Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESENSI BUKU

1. Judul : MERAWAT HUBUNGAN BAIK, ANTARA


PRODUSEN DAN KONSUMEN.

2. Data Buku :
a. Judul Buku :HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA
b. Pengarang : 1. Drs. M. Sadar, MH.
2. Prof. Mohammad Taufik Makarao, SH, MH.
3. Habloel Mawardi, SH.
c. Penerbit : AKADEMIA
d. Terbit Thn. : 2012 (Cetakan Pertama)
e. Tebal Buku : ix + 229 halaman.
f. ISBN : 602-8381-35-7
g. Harga : Rp. 60.000,-

3. Isi Resensi
Buku ini membahas tentang implementasi dan dinamika undang-undang nomor 8 tahun
1999 tentang perlindungan konsumen. Masalah-masalah yang terkait langsung atau tidak
langsung dengan perlindungan konsumen juga dibahas pada buku ini. Isi buku ini terdiri dari
14 bab, yaitu : (1) Pendahuluan; (2) Asas dan tujuan; (3) Hak dan kewajiban; (4) Perbuatan
yang dilarang bagi pelaku usaha; (5) Ketentuan pencantuman klausula baku; (6) Tanggung
jawab pelaku usaha; (7) Pembinaan dan pengawasan; (8) Badan perlindungan konsumen
nasional; (9) Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat; (10) Penyelesaian
sengketa; (11) Badan penyelesaian sengketa konsumen; (12) Penyidikan); (13) Sanksi; (14)
Kesimpulan dan saran.
Buku ini dibidani oleh tiga orang Pakar Hukum, yaitu : Prof. Mohammad Taufiq
Makarao, SH, MH; Drs. M. Sadar, MH; dan Habloel Mawardi, SH. Mohammad Taufik
Makarao, lahir di Gorontalo pada 1961. Kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
Makassar dan memperoleh gelar Sarjana Hukum tahun 1985. Mengambil program pasca
sarjana (S2) Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Magister Hukum
tahun 1997. Sekarang menjadi staf pengajar (dosen) Fakultas Hukum Universitas Islam As-
syafi’iyah Jakarta; dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai
Sulawesi Tengah; dosen Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Islam As-
syafi’iyah Jakarta; dosen S1 dan S2 STIH Iblam Jakarta.
Sementara itu, Habloel Mawadi, lahir di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam As-syafi-iyah (UIA) dan lulus pada tahun 2001
dengan predikat sebagai wisudawan terbaik. Sekarang sedang menyelesaikan studi pada
Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Islam As-syafi-iyah. Sekarang aktif
sebagai staf pengajar dan peneliti di Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas
Hukum Universitas Islam As-syafi-iyah.
Hukum Perlindungan Konsumen adalah salah satu payung hukum atau dasar hukum
yang dapat digunakan untuk para konsumen untuk menuntut ganti rugi ketika mereka
menderita kerugian akibat pelaku usaha. Buku ini menjelaskan mengenai perlindungan
konsumen, termasuk segala upaya yang menjamin kepastian hukum untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen.
Buku hukum perlindungan konsumen ini disusun untuk memudahkan dan memberikan
gambaran kepada semua pihak, yang ingin mempelajari hukum perlindungan konsumen.
Dalam buku ini, para penulis menyajikan berbagai pengetahuan secara teoritis dan praktis,
sehingga diharapkan dapat membantu serta memudahkan para pembaca dalam memahami
secara umum mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen dalam kehidupan
masyarakat. Selain itu juga dibahas tentang berbagai lembaga yang berperan dalam upaya
penyelesaian permasalahan konsumen, serta sanksi bagi pihak yang melanggar Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, juga contoh kasusnya.
Esensi buku ini menggambarkan bahwa pelaku usaha dan konsumen merupakan dua
pihak yang saling membutuhkan. Pelaku usaha memiliki kepentingan agar barang dan jasanya
terjual kepada konsumen. Konsumenpun demikian, memerlukan barang dan jasa yang
berkualitas dari para pelaku usaha. Sehingga, kedua belah pihak saling memperoleh manfaat a
atau keuntungan. Namun, dalam praktek seringkali konsumen dirugikan oleh pelaku usaha
yang nakal. Karena ketidaktahuan dan kekurangsadaran konsumen atas hak-haknya, akibatnya
konsumen menjadi korban pelaku usaha yang culas, dari para pengusaha yang hanya
berorientasi pada keuntungan semata.
Pada bab-bab akhir buku ini, parapenulis berusaha membahas sanksi-sanksi terhadap
pelanggaran UUPK, sengketa konsumen, penyelesaian sengketa konsumen, dan proses
beracara tentang small claim, class action, dan legal standing, yang semua ini bertujuan untuk
memahamkan para pembacanya.
Ada dua asumsi dalam melihat posisi konsumen di era pasar bebas. Pertama, posisi
konsumen diuntungkan. Dimana konsumen lebih banyak punya pilihan dalam menentukan
berbagai kebutuhan baik berupa barang dan jasa, dari segi jenis/ macam barang, mutu, maupun
harga. Kedua, posisi konsumen khususnya di negara berkembang di rugikan. Mengingat masih
lemahnya pengawasan dibidang standardisasi mutu barang, lemahnya produk perundang-
undangan akan menjadi konsumen negara dunia ketiga menjadi sampah berbagai produk yang
di negara maju tidak memenuhi persyaratan untuk di pasarkan.
Menurut costumers international (CI) anggapan dasar ini tidak selalu menjadi
kenyataan, mengingat dalam praktik, banyak sekali peraturan-peraturan yang justru bernuansa
anti persaingan contohnya seperti tied selling : penjual memaksa pembeli untuk membeli
barang dan jasa lebih dari pada yang dibutuhkan. Resale price maintenance : penjual
merancang harga yang dapat dibebankan kepada konsumen. Exlisive dealing : dua penjua atau
lebih menciptakan monopoli lokal dengan persetujuan untuk membagi pasar ke dalam wilayah-
wilayah.

4. Kelebihan
Buku ini akan menjadikan pembacanya menjadi seorang konsumen yang baik, yang
memahami hak dan kewajibannya, serta konsumen yang mengetahui lebih banyak tentang
hukum perlindungan konsumen. Buku ini, juga dapat menjadi acuan untuk memahami
kepentingan para pembacanya sebagai konsumen secara menyeluruh. Dengan memahami isi
buku ini, para pembaca tidak akan terjebak dalam berbagai ketentuan yang sebenarnya hanya
menguntungkan dan melindungi kepentingan pihak tertentu.
Keberadaan buku ini ditujukan kepada : (1) Mahasiswa dan dosen fakultas hukum dan
fakultas ilmu sosial dan politik; (2) Mahasiswa dan dosen fakultas ekonomi; (3) Mahasiswa
dan dosen fakultas lain yang berkepentingan dengan hukum perlindungan konsumen; (4)
Pelaku usaha dan pebisnis; (5) Masyarakat umum sebagai konsumen; (6) Lembaga pemerintah
dan nonpemerintah yang berkepentingan dengan hukum perlindungan kunsumen.

5. Kekurangan
Buku ini masih bernafaskan akademis, dengan bahasa yang mungkin tidak mudah
dicerna oleh masyarakat atau pembaca yang masih awam terhadap hukum. Kemudian, data-
data yang berkaitan dengan kasus-kasus mungkin perlu ditambah lagi, sehingga masyarakat
umum memahami masalah hukum perlindungan konsumen ini dari banyak kasus yang sudah
diselesaikan.
6. Kesimpulan
Secara umum dan mendasar, buku ini membahas tentang hubungan antara produsen (
perusahaan penghasil barang dan jasa), dengan konsumen (pemakai akhir dari barang atau jasa
untuk diri sendiri atau keluarganya) merupakan hubungan yang terus menerus dan
berkesinambungan. Hubungan tersebut terjadi karena keduanya memang saling menghendaki
dan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu dnegan yang lain.
Produsen sangat membutuhkan dan sangat bergantung atas dukungan konsumen
sebagai pelanggan. Tanpa dukungan konsumen, tidak mungkin produsen dapat terjamin
kelangsungan usahanya. Sebaliknya, konsumen kebutuhannya sangat bergantung dari hasil
produksi produsen. Hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan terjadi sejak
proses produksi, distribusi pada pemasaran dan penawaran. Rangkaian kegiatan tersebut
merupakan rangkaian perbuatan dan perbuatan hukum yang tidak mempunyai akibat hukum
baik terhadap semua pihak maupun hanya terhadap pihak tertentu saja. Dalam hal ini maka
peran negara sagat dibutuhkan dalam rangka melindungi kepentingan konsumen pada
umumnya. Untuk itu perlu diatur perlindungan konsumen berdasarkan undang-undang antara
lain menyangkut mutu barang, cara prosedur produksi, syarat kesehatan, syarat pengemasan,
syarat lingkungan dan sebagainya.
Oleh karena itu, perlu undang undang perlindungan konsumen tidak lain karena
lemahnya posisi konsumen dibandingkan posisi produsen. Untuk mewujudkan harapan
tersebut perlu dipenuhi beberapa persyaratan minimal antara lain :
1. Adil bagi konsumen maupun produsen baik kewajiban maupun haknya.
2. Aparat pelaksana hukumnya harus difasilitasi dan bertanggung jawab
3. Meningkatkan kesadaran konsumen akan hak-haknya.
4. Mengubah sistim nilai dalam masyarakat ke arah sikap tindak yang mendukung
pelaksanaan perlindungan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai