Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan yang


mempunyai potensi sebagai sumber obat. Masyarakat umumnya memiliki pengetahuan
tradisional dalam pengunaan tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat
untuk mengobati penyakit tertentu. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari pengenalan
jenis tumbuhan, bagian yang digunakan, cara pengolahan
sampai dengan khasiat pengobatannya merupakan kekayaan pengetahuanlokal dari masing-
masing etnis masyarakat setempat.
Budaya kembali ke alam atau dikenal dengan istilah ”back to nature” saat ini sangatlah
populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Indonesia mempunyai potensi besar untuk
mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat. Obat-obat herbal memang telah
berkembang dengan pesat. Dunia kedokteran modern pun banyak kembali mempelajari obat-obat
tradisional. Tanaman berkhasiat obat ditelaah dan dipelajari secara ilmiah danhasilnya ternyata
mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara
klinis teerbukti bermanfaat bagi kesehatan. Berdasarkan fenomena ini dapat dikatakan
bahwapenggunaan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan ada manfaatnya, tetapi masih
perlu diupayakan agar jenis dan jumlah obat tradisional aman, bermanfaat, serta bermutu baik
dapat ditingkatkan. Hal ini menyebabkan perhatian masyarakat terhadap penggunaan obat
tradisional sebagai sarana pengobatan semakin meningkat.Tanaman obat tradisional ini sudah
digunakan sejak zaman dahulu dan berdasarkan pengalaman secara turun temurun dari generasi
ke generasi,baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan
dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah didapat.Salah satu khasiat
dari tanaman obat tradisional dalam pengobatan adalah Antisetik .
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan salah satu tanaman semak yang
banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang indah.Bukan hanya bunganya saja yang
indah, namaun ternyata bunga kembang sepatu juga memiliki manfaat yaitu untuk penyembuhan
luka karena mempunyai khasiat sebagai antiseptik dan mempunyai zona hambat bakteri (Uddin et
al., 2010). Mengingat banyaknya kandungan kimia yang terdapat dalam daun, bunga dan akar
kembang sepatu mengandung flavonoid.Selain itu, bagian daunnya mengandung saponin, polifenol,
dan senyawa tarakseril aserat (Widjayakusuma, 1994).Bagian bunga mengandung tanin, alkaloid,
dan triterpenoid (Ruban dan Gajalakshmi, 2012). Kandungan utama aglikon flavonoid yang utama
pada bunga kembang sepatu segar adalah kuersetin dan sianidin (Puckhaber et al., 2012).

SMAN 10 Pentagon merupakan salah satu sekolah yang berlokasi di Kabupaten Kaur provinsi
Bengkulu. SMAN 10 Pentagon juga memiliki kebun yang cukup luas dan ditumbuhi berbagai
macam tanaman, salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti yaitu bunga kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.).Sekolah dengan system boarding (asrama).Hidup di asrama bukanlah
sesuatu yang mudah, harus berinteraksi dengan banyak orang mulai dari pagi hingga pagi lagi.
Seringkali menimbulkan masalah akibat kebiasaan yang berbeda-beda dari setiap individu.Salah
satu masalah yang di alami di asrama adalah penyakit kulit, seperti gatal-gatal, ruam merah, herpes,
dan scabies yang berdampak pada terganggunya kegiatan pembelajaran karena menganggu dan
terasa sakit.Penyakit ini adalah salah satu masalah yang sering dialami di sekolah berasrama,
karena penyakit ini adalah penyakit menular.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana cara
menghilangkan penyakit kulit yang dialami siswa – siswai SMAN 10 Pentagon, dengan
memanfaatkan tumbuhan bunga kembang sepatu, sehingga penulis tertarik untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan membuat penelitian yang berjudul ““HIBISCUS SEBAGAI SABUN
ANTISEPTIC”. Dengan demikian, diharapkan hasil dari peneltian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya bagi siswa- siswi SMAN 10 Pentgon Kaur.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :

1) Bagaimana pembuatan sabun antiseptik dengan memanfaatkan tanaman obat bungan


kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)?
2) Bagaimana efektifitas penggunaan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
yang di kemas dalam bentuk sabun antiseptik?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan antara lain :


1) Mengetahui cara pembuatan sabun antiseptik dengan memanfaatkan tanaman obat
bungan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.).
2) Mengetahui efektifitas penggunaan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
yang di kemas dalam bentuk sabun antiseptik.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Memanfaatkan tanaman obat kebun sekolah sebagai sabun antiseptik atau obat gatal-
gatal.
2) Mengaplikasikan ilmu yang di dapat untuk dunia kesehatan dan wirausaha.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kembang Sepatu Merah (Hibiscus rosa-sinensis L.)

