Anda di halaman 1dari 2

L-Asparginase

L-asparaginase (ASNase) adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis


aspargine (aktivitas L-asparaginase) dan glutamin (aktivitas L-glutaminase).1 L-
asparagin merupakan asam amino non- esensial yang dibutuhkan oleh sel untuk
sintesis protein dan pertumbuhan. Pada sel penderita leukemia limfoblastik akut,
jumlah asparagin sintetase terbatas, sehingga ketersediaan asparagin bergantung dari
luar sel, sedangkan pada sel normal asparagin sintetase dapat bekerja secara normal
menghasilkan asparagin. Adanya L-Asparaginase dalam tubuh akan mengakibatkan
penurunan konsentrasi asparagin dalam darah sehingga asupan asparagin bagi sel
kanker tersebut menjadi sangat terbatas dan sintesis protein pada sel tersebut akan
terganggu yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan sel kanker, dan
mengakibatkan kematian sel kanker tersebut. Selain itu aktivitas L-Asparaginase tidak
mengganggu sel normal, karena sel normal mampu menghasilkan enzim asparagin
sintetase dalam jumlah yang semestinya, sehingga kebutuhan asparagin akan dapat
dipenuhi oleh sel normal itu sendiri.2

Para peneliti ini menunjukkan bahwa asam amino asparagin mengatur sebagian
metastasis melalui regulasi proses seluler yang signifikan dalam kaskade metastasis
transisi epitel ke mesenkimal, yang mengarah pada ekspresi sifat mesenkim yang
memfasilitasi metastasis. Selain itu, penelitian lain mengungkapkan bahwa ketika
kadar glutamin ekstraseluler turun, sel-sel tumor menjadi tergantung pada asparagin
untuk proliferasi dan sintesis protein.4 Oleh karena itu, asparagin dan glutamin sudah
dianggap sebagai "co-conspirators" untuk metastasis, seperti yang dinyatakan oleh
Luo et al.5

Terdapat tiga preparat ASNase yang tersedia, yaitu asparaginase asli yang berasal dari
Escherichia coli, PEG-asparaginase dan produk yang diisolasi dari Dickeya
chrysanthemi (Erwinia chrysanthemi). E. coli menghasilkan dua jenis ASNase (EcA I
dan EcA II), yang memiliki karakteristik berbeda. EcA I adalah enzim konstitutif yang
ditemukan dalam sitoplasma, sedangkan EcA II terletak di periplasma bakteri dan
memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap L-asparagine (EcA I KM = 3,5 mM dan
Eca II KM = 10-15 μM).6

Hanya EcA II yang digunakan untuk aplikasi klinis. ASNase dari Dickeya (ErA) dan
dari E. coli (EcA II) memiliki mekanisme aksi yang sama terhadap sel-sel tumor,
namun secara farmakokinetik, afinitas untuk substrat (KM) dan profil sensitisasi
sistem imun berbeda. Oleh karena itu, bagi pasien yang menunjukkan respons alergi
terhadap pengobatan dengan E. coli ASNase (EcA II) sebagai lini pertama pengobatan
LLA, perubahan ke ErA adalah pilihan yang tepat.7

Efek samping utama L-asparginase adalah reaksi hipersensitivitas berupa demam,


mengigil, mual, muntah, urtikaria. Alergi berat dapat menyebabkan bronkospasme,
gagal napas, dan hipotensi. Toksisitas lain meliputi perubahan berbagai faktor
koagulasi dengan akibat peningkatan risiko perdarahan atau koagulasi. Dapat juga
terjadi pankreatitis dan toksisitas neurologis berupa letargi, bingung, halusinasi dan
koma.8
1. Chan, W. K., Lorenzi, P. L., Anishkin, A., Purwaha, P., Rogers, D. M.,
Sukharev, S., et al. (2014). The glutaminase activity of L- Asparaginase is not
required for anticancer activity against ASNS-negative cells. Blood 123,
3596–3606. doi: 10.1182/blood-2013-10-535112
2. Puspitasari O., Wuryanti. Isolasi Enzim L-Asparginase dari Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan Uji Potensi terhadap Kultur
Sel Leukimia Tipe K562. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 2010. 13(2): 61-65.
3. Pavlova, N. N., Hui, S., Ghergurovich, J. M., Fan, J., Intlekofer, A. M., White,
R. M., et al. (2018). As extracellular glutamine levels decline, asparagine
becomes an essential amino acid. Cell Metab. 27, 428–438.e5. doi:
10.1016/j.cmet.2017.12.006
4. Luo, M., Brooks, M., and Wicha, M. S. (2018). Asparagine and glutamine: co-
conspirators fueling metastasis. Cell Metab. 27, 947–949. doi:
10.1016/j.cmet.2018.04.012
5. Yun, M. K., Nourse, A., White, S. W., Rock, C. O., and Heath, R. J. (2007).
Crystal structure and allosteric regulation of the cytoplasmic Escherichia
coli L-asparaginase I. J. Mol. Biol. 3, 794–811. doi:
10.1016/j.jmb.2007.03.061
6. El-Naggar, Nel-A., Moawad, H., El-Shweihy, N. M., and El-Ewasy, S. M.
(2015). Optimization of culture conditions for production of the anti-leukemic
glutaminase free L-asparaginase by newly isolated Streptomyces
olivaceus NEAE-119 using response surface methodology. Biomed Res.
Int. 2015, 1–17. doi: 10.1155/2015/627031
7. Nafrialdi, Ganiswarna SG. Antikanker. Dalam: Gunawan SG, Setiabudi R,
Nafrialdi, Elysabeth, editor . Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta:FKUI;
1995. p. 752-753.

Anda mungkin juga menyukai