Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

KETUBAN PECAH DINI (ICD 10: O42.9)


PENGERTIAN Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.
Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil
aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban
pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan.
Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal,
misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban
pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, dan solusio
plasenta.
ANAMNESIS Keluhan dan gejala utama
Adanya riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan
jernih keluar dari vagina yang kadang-kadang disertai
tanda-tanda lain dari persalinan.
Pada anamnesis, hal-hal yang perlu digali adalah
menentukan usia kehamilan, adanya cairan yang
keluar dari vagina, warna cairan yang keluar dari
vagina, dan adanya demam.
PEMERIKSAAN 1. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan
FISIK adanya cairan ketuban di vagina. Pastikan bahwa
cairan tersebut adalah cairan amnion dengan
memperhatikan bau cairan ketuban yang khas.
2. Jika tidak ada cairan amnion, dapat dicoba
dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah
janin atau meminta pasien batuk atau mengejan
3. Tidak ada tanda inpartu
4. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai
adanya tanda-tanda infeksi pada ibu dengan
mengukur suhu tubuh (suhu ≥ 38 oC).
KRITERIA Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis,
DIAGNOSIS pemeriksaan fisik, dan penunjang.
DIAGNOSIS KERJA Ketuban pecah dini
DIAGNOSIS 1. Infeksi
BANDING 2. Vaginitis
3. Perdarahan antepartum
PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan pH vagina (cairan ketuban) dengan
PENUNJANG kertas lakmus (Nitrazin test) dari merah menjadi
biru.
2. Pemeriksaan mikroskopis tampak gambaran pakis
yang mengering pada sekret serviko vaginal.
3. Pemeriksaan darah rutin, leukosit > 15.000/mm3.
TATALAKSANA A. Konservatif
1. Rawat di Rumah Sakit
2. Antibiotika kalau ketuban pecah > 6 jam
(Cephalosporin)
3. Umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat
selama air ketuban masih keluar atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi
4. Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka
pada usia kehamilan 35 minggu
dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan
(sangat tergantung pada kemampuan
perawatan bayi premature)
5. Nilai tanda-tanda infeksi (uhu, lekosit, tanda-
tanda infeksi intra uterin
6. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan
steroid 4 x 6mlgr Dexa.
B. Aktif
1. Kehamilan > 36 minggu, kontra indikasi
oksitosidrip
2. Pada keadaan CPD, letak lintang seksio sesarea
3. Bila ada tanda tanda infeksi berikan antibiotika
dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
a) Bila pelvic skor < 5 , akhiri persalinan
dengan seksio sesaria
b) Bila pelvic skor > induksi persalinan partus
c) Bila infeksi berat, seksio sesarea
EDUKASI 1. Masuk RS
2. Persalinan vaginal jika memungkinkan.
Jika tidak, operasi.
PROGNOSIS 1. Ad vitam : dubia ad
bonam
2. Ad sanationam : dubia ad
bonam
3. Ad fumgsionam : dubia ad
bonam
TINGKAT EVIDENS IV
TINGKAT C
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS dr. Rahmi Utami, Sp.OG
INDIKATOR Setelah persalinan (Pervaginam / SC) ibu dan bayi
dalam keadaan baik dan stabil.
KEPUSTAKAAN 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi, 2008,
Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, Surabaya
2. Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif (PONEK), 2008.

Anda mungkin juga menyukai