2.1.1 Definisi Tanaman Kembang Sepatu Merah (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Kembang sepatu adalah jenis tanaman yang tumbuh subur dan banyak terdapat di
Indonesia (Dalimartha, 2006).Akarnya berbentuk silinder, panjangnya sekitar 5-15 cm dan
diameternya sekitar 2 cm, sedangkan rasanya manis dan berlendir. Daunnya berbentuk bulat telur
bergerigi dan kasar pada bagian atas.Mahkota bunga berwarna merah, terdiri dari 5 kelopak
(Backer dan Brink, 1965). Adapun gambar bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
dapat dilihat brikut ini :

Gambar 1.1 Bunga Kembang Sepatu

2.1.2 Kandungan Kimia Kembang Sepatu Merah (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Kandungan yang terdapat pada kembang sepatu yaitu tanin, saponin, alkaloid, steroid, dan
flavonoid (Bhaskar, dkk., 2011).Daun mengandung saponin, polifenol, dan senyawa tarakseril
aserat (Widjayakusuma, 1994).Bagian bunga mengandung tanin, alkaloid, dan triterpenoid
(Ruban dan Gajalakshmi, 2012). Kandungan utama aglikon flavonoid yang utama pada bunga
kembang sepatu segar adalah kuersetin dan sianidin (Puckhaber et al., 2012).Menurut udin et al
(2010), Kembang sepatu kaya akan antioksidan dan dan mengandung banyak saponin yang
dapat diformulasikan menjadi bentuk sabun antiseptic.

2.1.3 Manfaat dari bunga kembang sepatu

Ada banyak manfaat kembang sepatu merah, di antaranya :


1. Tanaman ini banyak digunakan orang sebagai tanaman hias maupun sebagai tanaman
pagar.
2. Bunganya bisa digunakan sebagai pengkilap sepatu, karena itu sering disebut sebagai
kembang sepatu (Dalimartha, 2006).
3. Daun dan bunga dapat digunakan untuk kesehatan reproduksi, terutama mengatasi
masalah menstruasi
4. Daun dan bunga kembang sepatu memiliki khasiat sebagai antiseptik. Dan mempercepat
penyembuhan luka.
5. Bunga kembang sepatu juga mengatasi gangguan pernafasan selama flu.
6. membuat kulit lembut dan bersinar.
7. Ekstrak daun Kembang sepatu memiliki aktivitas antibakteri (Samsumaharto dan
Hartanto (2010). Mencegah jerawat, karena minyak dalam daun kembang sepatu juga
bersifat anti inflamasi yang dapat mencegah timbulnya jerawat di wajah.
8. Sebagai anti bakteri seperti seperti bisul, anti ragang, panas,infeksi saluran kemih dan
menghentikan pendarahan.
9. Bagian bunga juga dimanfaatkan sebagai obat borok/kudis

2.2 SABUN

Sabundibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak.
Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk sampingan yaitu gliserol, sedangkan
proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol. Prosessaponifikasi terjadi karena reaksi
antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak
bebas dengan alkali (Qisti, 2009).
2.2.1 Pembuatan Sabun

Sabun dapat dibuat melalui dua proses, yaitu saponifikasi dan netralisasi
Saponifikasi yaitu proses pembuatan sabun yang melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida yang
menghasilkan pembebesan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol. Garam dari asam
lemakberantai panjang adalah sabun(Stephen, 2004).

Reaksi Saponifikasi adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi

Netralisasi adalah proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak,
dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
membentuk sabun (Ketaren, 2008).
Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Proses Kimia Saponifikasi


2.3 Antiseptik

Antiseptik diartikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup (Signaterdadie,
2009).Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan
kulit dan membran mukosa (Wikipedia (2013)).

2.4 Hibiscus Sebagai Sabun Antiseptik

Hibiscus sebagai sabun antiseptik pada penelitian ini adalah sabun antiseptic dari Hibiscus
rosa-sinensis L. yaitu pembuatan sabun antiseptik dengan tambahan daun dan bunga kembang
sepatu dengan menggunakan pewarna dan pewangi alami yaitu menggunkan daun pandan wangi.

2.5 Penelitian Relevan

Penelitian ilmiah telah di lakukan oleh Uddin et al (2010) terhadap tanaman kembang sepatu
merah menunjukkan bahwa ekstrak etanolik dari bunga kembang sepatu mempunyai zona hambat
bakteri lebih besar dari pada daunnya, yaitu dengan menggunakan ekstrak etanolik bunga kembang
sepatu sebanyak 5% dan 10% masing masing mempunyai zone hambat 26 mm dan 29 mm, Dan
menurut penelitian Uddin et al (2010) menggunakan ekstrak etanolik daun sebanyak 5% dan 10%
masing-masing mempunyai zona hambat 14 mm dan 22 mm. Menurut penelitian yang di lakukan
oleh Samsumaharto dan Hartanto (2010) aktivitas antibakteri ekstrak daun kembang sepatu pada
metode difusi dengan larutan uji sebanyak 50µL pada konsentrasi 25% dan 50% hanya memiliki
zona hambat yaitu 18 mm dan 20 mm.Ruban dan Gajalakshmi (2012) juga melakukan penelitian
menunjukan bahwa ekstrak etanol dari bunga kembang sepatu dengan metode agar difusi dan dan
disk difusi masing-masing memiliki zona hambat bakteri sebesar 11 mm dan 14 mm. Menurut
beberapa penelitian tersebut, menunjukan bahwa ekstrak etanolik bunga kembang sepatu
mempunyai aktivitas antibakteri,sehingga perlu dikembangkan dalam sediaan farmasi yang nyaman,
aman dan mudah digunakan secara topikal.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai bulan Mei sampai dengan bulan September 2016.Tempat penelitian di
SMA Negeri 10 Pentagon Kaur, Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah jenis kualitatif dengan metode eksperimen. Metode penelitian
kualitatif yaitu bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia
sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses
daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian
(Sugiyono (2009:15))

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA Negeri 10


Pentagon.Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 10
Pentagon yang berjumlah 3 orang.
3.3.2 Sampel

Pemilihan sampel sebanyak 3 orang dikarenakan siswa-siswi SMA Negeri 10


Pentagon yang bermasalah dengan kulit berjumlah 3 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini berupa efektivitas penggunaan sabun antiseptik dari kembang
sepatu merah.

Data sabun antiseptik dari kembang sepatu, adapun cara pembuatan sabun antiseptik dari
kembang sepatu sebagai berikut :

a) Alat :
1. Timbangan analitik 5.Cetakan Sabun
2. Gelas kimia 100 mL 6. Kain
3. Blender
4. Alu ukuran besar
b) Bahan
1. Minyak Kelapa 500 gr
2. NaOH 7,5 gr
3. Bunga dan daun kembang sepatu
4. Pandan wangi 10 helai
5. Air suling 210 gr

