Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus
memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai
dengan bidang yang digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi
seseorang yang belum mengalami pengalaman kerja untuk terjun ke dunia
pekerjaan, seperti halnya ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus yang bersifat
statis (pada kenyataannya masih kurang adaptif atau kaku terhadap kegiatan
kegiatan dalam dunia kerja yang nyata), teori yang diperoleh belum tentu sama
dengan praktik kerja di lapangan, dan keterbatasan waktu serta ruang yang
mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas. Dikarenakan hal
tersebut di atas, maka universitas menetapkan mata kuliah kerja praktek agar para
mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih dan bersifat nyata.

Pada jurusan arsitektur sendiri tidak lengkap raasanya jika perkuliahan hanya
dilakukan dengan tatap muka di ruang kelas saja. Pada umumnya, lulusan arsitektur
nantinya akan lebih banyak bekerja dilapangan sehingga untuk mempersiapkan
agar mahasiswa arsitektur bisa siap terjun langsung di lapangan maka kerja praktek
wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai bekal nantinya ketika mulai memasuki dunia
kerja.
Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang pengawasan merupakan mata kuliah
yang dilakukan langsung di lapangan tentang bagaimana suatu proyek dikerjakan
mulai dari awal hingga selesai dan manajemen pada proyek tersebut. Kerja Praktek
Profesi (KPP) ini dilakukan di konsultan pengawas yang sedang melaksanakan
pengawasan pada suatu proyek dengan waktu pelaksanaan Kerja Praktek Profesi
yaitu delapan minggu atau dua bulan. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
lanjutan dari Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang perencanaan serta menjadi mata
kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa Program Studi Arsitektur
Universitas Bosowa sebab menjadi syarat wajid agar bisa menjadi lulusan
arsitektur.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 1
Dengan demikian, Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang pengawasan ini
diharapkan mampu melahirkan lulusan arsitektur yang siap bersaing di bidang
kearsitekturan nantinya.

B. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Profesi

Adapun maksud dalam kerja praktek profesi, yaitu:

1. Mengetahui apa dan bagaimana itu biro konsultan pengawasan sebagai


manajemen konstruksi;
2. Mengetahui cara kerja suatu biro konsultan;
3. Mengetahui perbedaan antara ilmu di perkuliahan dengan pekerjaan secara
teknis di lapangan;
4. Mengetahui proses pengelolaan proyek termasuk manajemen konstruksi yang
ada pada suatu Konsultan sebagai biro pengawas di lapangan;
5. Mengetahui serta memahami proses kinerja pengawas pekerjaan dalam biro
konsultan.

Tujuan kerja praktek profesi

1. Memenuhi persyaratan kurikulum;


2. Memberi pengetahuan mahasiswa yang tidak sempat mendapatkan teori di
bangku perkuliahan;
3. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan apa yang di
dapat di bangku kuliah dengan yang di dapat di lapangan;
4. Memberi pengalaman berupa pengamatan serta pembandingan yang lebih jelas
(perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan);
5. Menambah pengetahuan tentang wewenang dan tanggung jawab terhadap
pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan proyek;
6. Menambah pengetahuan tentang proses pekerjaan dari tahap awal hingga akhir

C. Lingkup dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Profesi

Lingkup kuliah kerja praktik lapangan pada bidang Pengawasan, dalam


bidang mengawas dilapangan suatu proyek dimana praktikan terjun langsung ke

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 2
proyek melalui biro konsultan, dalam hal ini menyangkut bagaimana suatu
praktikan dapat turut serta melaksanakan dan membantu pekerjaan teknis maupun
non teknis mengenai terlaksananya proyek dilapangan, dengan melaksanakan
pekerjaan sebagai berikut: pemahaman gambar-gambar kerja, pengawasan terhadap
pekerjaan yang berjalan dilapangan (pengamatan lapangan) dan pengambilan foto
pekerjaan sebagai bukti pekerjaan dilapangan berlangsung. Lingkup kegiatan yang
akan dilaksanakan selama kerja praktek adalah suatu lingkup pengawasan.
Lingkup pengawasan ini meliputi; proses kinerja selama tahap
pembangunan yang diubah dalam bentuk laporan, kerja praktek pengawasan ini
berlangsung selama delapan minggu (dua bulan) dimulai dari tanggal 18 Oktober
2019 sampai dengan 20 Desember 2019

D. Metode Pembahasan

Adapun metode dalam laporan kerja praktek profesi, yaitu:

1. Metode identifikasi yaitu dengan melihat secara langsung proses pelaksanaan


di lapangan.
2. Metode interview yaitu dengan melakukan Tanya jawab dengan pihak-pihak
yang terlibat dengan pelaksanaan proyek dilapangan
3. Metode literatur yaitu digunakan sebagai pengarah dan panduan dalam
penulisan laporan hasil kerja praktek profesi.

E. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penyusunan laporan, yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan,
lingkup dan waktu pelaksanaan kerja pratek, serta
permasalahan lain secara garis besar
2. BAB II TINJAUAN UMUM

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 3
Berisi tentang teori berdasarkan dari data dan
referensi yang didapatkan

3. BAB III TINJAUAN KHUSUS


Bab ini beirisi data tentang perusaahan atau konsultan
pengawas dan data mengenai proyek pada Kerja
Praktek Profesi

4. BAB IV TEKNIS PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


PROFESI TEKNIS PELAKSANAAN KERJA
PRAKTEK PROFESI
Bab ini diuraikan mengenai pembahasan tentang
teknis pelaksanaan kerja praktek dan kegiatan dalam
pelaksanaan kuliah kerja praktek.

5. BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan
dan saran-saran yang didapatkan dari kerja praktek
profesi yang telah dilakukan.

6. DAFTAR PUSTAKA Pada daftar pustaka ini berisi tentang sumber-sumber


yang penulis gunakan untuk menulis penelitian, baik
berupa literature dari internet, buku panduan, jurnal
atau media lainya.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 4
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap


pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standard dan peraturan yang berlaku
dengan bertujun agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan
proyek.

B. Pengertian Konsultan Pengawas.

Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara


hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.

Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan pada


tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan
berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua
pekerjan oleh pemborong. Komsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian
proyek.

Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :

a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah


ditetapkan.
b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 5
e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.

Kegiatan pengawasan kontruksi terdiri dari :

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang


akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi;
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik;
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secaraberkala, membuat
laporan mingguan dan bulananpekerjaan pengawasan, dengan masukan
hasilrapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguandan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat olehpelaksana konstruksi;
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shopdrawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi;
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai denganpelaksanaan di lapangan
(As-Built Drawings)sebelum serah terima ;
h. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serahterima I, mengawasi
perbaikannya pada masapemeliharaan, dan menyusun laporan
akhirpekerjaan pengawasan;

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 6
i. Menyusun berita acara persetujuan kemajuanpekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan,dan serah terima pertama dan kedua
pelaksanaankonstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaranangsuran
pekerjaan konstruksi;
j. Bersama-sama penyedia jasa perencanaanmenyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaanbangunan gedung;
k. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusunDokumen Pendaftaran;
l. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.

Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas :

a. Menolak penilaian estetis hasil pekerjaan pelaksana;


b. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena perimbangan
dalam dirinya akibat yang muncul diluar kekuasaan kedua belah pihak
dan juga dari pemberi tugas;
c. Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.

C. Struktur Organisasi Konsultan Pengawas dalam Bagan

Struktur organisasi merupaka manajemen atau pengelolaan suatu proyek yang


diperlukan untuk kelancaran atau keberhasilan suatu pekerjaan. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi
atau kegiatan –kegiatan yang berbeda-beda tersebut di integrasikan (koordinasi).
Selain dari pada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 7
Bagan Alur Struktur Organisasi Konsultan pengawas proyek:

Gambar 1. Skema struktur organisasi konsultan pengawas dalam proyek


Sumber : google.com

Detail penjelasan bagan organisasi Konsultan pengawas:


1. Team leader
Tugasnya adalah memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan kerja.
Bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan secara keseluruhan.
2. Site engineering
Tugasnya adalah memimpin dan mengkoordinator Inspector baik struktur
maupun ME (mekanikal-elektrikal) dilapangan. Bertanggung jawab langsung
kepada tim leader serta berkoordinasi dengan pemilik proyek dan pelaksana
pekerjaan.
3. Inspector (tim pengawas berkala)
Tugasnya adalah mengawasi dan memberi penjelasan serta arahan tentang
maksud dan tujuan setiap jenis pekerjaan sebagaimana yang telah tercantum
dalam rencana kerja baik kualitas, kuantitas dan waktu.
4. Struktur engineer (tenaga ahli struktur)

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 8
Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan pengkoreksian terhadap
keseluruhan konstruksi bangunan yang dikerjaka, apakah sudah sesuai dengan
rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja.
5. Mechanical engineer (tenaga ahli mekanikal)
Tugasnya melakukan pengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan mekanikal
bangunan yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja dan
syarat-syarat serta gambar kerja.
6. Electrical engineer (tenaga ahli elektrikal)
Tugasnya melakukan pengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan elektrikal
bangunan yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja dan
syarat-syarat serta gambar kerja.
7. Administrasi
Tugasnya melaksanakan administrasi proyek dari awal hingga akhir agar setiap
dokumen yang terkait dengan proyek tersebut dapat terdokumentasi secara
rapai dan mudah untuk dicari
8. Office boy
Tugasnya melayani kebutuhan yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan,
misalnya: menyediakan makanan/minuman ringan, membantu berkas-berkas
yang ingin di foto copy, membersihkan kantor, juru kunci, dll.
9. Driver
Tugasnya melayani antar jemput kebutuhan kantor.
10. Surveyor
Tugasnya membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya, pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data
lapangan.

D. Tugas dan Wewenang Konsultan Pengawas

Dalam suatu proyek pasti memerlukan suatu sistem koordinasi yang efektif
dan efisien, sistem koordinasi ini bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih
terjaminnya pelaksanaan suatu proyek.

1. Site engineering

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 9
Tugas dari site engineering adalah:

a. Bertanggung jawaab terhadap pelaksanaan proyek;


b. Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi pada
setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani);
c. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk (rekomendasi) atas wewenang yang diberikan
pelaksana kegiatan;
d. Melakukan pengecekan terhadap semua pekerjaan, apakah sesuai dengan
ketentuan;
e. Membuat pernyataan menerima terhadap semua pekerjaan, apakah sesuai
dengan ketentuan.

