Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN DI LAPANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkerasan Jalan Raya

Pengampu : Yayan Adi Saputra, S.T., M. T.

Disusun Oleh :

RAMADHAN FERRY IRAWAN 171230000218

VICKY FEBY SETYO M. 171230000220

ANA SYOFA R. CHOFIFAH 171230000221

DIAN EKO SANTOSO 171230000222

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

-2019-
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-
Nya.Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan
pengikutnya. Karena atas segala rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak. yang telah
membantu kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Pelaksanaan
Perkerasan Jalan di Lapangan”.
Demikian makalah yang telah kami selesaikan.Jika ada kata-kata yang kurang berkenan di
hati, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kita
mengharap ridho dan hidayah-Nya.Semoga makalah ini bermanfaat.

Jepara,18 Oktober 2019

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat,
kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana
transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan
jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran
(ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun.
Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey,
perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan
harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya
di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar
dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi
dimanadiharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Maka dari itu
sudah kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan cara pemeliharaan
jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman,nyaman dan memberikan manfaat yang signifikan
bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu faktor
menjadikannya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek – aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam pembangunan
jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti baik itu dari
perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan
pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih dll. Maka dari itu
kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi dan diperbaiki dengan sungguh-
sungguh.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan kali ini kami rumuskan ada beberapa permasalahan penting :
1. Dimana saja Pabrik Pembuat Aspal Beton ?
2. Apa saja Permasalahan yang Mempengaruhi Kwalitas Aspal Beton Panas ?
3. Bagaimana proses Pemadatan Aspal Beton ?
4. Bagaimana Pemeriksaan Hasil Pemadatan ?
5. Bagaimana Pemeriksaan Sifat Campuran ?

1.3 MANFAAT & TUJUAN


1. Untuk menjelaskan metode pelaksanaan perkerasan di lapangan.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis
3. Untuk memperoleh nilai Tugas mata kuliah Perkerasan Jalan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PABRIK PEMBUAT ASPAL BETON PANAS

Ada banyak pabrik pembuat aspal beton panas di Indonesia, salah satunya adalah
PT.Virajaya Riauputra. PT. Virajaya Riauputra berkantor Pusat di Jalan Tuanku Tambusai,
Komplek Arengka Mas No.4 Pekanbaru Riau. Berdiri Sejak 5 April 2001 dengan Jumlah
Karyawan Tetap 66 Orang & Karyawan Bulanan 44 Orang. Domain Bisnis yang digunakan
yaitu Jasa Kontruksi, Aspalt Mixing Plant, Baching Plant & Stone Crusher. Dengan
Komisaris Utama Hj. Nuraini, dan Direktur Utama adalah H. Afrizal Hidayat, B.Comm,
MBA.

VISI yang diterapkan pada PT. Virajaya Riauputra ini adalah Menjadi perusahaan
industri dan jasa konstruksi lokal berkualitas internasional. MISI yang diterapkan yaitu
Membangun Perusahaan berbasis manajemen mutu dan pelayanan, Menciptakan lapangan
kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Riau, Meningkatkan integritas dan kompetensi
sumber daya manusia, Menerapkan manajemen perusahaan yang peduli terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja, dan Melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.
2.2 PERMASALAHAN YANG MEMPENGARUHI ASPAL BETON PANAS

Aspal beton panas yaitu Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas
dengan aspal panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan. Dalam proses
pengerjaan di lapangan dapat terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi kualitas
aspal beton panas itu sendiri. Diantaranya yaitu :
 Gradasi batuan tidak benar
 Terlalu banyak aspal
 Pencampuran aspal terlalu sedikit
 Batuan tidak cukup kering
 Kesalahan pelaksanaan penghamparan
 kesalahan membuat sambungan

2.3 PEMADATAN ASPAL BETON


Pemadatan dimaksudkan agar campuran beraspal mempunyai stabilitas dan rongga udara
yang sesuai,agar campuran beraspal menjadi kedap air. Sifat kedap akan mencegah masuknya
air kelapis pondasi. Prinsip pemadatan yang baik adalah pemadatan yang menghasilkan
keseimbangan gaya tahan lapisan perkerasan dengan gaya tekan mesin pemadat.
Berdasarkan hasil penelitian dari Bruce A. Chadbourn, 1998, bahwa temperature
pemadatan optimum terjadi pada suhu antara 105oC sampai 120oC. dan berdasarkan buku
petunjuk pelaksanaan Lapis Tipis aspal Beton, yang diterbitkan Dirjen Bina Marga Tahun
2010 memberikan batasan suhu minimum pada tahap penghamparan 124oC, suhu minimum
pemadatan awal 120oC dan suhu minimum pemadatan akhir 60oC.
Pemadatan campuran beraspal akan terjadi bila, tekanan roda mesin pemadat cukup kuat
dan mampu menurunkan daya dukung dari campuran beraspal. Dimana area campuran
beraspal setelah dihampar dan dipadatkan, dikelompokan menjadi tiga zona yaitu zona
dibelakang roda mesin pemadat , zona dibawah roda mesin pemadat, dan zona di depan roda
mesin pemadat, yang mana pemadatan penuh terjadi dibawah roda, dan mengalami penuruan
pemadatan diarah depan roda dan belakang roda, dengan tingkat penuruna tekanan cukup
besar dan tingkat penurunan sedikit didaerah belakang roda,
Lapis Tipis Aspal Beton Merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara
agregat, Filler dan aspal, dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas.Tebal dalam kondisi padat adalah 2,5 – 3 Cm. Fungsinya Sebagai lapis penutup
untuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan, sehingga dapat
mempertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu.
Stabilitas dan Flow, Nilai stabilitas dan flow, diperoleh dari hasil pengujian dengan
metode Marshall, kedua nilai ini menggambarkan kemampuan perkerasan jalan menerima
beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk, seperti gelombang, alur dan bleeding.
Semakin tinggi volume lalu lintas dan dominan dilalui kendaraan berat, maka dibutuhkan
stabilitas yang tinggi. Sebaliknya, jika jalan hanya untuk lalu lintas ringan, tidak diperlukan
stabilitas yang sangat tinggi. Sedangkan nilai Flow menggambarkan besarnya deformasi
vertikal sampel yang terjadi saat mulai awal pembebanan sampai pada kondisi kestabilan
mulai menurun. Nilai flow dipengaruhi banyak factor antara lain kadar dan viskositas aspal,
suhu, gradasi, dan jumlah pemadatan. Nilai flow yang terlalu tinggi menunjukkan campuran
bersifat plastis dan lebih mampu mengikuti deformasi akibat beban, sedangkan flow yang
terlalu rendah menunjukkan campuran tersebutmemiliki rongga yang tidak terisi aspal lebih
tinggi dari kondisi normal, atau kandungan aspal terlalu rendah sehingga berpotensi terjadi
keretakan.

2.4 PEMERIKSAAN SIFAT CAMPURAN


Jenis lapisan aspal beton campuran panas, terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Laston sebagai lapisan aus, dikenal dengan nama AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing
Course) dengan tebal minimum AC – WC adalah 4 cm. Lapisan ini adalah lapisan yang
berhubungan langsung dengan ban kendaraan dan dirancang untuk tahan terhadap
perubahan cuaca, gaya geser, tekanan roda ban kendaraan serta memberikan lapis kedap
air untuk lapisan dibawahnya.
b. Laston sebagai lapisan pengikat, dikenal dengan nama AC-BC (Asphalt Concrete –
Binder Course) dengan tebal minimum AC – BC adalah 5 cm. Lapisan ini untuk
membentuk lapis pondasi jika digunakan pada pekerjaan peningkatan atau pemeliharaan
jalan.
c. Laston sebagai lapisan pondasi, dikenal dengan nama AC-Base (Asphalt Concrete-Base)
dengan tebal minimum AC-Base adalah 6 cm. Lapisan ini tidak berhubungan langsung
dengan cuaca tetapi memerlukan stabilitas untuk memikul beban lalu lintas yang
dilimpahkan melalui roda kendaraan.

 Campuran Beton Aspal (AC WC)


a. Persyaratan Sifat Agregat Secara umum bahan penyusunan beton aspal terdiri dari
agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi dan aspal sebagai bahan pengikat. Dimana
bahan bahan tersebut sebelum digunakan harus diperiksa di laboratorium. Agregat yang
akan dipergunakan sebagai material campuran perkerasan jalan haruslah memenuhi
persyaratan sifat dan gradasi agregat seperti yang ditetapkan didalam buku spesifikasi
pekerjaan jalan atau ditetapkan badan yang berwenang.
Menurut Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI
untuk Campuran Beraspal Panas, Dep. PU, Edisi April 2007 memberikan persyaratan
untuk agregat sebagai berikut :
• Agregat Kasar
Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36
mm)dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan.
• Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm), yang harus memenuhi
persyaratan agregat halus sebagai berikut:
1). Agregat halus dari sumber bahan manapun harus terdiri dari pasir atau pengayakan
batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No. 8 (2,36 mm) sesuai SNI 03-6819-
2002.
2). Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumbuk terpisah dari agregat kasar.
3). Pasir boleh digunakan dalam campuran beraspal. Presentase maksimum yang
diisyaratkan untuk Beton Aspal (AC) adalah 10%.
4). Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung atau
bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang
memenuhi
ketentuan mutu. Agar dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan batu pecah harus
diproduksi dari batu yang bersih.
5). Agregat pecah halus dan pasir
harus ditumpuk terpisah dan sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol
dengan baik.
6). Agregat halus

Tabel 1
Ketentuan Agregat Kasar Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Kekekalan bentuk agregat SNI 03-3407-1994 Maks. 12%
terhadap larutan natrium dan
magnesium sulfat
Abrasi dengan Mesin Los SNI 03-2417-1991 Maks. 40%
Angeles
Kelekatan agregat terhadap SNI 03-2493-1991 Min. 95%
aspal
Angularitas SNI 03-6877-2002 95/90 (*)
Partikel pipih dan lonjong(**) RSNI T-01-2005 Maks.10%
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 1%
no.200
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI Perkerasan
Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)

Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau
lebih dan 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1:5
Tabel 2
Ketentuan Agregat Halus Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997 Maks. 50 %
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 8 %
no.200
Angularitas SNI 03-6877-2002 Min. 45 %
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI
Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)

Tabel 3
Spesifikasi Filler Untuk Campuran Beton Aspal
Saringan (mm) % Lolos
0,600 (No.30) 100
0,300 (No.50) 90-100
0,075 (No.200) 75-100
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI
Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Beberapa permasalahan yang mempengaruhi kualitas aspal beton panas di lapangan :
 Gradasi batuan tidak benar
 Terlalu banyak aspal
 Pencampuran aspal terlalu sedikit
 Batuan tidak cukup kering
 Kesalahan pelaksanaan penghamparan
 kesalahan membuat sambungan
2. Pemadatan dimaksudkan agar campuran beraspal mempunyai stabilitas dan rongga udara
yang sesuai,agar campuran beraspal menjadi kedap air. Sifat kedap akan mencegah
masuknya air kelapis pondasi. Prinsip pemadatan yang baik adalah pemadatan yang
menghasilkan keseimbangan gaya tahan lapisan perkerasan dengan gaya tekan mesin
pemadat.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/222273-karakteristik-
campuran-beton-aspal-ac-wc.pdf
https://www.virajayariauputra.com/
PERTANYAAN !!!

1. Bagaimana cara mengatasi gradasi batuan yang tidak benar saat pengerjaan perkerasan
jalan di lapangan ?
2. Sebutkan jenis-jenis alat pemadat tanah !
3. Bagaimana langkah-langkah proses pemeriksaan hasil pemadatan ?
4. Sebutkan perbedaan karakteristik aspal beton untuk lalu lintas berat dan ringan !
5. Bagaimana cara menanggulangi aspal yang tidak standar (tidak memenuhi syarat) ?