c) Cara Kerja
1. Tambahkan air dan NaOH sesuai dengan resep.
2. Larutkan NaOH dengan air suling (jangan menggunakan wadah aluminium,
gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastic-poliproplen). Tuangkan NaOH ke
dalam air sedikit demi sedikit, aduk hingga larut. Pertama-tama larutan akan
panas dan berwarna keputihan. Telah larut semuanya simpan ditempat aman
untuk didinginnkan sampai suhu ruangan. Maka, akan didapatkan larutan yang
jernih.
3. Tumbuk bunga dan daun kembang sepatu hingga halus dan mengeluarkan lendir
4. Iris kecil-kecil daun pandan
5. Timbang minyak kelapa dengan timbangan analitik sesuai dengan resep
6. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang kedalam blender.
7. Tuang larutan NaOH kedalam campuran minyak dengan hati-hati sedikit demi
sedikit
8. Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan
dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat kemuka atau
badan.
9. Hentikan blender dan priksa sabun untuk melihat tahap “trace”. Trace adalah
kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses
pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental.apabila
disentuh dengan sendok, maka beberapa derik bekas sendok tadi akan membekas,
itulah maka dinamakan trace.
10. Padasaat trace tadi bias ditambahakan ekstrak daun dan bunga kembang sepatu
serta irisan pandan. Aduk beberapa detik kemuadian hentikan putaran blender.
11. Tuang hasil sabun ini kedalam cetakan, tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan
sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari
cetakan, simpan sekurang-kurangnya tiga minggu sebelum dipakai.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitisan ini berupa sabun antiseptik dari kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.) dan hasil uji efektivitas penggunaan sabun antiseptik dari kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.) terhadap siswa-siswi SMAN 10 Pentagon yang memiliki masalah pada kulit.

4.1.1 Sabun Antiseptik dari kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Sabun antiseptik dari kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) ini di buat dari
campuran lemak yang berasal dari minyak kelapa dan NaOH menggunakan ekstrak kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan tambahan pandan wangi sebagai pengharum alami.
Sabun ini di buat dengan cara, pertama menumbuk bunga kembnag sepatu hingga halus dan
mengeluarkan lemdir, kemudian iris kecil-kecil daun pandan sebagai pengharum dari sabun yang
akan dibuat. Lalu air dan NaOH sesuai dengan resep. Larutkan NaOH dengan air suling (jangan
menggunakan wadah aluminium, tapi gunakan stainless steel). Tuangkan NaOH ke dalam air
sedikit demi sedikit, aduk hingga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna
keputihan. Telah larut semuanya simpan ditempat aman untuk didinginnkan sampai suhu
ruangan. Maka, akan didapatkan larutan yang jernih. Setelah itu Timbang minyak kelapa dengan
timbangan analitik sesuai dengan resep, Tuangkan minyak yang sudah ditimbang kedalam
blender. Tuang larutan NaOH kedalam campuran minyak dengan hati-hati sedikit demi sedikit,
Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses pada
putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat kemuka atau badan.Hentikan blender dan
priksa sabun untuk melihat tahap “trace”. Padasaat trace tadi bias ditambahakan ekstrak daun dan
bunga kembang sepatu serta irisan pandan. Aduk beberapa detik kemuadian hentikan putaran
blender. Tuang hasil sabun ini kedalam cetakan, tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun
dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari, kemudian keluarkan dari cetakan, simpan
sekurang-kurangnya tiga minggu sebelum dipakai.
4.1.2 Hasil Uji Efektivitas Penggunaaan

Sebelum Penggunaan Sabun Antiseptik dari Setelah Penggunaan Sabun Antiseptik dari
Kembang Sepatu Kembang Sepatu
A) Pada siswi yang mengalami gatal-gatal
pada lengan