2. Quality engineering

Tugas Quality engineering adalah:

a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan untuk back up


pendukung monthly certificate (MC);
b. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
c. Memberkan saran kepada pelaksana agar hasil pelaksanaan tersebut sesuai
dengan dokumen kontrak;
d. Mengikuti semua kegiatan dan bertugas menguji kendali mutu dari setiap
item pekerjaan;
e. Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk
mendukung data kuantitas setiap bulannya;
f. Ikut serta dalam setiap pengujian baik material maupun pelaksanaan
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan;
g. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap
kegiatan;
h. Menganalisa setiap data pengujian kendali mutu dan usulan job mix
formula bahan-bahan yang diajukan untuk bahan-bahan yang dipakai;

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 10
i. Memeriksa semua data tentang kendali mutu serta memberi usulan dalam
menerima dan menolak usulan tentang campuran bahan yang digunakan.
j. Melakukan pengujian yang sudah memenuhi persyaratan untuk komposisi
material yang dipergunakan.

3. Chief inspector

Tugas Chief Inspector adalah:

a. Bertanggung jawa kepada site engineering;


b. Melakukan pengawasan harian terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor agar pekerjaan tersebut sesuai dengan perencanaan;
c. Membuat catatan harian tentang pekerjaan kepada site engineering;
d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan, dll;
e. Membantu site engineer dalam menyiapakan data untuk ‘’final payment’’.

4. Quantity engineer

Tugas Quantity engineer adalah:

a. Bertanggung jawab kepada site engineering;


b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor, apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan;
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan;
d. Memberikan laporan tertulis kepada pelaksana kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut pengendalian kuantitas serta uraian terhadap usulan-sulan
pengatasan masalah yang perlu dilakukan;
e. Ikut serta dalam inspeksi akhir serta membantu pelaksanaan kegiatan
dalam mempersiapkan proses serahterima dalam hal pelaporan jenis dan
kuantitas, hasil akhir pelaksanaan kerja kontraktor secara menyeluruh.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 11
5. Sekretaris

Tugas sekretaris adalah melaksanakan administrasi proyek dari awal


hingga akhir agar setiap dokumen yang terkait dengan proyek tersebut dapat
terdokumentasi secara rapi dan mudah untuk dicari.

Selain itu membantu menager proyek dalam membuat dokumen


manajemen proyek yang berhubungan dengan proyek maupun secara umum
sehingga dapat memudahkan kerja dari manajer.

6. Inspector

Tugas inspector adalah:

a. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melakukan tugasnya;


b. Mengadakan pengawasan terus menerus dilokasi pekerjaan yang sedang
dikerjakan dan memberikan laporan kepada chief inspector atas pekerjaan
yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil pengamatan
harus dilaporkan secara tertulis.
c. Terus-menerus mengawasi dan mencatat serta mengecek hasil
pengukuran;
d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian;
e. Mengirim laporan harian pekerjaan kepada site engineering dan chief
inspector;
f. Membantu direksi lapangan untuk melakukan ‘’opname’’ hasil pekerjaan
atas pekerjaan yang telah selesai.
7. Surveyor

Tugas surveyor adalah:

a. Mengikuti kegiatan/ hadir pada rapat sosialisai;


b. Mengikuti kegiatan/hadir pada persentasi shop drawing;
c. Melakukan plotting site plan kelapangan untuk menentukan benchmark,
center line, titik elevasi tanah asli dari border line;

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 12
d. Merawat alat ukur optic dan perlengkapannya;
e. Melaksanakan pengukuran dan marking untuk menentukan elevasi/level,
as, vertical dan horizontal;
f. Melaksanakan verifikasi alat ukur/mengkoordinir dan mengawasi
penggunaan alat-alat ukur;
g. Membuat daftar alat-alat ukur;
h. Melakukan pengukuran kembali atas hasil pekerjaan;
i. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat koordinasi lapangan.

8. Lab. Technical

Tugas Lab. Technical adalah:

a. Melaksanakan pengambilan contoh material/tanah dan melakukan


pengujian material/tanah dilaboratorium;
b. Mengevaluasi hasil test tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.

Tim manajemen konstruksi memiliki wewenangan berupa:

1. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada


pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan.
2. Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam pelaksanaan
menyimpang dari spek yang telah ditentukan.
3. Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun pekerjaan.
4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
mempertimbangan segala resiko yang akan dihadapi.
5. Mengarahkan, mengelola, serta mengkoordinasikan pelaksanaan kontraktor
dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam pekerjaan.
6. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh konsultan perencana dan
kontraktor. Rapat diadakan seminggu sekali.
7. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
8. Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 13
E. Cara Mendapatkan Pekerjaan

Cara menang tender pengadaan barang dan jasa:

1. Kita siapkan terlebih dahulu perusahaan yang hendak digunakan untuk


mengikuti tender, entah itu berbentuk PT atau C karena peraturan pemerintah
mensyaratkan peserta tender harus berbentuk badan hokum bukan
perorangan;
2. Kita urus juga berbagai macam dokumen syarat tender seperti Nomor pokok
wajib pajak (NPWP), surat izin usaha perdagangan (SIUP), surat keterangan
domisili perusahaan (SKDP) dan untuk tender proyek bangunan biasanyaada
persyaratan tembahan seperti izin usaha jasa konstruksi (IUJK) dan dokumen
lainnya dapat dibaca dan dipelajari pada masing-masing pengumuman lelang;
3. Mencarai tahu sebnayak mngkin berita tender, bisa didapat dikoran, website
atau LPSE sebagai lembaga pengadaan lelang secara elektronik masing-
masing wilayah kabupaten/kota di Indonesia, informasi tender juga bisa
didapat dari panitia lelang pada instansi yang mengadakan lelang;
4. Baca dan periksa dengan teliti apa saja yang harus disediakan seperti berkas-
berkas atau surat-surat yang harus ada dalam pengajuan tender;
5. Ikuti dengan disiplin jadwal tender yang disediakan, melakukan lebih awal
atau terlambat bisa menjadi penyebab kegagalan menjadi pemenang tender;
6. Bermainlah dengan jujur tanpa melakukan kecurangan seperti bekerja sama
dengan panitia tender agar terpilih menjadi pemenang;
7. Ajukan harga penawaran dibawah dan mendekati harga tender, mengajukan
harga lebih tinggi maka, kita akan kalah dengan peserta yang mau
menawarkan jharga lebih murah, nmaun menawarkan harga terlalu murah
juga tidak baik karena bisa dianggap akan melakukan pengurangan
spesifikasi dan kualitas barang untuk mendaptakan harga termurah;
8. Menjaga hubungan baik dengan supplier dan pedagang barang atau jasa
dengan demikian maka, kita tetap dapat memberikan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan tender;

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 14
9. Jika kita terpilih menjdai pemenang tender maka, mengerjakan sesuai dengan
spesifikasi yang telah disepakati, dengan begitu tentunya kita sudah mendapat
nama baik dan punya potensi besar untuk menang tender proyek berikutnya.

F. Imbalan Jasa dan Sistem Pembayaran

Dalam surat penawaran Penyedia, satuan orang-bulan diperlukan agar


Penyedia bisa menyajikan harga satuan masing-masing tenaga ahli. Dengan
disajikannya harga satuan masing-masing tenaga ahli, maka Pokja ULP dapat
melakukan klarifikasi kewajaran harga penawaran.

Adapun mengenai cara pembayarannya, Peraturan Menteri PU Nomor 45


tahun 2007 memberikan 3 (tiga) pilihan cara pembayaran biaya pengawasan, yaitu:

1. Secara bulanan;
2. Tahapan tertentu yang didasarkan pada pencapaian prestasi fisik; atau
3. Penyelesaian tugas dan kewajiban pengawasan.

Pembayaran biaya pengawasan secara bulanan dilakukan dengan cara


mengalihkan harga satuan dengan lamanya konsultan melakukan pengawasan.
Apabila pekerjaan fisik selesai lebih cepat, maka konsultan hanya berhak mendapat
pembayaran sampai dengan saat selesainya pekerjaan fisik, dalam arti lebih rendah
dibandingkan rencana. Sebaliknya, apabila pekerjaan konstruksi fisik mengalami
keterlambatan, maka konsultan berhak mendapat tambahan pembayaran biaya
pengawasan.

Pembayaran biaya pengawasan berdasarkan tahapan tertentu yang didasarkan


pada pencapaian prestasi fisik artinya jumlah pembayaran konsultan pengawas
tergantung pada penyelesaian pekerjaan kontraktor pelaksana. Apabila kontraktor
pelaksana dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari rencana, konsultan
pengawas tetap berhak mendapatkan pembayaran sesuai Kontrak. Namun
sebaliknya apabila kontraktor pelaksana terlambat melaksanakan pekerjaan, maka
konsultan pengawas wajib melanjutkan pekerjaan sampai dengan selesainya
seluruh pekerjaan kontraktor pelaksana.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 15
Pembayaran biaya pengawasan berdasarkan penyelesaian tugas dan
kewajiban pengawasan artinya adalah tugas konsultan pengawas dianggap sebagai
sebuah satuan output tertentu yang harus tercapai tanpa tergantung pada pekerjaan
pihak lain. Apabila biaya pengawasan dibayarkan dengan metode ini, maka biaya
pengawasan tidak bisa dibayarkan secara bulanan. Biaya pengawasan hanya bisa
dibayarkan apabila tugas pengawasan selesai dilaksanakan, baik lebih cepat, tepat
waktu maupun terlambat. Karena pencapaian output pengawasan sepenuhnya
tanggungjawab konsultan pengawas, maka apabila output itu terlambat dicapai,
kepada pengawas dikenakan sanksi denda keterlambatan.

Menyadari bahwa banyak PPK yang masih belum sempurna dalam menyusun
Rancangan Kontrak, maka penggunaan cara pembayaran tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
1. Untuk paket yang belum dilakukan pemilihan, maka Pokja ULP/Pejabat
Pengadaan harus memastikan bahwa PPK telah memilih salah satu cara
pembayaran dan menuangkannya dalam Rancangan Kontrak. Apapun pilihan
PPK adalah sah, pilihan terbaik tergantung pada karakteristik pekerjaan dan
nilai pengawasan yang bersangkutan.
2. Untuk paket yang terlanjur Kontrak, PPK terlebih dahulu perlu
mensimulasikan 3 metode tersebut berdasarkan kondisi riil di lapangan,
kemudian melakukan pembayaran dengan metode yang paling menguntungkan
bagi negara.

Sebagai catatan:
1. Untuk paket yang belum dilakukan pemilihan, maka Pokja ULP/Pejabat
Pengadaan harus memastikan bahwa PPK telah memilih salah satu cara
pembayaran dan menuangkannya dalam Rancangan Kontrak. Apapun
pilihan PPK adalah sah, pilihan terbaik tergantung pada karakteristik
pekerjaan dan nilai pengawasan yang bersangkutan;
2. Untuk paket yang terlanjur Kontrak, PPK terlebih dahulu perlu
mensimulasikan 3 metode tersebut berdasarkan kondisi riil di lapangan,
kemudian melakukan pembayaran dengan metode yang paling
menguntungkan bagi Negara.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 16
G. Hubungan Kerja antara Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengelolaan
Proyek

Usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah bangunan diawali dari tahap ide


hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari
tahap perencanaan sampai pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak,
yaitu pihak pemilik proyek (owner) atau principal (employer/client/bouwheer),
pihak perencana, pihak kontraktor (aannemer), dan pihak pengawas lapangan.

Gambar 2. Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi


Sumber : google.com

Orang/badan yang membiayai, merencanakan dan melaksanakan bangunan


tersebut disebut unsur-unsur pelaksanaan pembangunan. Masing-masing unsur
tersebut mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab serta wewenang sesuai
dengan posisinya masing-masing. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan
bangunan, masing-masing pihak sesuai posisinya berinteraksi satu sama lain sesuai
hubungan kerja yang telah ditetapkan. Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi merupakan
kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai tujuannya.

1. Pemilik proyek (owner)

Pemilik Proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah


orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 17
pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,
badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Hak dan kewajiban
pengguna jasa adalah:

a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);


b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa;
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasaran yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk
bertindak atas nama pemilik;
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi);
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.

Wewenang pemberi tugas adalah:

a. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing


kontraktor.
b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal
di luar kontrak yang ditetapkan.

2. Konsultan

Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana
dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya, yaitu
konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 18
dan elektrikal dan lain sebagainya. Berbagai jenis bidang tersebut umumnya
menjadi satu kesatuan dan disebut konsultan perencana.

a. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat
perencanaan bagunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan
bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan
berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang
perencanaan pekerjaan bangunan.
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:
1) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur,
rencana anggaran biaya.
2) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja
dan syarat-syarat.
4) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
5) Menghindari rapat koordinasi pengelolaan proyek.

b. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
1) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
2) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 19
4) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta
aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksana pekerjaan
berjalan lancar.
5) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan
agar dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor.
8) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan
yang berlaku.
9) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan,
bulanan).
10) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambah/kurang.
3. Kontraktor

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan


menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau
sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.

Hak dan kewajiban kontraktor adalah:


a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-
syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 20
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang berlaku.

4. Hubungan Kerja Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan


dapat diskemakan berikut:

Gambar 3. Hubungan kerja unsur-unsur pelaksana pembangunan


Sumber : google.com

Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan dan
kontraktor diatur sebagai berikut:
a. Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan
memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa
gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan
pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh
konsultan.
b. Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.
Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan
sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan ke
dalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan,
sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 21
c. Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.
Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 22
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A. Data Perusahaan Kerja Praktek Profesi

CV.HIKMAH TEKNIK KONSULTAN Architects, Engineering,


Supervision dan Mangement Konsultant adalah konsultan kualifikasi kecil sampai
menengah yang sudah banyak berpengalaman dalam bidang konsultasi
pembangunan yang tunjang oleh tenaga-tenaga ahli dari berbagi disiplin ilmu
seperti : Teknik Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Elekto/Mesin, Teknik Penyehatan,
Amdal, Tata Kota dan Lingkungan serta Manajemen Konstruksi.

Nama Perusahaan : CV.HIKMAH TEKNIK KONSULTAN


Alamat Perusahaan : Jl.Radiologi Blok E/03 Perumahan UNHAS Biring
Romang Kec.Manggala Kota Makassar.Makassar
90235
Telp. : (0411) 497 290 Fax. (0411) 497 290
E-Mail : hikmahteknikk@yahoo.com
Bidang Usaha : Architects, Engineering, Supervision dan
Mangement Konsultant

B. Kualifikasi Perusahaan
Data personalia (Tenaga Ahli)
a. Ahli jalan dan jembatan
b. Ahli muda jalan
c. Ahli madya jalan dan jembatan
d. Ahli madya SDA site engineer
e. Ahli teknik transportasi

C. Data Proyek Kerja Praktek Profesi

Adapun penjelasan detail tentang proyek yang di gunakan dalam KKP


pengawasan adalah berikut ulasannya

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 23
1. Nama Proyek : Rehab Gedung Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti
Fatimah
2. Alamat Proyek : Jl, Gunung, Merapi No75 Makassar
3. Nomor Kontrak : KU. 003/03/GDPK/PPK/AP-BNE/2018
4. Nilai Kontrak : Rp. 1.494,518,523.00 ( Satu Milyar Empat Ratus

Semnilang Puluh Empat Juta Lima Ratus Delapan

Belas Ribu Lima Ratus Dua Puluh Tiga Rupiah

5. Waktu Pelaksanaan : 70 (Tujuh Puluh) Hari Kalender

D. Pihak – Pihak yang Terlibat dalam Proyek


1. Pemberi Tugas
Nama Kegiatan : Rumah Sakit Khusus Daerah Rskd Ibu dan Anak
Siti Fatimah Provinsi Sulawesi Selatan

Alamat : Jl, G. Merapi No75 Makassar


Telp. : (0411) 887710

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah konsultan yang telah ditunjuk oleh pemberi
tugas untuk melaksanakan perencanaan proyek ini, dalam batas-batas yang
ditentukan, baik teknis maupun administratif. Dalam hal ini konsultan yang
ditunjuk adalah
Nama Perusahaan : PT.SULAPPAAPPA MEDIA UTAMA
Alamat : Jl. Dg.Tata Raya 1 Komp.Tabaria Blok.A./23 No.
2, Makassar 90224
Telp/Fax : (0411) 8218908

3. Kontraktor Pelaksana
Pemborong atau kontraktor adalah pihak perusahaan yang ditunjuk pemilik
melalui proses tender untuk melaksanakan pembangunan dan telah

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 24
menandatangani surat perjanjian pemborongan. Dalam hal ini kontraktor yang
ditunjuk adalah
Nama Perusahaan : CV. PUTRA SAORAJA
Alamat : Jalan Recing Center 2 Perum UMI Blok M2/4 Kota
Makassar
4. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak perusahaan yang ditunjuk oleh
pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Nama Perusahaan : CV.HIKMAH TEKNIK KONSULTAN
Alamat : Jl.Radiologi Blok E/03 Perumahan UNHAS Biring
Romang Kec.Manggala Kota Makassar.Makassar
90235
Telp. : (0411) 497 290 Fax. (0411) 497 290

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 25
BAB IV
TEKNIS PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK PROFESI

A. Teknis Pelaksanaan dalam Bidang Pengawasan

Dalam lingkup pengawasan ada dua teknis pengawasan yaitu pengawasan


secara administratif dan secara konstruktif.

1. Pengawasan secara administrative

Pengawasan yang berfungsi untuk memonitorin kemajuan kerja


disamping memberiikan arahan dan pengendalian dalam pelaksanaan pekejaan
selain menyelenggarakan pekerjaan surat menyurat yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek. Untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan, pihak
konsultan pengawas membuat laporan kemajuan yang terdiru dari:

a) Laporan Harian
b) Laporan Mingguan
c) Laporan Bulanan

2. Pengawasan secara konstruktif

Pengawasan yang mengawasi semua teknis pengawasan di lapangan


yang bertujuan untuk menjaga dan mengawasi mutu pekerjaan. Adapun hal-
hal yang perlu dilakukan dalam teknis pengawasan konstrukif, yaitu:

(a) Memberikan pengarahan dan mengadakan pengawasan serta


pengendalian dalam pelaksanaan pekerjaan, dari segi kualitas dan
kuantitas bangunaan.
(b) Memeriksa kesesuaian presentase pelaksanaan dengan rencana teknis
pekerjaan yang telah disepakati.
(c) Memberi petunjuk teknis tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan sera
mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
(d) Mengawasi/meneliti serta menguji pemakaian bahan, peralatan, dan
komposisi bahan agar sesuai dengan persyaratan teknis.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 26
(e) Mengadakan pengujian terhadap hasil-hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan sekurang-kurangnya sekali seminggu.
(f) Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan yang terjadi serta
penyesuaiannya.

B. Kegiatan Pengawasan Proyek

Pelaksanaan pembangunan Rehab Gedung Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti
Fatimah mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 Adapun pelaksanaan
pekerjaan yang didapatkan dalam kegiatan Kerja Praktek Profesi (KPP), yaitu:

1. Pembongkaran Rangka Atap

Pengerjaan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2019 yang


dilakukan selama 2 satu hari. Pada pekerjaan pembongkaran rangka atap
dimulai dengan membuka seluruh paku/baut sambungan rangka atap secara
bertahap, dimulai dari gording dan dilanjutkan dengan rangka kuda-
kuda.Pembongkaran perabung dan lembaran atap dari atas menggunakan
lingis, paku pengikat atap harus dicabut dahulu kemudian lembaran atap bisa
ditutunkan menggunakan katrol dan taliatau bisa langsung dilamparkan
kebawah. Setelah seluruh permukaan penutup atap selesai dibongkar
dilanjutkan dengan membongkar lisplang. Metode pembongkaran listlang
sama seperti pembongkaran penutup atap yaitu dicabut paku terdahulu denggan
menngunakan linggis pada pangkal palu. Setelah semua material bongkaran
dibawah dilnjutkan dengan melakukan pembersihan sisa material bongkaran.
Peralatan yang digunakan yaitu
1.Linggis
2. Palu
3. Gergaji
3. Tali tambang
Resiko kecelakaan kerja antara lain:
1. Terjatuh dari ketinggian
2. Kaki tertimpa puing-puing bongkaran

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 27
3. Tangan terpukul palu
4. Kaki tertusuk paku
Cara penanggulangan kecelakaan kerja antara lain:
1. Selalu menngunakan sepatu savety, sarung tangan, savty belt.

Gambar 4. Proses pembongkaran rangka atap


Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Pengerjaan Pembesian Sloof Beton

Pada lantai dilanjutkan dengan pembesian Sloof beton Tipe S1 - 15/25


Pembesian dgn besi beton polos Beton Mutu f'c = 16,9 Mpa (K.200), Slump (12
± 2) cm, w/c = 0,61
Cara pengerjaannya adalah:

a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
d. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa
beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 28
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci
sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau
membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat
tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m
maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak
kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah
jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
f.
g. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak
boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan
pipa support dinilai sangat penting.

Gambar 5. Pembesian Sloof beton lantai 1


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 29
3. Pengerjaan Dinding

Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini berperan untuk


menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk tiang
kolom (besi beton). Bahan Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu
bangunan adalah Batu Bata. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik,
kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan
dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang
pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan
penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis
tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan
mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan . Benang
horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai
memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan ,
kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari
ujung keujung.

Gambar 6. Pengerjaan dinding bata


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pengerjaan dinding sudah mulai dilakukan dengan menggunakan


material bata merah dilanjutkan dengan plester dan acian.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 30
Plester dan acian diterapkan pada konstruksi dinding, seperti bata merah, batako,
bata ringan, juga beton. Kecuali dinding ingin dipercantik, plesteran dan acian
diperlukan untuk membuatnya tampak rapi dan indah. Plesteran diaplikaskan tepat
di atas permukaan dinding. Sedangkan acian diterapkan setelah plesteran untuk
membuat teksturnya lebih halus dan rapi.

Gambar 7. Pengerjaan plester dinding


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bahan utama untuk pekerjaan finishing ini semen ortland dan pasir.
Adukan plesteran terdiri dari campuran semen dan pasir dengan air bersih
secukupnya. Untuk plesteran dinding biasa semen dan pasir dicampur dengan
rasio 1 : 5-7, sedangkan untuk dinding kedap air dengan rasio 1 : 3-5. Bahan
acian dibuat dengan mencampur semen dan air bersih secukupnya, tidak terlalu
encer ataupun kental. Bisa juga digunakan semen instan siap pakai.
Pengerjaan plesteran sebaiknya dilakukan setelah konstruksi dinding
terpasang rapi dan kering (sekitar 2-3 hari) atau setelah beton benar-benar
matang. Selain itu, instalasi (listrik dan air) yang akan ditanam juga sudah
terpasang.
Sebelum mengaplikasikan plesteran, bersihkan permukaan dinding dari
kotoran, lalu siram atau perciki dengan air secukupnya. Pembasahan berguna

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 31
untuk membuat plesteran terikat lebih kuat pada dinding dan mencegahnya
kering terlalu cepat.
Selanjutnya pasang papan pembatas bidang kerja (untuk tepi dinding)
dan garis panduan ketebalan dengan memasang paku hingga menonjol ±1,5
sampai 2 cm (sesuai tebal plesteran yang diinginkan) dan digantungi unting-
unting.

Gambar 7. Pengerjaan acian dinding


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dengan panduan ketebalan dibuat kepala plesteran berupa lajur-lajur


berjarak ±1 meter. Bagi pekerja yang menggunakan tangan kanan,
gunakan waterpass untuk memeriksa kesamaan tebal kepala plesteran.
Setelah kepala plesteran sudah mengeras, penempelan plesteran untuk
seluruh permukaan dinding dapat dilakukan secara bertahap. Lontarkan
plesteran lapis demi lapis sambil ditekan dengan cetok untuk memadatkan.
Gunakan jidar untuk meratakan bidang plesteran mengikuti ketebalan
kepala plesteran. Jika dinding yang diplester terpapar matahari sebaiknya
dibuat pelindung (seperti terpal) agar plesteran tidak mengering terlalu cepat.
Pemlesteran harus dilakukan secara tepat, agar kelak acian mudah
dikerjakan dengan hasil bagus. Sebaiknya plesteran tidak menyisakan lubang
serta memiliki ketebalan yang seragam dan rata (tidak bergelombang).
Kerataan permukaan dapat diperiksa dengan waterpass.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 32
4. Pengerjaan Plafon

Selain pemasangan dinding, pekerjaan yang dilakukan setelah


scaffolding dibongkar adalah pemasangan rangka plafon dengan menggunakan
besi hollow yang berukuran 4x4 yang dikenal ringan namun cukup kuat untuk
dijadikan kerangka plafon. Salah satu kelebihannya dari besi hollow adalah
lebih hemat biaya dan mempermudah cara pengerjaannya dibanding kerangka
kayu. Sehingga pada saat ini lebih banyak orang yang menggunakan besi
hollow. Selain itu, kerangka hollow angat fleksibel, mudah dibentuk hanya
dengan menekuk atau membuat potongan-potongan dengan gunting. Kerangka
ini ditutup dengan plafon gypsum selebar 120 cm x 240 cm. Menurut informasi
dari tukang plafon sendiri papan gypsum dengan berat yang ringan harganya
akan lebih mahal dibandingkan papan yang berat.

Gambar 8. Pemasangan Plafon


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah plafon terpasang, selanjutnya dilakukan plamir yang terbuat dari


kalsium, lem, dan air. Plamir dilakukan pada sambungan plafon agar terlihat
rapi. Proses ini membutuhkan kemampuan dan kesabaran.
Proses plamir dilakukan ketikan semua papan gipsum sudah terpasang
rapi di langit-langit ruang. Sebelumnya, perlu dipastikan terlebih dahulu apakah
semua permukaan papan gypsum sudah terpasang dengan sempurna dan di
sekrup dengan baik. Dalam proses pelaksanaan, siapkan terlebih dahulu alat-
alat penunjang seperti cornice, skrap plastik, besih, ember berukuran kecil serta
air bersih secukupnya.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 33
Langkah pertama plamir adalah menentukan bagian mana yang akan
diratakan terlebih dahulu dan letakkan lembaran koran disekitaran area kerja
supaya plamir tidak tumpah ke lantai. Cara mengoleskan plamir pada plafon
adalah dengan memberikan sebuah tarikan pada bagian sambungan di papan
gypsum. Setelah itu tunggu selama beberapa saat hingga plamir terlihat sudah
mengering. Lakukan dempulan lagi jika memang plamir pertama sudah agak
kering. Lanjutkan proses pengolesan pada setiap sambungan papan gypsum.
Ketika sudah mencapai tiga tarikan, lakukan pengecekan terhadap
kerataan lapisan dengan menggunakan bantuan scrap plastik. Caranya adalah
dengan meletakkan scarp plastik tersebut di antara sambungan papan gypsum.
Jika hasilnya masih terlihat celah dari dasar scrap plastik, maka lakukan
kembali proses plamir hingga celah pada bagian dasar scrap plastik tersebut
menghilang atau tidak kelihatan kembali.
Untuk hasil yang maksimal, tarikan yang dilakukan adalah sekitar 3
hingga 4 lapisan plamir. Pastikan proses plamir dilakukan dengan teliti dan
benar karena akan menyulitkan jika ternyata masih terdapat celah-celah yang
menggangu. Setelah selesai proses plamir, barulah ditambahkan cat dasar.

5. Pengerjaan Rangka Atap

Setelah pembongkaran rangka atap kuda-kuda kayu sudah selesai


digantikan dengan pemasangan rangka atap baja ringan, Rangka atap
merupakan struktur dari atap itu sendiri. Pemasangan kuda-kuda baja ringan di
atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara
benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan
persyaratannya.Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur
pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan
cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya.
Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)
pada kedua tumpuannya.
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 34
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan

Gambar 9. Pemasangan rangka atap


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Setelah pemasangan sudah selesai dilanjutkan memasang ceilling battens


dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen
ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-
screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan
bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens
adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord
harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan
plafond dan penggantungnya

6. Pemasangan penutup Atap

a. Pekerjaan pemasangan penutup atap dikerjakan secara manual, dengan cara


mendaki setiap struktur atap untuk memasang rangkanya. Pemasangan

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 35
rangka atap dilakukan dengan cara pembautan dengan titik tertentu yang
berjarak.
b.
c. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran
nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan
benar .
d. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih
dahulu di atas jurai dan rafter,
e. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw
f. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas.
Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi
dan tidak berbelok – belok
g. Lapisan bawah atap (Alumunium Foil Zelltech 4 mm)

Gambar 9. Pemasangan Lapisan bawah atap


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 36
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang pengawasan pada CV.HIKMAH
TEKINK KONSULTAN pada proyek Pembangunan Rehab Gedung Rumah
Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah yang dilaksankanan selama dua bulan tersebut
memberikan pengetahuan baru yang berkaitan dengan arsitektur, terkhusus
pada bidang pengawasan serta manajemennya. Dalam pelaksanaan praktek
pengawasn ini banyak sekali manfaat untuk dijadikan sebagai bahan
mengamatan dan bahan perbandingan antara teori-teori yang sudah didapat
dibangku kuliah dengan kenyataan yang sebenarnya dilapangan selama proses
pengawasan. Selain itu, informasi terkait istilah-istilah dalam pekerjaan yang
ada dilapangan juga menjadi pengetahuan yang baru.

B. SARAN
Ilmu dan pengalaman yang didapatkan pada Kerja Praktek Profesi (KPP)
bidang pengawasan sangatlah berharga. Oleh karenanya konsultasi kepada
pengawas lapangan sangatlah penting mengenai teknis pelaksanaan setiap
pekerjaan yang ada dilapangan dan mengenai cara berkomunikasi dengan
pekerja yang ada di lapangan dan mendapatkan ilmunya. Selain di tempat KKP
(kuliah kerja praktek) kita dapat memperluas jaringan, kita dapat pula
menambah kosakata pengetahuan dalam hal pekerjaan dilapangan.

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 37
DAFTAR PUSTAKA

Elisa UGM (2017). Kerja-Praktek-KKP-Arstitektur-Tahap-Pengawasan. Diakses


http://www.strategiproyek.com/2016/05/fungsi-dan-tugas- kontraktor-
pelaksana.html pada: 1 Januari 2019 23:16 WITA

Ahadi. (2010). Pengawasan dan Pengendalian Proyek.


http://www.ilmusipil.com/pengawasan-dan-pengendalian-proyek. Diakses
pada: 1 Januari 2019 23:53 WITA

Tanpa Nama. (2017). Pengertian dan Tugas Konsultan Pengawas Proyek.


https://www.gurusipil.com/konsultan-pengawas/. Diakses pada: 2 Januari
2019 18:33 WITA

Fuga. (2012). Concrete slump test - Uji Slump Beton.


http://kuliahinsinyur.blogspot.com/2012/06/concrete-slump-test-uji-slump-
beton.html#.XDVvb1wzbDc. Diakses pada: 1 Januari 2019 12:02 WITA

Tanpa Nama. (2015) Hubungan Kerja Unsur-unsur


Proyekttps://metodebangunansipil.com/.Diakses pada 2 januari 2019 19:13
WITA

Laporan Kerja Praktek Bidang Pengawasan


Gedung RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah – CV HIKMAH TEKNIK KONSULTAN 38

Anda mungkin juga menyukai