Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN TEORI

Ergonomi

Istilah ergonomic berasal dari Bahasa Latin yaitu ergon) kerja) dan
nomos( hokum alam) dan dapat didefinisikan sebahgai studi tentang aspek- aspek
manusia dalam linkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engginering, manajenmen dan desain perancangan yang nantinya untuk mencapai
tujuan , diinginkan melaui melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan
nyaman.

Pendekatan Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun Kerja

Idealnya suatu stasiun kerja dirancang berdasarkan fungsi pokok dan peranan
dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat. Komponen-komponen tersebut
diantaranya adalah manusia, mesin atau peralatan dan lingkungan kerja. Mesin atau
peralatan kerja berfungsi untuk mengakomodasi keterbatasan kemampuan manusia
(operator) untuk melakukan pekerjaannya. Maka dari itu mesin yang dirancang
mestinya bertujuan untuk menambah kemampuan manusia, tidak menimbulkan beban
kerja tambahan dan membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan
kemampun melebihi kapasitas kemampuan manusia (operator).

Anthropometri

Anthropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi


tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran
persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk
dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya.

Dimensi Anthropometri

Data anthropometri dapat digunakan untuk menetapkan dimensi ukuran


produk yang akan dirancang sehinnga ukuran produk sesuai dengan dimensi tubuh
manusia yang akan menggunakannya.
Aplikasi Distibusi Normal Dalam Penetapan

Data Anthropometri Untuk menetapkan data anthropometri ini, pemakaian


distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean, ) dan
simpagan standarnya (standard deviation, σ x) dari data yang ada. Dari nilai yang ada
tersebut, maka persentil dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi
normal

Pengukuran data antropometri pada tubuh manusia

1. Posisi duduk
- Tinggi bahu duduk (TDB) yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung tuklang bahu yang menonjol pada saat objek duduk tegak
- Tinggi polipteal (TPO) yaitu: jarak yang diperoleh dari permukaan lantai
kebagian bawah paha tepat dibelakang lutut.
- Pantat polipteal (PP), yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak, ukur
dengan jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut
sebelah dalam (polipteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut
siku- siku.
2. Posisi duduk menghadap kebelakang.
- Lebar pinggul (LP), yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak dan
mengukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kanan.
- Lebar bahu (LB), yaitu dengan mengukur jarak horizontal antara kedua lengan
atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke baan dengan
lengan bawah direntangkan kedepan

Tahapan setelah pengukuran pendahuluan:

1. Menguji keseragaman data

a. Langkah- langkah dalam pengujian data yaitu:

Menghitung rata- rata


Keterangan:
x¯ = rata-rata hitung
xi = nilai sampel ke-i
n = jumlah sampel

b. Menghitung standar deviasi

s = standar deviasi (simpangan baku)


xi = nilai x ke-i
= rata-rata
n = ukuran sampel

c. Menentukan batas control atas (BKA) dan batas control bawah (BKB)

2. Menghitung kecukupan data

N’= Jumlah pengukuran yang


sebenarnya diperlukan
N = Jumlah data setelah dilakukan
uji keseragaman data

3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi

Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N’>N, maka diperlukan


pengukuran tambahan, tetapi jika N’<N maka data pengukuran pendahuluan
sudah mencukupi dan dapat melanjutkan langkah selanjutnya

Perhitungan Persentil Populasi

Perancangan untuk seluruh populasi adalah suatu tindakan yang tidak sesuai
karena membutuhkan biaya yang besar. Maka dilakukan penentuan range atau
segmen tertentu dari ukuran tubuh populasi diharapkan akan sesuai dengan hasil
rancangan, untuk itulah digunakan konsep persentil. Untuk data yang
didistribusikan normal besarnya nilai persentil ditentukan dengan rumus

Analisis dan pembahasan

No TBD TPO PP LP LB J. TNGN T. SIKU


1 57 38 39,5 31 41 62 27,6
2 52,5 41 38,7 33.5 39 68 27,9
3 51 36,4 36,5 31 39.5 68.5 27
4 64 45 46 33 43.5 72 29
5 67 44 45 41 45 62 22
6 58,5 45 40 33,5 43.5 67 23
7 57 48 40 33,5 43.5 63 21
8 59 41 42 37 44 59 20
9 60 40 40 35 47 60 18
10 49 37 39 41 43 50 24
11 62 40 45 35 42 61 20
12 66 39 47 50 49 59 29
13 62 42 44 39 48 60 25
14 57 38 41 44 46 53 19
15 61 41 44 36 46 60 22
16 60 40 48 38 45 62 21
17 62 40 46 38 46 64 23
18 67 41 47 41 48 58 20
19 64 43 49 38 47 63 20
20 63 44 45 37 47 61 21

Tahap pengolahan data


1. Uji keseragaman data

Uji keseragaman jarak lebar sandaran kursi (LB)

a. Perhitungan nilai rata- rata

= 44.65

b. Perhitungan standar deviasi

NO X(LB) X(rata- rata) X2 x-(x rata- rata) x-(x rata- rata)2


1 41 44.65 1681 -3.65 13.3225
2 39 44.65 1521 -5.65 31.9225
3 39.5 44.65 1560.25 -5.15 26.5225
4 43.5 44.65 1892.25 -1.15 1.3225
5 45 44.65 2025 0.35 0.1225
6 43.5 44.65 1892.25 -1.15 1.3225
7 43.5 44.65 1892.25 -1.15 1.3225
8 44 44.65 1936 -0.65 0.4225
9 47 44.65 2209 2.35 5.5225
10 43 44.65 1849 -1.65 2.7225
11 42 44.65 1764 -2.65 7.0225
12 49 44.65 2401 4.35 18.9225
13 48 44.65 2304 3.35 11.2225
14 46 44.65 2116 1.35 1.8225
15 46 44.65 2116 1.35 1.8225
16 45 44.65 2025 0.35 0.1225
17 46 44.65 2116 1.35 1.8225
18 48 44.65 2304 3.35 11.2225
19 47 44.65 2209 2.35 5.5225
20 47 44.65 2209 2.35 5.5225
893 893 40022 2.84217E-14 149.55

=2.80

= 44.45+2(2.8)

= 50.05

= 44.45 – 2(2.8)

= 38.85

C. Uji kecukupan data


=6

Hasil perhitungan diatas menunjukkan( 6<20) = N’<N, bahwa data yang dibutuhkan
cukup

Tabel hasil uji data keseluruhan dimensi tubuh

No Dimensi SD BKA BKB N’ N Keterangan


Tubuh
1 TPO 2.9 47 35.17 10.6 20 Cukup
2 TBD 5 69.96 49.95 8 20 Cukup
3 PP 3.6 50.335 38.96 10.5 20 Cukup
4 LP 4.6 46.475 28 11 20 Cukup
5 LB 2.8 50.05 38.85 6 20 Cukup

2. Penentuan Ukuran Mesin

No Dimensi Data yang Persentil Ukuran


digunakan
1 Tinggi mesin amplas TPO + T. Siku 50-th 63.2
duduk
2 Lebar mesin amplas Jangkauan 5-th 50.2
tangan
3 Panjang mesin amplas (2x J.tngn+ 5-th 194
LB)
4 Tinggi alas kursi TPO 50-th 41
operator
5 Lebar alas kursi LP 95-th 49.7
6 Panjang alas kursi PP 50-th 44
7 Tinggi sandaran kursi TDB 50-th 60.5
8 Lebar sandaran kursi LB 50-th 45
operator

3. Desain produk rancangan

a. Unit mesin amplas


b. Unit mesin scrap dan bor
Daftar Pustaka

Agung Kristanto, Tri Sugiantoro. 2012. Perancangan Ulang Mesin Amplas Kayu
Profil Lengkung Untuk Perbaikan Posisi Kerja Dan Peningkatan Produktivitas.
Fakultas teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Gempur, S. (2013), Ergonomi Terapan. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka Publisher.

Abeysekera, J. 2002 Ergonomics and Industrially Developing Countries. Jurnal


Ergonomi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai