Anda di halaman 1dari 3

Apa itu kanker serviks (leher rahim)?

Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada sel leher rahim

Bagaimana deteksi dini kanker serviks (leher rahim)?


Deteksi dini kanker serviks (leher rahim) bisa menggunakan beberapa cara yaitu tes HPV, Tes Pap/ Pap
smear, tes IVA, servikografi dan kolposkopi

Apakah yang dimaksud dengan tes IVA?


Tes IVA merupakan pemeriksaan visual dengan mata telanjang (tanpa bantuan alat) pada seluruh
permukaan rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang diencerkan.

Apa sih tujuanya?


Untuk mendeteksi lesi prekanker yang dapat dilihat dari perubahan warna pada leher rahim menjadi
bercak putih.

Mengapa dipilih tes IVA ?


Pemeriksaan IVA hampir sama efektifitasnya dengan pemeriksaan Pap Smear dalam medeteksi lesi
prakanker. Pemeriksaan IVA dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu atau
Polindes dan fasilitas lebih murah serta mudah. Hasilnya langsung dapat diketahui pada saat
pemeriksaan, sehingga apabila diperlukan pengobatan dapat segera dilakukan atau dirujuk bila perlu.

Syarat-syarat IVA?
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Bagaimana pemeriksaannya?
Leher rahim akan dioleskan asam asetat kemudian ditunggu selama 1-2 menit lalu lihat hasilnya apabila
terdapat banyak bercak putih maka hasilnya akan positif apabila tidak maka negatif.

Jika hasil positif, apakah sudah berarti kanker?


Belum, hasil positif menunjukkan adanya lesi prakanker, yang jika tidak diobati, kemungkinan akan
menjadi kanker dalam wakti 3 – 17 tahun yang akan datang.
Kapan sih kita harus melakukan pemeriksaan IVA ?
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun.
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang
cukup signifikan.
f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil
negatif (-) adalah 5 tahun

Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal PP & PL Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara. 2009

Anda mungkin juga menyukai