FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUAT.A
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke adalah penyebab kematian tersering ketiga pada orang dewasa di Amerika
Serikat. Angka kematian setiap tahun akibat stroke baru atau rekuren adalah lebih dari 200ribu.
Di Amerika Serikat perempuan membentuk lebih dari separuh kasus stroke yang meninggal,
lebih dari dua kali dari jumlah perempuan yang meninggal akibat kanker payudara. Empat juta
orang Amerika mengalami deficit neurologic akibat storke. Kemungkinan meninggal adalah
30-35%, dan kemungkinan kecacatan mayor pada yang selamat adalah 35-40% (Price dan
Wilson, 2006). Di dunia, stroke menempati urutan kedua setelah penyakit jantung, baru
kemudian diikuti oleh kanker sebagai urutan ketiga.
Melihat fenomena di atas, storke merupakan penyakit yang menjadi momok bagi
manusia. Selain itu, stroke menyerang dengan tiba-tiba. Orang yang menderita stroke sering
tidak menyadari bahwa dia terkena stroke. Tiba-tiba saja, penderita merasakan dan mengalami
kelainan seperti lumpuh pada sebagian sisi tubuhnya (hemiplegia), bicara pelo, pandangan
kabur, dan lain sebagainya tergantung bagian otak mana yang terkena.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Stroke adalah terjadinya kerusakan pada jaringan yang disebabkan berkurangnya aliran
darah ke otak/retaknya pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak dengan berbagai sebab
yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh sampai dengan terjadinya
penurunan kesadaran.
Stroke Iskemik (penyumbatan pembuluh darah) adalah stroke yang terjadi apabila salah
satu cabang dari pembuluh darah otak mengalami penyumbatan, sehingga bagian otak yang
seharusnya mendapat suplai darah dari cabang pembuluh darah tersebut, akan mati karena tidak
mendapatkan suplai oksigen dan aliran darah sebagaimana seharusnya.
2.2 Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan oleh :
1. Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher)
2. Embolisme Serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain)
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4. Hemoragi Serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak)
2.4 Pahway
2.5 Manifestasi Klinik
1. Defisit motorik yang umum
a. Hemiparesis atau hemiplegia
b. Disartria
c. Disfagia
2. Defisit sensori yang umum
a. Defisit fisual
b. Hilang respon terhadap sensasi superfisial
c. Hilang respon terhadap propriresepsi
d. Defisit perseptual
3. Defisit bahasa
4. Defisit Intelektual
5. Defisit Emosional
6. Disfungsi kandung kemih
7. Disfungsi usus
2.6 Komplikasi
Ada 3 komplikasi utama:
1. Vasospasme
2. Hidrosefalus
3. DisritmiPenatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi :
1. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3-5 hari
setelah infark serebral
2. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/memberatnya trimbosis atau
embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler
3. Medikasi anti trombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat
penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi
4. Memberikan obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (misal:
striptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya
stroke, hal ini dapat mencegah dan memulihkan kelumpuhan dan gejala lainnya
5. Monitol atau kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan didalam otak
pada penderita stroke akut
6. Respirator diberikan pada penderita stroke yang sangat berat untuk mempertahankan
pernapasan yang adekuat
7. Terapi psikis atau obat-obatan diberikan setelah serangan stroke yang biasanya terjadi
perubahan suasana hati (terutama depresi)
2.7 Pencegahan
Pencegahan stroke iskemik adalah memungkinkan pendekatan yang paling baik.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah stroke antara lain :
1. Pengendalian hipertensi
2. Mencegah kolesterol tinggi
3. Mengendalikan dan mengatur makan dan minum
4. Jangan mengkonsumsi alkohol
5. Hindari memakai obat-obatan terlarang (kokain)
6. Hidari merokok
7. Hindari kontrasepsi oral
8. Kurangi makan-makanan yang berlemak, kolentrol, dan terlalu manis
9. Hindari kontrasepsi oral (khususnya disertai hipertensi, merokok dan kadar estrogen
tinggi)
2.9 Prognosis
Prognosis penyakit tergantung tingkat keparahan lesi pada otak. Semakin parah dan
luas kerusakan, semakin jelek prognosisnya. Pada stroke terdapat fenomena plastisitas otak,
dimana bagian otak yang tidak terkena serangan dapat berperan menggantikan fungsi bagian
otak yang rusak. Namun begitu, fungsi tersebut tidak sesempurna fungsi pada bagian aslinya.
Intervensi Rasional
- Pantau/ catat status - Mengetahui kecenderungan tingkat
neurologist sesering mungkin kesadaran dan potensial peningkatan
dan bandingkan dengan TIK dan mengetahui lokasi, luas dan
keadaan normalnya kemajuan/ resolusi kerusakan SPP.
- Pantau tanda-tanda vital - Variasi mungkin terjadi oleh karena
tekanan/ trauma serebral pada daerah
vasomotor otak.
- Evaluasi pupil, catat ukuran, - Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial
bentuk, kesamaan, dan okulomotor (III) dan berguna dalam
reaksinya terhadap cahaya. menentukan apakah batang otak tersebut
masih baik.
- Kaji fungsi-fungsi yang lebih - Perubahan dalam isi kognitif dan bicara
tinggi, seperti fengsi bicara jika merupakan indikator dari gangguan
pasien sadar. serebral.
- Letakkan kepala dengan posisi - Menurunkan tekanan arteri dan
agak ditinggikan dan dalam peningkatan drainase dan perfusi
posisi anatomis. serebral.
- Berikan oksigen sesuai - Menurunkan hipoksia yang dapat
indikasi. menyebabkan vasodilatasi serebral.
Dx III : Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b/d keterbatasan kognitif,
kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber
informasi d/d meminta informasi, pernyataan kesalahan informasi.
Tujuan : Klien memiliki pengetahuan kondisi dan pengobatan.
K. H. : - Klien tidak tampak meminta informasi lagi mengenai kondisi penyakit
dan pengobatan.
Tampak dari pernyataan klien bahwa ia memiliki informasi yang benar.
Intervensi Rasional
- Diskusi keadaan patologis - Membantu dalam membangun harapan
yang khusus dan kekuatan pad yang realistis dan mengingatkan
individu. pemahaman terhadap keadaan dan
kebutuhan saat ini.
- Tinjau ulang keterbatasan saat - Meningkatkan pemahaman, meberikan
ini dan diskusikan rencana harapan pada masa datang dan
melakukan aktivitas kembali. menimbulkan harapan dari keterbatasan
hidup secara normal.
- Tinjau ulang pengobatan yang - Merupakan suatu hal yang penting
diberikan. pada kemajuan pemulihan komplikasi.
- Diskusikan rencana untuk - Berbagai tingkat bantuan mungkin
memenuhi kebutuhan diperlukan berdasarkan pada kebutuhan
perawatan diri. secara individual.
- Berikan instruksi dan jadwal - Memberikan pengetahuan visual dan
mengenai aktivitas, pengobatan sumber rujukan setelah sembuh.
dan faktor-faktor penting
lainnya.
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. R S Tanggal Masuk RS : 17 Juni 2014
Umur : 59 thn Tanggal pengkajian : 24 Juni 2014
Alamat : Caleu Sumber informasi : Ny. R
Keluarga terdekat yang dihubungi : Istri klien
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam Pendidikan : SMP
Suku : Aceh Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Alamat : Caleue
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama bekerja : 30 tahun
2. Status kesehatan saat ini
a. Alasan kunjungan/keluhan utama : penurunan kesadaran, kelemahan
b. Faktor pencetus : adanya riwayat hipertensi.
c. Lamanya keluhan : 1 hari sebelum masuk RS
d. Timbulnya keluhan : [ ] Bertahap
1. [√ ] Mendadak
e. Faktor yang memperberat : jika klien mengalami peningkatan TD
f. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Oleh orang lain : di bawa ke RS
g. Diagnosa Medik : Stroke iskemik : tanggal 17 Juni 2014
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami.
1. Kanak–kanak : batuk, demam.
2. Kecelakaan : Klien tidak pernah mengalami kecelakaan
3. Pernah dirawat penyakit : Sebelumnya klien pernah dirawat di RS Materna, dengan keluhan
hipertensi.
Waktu : 3 bulan sebelum keluhan muncul
b. Pola nutrisi :
Frekwensi makan : 3 x / hari
BB : 60 kg
Tinggi badan : 163 cm
Jenis makanan : Nasi putih, ikan, sayur.
Makanan yang disukai : Nasi goreng
Makanan pantangan : Tidak ada makanan pantangan
Nafsu makan : ( ) Baik
( ) Sedang – alasan :mual/muntah/sariawan
( √ ) Kurang – alasan : tidak nafsu makan
c. Pola Eliminasi :
1) Buang air besar
Frekwensi : 1x/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : pagi hari
Warna : coklat
Konsistensi : Padat
2) Buang air kecil
Frekwensi : 3 – 4 x/hari
Warna : Kuning pekat
Bau : spesifik urine
d. Pola tidur dan istirahat :
Waktu tidur ( jam ) : klien tidur pada malam hari mulai jam 22.00 wib – 05.00 wib
Lama tidur/hari : 6 - 7 jam/hari
Kebiasaan pengantar tidur : -
Kesulitan dalam hal tidur : ( ) menjelang tidur
( ) Sering/mudah terbangun
( ) merasa tidak puas setelah bangun tidur
e. Pola aktivitas dan latihan :
1) Kegiatan dalam pekerjaan : memelihara bebek
2) Olahraga :
- Jenis :-
- Frekwensi :-
3) Kegiatan diwaktu luang : istirahat
4) Kesulitan/keluhan dalam hal :
( ) pergerakan tubuh
( ) mandi
( ) mengenakan pakaian
( ) bersolek
( ) berjabat
( √ ) sesak nafas setelah melakukan aktifitas
( √ ) Mudah merasa lelah
f. Pola bekerja :
1) Jenis pekerjaan : memelihara bebek Lamanya : 30 tahun
2) Jumlah jam kerja : tidak teratur Lamanya : 30 tahun
3) Jadwal kerja : pagi sampai sore hari
4) Lain – lain :-
4. Riwayat lingkungan :
Kebersihan : Lingkungan rumah selalu dibersihkan.
Bahaya : Tidak ada situasi yang dapat membayakan klien di Lingkungan rumah.
Polusi : Tidak ada polusi udara disekitar rumah klien
5. Aspek Psikososial : tak dikaji
6. Pengkajian Fisik : kesadaran koma GCS 3 TD : 148/ 84 mmhg, HR : 108 X/m,
RR : 27X/m, Temp : 37,4 ° C, saturasi 02 ; 78 %
Kepala : Bentuk : lonjong
Keluhan yang berhubungan : t.a.k
Pusing/sakit kepala : t.a.k
Mata : Ukuran pupil :anisokhor
Reaksi terhadap cahaya : ada reaksi terhadap cahayaKonjungtiva : tidak ada anemis
Hidung : t.a.k
Mulut dan tenggorokan : t.a.k
Pernafasan : Suara paru : ronki pada kedua paru
Pola nafas : irreguler
Sirkulasi : Nadi perifer : cepat dan lemah
Capilary repling : normal
Suara Jantung : lup dup
Suara jantung tambahan : murmur
Perubahan warna ( Kulit, kuku, bibir dll ) : pucat
Keadaan ekstremitas : kelemahan, agak dingin
Nutrisi : Jenis diet : sonde 2000 kalori
Intake cairan : IVFD R SOL 20 tts/i, Nacl 0,9 % 10 tts/m
Eliminasi : Cateter : 50 cc/ jam
Reproduksi : Tak dikaji
Neurologi : Tingkat kesadaran : Coma
Pola latihan gerak : ROM pasif
Kulit: Warna : sawo matang Intregitas : kurang baik
Turgor : baik
Data laboratorium :
Darah lengkap
Pemeriksaan Hasil Normal
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
Nama : Tn. R S
Umur : 59 thn
Diagnosa medis : Stroke iskemik
Ruangan : A4
Kolaborasi
· Berikan 02 sesuai indikasi · Menurunkan hipoksia
· Berikan obat
- anti hipertensi (Captopril),· Membantu vasodilatasi pem
- anti trombosit.(asam acetil· Mencegah pembekuan saat
salicilat)
· Berikan infuse (RL dan· Mempertahankan volume s
Nacl 0,9 %)
Mandiri
2. · Ubah posisi setiap 2 jam · Menurunkan resiko terja
Resiko tinggi terhadap kerusakan iskemia jaringan yang dapa
integritas kulit b/d kelemahan Tujuan : kerusakan pada kulit ( dekub
d/d tingkat kesadaran koma, bedrest Kerusakan · Lakukan latihan rentang· Meningkatkan sirkulasi d
total integritas kulit gerak pasif mencegah kontraktur
tidak terjadi · Tinggikan tangan dan· Meningkatkan aliran balik
KH : kulit tetap kepala
utuh, dekubitus· Bantu dalam pemenuhan· Untuk memenuhi kebutu
tidak terjadi ADL (makan minum, membantu mencegah
BAB/BAK, mandi) kelembaban kulit
Mandiri
3. · Diskusikan keadaan· Meningkatkan pemaham
patologis yang dialami klien keadaan dan kebutuhan saat
Kurang pengetahuan b/d kurang Keluarga · Diskusikan rencana untuk· Berbagai tingkat bantu
informasi d/d keluarga sering memiliki memenuhi kebutuhan klien diperlukan berdasarakan p
bertanya tentang penyakit dan pengetahuan · Berikan penjalasan secara individual
