Disusun Oleh :
-2019-
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-
Nya.Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan
pengikutnya. Karena atas segala rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak. yang telah
membantu kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Pelaksanaan
Perkerasan Jalan di Lapangan”.
Demikian makalah yang telah kami selesaikan.Jika ada kata-kata yang kurang berkenan di
hati, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah kita
mengharap ridho dan hidayah-Nya.Semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 PABRIK PEMBUAT ASPAL BETON PANAS
Ada banyak pabrik pembuat aspal beton panas di Indonesia, salah satunya adalah
PT.Virajaya Riauputra. PT. Virajaya Riauputra berkantor Pusat di Jalan Tuanku Tambusai,
Komplek Arengka Mas No.4 Pekanbaru Riau. Berdiri Sejak 5 April 2001 dengan Jumlah
Karyawan Tetap 66 Orang & Karyawan Bulanan 44 Orang. Domain Bisnis yang digunakan
yaitu Jasa Kontruksi, Aspalt Mixing Plant, Baching Plant & Stone Crusher. Dengan
Komisaris Utama Hj. Nuraini, dan Direktur Utama adalah H. Afrizal Hidayat, B.Comm,
MBA.
VISI yang diterapkan pada PT. Virajaya Riauputra ini adalah Menjadi perusahaan
industri dan jasa konstruksi lokal berkualitas internasional. MISI yang diterapkan yaitu
Membangun Perusahaan berbasis manajemen mutu dan pelayanan, Menciptakan lapangan
kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Riau, Meningkatkan integritas dan kompetensi
sumber daya manusia, Menerapkan manajemen perusahaan yang peduli terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja, dan Melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.
2.2 PERMASALAHAN YANG MEMPENGARUHI ASPAL BETON PANAS
Aspal beton panas yaitu Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas
dengan aspal panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan. Dalam proses
pengerjaan di lapangan dapat terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi kualitas
aspal beton panas itu sendiri. Diantaranya yaitu :
Gradasi batuan tidak benar
Terlalu banyak aspal
Pencampuran aspal terlalu sedikit
Batuan tidak cukup kering
Kesalahan pelaksanaan penghamparan
kesalahan membuat sambungan
Tabel 1
Ketentuan Agregat Kasar Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Kekekalan bentuk agregat SNI 03-3407-1994 Maks. 12%
terhadap larutan natrium dan
magnesium sulfat
Abrasi dengan Mesin Los SNI 03-2417-1991 Maks. 40%
Angeles
Kelekatan agregat terhadap SNI 03-2493-1991 Min. 95%
aspal
Angularitas SNI 03-6877-2002 95/90 (*)
Partikel pipih dan lonjong(**) RSNI T-01-2005 Maks.10%
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 1%
no.200
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI Perkerasan
Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau
lebih dan 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1:5
Tabel 2
Ketentuan Agregat Halus Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997 Maks. 50 %
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 8 %
no.200
Angularitas SNI 03-6877-2002 Min. 45 %
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI
Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
Tabel 3
Spesifikasi Filler Untuk Campuran Beton Aspal
Saringan (mm) % Lolos
0,600 (No.30) 100
0,300 (No.50) 90-100
0,075 (No.200) 75-100
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi VI
Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Beberapa permasalahan yang mempengaruhi kualitas aspal beton panas di lapangan :
Gradasi batuan tidak benar
Terlalu banyak aspal
Pencampuran aspal terlalu sedikit
Batuan tidak cukup kering
Kesalahan pelaksanaan penghamparan
kesalahan membuat sambungan
2. Pemadatan dimaksudkan agar campuran beraspal mempunyai stabilitas dan rongga udara
yang sesuai,agar campuran beraspal menjadi kedap air. Sifat kedap akan mencegah
masuknya air kelapis pondasi. Prinsip pemadatan yang baik adalah pemadatan yang
menghasilkan keseimbangan gaya tahan lapisan perkerasan dengan gaya tekan mesin
pemadat.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/222273-karakteristik-
campuran-beton-aspal-ac-wc.pdf
https://www.virajayariauputra.com/
PERTANYAAN !!!
1. Bagaimana cara mengatasi gradasi batuan yang tidak benar saat pengerjaan perkerasan
jalan di lapangan ?
2. Sebutkan jenis-jenis alat pemadat tanah !
3. Bagaimana langkah-langkah proses pemeriksaan hasil pemadatan ?
4. Sebutkan perbedaan karakteristik aspal beton untuk lalu lintas berat dan ringan !
5. Bagaimana cara menanggulangi aspal yang tidak standar (tidak memenuhi syarat) ?
JAWABAN :
Catatan :
(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
dua atau lebih.
(**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1:5
Tabel 2
Ketentuan Agregat Halus Untuk Campuran Beton Aspal
Jenis Pemeriksaan Standar Syarat Max / Min
Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997 Maks. 50 %
Material lolos saringan SNI 03-4142-1996 Maks. 8 %
no.200
Angularitas SNI 03-6877-2002 Min. 45 %
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi
VI Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
Tabel 3
Spesifikasi Filler Untuk Campuran Beton Aspal
Saringan (mm) % Lolos
0,600 (No.30) 100
0,300 (No.50) 90-100
0,075 (No.200) 75-100
(Sumber : Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Divisi
VI Perkerasan Beraspal, Dep. PU, edisi April 2007)
5. Hampir semua jalan menggunakan campuran agregat (batu pecah) dan aspal.
Musuh utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat
dengan aspal. Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan dalam kota adalah adanya
air yang menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar
karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban yang akan merusak ikatan
tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya. Tipikal kerusakan karena pengaruh air
adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya
sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semua kecil dapat membesar dengan
cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial.
Ketika ikatannya longgar pun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban.
Namun, ketika ikatannya longgar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali
kerusakan. Awalnya muncul lubang kecil. Air kemudian masuk lagi ke lubang
tersebut. Akhirnya, lobang yang kecil tadi semakin membesar. Hubungan kerusakan
jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial.
Sebenarnya, ketika jalan didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur
rencana lima tahun umumnya diterapkan untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena
beban biasanya bercirikan retak dan kadang disertai dengan amblas.