Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik
masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada
di kalangan kelas atas. Pasar juga merupakan proses hubungan timbal balik antara
penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu
barang/jasa yang diperjualbelikan.
Pasar menurut organisasinya dibagi dalam dua golongan yaitu pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Dalam pasar
persaingan sempurna terdapat banyak penjual atau pembeli yang sama-sama telah
mengetahui keadaan pasar. Barang yang diperjualbelikan dalam pasar persaingan
sempurna homogeny (sejenis). Selain itu, baik penjual ataupun pembeli tidak
bebas menentukan harga, karena harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Berbeda
halnya dalam pasar persaingan tidak sempurna, para penjual maupun pembeli
mempunyai kebebasan dalam menentukan harga dan jumlah barang yang akan
diperjualbelikan.
Salah satu dari 3 pasar persaingan tidak sempurna ialah pasar oligopoly.
Pasar Oligopoli adalah pasar yang hanya ada beberapa penjual. Istilah beberapa
penjual ini, jumlah penjual tidak terlalu banyak sehingga pengaruh penjual sangat
kecil, dan tidak ada penjual yang berkuasa segala-galanya.

Oligopoli berasal dari kata oligo yang berarti beberapa dan polis yang
berarti penjual. Dengan demikian, pasar oligopoli adalah pasar yang dikuasai oleh
beberapa penjual. Dan bila pasar tersebut hanya dikuasai oleh dua penjual disebut
sebagai pasar duopoli.

Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai


bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka
dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha
promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

1
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga
jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang
melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya
terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi,
seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar

Pasar merupakan kegiatan yang sangat esensial dalam suatu negara. Pasar
menyokong hampir seluruh kegiatan perekonomian yang mampu menghidupi baik
kalangan bawah, menengah dan atas. Kegiatan dalam pasar dapat mencapai suatu
kesepakatan harga dan quantitas dari barang atau jasa, memberikan hubungan
timbal balik antara produsen dan konsumen. Dalam pasar juga terdapat 3 kegiatan
ekonomi pokok, yakni aktivitas produksi, aktivitas konsumsi dan aktivitas
pertukaran (Boediono, 1982:1).

2.2. Pasar Oligopoli


Teori Oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang, istilah oligopoly
pertama kali digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun 1916,
yaitu “Utopia” 11. Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus
berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar lebih dari satu.
Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada
tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur les principles mathematiques de la
theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh
Bertrand . Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap
dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya. Pasar oligopoli
adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam satu wilayah/area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana
terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling
bersaing ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoly. Pasar oligopoly terdiri
dari 2 macam, yaitu :
a. Oligopoli Murni adalah menjual barang yang homogen. Biasanya banyak
dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah atau barang
yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik
b. Oligopoli Diferensial adalah menjual barang berbeda corak. Barang
seperti itu umumnya adalah barang akhir atau merupakan suatu bentuk
praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan.

3
Dalam Undang-Undang No 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke
dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoly terjadi
melalui ketertarikan reaksi, khususnya pada barang - barang yang bersifat
homogen atau identik dengan kartel ( kelompok produsen independen yang
bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga
ketentuan yang mengatur mengenai oligopoly mengatur mengenai kartel. Akan
tetapi, pasar oligopoly juga memiliki kelebihan / keuntungan dan kelemahan /
kerugian yang berdampak pada pelaku pasar. Hal – hal yang dimiliki oligopoly
tersebut yang akan dibahas pada artikel ini.

4
3. PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli berarti pasar dengan beberapa penjual saja. Beberapa


penjual artinya penawaran satu jenis barang (homogen product) yang dikuasai
oleh beberapa perusahaan dan barang tersebut memiliki efisiensi dalam skala
besar. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat
beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Oligopoli
memiliki kemampuan untuk menahan perusahaan – perusahaan yang potensial
masuk ke dalam pasar dan perusahaan – perusahaan tersebut saling bersepakat
untuk melakukan kolusi seperti tindakan menetapkan harga dan mengatur
produksi dan distribusi secara bersama – sama. Cara kolusi itu mendapatkan
keuntungan dengan cara menghindari perang harga dan sepakat terhadap harga-
harga yang lebih tinggi serta volume produksi dan penjualan yang dibatasi.

Ciri-ciri pasar oligopoli

 Hanya ada beberapa penjual atau produsen yang menguasai pasar.


 Barang yang diperjualbelikan bisa bersifat homogen (sama) atau
diferensial (berbeda corak).
 Sulit dimasuki perusahaan baru karena umumnya pasar ini membutuhkan
modal besar dan keahlian manajerial yang tinggi, contohnya industri
semen, industri mobil, dan lain-lain.
 Membutuhkan peran iklan (advertising) untuk bersaing mempromosikan
produk.
 Pada umumnya terdapat satu market leader (pemimpin pasar) di antara
sejumlah oligopolis yang ada.

Salah satu ciri dari pasar oligopoli adalah sedikitnya perusahaan dalam
Industri. Beberapa perusahaan yang menguasasi pasar sangat mempengaruhi satu
sama lain, karena keputusannya dapat mempengaruhi perilaku dan perusahan –
perusahaan lainnya dalam mencapai laba yang maksimal serta kondisi yang
optimal. Selain itu cirinya adalah adanya produk homogen atau terdiferensiasi

5
(homogen or diferentiated product) seperti yang dipaparkan sebelumnya. Contoh
pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi seperti misalnya pada
industri mobil dan rokok. Sedangkan produk homogen adalah industri baja, pipa,
paralon, seng dan kertas. Produk – produk yang lainya seperti barang standar,
yang berupa bahan mentah, bahan baku atau bahkan produk akhir.

Adapun dampak positif dan negative dari pasar oligopoly sebagai berikut :
a. Dampak Positif Pasar Oligopoli
 Karena keuntungan yang besar maka dapat menciptakan inovasi yang
sangat berguna,
bahkan lebih baik dari monopoli.
 Oligopolis biasanya menggunakan sebagian dari kentungan mereka untuk
Penelitian dan Pengembangan sehingga memberi dampak positif bagi
kemajuan teknologi

b. Dampak Negatif Pasar Oligopoli


 Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
 Kemungkinan adanya ketidak efisienan produksi karena setiap produsen
tidak beroperasi pada AC minimum.
 Kemungkinan adanya "eksploitasi" terhadap konsumen maupun buruh
seperti kasus monopoli.
 Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang
kronis dan ini merugikan masyarakat secara makro

Perusahaan – perusahaan yang masuk dalam oligopoli biasanya dapat


memposisikan diri mengikuti alur dan jalannya permainan pada pasar, dimana
mereka akan mempertahankan diri untuk memperoleh keuntungan yang lebih dari
para pesaingnya. Berbagai cara mereka tempuh untuk mendapatkan laba yang
maksimum, seperti mempromosikan produk – produk mereka, melakukan iklan
pada media cetak maupun media online, dan menaikan atau menurunkan harga,
sehingga mereka memiliki kemampuan yang cakap dalam menentukan harga.

6
Cara seperti ini wajar ditempuh dan efisien menurut para pemain dalam pasar
oligopoli, supaya mereka tidak kehilangan konsumen – konsumennya. Sedangkan
perusahan yang independent atau tidak memiliki kesempatan untuk bekerja sama
dalam persaingan akan memiliki kemampuan yang terbatas dalam menentukan
harga. Dengan demikian kerja sama dengan beberapa perusahaan akan
meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam permainan oligopoly.

Di negara – negara yang sudah maju, praktek oligopoli ini produksinya


menggunakan teknologi yang sudah sangat modern. Teknologi modern ini dapat
dicapai ketika produktivitas suatu perusahaan sangat besar dan mendapatkan
keuntungan yang sangat tinggi, sehingga keadaan ini dapat menimbulkan barrier
to entry. Karena secara langsung setiap perusahan membutuhkan modal awal yang
besar dan investasi yang besar. Pada hakikatnya setiap perusahaan ingin agar
sistem yang diterapkannya berjalan dengan efektif dan efisien, maka keputusan
untuk mencari investor yang akurat dan tepat sangat penting.

Tidak dipungkiri bahwa investor juga merupakan bagian dari usaha kita
untuk mengembangkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Sehingga
tidak menutup kemungkinan perusahaan mencari informasi – informasi yang lebih
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan investor. Proses demi proses secara
intelijen juga dilakukan. Hal ini sangat memakan waktu yang sangat lama dan
membutuhkan biaya pula. Sehingga tidak mengherankan jika hanya terdiri dari
beberapa produsen dalam pasar oligopoli bahkan cenderung banyak ditemui
pengurangan jumlah perusahaan di dalam industri.

Jenis produksi pada pasar oligopoli bisa berupa barang standar ataupun
barang yang berbeda, sedangkan untuk pasar dengan persaingan sempurna barang
yang dihasilkan merupakan barang yang identik, pada pasar persaingan
monopolistis adalah barang yang berbeda, yang terakhir pada pasar monopoli
merupakan barang yang unik tidak ada pengganti. Jelas berdasarkan output pasar
oligopoli merupakan peralihan dari pasar persaingan sempurna dengan pasar
monopoli, dimana dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan
adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy).

7
Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-
diam atau secara terang-terangan. Ada tiga faktor yang memungkinkan terjadinya
kerja sama, yaitu:

1. Meningkatkan keuntungan mereka jika mengurangi tingkat persaingan


antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis.
2. Mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidak pastian yang
ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain transparan
jika mereka mengadakan kerjasama.
3. Adanya kerja sama antar mereka menutup kemungkinan masuknya
produsen baru dalam industri.

Berdasarkan pemaparan diatas, pasar oligopoli tidak selalu berkonotasi


pasar yang negatif dan individual. Pasar yang terdorong mekanismenya menjadi
pasar oligopoli, memiliki kesempatan untuk meningkatkan inovasi dan variasi dari
berbagai macam produk perusahaan – perusahaan. Hasil output tersebut menjadi
istimewa untuk konsumen. Selain menjadikan referensi yang lengkap untuk
konsumen dalam memgonsumsi, produsen mendapatkan keuntungan serta
peningkan dalam hal keterampilan dan kemampuan.

Selain itu tidak adanya persaingan harga yang begitu ketat. Yang demikian
rupa adalah salah satu keuntungan karena adanya barrier to entry. Hambatan –
hambatan tersebut memberikan keuntungan untuk produsen pada long run, karena
perusahaan – perusahaan baru yang hendak masuk harus beradaptasi dengan
keadaan situasi dan kondisi pada pasar oligopoli.

Adanya jangka waktu yang panjang dapat memberikan manfaat lagi untuk
perusahaan yang sudah masuk didalamnya, karena mereka dapat menikmati skala
ekonomi dalam tingkat produksi yang besar. Semakin banyak produksinya,
semakin rendah pula biaya produksi perunitnya. Sekiranya perusahaan
menghadapi permintaan yang meningkat, mereka akan memenuhi permintaan
tersebut dengan baik, sehingga penjualan semakin efisien dan memberikan profit
yang tinggi. Profit tersebut dapat digunakan untuk memperbaharui produk produk
yang lama. Dan siklusnya terus berputar, hingga munculnya hak paten membuat

8
semakin sulit perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri. Contoh perusahaan
oligopoli seperti, Telkomsel, Indosat, XL, Pabrik Semen.

Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke


dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi
melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen
atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan
menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan
yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang
mengatur mengenai kartel.

Pada pasar oligopoli produsen dapat bersaing secara langsung namun


dapat pula mereka membentuk suatu kartel. Jika kartel ini cukup kuat dalam
mempengaruhi pasar maka penggabungan ini akan menjadi monopoli. Karena
kartel merupakan bentuk kerjasama yang sempurna dimana organisasi resmi antar
produsen dalam suatu industri yang bertujuan mengalihkan suatu keputusan
manajemen dan fungsi produksi individu ke dalam asosiasi pusat agar dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.

3.2. Kartel

Pengertian menurut kamus Oxford, “Cartel is a group of separate business


firms wich work together to increase profits by not competing with each other”.
Artinya, kartel adalah sebuah kelompok (grup) dari berbagai badan hukum usaha
yang berlainan yang bekerja sama untuk menaikkan keuntungan masing-masing
tanpa melalui persaingan usaha dengan pelaku usaha lainnya.

Dalam buku Black's Law Dictionary (kamus hukum dasar yang berlaku di
Amerika Serikat), praktik kartel (cartel) didefinisikan, “A combination of
producer of any product joined together to control its productions its productions
, sale and price, so as to obtain a monopoly and restrict competition in any
particular industry or commodity”. Artinya, kartel merupakan kombinasi di antara
berbagai kalangan produsen yang bergabung bersama-sama untuk mengendalikan
produksinya, harga penjualan, setidaknya mewujudkan perilaku monopoli, dan
membatasi adanya persaingan di berbagai kelompok industri.

9
Secara umum kartel merupakan organisasi atau persekongkolan dari
beberapa pihak, dalam hal ini produsen yang berasosiasi kolusif. Asosiasi kolusif
didalam pengertian ini adalah melakukan pemusatan, monopoli, mengendalikan,
mengontrol harga dan pendistribusian barang atau jasa dipasar untuk mencari
keuntungan. Sistem kartel tidak jauh berbeda dari monopoli karena beberapa
perusahaan melakukan kerja sama dalam menjual produk-produk mereka. Hal
yang demikian dapat mengurangi persaingan.

Sudah jelas praktik kartel di Indonesia adalah suatu bentuk perbuatan atau
tindakan yang melanggar hukum, karena akan membentuk suatu perilaku
monopoli ataupun bentuk perilaku persaingan usaha yang tidak sehat. Munculnya
kartel ini karena mereka ingin membentuk suatu kekuatan monopoli secara besar
– besaran, karena memiliki banyak konsumen dan produsen yang hanya beberapa
saja. Bentuk dan perilaku kartel yakni ada kesepakatan di dalam biasanya tidak
secara nyata diwujudkan, tetapi tetap ada dan diakui dan dijalankan oleh anggota-
anggotanya secara sengaja. Praktek kartel sendiri dapat dibagi menjadi beberapa
segmen, misalkan terdapat 3 perusahaan besar yang memiliki saham paling
banyak, yakni perusahaan A, B dan C di pulau Jawa. Dan pembagiannya misalkan
Jawa Barat dan sekitarnya adalah Perusahaan A, Jawa Tengah dan sekitarnya
adalah Perusahaan B dan Jawa Timur adalah perusahaan C. Pada perilaku
ekonomi seperti ini mengindikasikan adanya praktek kartel didalamnya.

3.2.1. Jenis – Jenis Kartel

Setelah mengetahui dan memahami bentuk perilaku dan praktik kartel,


perlu diketahui pula jenis-jenis kartel. Dalam hal ini, praktik kartel dapat
diidentifikasi atau dideteksi berdasarkan jenis-jenisnya sebagai berikut.

1. Kartel Daerah : Kartel Daerah menggunakan indikator regional atau


wilayah. Ada beragam bentuk dan polanya. Misalnya, kartel yang
membagi wilayah pemasarannya berdasarkan regional tertentu.
2. Kartel Produksi : Model kartel yang memiliki bentuk kesepakatan untuk
menetapkan kuota produksi bagi anggota-anggotanya.

10
3. Kartel Harga : Model kartel yang dilakukan dengan melakukan
kesepakatan untuk menetapkan harga (price fixing) untuk meniadakan
persaingan harga.
4. Kartel Kondisi : Kesepakatan atau perjanjian bisnis yang mereka lakukan
melalui praktik kartel berdasarkan kondisi tertentu dalam perjanjian bisnis.
Misalnya, pembuatan sistem administrasi (prosedur) dalam pengambilan
kredit kendaraan bermotor.
5. Kartel Pembagian Laba : Model kartel yang dalam perjanjiannya
berorientasi untuk melakukan kesepakatan atas pembagian laba.
3.3. Kelebihan / Keuntungan Pasar Oligopoli

 Pasar oligopoli ini sangat memberi kebebasan terhadap pemilihan produk.


secara umum konsumen yang dibebaskan dalam memilih barang mana
yang akan dibeli, tentunya dengan melihat kegunaan dan kepuasaan
terhadap barang tersebut.
 Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk terhadap pasar.
Penelitian dan pengembangan produk yang dilakukan produsen meliputi
penelitian minat konsumen, kualitas produk, keunggulan produk terhadap
produk kompetitor dan menentukan arah pengembangan produk terhadap
pasar.
 Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan pada
produsen. Kepuasan konsumen terhadap suatu produk sangat diperhatikan
oleh produsen, agar konsumen tidak beralih kelain produk.
 Adanya penerapan teknologi baru untuk suatu produk didalam pasar
oligopoly yang dapat menambah nilai jual suatu produk agar lebih
diminati oleh konsumen.

3.4. Kekurangan / Kerugian Pasar Oligopoli


 Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan, dimana perusahaan yang
besar dan sudah lama berdiri akan banyak sekali peminatnya. lebih banyak
mendistribusikan produk dagangnya yang mengakibatkan hasil pendapatan
yang banyak pula.

11
 Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
didalam pasar oligopoly, terkadang harga yang mahal itu menggambarkan
kuliatas yang bagus pun belum tentu banyak peminatnya.
 Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar
oligopolis karena semangat bersaing kurang. Didalam pasar oligopoli
timbul pemborosan akibat biaya produksi yang besar namun pemasukan
tidak seimbang diakibatkan perusahaan yang kurang peminat bekerjasama
dengan perusahaan oligopolies lainnya yang juga kurang peminat untuk
bersaing dengan perusahaan pemimpin pasar.
 Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
Didalam pasar oligopoli dikarenakan minat pembeli yang cenderung
memihak terhadap pemimpin pasar yang mengakibatkan factor produksi
perusahaan yang baru memulai eksistensinya kurang minat dari pembeli.
 Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru, didalam pasar oligopoli ini
sulit untuk perusahaan lain bergabung dalam usaha karena minat pembeli
yang tinggi terhadap pimpinan pasar sehingga sangat sulit untuk
perusahaan baru untuk berkembang karena kurangnya peminat dari
pembeli.
 Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan, didalam pasar oligopoli
ini bisa berkembang kearah monopoli jika sudah tidak ada yang mampu
bersaing dengan pemimpin pasar, ini menyebabkan monopoli perusahaan
berlanjut dengan menyaingi produk barang lainnya yang belum
perusahaan ini kuasai.

3.5. Contoh Kasus Pasar Oligopoli

Persaingan sepeda motor di Indonesia termasuk ke dalam jenis pasar


Oligopoli Differensial. Dimana para penjual menjual barang / produk dengan
berbeda corak. Dalam prakteknya barang yang diperdagangkan dapat dibedakan
produk sepeda motor di Indonesia sendiri dikuasai oleh 3 pabrikan besar yaitu

12
Honda Motor Company, Yamaha Motor Company, dan Suzuki Motor. Ketiga
pabrikan tersebut merupakan 3 produsen sepeda motor terbesar di Dunia. Ketiga
pabrikan tersebut bersaing ketat sampai pabrikan lain banyak ikut andil dalam
merebut konsumen pasar sepeda motor di Indonesia. Dan tidak hanya itu, dampak
dari persaingan pasar oligopoly pun terlihat dalam persaingan pasar mereka.
Contoh kasus, pada saat produk sepeda motor bebek milik Honda telah
meledak di pasaran, para pesaingnya yakni Yamaha dan Suzuki pun tidak lama
kemudian ikut memproduksi dan memasarkan produk sepeda motor bebeknya
juga. Contoh kasus lain yaitu ketika Yamaha motor memasarkan produk motor
matic dengan teknologi Injection, Honda pun juga ikut memasarkan produk
tersebut ditambah dengan pengembangan teknologi lain seperti Idling Stop
System ( mesin berhenti sejenak ).
Persaingan seperti contoh kasus tersebut merupakan kelebihan dari pasar
oligopoly, dimana produsen bersaing dalam mengembangkan teknologi baru pada
produk sepeda motor mereka dan memperhatikan kepuasan konsumen. Adapun
kekurangan dari persaingan pasar ini adalah produsen yang tidak memiliki daya
saing, lambat laun akan hilang atau susah dimasuki oleh produsen lain karena
tertinggalnya pengembangan teknologi mereka terhadap kebiasaan pasar.
Selain pada produsen, praktek persaingan pasar seperti ini pun memberikan
dampak positif dan negative terhadap konsumen, khususnya konsumen di
Indonesia. Dampak positif untuk masyarakat Indonesia umumnya para konsumen
memiliki banyak pilihan untuk produk sepeda motor dengan kebutuhan dan
kepuasannya masing – masing. Dan pengetahuan akan kemajuan teknologi pada
industry otomotif akan sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan
untuk dampak negatifnya, masyarakat atau konsumen cenderung tereksploitasi
karena harus membayar produk dengan harga yang cukup tinggi. Selain itu juga
para pekerja Indonesia khususnya para pekerja produksi dibayar dengan murah.
Hal tersebut terjadi akibat besarnya biaya yang dikeluarkan untuk riset dan
penelitian dalam mengembangkan teknologi suatu produk sepeda motor.
Dengan demikian, persaingan pasar oligopoly di Indonesia menghasilkan
dampak yang baik dan buruk terhadap pelaku pasar tersebut. Dampak yang tidak

13
hanya diterima oleh produsen tetapi juga dirasaka oleh konsumen khususnya
masyarakat di Tanah Air.

3.6. Contoh Soal Pasar Oligopoli

Sebuah perusahaan oligopolis menghadapi dua permintaan:


Q1 = 200 – 10P adalah permintaan jika pesaing tidak bereaksi terhadap keputusan
perusahaan.

Q2 = 100 – 4P adalah permintaan jika pesaing bereaksi terhadap keputusan


perusahaan.

