Anda di halaman 1dari 8

Keracunan Jengkol pada Anak

Asam jengkol atau


Djenkolsaure (Jerman) adalah sejenis asam amino berunsur belerang (S) yang
terdapat di dalam buah jengkol dalam bentuk bebas; tidak sebagai unsur
dalam protein atau bentuk terikat lain. Asam
memang merupakan unsur
juga dalam alam asam
yaitu asam-asam amino non
Nefrotoksik endogen
Pigmen intratubular: hemoglobin, mioglobin
Protein intratubular : mieloma multiple
Kristal intratubular: kristal asam urat
Penyebab gagal ginjal post-renal.4
: striktur uretra
Obstruksi aliran keluar kandung kemih: hipertofi prostat, karsinoma
Obstruksi ureter bilateral (unilateral jika satu ginjal berfungsi):
intraureter: batu, bekuan darah
Keracunan jengkol adalah Patogenesis keracunan jengkol masih belum
dipahami, namun diduga akibat pengendapan
suatu keadaan klinis akibat kristal asam jengkol dalam saluran kemih.
keracunan asam jengkol. Angka Secara klinis, gejala keracunan jengkol dapat
dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu ringan
kejadian keracunan jengkol apabila hanya terdapat keluhan sakit pinggang
pada anak di Indonesia sulit atau buang air kecil (BAK) kemerahan, berat
disimpulkan karena laporan apabila disertai oliguria, dan sangat berat
jika sudah terdapat anuria atau tanda-tanda
penelitian yang ada hanya gagal ginjal akut yang nyata. Pada umumnya
terbatas pada beberapa rumah prognosis keracunan jengkol cukup baik, tetapi
kadang-kadang dapat berlanjut menjadi
sakit yang berada di daerah gagal ginjal akut (GGA) bahkan dapat berakhir
tertentu. dengan kematian.
• Diagnosis
• Anamnesis
• - Riwayat makan buah jengkol
• - Nyeri supra pubis, disuria, dan muntah
• - Dapat disertai riwayat BAK kemerahan atau seperti
kristal putih, serta BAK menjadi
• lebih sedikit.
• Pemeriksaan fisis
• − Bau khas asam jengkol dapat tercium dari mulut
maupun urin penderita.
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan urin rutin tidak selalu dapat menemukan kristal asam jengkol karena kristal hanya terjadi
pada pH 5,5. Apabila ditemukan, kristal ini berupa jarum runcing yang dapat bergumpal menjadi ikatan
atau rosette.
• Anemia dapat terjadi, mungkin berhubungan dengan beratnya hematuri. Uremia ringan (40-60 mg%)
seringkali ditemukan dan pada kasus berat dengan manifestasi gagal ginjal akut; kadar ureum darah
dapat mencapai 300 mg%.
• Analisis gas darah dapat menunjukkan asidosis metabolik sesuai dengan beratnya gagal ginjal yang
terjadi.
• Pada pemeriksaan USG atau pielografi intravena (PIV) dapat ditemukan pelebaran ureter atau tanda-
tanda hidronefrosis akibat obstruksi akut oleh kristal asam jengkol di saluran kemih
Medikamentosa
• Terapi ditujukan untuk melarutkan kristal asam jengkol yang menyumbat saluran kemih.
• Cara mudah dan sederhana adalah memperbanyak volume urin dengan banyak minum dan membuat
suasana urin lebih alkalis dengan memberikan sodium bikarbonat 1 mEq/kgBB/hari atau 1-2 g/hari.
• Pada kasus berat dengan komplikasi, penderita harus dirawat dan ditangani sebagai gagal ginjal akut.
• Bila terjadi retensi urin segera lakukan kateterisasi, kemudian buli-buli dibilas dengan sodium
bikarbonat 1,5%.
• Penderita dengan oligouria diberikan campuran larutan glukosa 5% dan NaCl 0,9% dengan
perbandingan 3:1 intravena.
• Pada anuria sebaiknya diberikan larutan glukosa 5-10% intravena dengan restriksi cairan seperti pada
penatalaksanaan gagal ginjal akut.
• Sodium bikarbonat diberikan 2-5 mEq/kgBB namun sebaiknya disesuaikan dengan hasil analisis gas
darah,
• Diuretik golongan furosemid dosis 1-2 mg/kgBB/hari dapat diberikan untuk mengurangi overload
cairan.
• Apabila dengan penanganan di atas belum memberikan respons yang baik atau bahkan terjadi
perburukan klinis, maka dilakukan dialisis peritoneal.
Bedah
Bila terdapat obstruksi berat di uretra atau kesulitan pemasangan kateter pada retensi
urin, maka dilakukan pungsi buli-buli dengan wing needle ukuran besar atau dengan
jarum sistofik no 15 F. Caranya adalah dengan meletakkan satu jari di atas simfisis pubis
di garis tengah dengan sudut 45º. Selanjutnya dilakukan pembilasan kandung kemih dan
sebaiknya dipasang drainase secara tertutup.
162 Keracunan Jengkol pada Anak
Pedoman Pelayanan Medis Edisi II 163
Apabila kita temukan edema atau infiltrat urin di batang penis atau skrotum dapat
dilakukan insisi pada bagian skrotum yang paling bawah. Tindakan diawali dengan aseptik,
antiseptik, serta anestesi lokal. Kemudian daerah yang diinsisi dikompres dengan cairan
yang tidak merangsang seperti larutan povidon iodine dan pemberian antibiotik.
Pemantauan (Monitoring)
Pada kasus berat atau sangat berat setelah dengan
penanganan konservatif seperti di
atas selama 8 jam tidak berhasil, dilakukan dialisis
peritoneal.

Anda mungkin juga menyukai