JAWABAN :

1. Untuk mengantisipasi gagalnya bahn perkerasan jalan di lapangan ada


baiknya sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi
hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya
sehubungan dengan persyaratan teknis.
2. -TAMPING ROLLER : Tamping roller adalah alat berat yang fungsinya
memadatkan tanah lempungatau campuran pasir dan lempung. Alat ini tidak
dipakai untuk memadatkan dengan butir kasar, seperti pasir dan kerikil. Alat
ini terdiri dari drum baja berongga yang dilapisi dengan kaki-kaki baja yang
tegak lurus dengan las. Setiap roller atau roda mempunyai lebar dan keliling
yang bervariasi. Setiap unit alat pemadat ini terdiri dari satu roda. Metode
pemadatan yang digunakan oleh alat ini adalah “peremasan”.
-THREE WHEEL ROLLER : Adalah mesin penggilas beroda tiga. Alat
berat ini merupakan alat penggilas tertua yang masih digunakan sampai saat
ini dalam pekerjaan – pekerjaan pemadatan. Alat ini digunakan untuk
memadatkan lapisan tanah yang terdiri dari bahan – bahan berbutir kasar.
Three Wheel Roller memiliki berat antara 6-12 ton. Penambahan zat cair
(minyak atau air) atau pasir pada roda silindernya akan memaksimalkan hasil
pemadatan
-TANDEM ROLLER : Adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai alat
penggilasan akhir. Alat ini sendiri memiliki dua jenis, yaitu two axle (berporos
dua) tandem roller dan three axle (berporos tiga) tandem roller. Three Axle
Tandem Roller digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti
mengerjakan landasan pesawat terbang atau membuat pondasi jalan, atau
sebagai pemadatan ulang setelah pemadatan dengan alat two axle tandem
roller. Memiliki bobot berkisar antara 8-14 ton serta dapat ditambahkan 60 %
dari berat pemadatnya.
-VIBRATION ROLLER : Merupakan alat berat yang cara kerjanya
menggunakan efek getaran dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir
atau kerikil berpasir. Vibration Roller adalah pemadatan yang sama dengan
tamping roller hanya saja dilengkapi dengan vibrator.
-PNEUMATIC ROLLER : Alat ini sering juga disebut dengan Universal
Compactor, roda-roda penggilasnya terdiri dari ban karet yang dipompa.
Jumlah roda gilas selalu gasal / ganjil. Alat ini beratnya sekitar 80 ton, dalam
satu lintasan mampu memadatkan material timbunan sedalam 24 inchi.
-TRENCH ROLLER : Alat penggilas khusus parit atau lubang galian.
Kemampuan roller ini untuk memadatkan galian parit sedalam 16 sampai 23
inchi.
3. Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan.
Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk usaha
pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam
tanah meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume basah
dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar air dapat
dinyatakan: Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar
air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang
sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana
harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air optimim.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor
compaction (uji pemadatan Proctor).
4 Tabel 1
Ketentuan Agregat Kasar Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Kekekalan bentuk SNI 03-3407-1994 Maks. 12%
agregat terhadap larutan
natrium dan magnesium
sulfat
Abrasi dengan Mesin Los SNI 03-2417-1991 Maks. 40%
Angeles
Kelekatan agregat SNI 03-2493-1991 Min. 95%
terhadap aspal
Angularitas SNI 03-6877-2002 95/90 (*)
Partikel pipih dan RSNI T-01-2005 Maks.10%
lonjong(**)
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 1%
no.200
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI
Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)

Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
dua atau lebih.
(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1:5
Tabel 2
Ketentuan Agregat Halus Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997 Maks. 50 %
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 8 %
no.200
Angularitas SNI 03-6877-2002 Min. 45 %
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi
VI Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
Tabel 3
Spesifikasi Filler Untuk Campuran Beton Aspal
Saringan (mm) % Lolos
0,600 (No.30) 100
0,300 (No.50) 90-100
0,075 (No.200) 75-100
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi
VI Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)

5. Hampir semua jalan menggunakan campuran agregat (batu pecah) dan aspal.
Musuh utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat
dengan aspal. Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan dalam kota adalah adanya
air yang menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar
karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban yang akan merusak ikatan
tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya. Tipikal kerusakan karena pengaruh air
adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya
sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semua kecil dapat membesar dengan
cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.
Ketika ikatannya longgar pun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban.
Namun, ketika ikatannya longgar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali
kerusakan. Awalnya muncul lubang kecil. Air kemudian masuk lagi ke lubang
tersebut. Akhirnya, lobang yang kecil tadi semakin membesar. Hubungan kerusakan
jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial.
Sebenarnya, ketika jalan didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur
rencana lima tahun umumnya diterapkan untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena
beban biasanya bercirikan retak dan kadang disertai dengan amblas.

Anda mungkin juga menyukai