Disusun Oleh :
11020160031
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2019
Case Report
No. RM :-
Umur : 68 tahun
Suku : Bugis
J. Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
utama nyeri ibu jari kanan, dan sering buang air kecil.
Perenc. Terapi :
Gentamicin Salt 1
Kaji Pustaka :
A. Definisi
ekstremitas bawah.1
B. Insidensi
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Pada buku pedoman ini,
hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait dengan DM tipe-2. WHO
Tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada Tahun 2030. Laporan ini
juta pada Tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada Tahun 2035.1,2
C. Etiologi
mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus dalam kehamilan, dan
diabetes tipe lain. Diabetes Mellitus tipe 1 terjadi karena kerusakan sel β
yang menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam
tubuh. Bila kerusakan beta pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala
diabetes mellitus akan mulai muncul. Pada diabetes mellitus tipe 1 kerusakan
pankreas berat, produksi insulin tidak ada atau minimal, sehingga mutlak
memerlukan insulin dari luar tubuh. Maka diabetes mellitus tipe 1 disebut juga
diabetes mellitus tergantung insulin, diabetes mellitus tipe 1 dapat timbul pada
ditandai oleh kenaikan glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Defisiensi
seberat pada diabetes mellitus tipe 1. Pada diabetes mellitus tipe 2 selain
kekurangan insulin, juga disertai resistensi insulin yaitu adanya insulin tidak
bisa mengatur kadar glukosa darah untuk keperluan tubuh secara optimal,
Mellitus tipe 2 biasanya muncul setelah umur 30-40 tahun, bahkan timbul pada
Gestasional (DMG).3
berbagai penyebab lainnya yaitu defek genetik sel beta pankreas, defek genetik
kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat
kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang
berkaitan diabetes.3
D. Faktor Resiko
Insulin dihasilkan oleh sel beta pankreas dan akan disekresikan dalam
bersama glukagon yang diproduksi oleh sel alfa pankreas. Insulin disintesis
beta, yang akan dipecah menjadi proinsulin oleh bantuan enzim peptidase dan
Pelepasan insulin dari simpanan granula sel beta pankreas dipicu oleh
peningkatan kadar glukosa darah yang berasal dari makanan dan minuman.
dalam membran sel beta pancreas. Glukosa di dalam sel akan mengalami
kadar Ca2+ intrasel. Keadaaan ini yang akan memicu sekresi insulin ke dalam
sirkulasi.7,8
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan
dengan reseptor pada membran sel tersebut. Ikatan ini akan menghasilkan
sinyal yang akan mereglukosasi glukosa dalam sel dengan cara peningkatan
insulin (defisiensi insulin), tapi pada saat bersamaan juga oleh rendahnya
F. Gejala Klinik
2. Keluhan lain, dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Pemeriksaan Fisis
sebelum tes. Tes ini biasanya dilakukan pagi hari sebelum sarapan. Diabetes
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar glukosa darah setiap saat.
Tes HbA1c
NGSP yang disertifikasi dan distandarkan ke tes DCCT, dan tes ini
6,5%.12
H. Diagnosis
I. Differensial Diagnosis
J. Penatalaksanaan
K. Komplikasi
Hiperglikemia Non Ketotik, dan Koma Hipoglikemia. Dan komplikasi kronik dibagi
gastropati diabetika.15
L. Prognosis
Prognosis dari penyakit ini saat tidak diobati akan dapat menimbulkan komplikasi
Pemeriksaan kadar gula darah serta HbA1C setidaknya dilakukan minimal 2 kali
tinggi, dimana lebih dari 60% pasien dengan DM tipe 1 tidak mengalami komplikasi
serius dalam jangka Panjang, akan tetapi banyak yang mengalami kebutaan, End-
Stage Renal Disease (ESRD), dan beberapa kasus yang menyebabkan kematian dini.
Kontrol ketat terhadap kadar glukosa darah dapat mencegah atau menunda terjadinya
komplikasi diabetes. Tapi komplikasi dapat terjadi, bahkan pada orang dengan
DM Tipe 2
tingkat kontrol pada penyakit. Beberapa orang dengan DM tipe 2 tidak lagi
membutuhkan obat jika memiliki berat badan ideal, beraktivitas, diet yang sehat
M. Pencegahan
Pencegahan Premordial
gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Prakondisi ini harus diciptakan dengan
adalah suatu pola makan yang kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas,
termasuk kelompok risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderita DM, tetapi
d. Riwayat keiuarga DM
Oleh karena sangat penting dalam pencegahan ini. Sejak dini hendaknya telah
ditanamkan pengertian tentang pentingnya kegiatan jasmani teratur, pola dan jenis
makanan yang sehat menjaga badan agar tidak terlalu gemuk:, dan risiko merokok
bagi kesehatan.
Pencegahan Sekunder
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal
penyakit. Dalam pengelolaan pasien DM, sejak awal sudah harus diwaspadai dan
pengelolaan DM meliputi:
a. penyuluhan
b. perencanaan makanan
c. latihan jasmani
Pencegahan Tersier
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat
diperlukan, terutama dirumah sakit rujukan, misalnya para ahli sesama disiplin ilmu
seperti ahli penyakit jantung, mata, rehabilitasi medis, gizi dan lain-lain.
N. Pembahasan
tanggal 15 November 2019 dengan keluhan keluhan utama nyeri ibu jari kanan, dan
sering buang air kecil. Riwayat Penyakit sebelumnya Diabetes Mellitus dan
Pada pemeriksaan fisis pasien tampak sakit sedang karena datang dengan
kaki pincang dan diantar oleh keluarganya, status gizi lebih dan tidak ada
pemeriksaan penunjang pada pasien ini. Pada anamnesis pasien didapatkan trias
khas dari DM yakni Poliuria, Polifagia dan Polidipsi ditambah dengan luka pada
ibu jari kaki kanan. Kadar GDS pasien yakni 333 mg/dL,
rendah lemak selain itu, diberikan obat oral untuk menurunkan kadar gula darah
O. Daftar Pustaka
1. Riddle, M.C., Bakris, G., Blonde, L., Boulton, A,J.M, D’alessio, D., De Groot,
2018. The Journal Of Clinical and Applied Research and Education. Volume 41.
3. Fatimah & Noor, R. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Majority. Jurnal Medical
Internal Medicine. 18th ed. USA: Mc Graw Hill Company. Chapter 334
Jakarta: PERKENI.
7. Yunir, E., & Soebardi, S. (2009). Terapi Non Farmakologis Pada Diabetes
M. K., & S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 1922-1929). Jakarta:
EGC.
2009;6(1);75-81.
2005.
11. Slamet S. Diet pada diabetes Dalam Noer dkk.Buku ajar ilmu penyakit dalam.
12. Boon, Nicholas A. Walker, Brian. Davidson’s Principles and Practice of Medicine.
15. Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in
16. Wisse, B., & Zieve, D. (2015). Type 1 diabetes. Medline Plus: Trusted Health
17. Wisse, B., & Zieve, D. (2015). Type 2 diabetes. Medline Plus: Trusted Health
LAMPIRAN