Romania Nerosurgery. 2009;
Del Bigio MR and Enno TL. Effect of hydrocephalus on rat brain intracellular
compartment. Cerebrospinal fluid research.2008
Mualim, 2010 Askep hidrocepalus , diakses pada tanggal 29 Agustus 2012

13

Anda mungkin juga menyukai