Ditanya:
a) Gambarkan kurva permintaan dan penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi
perusahaan..
b) Pada harga jual berapa pesaing akan bereaksi?
c) Hitung interval harga jual yang menyebabkan perusahaan tidak akan mengubah
output.

Jawab:

a) Pada kurva permintaan yang relevan adalah ABF (garis tebal). Di atas P*
sampai di titik A, perilaku perusahaan tidak mengundang reaksi pesaing,
sehingga kurva permintaan yang relevan adalah AB. Jika perusahaan
menetapkan harga di bawah P* pesaing akan bereaksi, karena itu kurva
permintaan yang relevan adalah BF. Sehingga kurva MR yang relevan
adalah ACDE>.

b) Perusahaan pesaing akan bereaksi jika harga jual yang ditetapkan lebih
rendah dari P*. Karena P* adalah titik potong Q1 dengan Q2 maka
besarnya P* dapat diketahui:

Q1 = 200 – 10P
Q2 = 100 – 4P dimana Q1 = Q2
0 = -100 – 6P
P* = 50/3 = 16 2/3
Pesaing akan bereaksi jika perusahaan menjual barang dengan harga lebih
rendah dari 16 2/3 per unit.

c) Dari jawaban (b), kita dapat megetahui jumlah output keseimbangan


adalah:
Q* = 200 – 10P
= 200 – 10(16 2/3)
= 33 1/3 unit
Koordinat titik B adalah Pada Q = 33 1/3 dan P = 16 2/3

14
Tampak pada Diagram 11.6 interval harga di mana perusahaan tidak
mengubah output adalah antara Pr sampai dengan Pe (yaitu pada MR yang
vertikal CD)
Pada posisi titik C (yaitu harga Pe):
Berada pada MR! Pada saat Q = 33 1/3
MR1 = TR1
TR1 = P.Q
Q = 200 – 10P – P = 20-1/10Q
TR1 = (20 – 1/10Q)Q = 20Q – 1/10Q2
MR1 = TR1 = 20 – 1/5Q

Q* = 33 1/3 – MR1 = 20 – 1/5 (33 1/3) = 13 1/3


Jadi Pe = 13 1/3
Posisi titik D (yaitu harga Pr):
Berada Pada MR2 pada saat Q = 33 1/3

MR2 = TR2
TR2 = P.Q
Q = 100 – 4P – P = 25 – 1/4Q
TR2 = (25 -1/4 Q)Q = 25Q – 1/4Q2
MR2 = TR2 = 25 – ½ Q

Q* = 33 1/3 – MR2 = 25 – ½ (33 1/3) = 8 1/3


Jadi Pe = 8 1/3

Dengan demikian interval harga jual per unit di mana perusahaan tidak mengubah
output adalah antara 8 1/3 sampai dengan 13 1/3 atau pada MR vertical yaitu CD.

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

15
Pasar oligopoly adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai
oleh beberapa perusahaan. Pasar oligopoly adalah pasar yang didalamnya terdapat
beberapa penjual terhadap 1 komoditi sehingga tindakan 1 penjual akan
mempengaruhi tindakan penjual lainnya. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari
dua tetapi kurang dari lima belas. Dalam pasar oligopoly, setiap perusahaan
memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar,
dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing
mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan
konsumen dari pesaing mereka. Selain itu, pasar oligopoli juga memiliki dampak
positif dan negatif pada pelaku pasarnya.
Dimana seperti halnya contoh kasus diatas, masyarakat Indonesia termasuk
sebagai pelaku pasar oligopoli differensial pada industri sepeda motor di
Indonesia. Karena masyarakat termasuk kedalam pelaku, mereka turut merasakan
dampak dari persaingan pasar tersebut. Oleh karena itu, adapun pasar oligopoli
yang termasuk kedalam pasar persaingan tidak sempurna tetap memiliki dampak
positif yang mungkin sudah dirasakan oleh semua pelaku pasar tersebut. Akan
tetapi dampak negatif yang perlu sangat diperhatikan pada pasar oligopoli adalah
adanya kemungkinan pasar persaingan tersebut menjadi pasar monopoli
dikarenakan para produsen besar sudah mulai bekerja sama dengan para produsen
kecil dalam membuat skema persaingan pasar. Untuk itu diperlukan kebijakan dan
perhatian lebih dari pemerintah Indonesia dalam pengawasan pasar persaingan
tidak sempurna khususnya praktek pasar oligopoli.

16

Anda mungkin juga menyukai