BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini dilaporkan seorang wanita usia 42 tahun datang dengan
keluhan nyeri ulu hati sejak 1 hari SMRS. Nyeri muncul mendadak, terus-
menerus, semakin lama semakin memberat. Nyeri menjalar dari ulu hati ke perut
kanan atas dan pinggang kanan. Nyeri tidak membaik dengan pemberian
penurunan berat badan hingga 8 kg dalam waktu 1 bulan, BAK seperti teh, dan
BAB dempul disangkal. Pasien sebelumnya pernah menderita keluhan serupa dan
fisik didapatkan kulit ikterik, sclera mata ikterik (+/+), nyeri tekan abdomen pada
peningkatan bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, dan SGPT.
Pada pemeriksaan serologi HbsAg, Anti HIV, dan anti HCV hasilnya negatif.
empedu (vesica fellea) yang memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang
riwayat keluarga, penurunan berat badan yang cepat, dan penyakit hemolitik.13
Pada kasus ini, pasien memliki faktor risiko berupa jenis kelamin
perempuan dan penurunan berat badan yang cepat. Periode penurunan berat badan
yang cepat juga dikaitkan dengan pembentukan batu empedu dan orang-orang
lebih cenderung menjadi simtomatik selama masa ini. Ini mungkin karena
adanya kolik biliaris dan nyeri hebat pada epigastrium dan kuadran kanan atas
abdomen yang menjalar hingga ke punggung atau bahu kanan, terutama setelah
makan. 15-18
Serangan kolik bilier ini disebabkan oleh kontraksi kandung empedu yang
tidak dapat mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh empedu,
Nyeri pada kuadran kanan atas abdomen dikarenakan implikasi pada saraf
yang mempersarafi vesika felea, yaitu plexus coeliacus. Nyeri yang akan diterima
oleh saraf aferen mengikuti saraf simpatis. Nyeri ini akan berjalan melui plexus
diafragma bagian perifer. Hal ini menyebabkan nyeri somatik dirasakan dikuadran
kanan atas dan berjalan ke punggung bawah angulus inferior skapula, serta radang
yang mengenai peritoneum parietal bagian sentral yang dipersarafi oleh nervus
phrenicus (C3, C4, C5) akan menyebabkan nyeri di daerah bahu sebab kulit di
daerah bahu mendapat persarafan dari nervus supraklavikularis (C3, C4). 15-18
Nyeri hebat ini sering disertai dengan rasa mual dan muntah. Perangsangan
mual dapat diakibatkan oleh karena adanya obstruksi saluran empedu sehingga
proses peradangan pada sekitar hepatobilier yang bersifat iritatif di saluran cerna
dan daerah kuadran kanan atas abdomen. Tanda Murphy positif apabila nyeri
tekan bertambah sewaktu pasien menarik napas panjang karena kandung empedu
yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik
napas. 15-18
Manifestasi klinis yang dapat muncul pada pasien dengan batu empedu
adalah jaundice atau ikterus. Jaundice atau ikterus merupakan gambaran klinis
berupa perubahan warna pada kulit dan mukosa yang menjadi kuning karena
adanya peningkatan konsentrasi bilirubin dalam plasma, yang mencapai lebih dari
oleh adanya obstruksi pada sekresi bilirubin pada jalur post hepatik, yang dalam
obstruktif intrahepatik pada umumnya terjadi pada tingkat hepatosit atau membran
disebabkan oleh karena adanya sumbatan pada saluran atau organ diluar hepar.
Pada kasus ini, ikterus yang terjadi merupakan ikterus obstruktif ekstrahepatik
Pada ikterus obstruktif, terjadi obstruksi dari pasase bilirubin direk sehingga
bilirubin tidak dapat diekskresikan ke dalam usus halus dan akibatnya terjadi
aliran balik ke dalam pembuluh darah. Akibatnya kadar bilirubin direk meningkat
dalam aliran darah dan penderita menjadi ikterik. Ikterik paling pertama terlihat
adalah pada jaringan ikat longgar seperti sublingual dan sklera. Karena kadar
bilirubin direk dalam darah meningkat, maka sekresi bilirubin dari ginjal akan
meningkat sehingga urine akan menjadi gelap dengan bilirubin urin positif.
pewarnaan feses menjadi berkurang dan feses akan menjadi berwarna pucat
kalkulus akut berupa peradangan kandung empedu, nyeri di kuadran kanan atas,
demam dan leukositosis.2 Kolesistitis akut dimulai dengan adanya obstruksi batu
ketebalan dinding. Tahap ini berlangsung selama 2-4 hari. Jika tidak terdeteksi
39
dan diobati pada tahap ini, area perdarahan dan nekrosis mulai muncul di dinding
kandung empedu karena trombosis vaskular. Daerah nekrotik dangkal dan tidak
melibatkan ketebalan penuh dinding kandung empedu. Jika tidak diobati pada
tahap ini, dinding kandung empedu menjadi meradang dengan infiltrasi neutrofil
dan area nanah yang melibatkan seluruh ketebalan dinding kandung empedu
Manajemen awal yang dilakukan yaitu masuk rumah sakit, tidak ada asupan
lebih lanjut melalui mulut, hidrasi intravena dan antibiotik sistemik. Regimen
antibiotik harus sesuai untuk flora usus khas (batang negatif gram dan anaerob).
metronidazol. Hal ini sesuai dengan tatalaksana pada pasien di kasus ini yaitu
translokasi bakteri dari usus, vaskular, dan sistem limfatik. Kondisi predisposisi
adalah stasis empedu dan infeksi pada saluran empedu. Batu empedu merupakan
penyebab obstruksi empedu yang paling sering, berkisar antara 30 hingga 70%.2
perut, dan penyakit kuning). 2 aspek kunci mengobati kolangitis termasuk inisiasi
diperlukan untuk mengobati obstruksi yang mendasarinya. Hal ini sesuai dengan
tatalaksana yang diberikan kepada pasien dalam kasus ini, dan pasien telah di alih