Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Elektronika dan Perkembangannya

Sejarah elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah komponen
utama yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit terpadu (integrated
circuit). Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil menemukan bahwa electron bisa
berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lainnya melewati ruang hampa. Penemuan
konduksi atau perpindahan ini dikenal dengan nama efek Edison. Pada tahun 1904, John Fleming
menerapkan efek Edison ini untuk menemukan dua buah elemen tabung electron yang dikenal
dengan nama dioda, dan Lee De Forest mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung tiga
elemen, yang disebut trioda. Tabung hampa udara menjadi divais yang dibuat untuk
memanipulasi kemungkinan energi listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan.
Aplikasi tabung elktron pertama diterapkan dalam bidang komunikasi radio. Guglielmo
Marconi merintis pengembangan telegraf tanpa kabel(wireless telegraph) pada tahun 1896 dan
komunikasi radio jarak jauh pada tahun 1901. Pada tahun 1918, Edwin Armstrong menemukan
penerima "super-heterodyne" yang dapat memilih sinyal radio atau stasion dan dapat menerima
sinyal jarak jauh. Armstrong juga menemukan modulasi frekuensi FM pita lebar (wide-band)
pada tahun 1935; sebelumnya hanya menggunakan AM atau modulasi amplitudo pada rentang
tahun 1920 sampai 1935. Bell Laboratories mengeluarkan televisi ke publik pada tahun 1927,
dan ini masih merupakan bentuk electromechanical. Ketika sistem elektronik menjadi jaminan
kualitas, para insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan televisi
berwarna. Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di Radio Corporation of America
(RCA), dianggap sebagai "bapak televisi" karena penemuannya, tabung gambar dan tabung
kamera iconoscope. Pada pertengahan tahun 1950-an, televisi telah melewati radio untuk
penggunaan di rumah dan hiburan.
Setelah perang, tabung elektron digunakan untuk mengembangan komputer pertama,
tetapi tabung ini tidak praktis karena ukuran komponen elektroniknya. Pada tahun 1947,
transistor ditemukan oleh tim insinyur dari Bell Laboratories. Fungsi transistor seperti tabung
hampa udara, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, lebih ringan, konsumsi daya lebih kecil,
dan lebih kuat, dan lebih murah untuk diproduksi dengan adanya kombinasi penghubung
metalnya dan bahan semikonductor.
Konsep sirkuit terintegrasi diusulkan pada tahun 1952 oleh Geoffrey W. A. Dummer, seorang
ahli elektronika berkebangsaan Inggris dengan Royal Radar Establishment-nya. Pada tahun
1961, sirkuit terintegrasi menjadi produksi penuh oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatan
berubah secara cepat dan dalam beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi teknologi.

1.2 Rangkaian elektronika analog

Rangkaian elektronika analog adalah, rangkaian elektronika yang dibangun dengan


tujuan untuk memproses sinyal analog, rangkaian analog ini dapat dibangun dengan 2 atau lebih
komponen pasif maupun komponen aktif. Pada rangkaian elektronika analog sinyal yang
diberikan sebagai input rangkaian adalah sinyal kontinyu (analog) yang pada umumnya sinyal
DC ataupun AC sinusoidal dan rangkaian elektronika analog akan memberikan output sinyal
kontinyu (analog) baik DC maupun AC sinusoidal yang telah terproses sinyalnya berupa level
tegangan, arus maupun frekuensinya.

1.3 Aplikasi Elektronika Dan Kegunaan Elektronika dalam Kehidupan.

Banyak sekali aplikasi elektronika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari serta dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti; dalam dunia medis atau kedokteran, industri, rumah tangga,
komunikasi, dan lainnya. Dalam kata lain aplikasi elektronika mencakup terhadap seluruh aspek
kehidupan.
Beberapa alat yang menggunakan unsur elektronika, diantaranya; televisi, radio, telepon,
saklar, lampu, dan lain-lain.
Kegunaan elektronika sangat banyak sebanding dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan,
beberapa kegunaan elektronika:
1. Kegunaan elektronika yang paling utama adalah mempermudah pekerjaan manusia.
2. Sebagai dasar teknologi pada sebuah perangkat.
3. Merupakan bagian dari kebutuhan manusia, karena mencakup hampir semua aspek kebutuhan.
4. Dasar rangkaian alat elektronik.
5. Sebagai pengatur arus, tegangan, dan hambatan dalam sebuah perangkat.

https://www.mikirbae.com/2018/11/elektronika-analog-dan-elektronika.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika#Sejarah
https://www.academia.edu/19630069/Laporan_praktikum_elektronika_universitas_jember
Contoh Soal Menghitung Rangkaian Op-Amp Pembalik

Contoh soal

1. Sebuah rangkaian op-amp pembalik seperti gambar di bawah memiliki nilai-nilai yaitu: tahanan feed
back = 330 kΩ; tahanan input = 1 kΩ; dan tegangan input = 17 mV. Hitung berapa perolehan tegangan
(Av), tegangan output (Vout) dan tegangan catu daya (Vcc) pada rangkaian tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:

Rf = 330 kΩ = 330.000 Ω

Rin = 1 kΩ = 1.000 Ω

Vin = 17 mV = 0,017 V

Av = − Rf ÷ Rin = − 330.000 ÷ 1.000 = − 330


Vout = Av × Vin = − 330 × 0,017 V = − 5,61 V

Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan adalah − 5,61 V. Hal ini
mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang digunakan memungkinkan output bergerak
mencapai nilai itu. Sebuah catu daya ±6V terlalu kecil untuk itu, oleh karenanya membutuhkan catu daya
dengan rating tegangan setidaknya ±8V (atau sekitar ±150% × Vout), untuk menguatkan tegangan input
sebesar 17 mV.

Sehingga diperoleh Av = − 330; Vout = − 5,61 V; Vcc = ±8 V.

2. Rangkaian seperti gambar contoh soal 1, diketahui: Rin = 4k7Ω; Rf = 220 kΩ; dan Vin = 50 mV.
Hitung Av, Vout dan Vcc.

Penyelesaian:
Av = − Rf ÷ Rin = − 220.000 ÷ 4.700 = − 46,8
Vout = Av × Vin = − 46,8 × 0,050 V = − 2,34 V
Vcc = ±150% × Vout = ±150% × −2,34 V = ±3,51 V

maka didapatkan Av = − 46,8; Vout = −2,34 V; Vcc = ±3,51 V.

Anda mungkin juga menyukai