Anda di halaman 1dari 2

RAPAT PLENO AKREDITASI

PEMBICARA: PAK SAUTMA HUTABARAT (RS WILLIAM BOOTH SURABAYA)

1. ASESMEN PASIEN
- Masalah koordinasi perawat dan ATK
- Mengenai status pasien, perawat poli yang mengambil status pasien, perawat poli
bisa dianas merangkap tiga poliklinik. Jumlah ketenagaan menjadi masalah yang juga
terajadi di Surabaya, menghitung / analisis beban kerja, siap dengan masalah dana
jika menambah karyawan.
- Masalah RM, penyediaan status pasien lama sering tidak tersedia. Jumlah pasien
rawat jalan RSW 100 pasien, 1/10 jumlah pasien rawat jalan RSWB Surabaya. Di
RSWB, CCPT nya diaudit oleh Kabid Keperawatan sehingga jika ada masalah dapat
diungkapkan di Morning Report, 1x24 jam sudah teratasi, jika belum maka akan
berlanjut pada weekly report, yang dihadiri oleh Direktur dan jajaran manajemen
lainnya.
- Hubungan dan tata cara kerja
- PKPO 7.2 pengisian di CPPT, pakai link ikatan farmasi, di RSWB sudah dilakukan Unit
Dose Dispensing, kadang masih dibantu oleh perawat atau apoteker biasa, tapi
berjanji ke surveyor untuk melengkapinya dalam satu tahun ini. Membuat regulasi
sampai adanya apoteker farmasi klinis, arahnya ke Diklat.
2. ASESMEN PASIEN RADIOLOGI
- Bukti edukasi tentang dosis untuk pemeriksaan imaging
- Bukti pelaksanaan bila terjadi penarikan harus minta surat penarikan pada vendor
yang menyediakan alat tersebut.(surat penarikan untuk alat CT-Scan ada di
secretariat) namun surat penarikan itu harus ada izin dari badan yang bersangkutan.
3. ASESMEN LAB
- SK penanggung jawab
4. BAB MFK
- SLF gedung belum ada (sementara di urus oleh wadir umum dan sudah sekitar 70%),
untuk pelatihan rumah lift masih dicarikan tempat yang adakan melakukan pelatihan
tersebut.
- Kalibrasi alat medis tahun 2019 belum dilakukan karena tidak ada atem dirs
woodward jadi solusinya kerja sama dengan tenaga atem yang diluar (pak saptu)
- Bila Proses perbaikan harus melakukan ICRA dan harus duduk bersama dengan
tukang yang adakan melakukan perbaikan.
- Manajemen resiko harus melaporkan pelaksanaan manajemen resiko tiap 3 bulan
kepada direktur.
5. BAB PKPO
- Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan farmasian di lihat dari cara penggunaan
obat.
- Untuk mendapatkan Laporan efek obat maka instalasi farmasi harus membuat form
pemantauan efek obat yang diberikan oleh tiap ruangan untuk mengisi.
6. BAB HPK
- Titik-titik CCTV akan di tindaklanjuti dan CCTV belum sampai pada daerah yang
terpencil di RS.
- Inhouse training second opnion harus dimasukkan proposal kepada PSDM

Anda mungkin juga menyukai