Anda di halaman 1dari 3

4.

6 Terapi

 Pembedahan

Pasien dengan karsinoma endometrium harus dipertimbangkan untuk menjalani operasi. Pada
saat operasi, operator dapat menentukan staging dari kanker endometrium dengan melihat
lokasi, ukuran, dan adanya sel tumor pada cervix, tuba ovari, ovarium, maupun abdomen, atau
pelvis yang mengacu pada FIGO staging. Dengan staging tersebut, operator dapat menentukan
jenis histerektomi, perlunya limfadenektomi, bilasan peritoneum, prognosis, dan juga pemilihan
terapi adjuvant pada pasien (Santalla, 2018).

Pada stadium I, standar operasi yang dilakukan adalah total histerektomi dengan bilateral
salpingo-oophorectomy dengan atau tidak limfadenektomi. Penentuan untuk melakukan
limfedenektomi didasarkan jika adanya bukti metastase ke area tersebut saat pre operatif
maupun intra operatif. Kriteria indikasi yang rendah dalam metastase ke area KGB adalah invasi
kurang dari 50% pada myometrium, tumor kurang dari 2cm. Tetapi beberapa penulis
menganjurkan untuk melakukan limfadenektomi agar dapat menentukan staging, prognosis, dan
penentuan terapi adjuvant pada risiko metastase sedang atau tinggi (Colombo, 2013).

Pada stadium II, standar operasi yang dilakukan adalah radikal histerektomi dengan bilateral
salpingo-oophorectomy dan limfadenektomi pada area pelvis, dengan atau tidak pada area para-
aorta. Pada stadium 2, limfadenektomi dianjurkan untuk menentukan surgical stagin dan juga
pemilihan adjuvant terapi pada pasien (Colombo, 2013)

Pada stadium lanjut (III-IV), standar operasi yang dilakukan adalah maximal debulking surgery
atau juga disebut cytoreduction/cytoreductive surgery. Debulking adalah pengurangan dari
volume tumor semaksimal mungkin dengan cara operatif, dengan harapan terapi adjuvant yang
lain dapat membunuh sel tumor yang tersisa. Dan pada proses metastase yang lanjut operasi
palliative dapat dilakukan dengan kondisi pasien yang memungkinkan (Colombo, 2013)

Pada operasi yang tidak memungkinkan dikarenakan kontraiindikasi medis, terapi adjuvant
seperti radiasi eksternal dengan atau tidak brachytherapy dapat diberikan kepada pasien
(Colombo, 2013)

 Adjuvant

Radioterapi

Terapi radiasi menggunakan radiasi energi tinggi (sinar-x) untuk membunuh sel-sel kanker.
Dapat diindikasi kan pada pasien resiko metastase tinggi/sedang (Tabel 4.2).

Pasien dapat diberikan dalam 2 cara:

- Dengan menempatkan bahan radioaktif di dalam tubuh. Ini disebut terapi radiasi internal atau
brachytherapy. Brachytherapy adalah jenis radioterapi yang digunakan dengan cara menaruh
sumber radiasi secara langsung di dalam atau di dekat tumor ganas sehingga memberikan
pengobatan yang lebih tepat dan mengurangi kerusakan di daerah jaringan yang sehat di sekitar
tumor.
- Dengan menggunakan mesin yang memfokuskan sinar radiasi pada tumor, Ini disebut terapi
radiasi sinar eksternal (Farid et.al., 2006).
Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat anti-kanker melalui intravena ataupun peroral. Obat-obatan
ini memasuki aliran darah dan menjangkau seluruh tubuh, sehingga kemoterapi merupakan
pilihan terapi untuk kanker dengan resiko metastase tinggi maupun sedang (Reid, 2018).
Platinum based kemoterapi dapat diberikan pada pasien stadium I dengan factor resiko umur,
lymphovascular invasion, dan volume tumor yang besar. Selain itu obat-obatan yang dapat
digunakan untuk mengobati kanker endometrium adalah doxorubicin, paclixatel.

Kombinasi dari radioterapi dan kemoterapi dibuktikan lebih efektif dengan adanya penurunan
sebanyak 36% pada risiko relaps dan kematian. Pada kasus lanjut, terapi kombinasi operatif,
kemoterapi, dan radioterapi dianjurkan (Colombo, 2013)

Tabel 4.2 ESMO risk group sebagai panduan dalam penggunaan terapi adjuvant

Hormonal

Tumor yang mempunyai reseptor estrogen dan progesteron akan memberikan respon yang lebih
baik terhadap terapi hormon. Pemberian progestin oral sama efektifnya dengan pemberian
intramuskular. Sepertiga pasien yang mengalami kekambuhan memberikan respon terhadap
progestin (Farid et.al., 2006). Dosis yang dianjurkan :
- Depo-Provera, 400mg IM per minggu
- Provera, 200 mg per oral 4 x sehari
- Megastrol acetate (Megace), 800 mg per oral 4 x sehari

4.7 Prognosis

Faktor penting dalam prognosis pasien dengan kanker endometrium adalah: FIGO stage,
gambaran histologis, umur, dan adanya invasi ke area lymphovascular (Santaballa, 2017)
Sebagian besar pasien kanker endometrium dengan stadium I dan II akan memiliki prognosis
lebih baik, sedangkan pada kanker endometrium dengan stadium III atau IV akan memiliki
prognosis yang lebih buruk dari stadium I dan II. (Braun., et.al, 2016).
4.8 Terapi Paliatif

Terapi paliatif dapat membantu meringankan nyeri dan penderitaan pada pasien kanker
endometrium yang sudah lanjut dan mendekati akhir kehiudupan. Terapi paliatif juga dapat
membantu anggota keluarga pasien dalam menghadapi gejala yang mengancam jiwa pasien
seiring dengan perjalanan penyakitnya. Terapi paliatif pada pasien kanker endometrium harus
mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini (Mishra et.al., 2015):

1. Terapi paliatif harus diintegrasikan dari awal perjalanan penyakit untuk mengontrol gejala
secara agresif.
2. Terapi paliatif dapat diinformasikan kepada pasien ketika tujuan terapi tidak lagi kuratif.
3. Nyeri adalah gejala yang paling mengganggu pasien dan keluarga pasien.
4. Nyeri harus dimanajemen secara menyeluruh. Tidak hanya aspek fisik/nosiseptif, tetapi juga
termasuk aspek psikologis, spiritual, dan sosialnya.
5. Manajemen nyeri terkait kanker saat ini mengandalkan opioid.
6. Komunikasi yang rutin dan terbuka antara pasien/keluarga dengan tenaga kesehatan pada
akhir kehidupan merupakan hal yang krusial untuk membantu menangani gejala pada pasien.
7. Diskusi keluarga dapat membantu memfasilitasi komunikasi antara pasien dengan tenaga
kesehatan yang menangani pasien sehari-hari.
8. Tenaga kesehatan harus menjelaskan kemungkinan perubahan kognitif dan fungsi fisik yang
dapat terjadi pada akhir kehidupan pasien untuk mengatasi tekanan mental dan menghindari
panik.
9. Tatalaksana yang efektif akan menghilangkan sebagian besar gejala yang ada pada pasien
dengan sakit terminal.
10. Perawatan pada akhir kehidupan pasien paling baik dilakukan pada lingkungan rumah
pasien.
11. Pada lingkungan rumah pasien dengan sakit terminal, pendekatan yang dianjurkan adalah
yang mempertimbangkan biaya, melibatkan intervensi langsung, dan menggunakan teknologi
yang minimal.

Anda mungkin juga menyukai