Laporan Praktikum PK Kelompok A3 PDF
Laporan Praktikum PK Kelompok A3 PDF
Disusun Oleh :
2
satu langkah yang sering dilakukan adalah uji laboratorium dan rapid
serology test.
Beberapa mikroorganisme patogen dapat lolos dari sistem pertahanan
tubuh kita dapat disebabkan oleh host itu sendiri. Pada beberapa keadaan,
dapat ditemukan keadaan dimana jumlah/kadar leukosit dan trombosit yang
tidak normal. Infeksi yang berulang juga akan membangkitkan sistem
memori pada sel B yang memungkinkannya untuk memproduksi antibodi
spesifik terhadap antigen asing. Pada dasarnya ada beberapa pemeriksaan
yang dapat dilakukan untuk mengetahui hal tersebut yakni sama seperti
beberapa uji yang dilakukan pada praktikum ini yakni uji laboratorium
berupa hitung jumlah leukosit, trombosit dan rapid serology test seperti
HbsAg, HCV dan uji widal.
3
BAB II
METODELOGI PRAKTIKUM
4
penutup. Niarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan gaya kapilaritas nya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung selama 2 atau 3 menit supaya leukosit
leukosit itu mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera,
simpanlah kamar hitung itu dalam cawan petri yang berisi kapas
basah.
c. Menghitung jumlah
1. Pakailah lensa objektif kecil yaitu dengan perbesaran 10 X.
Turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja
mikroskop harus datar sikapnya.
2. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah
objektif dan fokus mikroskop diarahkan kepada garis-garis bagi itu.
Dengan sendirinya leukosit-leukosit jelas terlihat.
3. Hitung semua leukosit yang ada pada keempat bidang besar.
Perhitungan dimulai dari sudut kiri atas terus ke kanan kemudian
ke bawah dari kanan ke kiri dan ke bawah lagi dari kiri ke kanan.
d. Perhitungan
Dilakukan dengan menjumlahkan seluruh sel yang dihitung pada 4
bidang besar dan kemudian dikalikan dengan 50 sama dengan jumlah
sel darah putih/ leukosit per 1 ul darah.
5
2.2.3. Cara Kerja
a) Isaplah cairan Rees Ecker ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1
dan buang lagi
b) Isap darah sampai garis 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai 101, segera
kocok selama 3 menit
c) Teteskan pada kamar hitung, kemudian tutup selama 10 menit dalam
cawan petri
d) Hitung semua trombosit seluruh bidang besar di tengah
e) Jumlah trombosit x 2000 = jumlah trombosit/ul darah.
6
b. Teteskan 1 tts reagen, lalu Slide digoyang-goyang 1 menit
c. Bila positif ambil lagi serum 20 ul
d. Kerjakan seperti no 2-3 sampai didapatkan hasil negatif
Tambahan :
Slide 40 ul = 1:40
Slide 20 ul = 1:80
Slide 10 ul = 1:160
Slide 5 ul = 1:320
Slide 2,5 ul = 1 : 640
7
3. Setelah itu ambil kit rapid test
4. Celupkan ke serum orang yang diperiksa selama 15 detik
5. Kemudian diangkat dan lihat tanda garis yang terbentuk
6. Kemudian cacat hasil
8
BAB III
HASIL
3.1.Hitung Leukosit
Jumlah Sel
Bidang 1 34
Bidang 2 31
Bidang 3 29
Bidang 4 21
Total 115
Hasil hitung leukosit = Hasil 4 tiap bidang x 50
= 5750
= leukosit/µL darah
3.2.Hitung Trombosit
Hasil hitung trombosit = jumlah trombosit x 2000
= 162 x 2000
= 324.000 trombosit/uL darah
3.3.Pemeriksaan Widal
Titer Titer Titer Titer
Salmonella Salmonella O Salmonella O Salmonella O
typhi O paratyphi a paratyphi b paratyphi c
1:40
1:80
1:160
1:320
9
Titer Titer Titer Titer
Salmonella Salmonella H Salmonella H Salmonella H
typhi H paratyphi a paratyphi b paratyphi c
1:40
1:80
1:160
1:320
10
BAB IV
PEMBAHASAN
11
kontras dan mikroskop cahaya, disebut sebagai metode Rees Ecker. Pada
hitung trombosit dengan metode Rees Ecker ini, darah yang digunakan
adalah darah EDTA, EDTA berfungsi sebagai antikoaguan yang mencegah
pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan juga dapat
menghambat agregasi trombosit. Darah EDTA ini mula-mula diencerkan ke
dalam larutan yang mengadung Brilliantcresyl blue sehingga trombosit
tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung
standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak refraktil dan
mengkilat, berwarna biru muda, lebih kecil dari eritrosit, serta berbentuk
bulat, lonjong, atau koma, yang tersebar atau bergerombol. Cara ini
memiliki kesalahan sebesar 16-25%, cukup subjektif karena penghitungan
dengan mana telanjang dengan bantuan mikroskop cahaya, selain itu faktor
teknik pengambilan sampel menyebabkan trombosit bergerombol sehingga
sulit dihitung serta pengenceran tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan
dalam penghitungan.3
Hasil hitung jumlah trombosit yang di dapat pada pengamatan di
bawah mikroskop cahaya, ditemukan 162 sel trombosit. Selanjutnya
dimasukkan ke dalam rumus berikut untuk mengetahui jumlah leukosit per
mikroliter darah :
Jumlah trombosit = 162 sel
Jumlah trombosit/µL darah = jumlah trombosit x 200
= 162 x 2000
= 324.000/µL darah
Berdasarkan hasil hitung trombosit diatas, kadar trombosit sample
percobaan masih dalam batas normal, yaitu 324.000/µL darah, yang berkisar
antara 200.000-500.000/µL darah. Seseorang dikatakan trombsitopeni
ringan apabila hitung trombosit berjumlah 100.000-150.000/µL darah, dan
jika lebih dari batas normal atas maka disebut sebagai trombositosis.