B) Pada siswi yang mengalami alergi


dikulit punggung tangan

C) Pada siswa yang tidak mengalami


gangguan pada kulit

Gambar 4.1.2 Hasil uji Efektifitas Penggunaan


4.2 PEMBAHASAN

Hasil uji efektivitas penggunaan sabun antiseptik dari kembang sepatu ternyata cukup efektif
karena dalam kembang sepatu merah berkhasiat sebagai antiseptik karena mempunyai zona hambat
bakteri (Uddin et al 2010), yang terkandungan pada kembang sepatu yaitu tanin, saponin, alkaloid,
steroid, dan flavonoid (Bhaskar, dkk., 2011). Daun mengandung saponin, polifenol, dan senyawa
tarakseril aserat (Widjayakusuma, 1994). Bagian bunga mengandung tanin, alkaloid, dan
triterpenoid (Ruban dan Gajalakshmi, 2012). Kandungan utama aglikon flavonoid yang utama pada
bunga kembang sepatu segar adalah kuersetin dan sianidin (Puckhaber et al., 2012). Menurut udin et
al (2010), Kembang sepatu kaya akan antioksidan dan dan mengandung banyak saponin yang dapat
diformulasikan menjadi bentuk sabun antiseptik.
Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 10 Pentagon yang berjumlah 3
orang.Pemilihan sampel sebanyak 3 orang dikarenakan siswa-siswi SMA Negeri 10 Pentagon yang
bermasalah dengan kulit berjumlah 3 orang. Mereka menggunkan sabun antiseptik dari kembang
sepatu selama :
a) Sampel pertama menggunakan sabun antiseptik dari kembang sepatu selama satu
bulan berturut-turut dan mendapatkan hasil memuaskan apabila menggunakan sabun
tersebut dengan rutin, penyakit kulit yang dialami berkurang sekitar 75%.
b) Sampel kedua menggunakan sabun antiseptik dari kembang sepatu selama tiga hari
berturut-turut dan mendapatkan hasil yang sedikit memuaskan penyakit kulit yang
dialami berkurang sekitar 2%.
c) Sampel ke tiga tidak mengalami penyakit kulit namun tetap menggunakan sabun
antiseptik dari kembang sepatu selama 7 hari, maka mendapatkan hasil yaitu kulit
tersebut terasa halus di tangan.
Sebelum Penggunaan Sabun Antiseptik Setelah Penggunaan Sabun Antiseptik dari
dari Kembang Sepatu Kembang Sepatu

A) Pada siswi yang mengalami gatal- Setelah penggunaan sabun antiseptik dari kembang
gatal pada lengan, dan belum sepatu selama satu bulan, hasilnya dapat dilihat pada
menggunakan sabun antiseptik dari gambar dibawah :
kembang sepatu

B) Pada siswi yang mengalami alergi Setelah penggunaan sabun antiseptik dari kembang
pada punggung telapak tangan, dan sepatu selama tiga hari, hasilnya dapat dilihat
belum menggunakan sabun antiseptik pada gambar dibawah :
dari kembang sepatu

C) Pada siswa yang tidak mengalami Setelah penggunaan sabun antiseptik dari kembang
gangguan pada kulit sepatu selama 7 hari oleh siswa yang tidak
memiliki malasah pada kulit, kulit lebih halus
dan lembut. Dapat dilihat pada gambar :
Pada sampel pertama menunjukan bahwa sabun antiseptik dari kembang sepatu
cukup efektif dalam penggunaan untuk mengurangi penyakit kulit apabila digunakan secara
rutin. Pada sampel kedua menunjukan bahwa sabun antiseptik digunakan selama tiga hari
mengelami sedikit perubahan, maka dari itu sabun antiseptik menunjukan cukup efektif
dikarenakan dalam penggunaan sesaat dapat mengurangi penyakit kulit. Pada sampel ke tiga
menunjukan bahwa sabun antiseptik digunakan selama 7 hari oleh sampel yang tidak
memiliki kulit yang bermasalah maka mendapatkan hasil yaitu kulit terasa halus dan lembut.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanaman obat Kembang Sepatu Merah (Hibiscus
rosa-sinensis L.) dapat diformulasikan dengan pandan wangi karena mengandung antioksidan
dan saponin yang dapat di jadikan sebagai sabun antiseptic, sabun antiseptik dari bunga kembang
sepatu ini cukup efektif apabila digunakan secara rutin.

5.2 SARAN

Sebaiknya sabun antiseptik dari kembang sepatu diberi warna agar menarik dan juga diberi
bentuk yang unik. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya tanaman kembang sepatu dimanfaatkan
dengan lebih baik lagi dan menjadi inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kinisehat.com/2016/03/manfaat-kembang-sepatu-sehat-cantik.html

https://id.crowdvoice.com/posts/manfaat-bunga-kembang-sepatu-untuk-kesehatan-2pQE

http://manfaat.co.id/manfaat-daun-bunga-sepatu

https://www.merdeka.com/sehat/10-manfaat-tak-terduga-dari-si-cantik-kembang-sepatu.html

http://www.sawitchem.com/post/6/dasar-pengertian-desinfektan-dan-antiseptik.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai