Laporan Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional
Oleh:
1
PENGGUNAAN MESIN MANUAL
SEBAGAI ALAT ALTERNATIF
DALAM PROSES PEMBUATAN GULA
Laporan Penelitian
Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Mengikuti Ujian Nasional
Oleh:
Menyetujui
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Madrasah Aliyah Negeri Talaga
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ……………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
4.2 Saran………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………….
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………………………...
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus meningkat. Hal ini
Barbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi gula. Salah satu
Dengan adanya mesin-mesin ini pembuatan gula tidak lagi dilakukan secara
tradisional.
produksi gula pun semakin meningkat. Produksi gula dewasa ini jauh lebih baik
dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas bila dibandingkan dengan produksi gula
Proses pembuatan gula yang dilakukan secara tradisional tidak efektif dan
efisien. Pabrik – pabrik gula tradisional hanya mampu memproduksi gula dalam skala
kecil. Selain itu gula yang dihasilkan berkualitas rendah, karena gula yang dibuat
secara tradisional berwarna merah kecoklatan atau kuning. Hal ini menyebabkan
5
masyarakat enggan mengkonsumsi gula tersebut, sehingga distribusi gula jenis ini
Apa yang dialami pabrik gula tradisional tentunya tidak dialami oleh pabrik-
pabrik gula modern yang telah menggunakan mesin-mesin dalam proses pembuatan
gula mampu memperoleh gula dalam skala besar, selain itu mutu gula yang
dihasilkan lebih baik. Gula yang dihasilkan merupakan gula SHS ( Superieure Hoofd
tulis yang berjudul “Penggunaan Mesin Manual Sebagai Alat Alternatif Dalam Proses
Pembuatan Gula”. Dalam karya tulis ini penyusun membahas mengenai penggunaan
yang akan dibahas. Dengan demikian yang menjadi pokok masalah adalah sebagai
gula ?
6
3. Apakah kelebihan dan kekurangan hasil produksi gula menggunakan mesin
manual?
UAN/UAS tahun pelajaran 2009/2010. Selain itu penyusunan karya tulis ini juga
pembuatan gula
pembuatan gula
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ini tidak terlepas dari judul karya tulis.
7
tahapan-tahapan pembuatan gula dan jenis mesin yang digunakan dalam setiap
Untuk melengkapi data-data dari hasil observasi dan wawancara, penyusun juga
8
1.6 Sistimatika Karya Tulis
PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
9
BAB II
ada baiknya bila kita mengulas sedikit mengenai bahan dasar pembuatan gula yaitu
tebu. Nama tebu hanya terkenal di Indonesia. dilingkungan internasional tanaman ini
lebih dikenal dengan nama ilmiahnya saccharum officinarum l. Jenis ini termasuk
tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu batang, daun, akar, dan bunga.
1. Ciri-ciri Batang
d) Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau
kombinasinya.
2. Ciri-ciri Daun
10
c) Pelepah memeluk batang, semakin keatas semakin menyempit,
3. Ciri-ciri Akar
a) Akar serabut
4. Ciri-ciri Bunga
a) Akar serabut
Varietas tebu sangat banyak jumlahnya, tetapi tidak semua unggul. Yang
dimaksud variatas unggul adalah varietas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tingkat produktivitas gula yang tinggi. Produktivitas dapat diukur dari bobot
atau rendaman yang tinggi;
2. Tingkat produktivitas (daya produk) yang stabil;
3. Kemampuan yang tinggi untuk di kepras; dan
4. Teloransi yang tinggi terhadap hama dan penyakit;
Varietas tebu yang baik untuk bahan baku gula adalah Varietas tebu yang
termasuk kedalam kriteria Varietas yang sudah mencapai masa tebu layak giling.
Yang dimaskud tebu layak giling adalah :
11
1. Tebu yang ditebang pada tingkat pemasakan optimal.
2. Kadar kotoran (tebu mati, pucuk, pelepah tanah, dll) maksimal 2%
3. Jangka waktu sejak tebang sampai giling tidak lebih dari 36 jam. Berdasarkan
ciri-ciri tebu diatas maka pada umumnya pabrik gula di Indonesia memakai
tebu Varietas Ps dari pasuruan dan Bz dari Brazil.
12
BAB III
PROSES PENGOLAHAN
Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal
dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa
pendahuluan untuk mengetahui faktor pemasakan, koefisien daya tahan, dll. Ini
pengolahan gula putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik
Mesin-mesin manual yang digunakan dalam proses pembuatan gula antara lain
adalah :
5. Tabung Defekator
6. Alat Pengendap
13
8. Mesin penguap yang terdiri dari :
9. Beberapa evaporator
10. Kondespot
11. Michaelispot
17. Broadbent
Jenis Mesin Modern yang Digunakan dalam Pembuatan Gula adalah sebagai
berikut:
1. Boiler
2. Diffuser
3. Clarifier
14
4. Vakum Putar
6. Sentrifugasi
7. Resin
8. Recovery
pengeringan.
Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian
padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah). Alat
penggiling tebu yang digunakan di pabrik gula berupa suatu rangkaian alat yang
terdiri dari alat pengerja pendahuluan (Voorbewer keras) yang dirangkaikan dengan
alat giling dari logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark IV dan
Cane knife yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu
15
2. Pemurnian Nira
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara
defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai
cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian mudah di
dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd
Sumber).
Rotary Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari
hasil pembakaran.
kapur dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan
diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian disaring
menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira jernih dan
16
endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian dikirim
kestasiun penguapan.
Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar
evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar
dapat dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja
dari satu bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas
5990m2 vo.
uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira
yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas
yang mengembun dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari
17
bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan
dalam bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan
menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada
bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar
60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap dikristalkan.
pompa vakum.
4. Kristalisasi
18
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan
vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus
Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan
gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak
vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula (sakarosa)
tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran
kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu
dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri
dari :
19
dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat
gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada
tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes gula).
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-
kira
20% . Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering,
untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan
terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan
pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang
goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan
dingin. Proses pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas
pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara
panas.
pembangkit listrik juga berasal dari pembangkit tenaga uap. Sebagai penghasil tenaga
20
digunakan 5 buah ketel pipa air Niew mark 16 ton/jam masing-masing 440 m2vo
dengan tekanan kerja 15 kg/cm2 dan satu buah ketel cheng-cheng kapasitas 40
ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk menggerakan turbin generator dan mesin
uap. Uap bekasnya dipakai untuk memanaskan dan menguapkan nira dalam panci
Bahan bakar pembangkit tenaga uap adalah ampas tebu yang berasal dari
proses pemerahan nira. Ampas tebu yang di hasilkan dari proses pemerahan nira
tersebut sekitar 30% tebu. Ampas tebu mengandung kalori sekitar 18000 kca/kg dan
yang diproduksi pun adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Suiker). Selain
itu produksi gula menggunakan mesin manual lebih menghemat energi, karena bahan
bakarnya berasal dari ampas tebu. Tetapi produksi gula menggunakan mesin manual
juga memiliki kekurangan yaitu, tingkat produksi gula belum mampu mengimbangi
lebih sedikit dari pada produksi gula menggunakan mesin yang berteknologi canggih
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Produksi gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupum
Pembuatan gula terdiri dari beberapa tahapan dan setiap tahap menggunakan mesin-
4. Tahapan kristalisasi;
6. Tahapan pengeringan.
digerakan oleh tenaga yang berasal dari pembangkit listrik dan pembangkit tenaga
22
uap. Sedangkan bahan bakar untuk pembangkitan tenaga uap itu sendiri berupa
produksi gula menggunakan mesin manual adalah tingkat produksi gula belum
4.2 . Saran
produksi gula belum mampu mengimbangi tingkat konsumsi masyarakat karena itu,
uapnya untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri masih harus diupayakan.
Kalau selama ini mesin-mesin yang digunakan di pabrik gula masih bersifat manual
(tidak berteknologi canggih), mungkin untuk masa yang akan datang mesin-mesin
(canggih ) produksi gula akan lebih meningkat, baik dari segi kualitas maupun
23
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Ikhsan. 2012. Laporan Kerja Praktek P.G Madu Kismo.
Yogyakarta: STTN SEMARANG
Anonim.2007.PT.MADUBARU.Yogyakarta:Padokan. indonetwork.co.id
Nurlaela,Ela.Marlina,dkk.1998.makalah.Sukaresmi.http://www.Suclose.com
24
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Istilah
Bleaching : Pemutih
keseluruhan
25
RIWAYAT HIDUP
26
27