12
4.3. Pemeriksaan Widal
Prinsip dari uji widal adalah suspense bakteri yang membawa antigen
akan mengaglutinasi antibodi terhadap Salmonella. Antigen yang digunakan
adalah antigen H yang terletak di flagella, fimbriae, atau fili dan antigen O
yang terletak di lapisan luar tubuh organisme.
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya serum aglutinin (H
dan O) pada serum pasien. Praktikum kali ini dilakukan uji widal hanya
menggunakan reagen Salmonella parathypi H, Salmonella parathypi H A,
Salmonella parathypi H B, dan Salmonella parathypi H C dikarenakan
keterbatasan sampel serum. Dari hasil percobaan, yang didapatkan adalah
negatif. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya aglutinasi atau gumpalan
pada campuran serum pasien dan reagen. Namun dapat pula terjadi negative
palsu. Jika hasil uji widal positif maka:
1. Terdapat aglutinasi atau penggumpalan.
2. Peningkatan titer uji widal 4 kali (selama 2-3 minggu): dinyatakan
positif.
3. Titer 1/60: masih dilihat dulu dalam 1 minggu ke depan untuk melihat
adanya peningkatan titer.
4. Jika satu kali pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640.
Hasil pemeriksaan juga dapat menjadi positif palsu maupun negatif
palsu. Hasil positif palsu dapat terjadi karena imunisasi dengan antigen
Salmonella, reaksi silang Salmonella dengan Salmonella non tifoid, pernah
mendapat vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain, adanya faktor
rheumatoid. Sedangkan hasil negatif palsu dapat terjadi karena pasien
merupakan carrier tifoid, jumlah bakteri hanya sedikit hingga tidak cukup
memicu produksi antibodi pada host, pasien sudah mendapat terapi
antibiotik sebelumnya, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu
sakit, dan pasien mengalami penyakit imunologi lain.4
13
4.4. Pemeriksaan HbsAg
HBs-Ag (Hepatitis B surface antigen) merupakan antigen permukaan
hepatitis B yang ditemukan pada 4-12 minggu setelah infeksi. Hasil positif
menunjukkan hepatitis B akut (infeksi akut dan kronik). Hbe-Ag ditemukan
setelah 4-12 minggu setelah terinfeksi. Hasil yang positif menunjukkan
tahapan aktif akut (sangat infeksius). Hbc-Ag (antibodi inti hepatitis B)
ditemukan setelah 6 – 14 minggu terinfeksi. Hasil yang positif menujukkan
infeksi yang sudah lampau. Merupakan penanda jangka panjang. HbeAb
antibodi ditemukan 8-16 minggu sesudah terinfeksi, menunjukkan
perbaikan infeksi akut. Hasil positif antibodi HBs-Ab terhadap antigen
permukaan hepatitis B, terjadi setelah 2-10 bulan infeksi. Menunjukkan
pasien sebelumnya telah terinfeksi/terpapar hepatitis B tetapi tidak
ditemukan pada tipe hepatitis yang lain. Merupakan indikator perbaikan
klinik, juga dapat ditemui pada individu yang telah berhasil diimunisasi
dengan vaksin hepatitis B.
HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang menggunakan
serum atau plasma yang bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam
serum atau membran plasma yang dilapisi dengan anti HBsAg antibodi pada
daerah garis test. Selama proses pemeriksaan, sampel serum atau plasma
bereaksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi,
campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane kromatografi dengan
anti HBsAg, anti pada membrane dan menghasilkan suatu hasil positif pada
daerah test, jika tidak menghasilkan garis yang berwarna pada daerah test
menunjukan hasil yang negatif. Pemeriksaan HBsAg berguna untuk
diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan klinis maupun
epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan
pada evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat
untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus
B atau superinfeksi dengan virus lain.5
Pada praktikum yang telah kami lakukan diperoleh hasil negatif
palsu dengan terbentuknya 1 garis kontrol. Seharusnya hasilnya positif
karena serum yang dipakai pada praktikum ini adalah serum yang positif
14
mengandung HBsAg. Hal ini dapat disebabkan oleh karena rapid test yang
kami gunakan sudah kadaluarsa sehingga tidak sensitif lagi dalam membaca
hasil HBsAg. HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif
menunjukkan infeksi virus hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti
HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis
dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe
positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi
rendah.
15
Gambar 1. Rapid Test HIV6
16
Tabel 1. Alur Pemeriksaan HIV7
17
BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Lampiran
a. Hitung Leukosit
b. Hitung Trombosit
20
c. Pemeriksaan Widal
21
d. Pemeriksaan HbsAg
22
e. Pemeriksaan HCVAb
23