L - Asparginase
L - Asparginase
Para peneliti ini menunjukkan bahwa asam amino asparagin mengatur sebagian
metastasis melalui regulasi proses seluler yang signifikan dalam kaskade metastasis
transisi epitel ke mesenkimal, yang mengarah pada ekspresi sifat mesenkim yang
memfasilitasi metastasis. Selain itu, penelitian lain mengungkapkan bahwa ketika
kadar glutamin ekstraseluler turun, sel-sel tumor menjadi tergantung pada asparagin
untuk proliferasi dan sintesis protein.4 Oleh karena itu, asparagin dan glutamin sudah
dianggap sebagai "co-conspirators" untuk metastasis, seperti yang dinyatakan oleh
Luo et al.5
Terdapat tiga preparat ASNase yang tersedia, yaitu asparaginase asli yang berasal dari
Escherichia coli, PEG-asparaginase dan produk yang diisolasi dari Dickeya
chrysanthemi (Erwinia chrysanthemi). E. coli menghasilkan dua jenis ASNase (EcA I
dan EcA II), yang memiliki karakteristik berbeda. EcA I adalah enzim konstitutif yang
ditemukan dalam sitoplasma, sedangkan EcA II terletak di periplasma bakteri dan
memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap L-asparagine (EcA I KM = 3,5 mM dan
Eca II KM = 10-15 μM).6
Hanya EcA II yang digunakan untuk aplikasi klinis. ASNase dari Dickeya (ErA) dan
dari E. coli (EcA II) memiliki mekanisme aksi yang sama terhadap sel-sel tumor,
namun secara farmakokinetik, afinitas untuk substrat (KM) dan profil sensitisasi
sistem imun berbeda. Oleh karena itu, bagi pasien yang menunjukkan respons alergi
terhadap pengobatan dengan E. coli ASNase (EcA II) sebagai lini pertama pengobatan
LLA, perubahan ke ErA adalah pilihan yang tepat.7