prosedur pengobatan tentang penyakit mengenai prosedur· Merupakan suatu hal yang
dan pengobatan perawatan dan pengobatan kemajuan pemulihan kompli
Kh : keluarga
mengerti tentang
penyakit dan
pengobatan
E. Catatan Perkembangan
25 Juni 2014 S: -
I 08.00 · Mengkaji / memantau tingkat O:kesadaran koma
status neurologi. ( GCS 3 ), vital sign
08.15 · Memantau tanda- tanda vital 90/ 60 mmhg,
08.30 · Mengevaluasi pupil dan HR:92X/m,
mencatat ukuran, bentuk dan RR:21X/m,
reaksi terhadap cahaya Temp:37,4°C,
08.40 · Meletakkan kepala pada Saturasi 02 ; 71 %
posisi agak ditinggikan dan A:masalah perfusi
dalam posisi anatomis Jaringan belum
teratasi
Kolaborasi P: intervensi
08.50 · Memberikan 02 sesuai indikasi dilanjutkan
· Memberikan obat
09.00 - anti hipertensi (Captopril),
09.00 - anti trombosit.(asam acetil
salicilat)
09.15 · Memberikan infuse (RL dan
Nacl 0,9 %) S:
O:tidak tampak
II 09.30 · Mengubah posisi adanya kerusakan
09.40 · Melakukan latihan rentang integritas kulit
gerak pasif A:masalah belum
10.00 · Meninggikan tangan dan terjadi
12.00 kepala P:intervensi
· Membantu dalam pemenuhan dilanjutkan
ADL (makan minum,
BAB/BAK, mandi)
S: -
26 Juni 2014 O:kesadaran koma
· Mengkaji / memantau tingkat ( GCS 3 ), vital sign
I 08.00 status neurologi. 90/ 60 mmhg,
· Memantau tanda- tanda vital HR:92X/m,
08.15 · Mengevaluasi pupil dan RR:21X/m,
08.30 mencatat ukuran, bentuk dan Temp:37,4°C,
reaksi terhadap cahaya Saturasi 02 ; 71 %
A:masalah perfusi
08.40 Jaringan belum
· Meletakkan kepala pada teratasi
posisi agak ditinggikan dan P: intervensi
dalam posisi anatomis dilanjutkan
08.50 Kolaborasi
· Memberikan 02 sesuai indikasi
09.00 · Memberikan obat S:
09.00 - anti hipertensi (Captopril), O:tidak tampak
- anti trombosit.(asam acetil adanya kerusakan
09.15 salicilat) integritas kulit
· Memberikan infuse (RL dan A:masalah belum
Nacl 0,9 %) terjadi
II 09.30 P:intervensi
09.40 · Mengubah posisi dilanjutkan
· Melakukan latihan rentang
10.00 gerak pasif
12.00 · Meninggikan tangan dan
kepala
· Membantu dalam pemenuhan
ADL (makan minum,
BAB/BAK, mandi)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Stroke adalah penyakit serebrovaskular mangacu pada setiap gangguan
neurologic mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui system suplai arteri otak.
2. Stroke iskemik bisa trombotik atau embolik. Pasien pada kasus di atas
menderita stroke iskemik dengan sebab utamanya adalah arteriosklerosis.
3. Factor risiko terjadinya stroke : hipertensi, makan makanan berlemak, merokok,
kurang olahraga, genetic, dan lain-lain.
4. Gejala stroke tergantung bagian otak mana yang terkena. Pada pasien di atas,
bagian otak yang terkena adalah area motorik kiri sehingga mengalami kelumpuhan
anggota gerak sebelah kiri. Kemungkinan sedikit area broca sehingga pasien kesulitan
berbicara.
B. Saran
Jika memiliki factor risiko terjadinya stroke, sebaiknya rajin memeriksakan dan
konsultasi dengan dokter agar dapat mencegah serangan stroke yang membahayakan.
Pencegahan yang terbaik ada pada pola hidup pasien sendiri, jika berpola hidup sehat, maka
risiko terkena stroke lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Anang. 2005. Guidance to Anatomy III (revisi). Surakarta: Keluarga Besar Asisten Anatomi
FKUNS.
Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-12. Jakarta: Dian Rakyat.
Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Ed: 6. Jakarta: EGC.
Sidharta, Priguna. 2008. Neurologi Klinis dalam Praktik Umum. Cetakan ke-6. Jakarta: Dian Rakyat.
Sidharta, Priguna. 2008. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Dian Rakyat.
Silbernagl dan Lang. 2007. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Snell, Richard S. 2007. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed : 5. Jakarta: EGC.
Untuk lebih lengkap makalahnya bisa kunjungi kami di : RAYYA_NET alamat : Jalan
Lingkar Keuniree Lewat Kampus Teknik Unigha Sigli Kab. Pidie Provinsi Aceh.