Anda di halaman 1dari 14

LBM 4 MODUL SKN

Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok


Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan
sasaran meningkatkan derajat kesehatan yang setingi-tingginya melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran
utama dari promosi kesehatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menciptakan kawasan yang bebas dari rokok. Kawasaan bebas rokok merupakan upaya kita
bersama untuk memberikan pemahaman dan kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya
menghindari bahaya asap rokok. Issue tentang rencana naiknya harga rokok yang lebih dari
300% di Indonesia sebagai bukti bahwa pemerintah bersungguh-sungguh ingin meningkatkan
kesehatan masyarakat. Pengaturan iklan yang bertujuan untuk membujuk masyarakat agar tidak
mengkonsumsi produk-produk yang membahayakan seperti rokok sangatlah penting. Pemerintah
bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran serta aktif masyarakat melalui bina
suasana dan advokasi agar derajat kesehatan dapat meningkat.

Step 1:
Step 2 :
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehtan ?
2. Apa saja visi dan misi promosi kesehatan ?
3. Apa tujuan dari promosi kesehatan ?
4. Apa sasaran dari promosi kesehtan ?
5. Apa saja strategi dari promosi kesehatan ?
6. Apa saja ruang lingkup promosi kesehatan ?
7. Apa saja kebijakan dari bina suasana ?
8. Apa definisi serta sasaran dari pemberdayaan masyarakat ?
9. Apa saja metode promosi kesehatan ?
10. Apa saja strategi pemberdayaan masyarakat ?
11. Apa saja tahap2 advokasi ?

Step 3 :
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehtan ?
Definisi
Promosi Kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan masyaraka meningkatkan
kemampuan dan ketrampilannya guna mengontrol berbagai faktor yang
berpengaruh pada kesehatan,sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya(WHO).

Promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor-faktor


organisasi, ekonomi, dan lingkungan yang seluruhnya mendukung terciptanya perilaku
kesehatan meliputi: perilaku pencegahan, perilaku sakit, dan perilaku peran sakit.

2. Apa saja visi dan misi promosi kesehatan ?


Visi dan misi
visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan
Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat


kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial.

Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,


sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan
upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini
kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan
(decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu
adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program
dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan
tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu
peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki
peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan
kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga
diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.

3. Apa tujuan dari promosi kesehatan ?


Tujuan Umum
Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan program promosi kesehatan tahun 2006 dalam
mencapai indikator keberhasilan PHBS RT sehat 37% untuk mendukung Indonesia Sehat 2010.

Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan bagi pengelola promosi kesehatan dalam pencapaian program
promosi kesehatan tahun 2006.
b. Meningkatkan koordinasi dan integrasi pelaksanaan program promosi kesehatan di daerah
dan di pusat.
c. Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif dan preventif terutama
dalam penanggulangan KLB.
d. Peningkatan pengembangan media informasi dan Komunikasi tentang kesehatan.
e. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat

Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan


Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :
a. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
b. Peningkatan perilaku masyarakat
c. Peningkatan status kesehatan masyarakat

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
a. Tujuan Program
 Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan
b. Tujuan Pendidikan
 Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang
ada

c. Tujuan Perilaku

 Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan).
Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

1. Apa sasaran dari promosi kesehtan ?


3 sasaran :

Primer : pasien , ibu ibu sehat , keluarga diharapkan dapat memperbaik perilaku hidup
menjadi PHBS , namun harus diimbangi dengan istem nilai norma2 hukum yang
dicipatakan oleh pemuka masy baik formal dan informal .
Strategi  pemberdayaan masy , cth : sasaran nya kepala keluarga , ada masalah KIA ,
sasarannya Ibu hamil dan menyesui , masalah remaja cth nya anak sekolah

Sekunder : pemuka masy , informal : pemuka adat , formal ; petugas kesehatan .


dharapkan dapat meningkatkan phbs , sebagai panutan dalam menerapkan phbs ,
menyebarluaskan phbs
Startegi  dukungan sosial

Tersier : pembuat kebijakan public , pembuat kebijakan kesehatan / yg berkaitann


Strategi  advokasi

2. Apa saja strategi dari promosi kesehatan ?


Pendapat dari otawa :

1. Kebijakan berwawasan kesehatan


Kepada pembuat kebijakan , perlu adanya advokasi shg pembuat kebijakan percaya
serta meyakini bahwa program yg ditawrkakn perlu didukung
2. Lingkungan yg mendukung
Pada masyarakat (ruang public) kpd seluruh pengelola ruang public harus ada
kebijakan kesehatan , selain dari aksi tapi ada dr ruang publik
3. Reorientasi pelayanan kesehatan
Mindset dirubah , kesehatan tidak harus dirubah dari provider kesehatan namun juga
harus di titikberatkan ke konsumen
4. Keterampilan individu
Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat , agar meningkatkan derajat kesehatan
5. Gerakan masyarakat
Tokoh masyarakat lebih dilibatkan dalam program kesehatan

3. Apa saja ruang lingkup promosi kesehatan ?

1. Pendidkan kesehatan pd aspek prmotif yg sasarannya pada kelompok orang yg


sehat , karena kurang mendapat perhatian agar tidak terkena penyakit lain .
2. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan ,
Primary prevention : sasaran nya pada masyarakay yg beresiko tinggi (kelompok
ibu hamil , menyusi , perokok ) , dengan tujuan agar mereka agar tidak jatuh sakit
Secondary prevention : sasarannya adalah kelmpok yang terkena penyakit kronis
(DM , TBC) , tujuannya adalah agar penderita dapat mencegah penyakitnya agar
tidak berkembang lebih parah
Tertiary prevention : sasarannya kelmpok pasien yang baru sembuh , tujuan agara
orang yg baru smebuh dapat pulih kesehatan nya seperti dahulu

Dari aspek tatanan /setting

1. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga / RT , lingkup yg paling kecil


2. Dari kelompok pendidikan kesehatan di jenjang sekolah
3. Pendidikan kesehatan di tempat kerja
4. Pada tempat tempat umum , yg paling sering (WC Umum/)
5. Fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas di RS , klinik )
Aspek berdasarkan pelayanan
1. 5 level prevention

4. Apa saja metode promosi kesehatan ?


Dibagi :

Berdasarkan indra penerima

1. Melihat : pesan diterima dari indra penglihatan , poster, gambar , foto


2. Mendengar : melalui indra pendengran , radio , pidato , ceramah
3. Kombinasi :
Pendidikan individual : pertemuan anatara petugas kesehatan dan konseumen , spt
bimbingan , interview .
Pendidikan kelompok :
 Kecil : diskusi kelompok , curah pendapat , memainkan roleplay
 Besar : pada saat ceramah
Pendidikan massa : pidato , simulasi (dialog pasien dengan petugas kesehatan),

5. Apa saja kebijakan dari bina suasana ?


BINA SUASANA
Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada
(keluarga di rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orang-orang
yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan lain-lain, dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk
memperkuat proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari
fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana. Terdapat tiga kategori proses bina
suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina suasana kelompok dan (c) bina suasana
public

BINA SUASANA INDIVIDU


Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh masyarakat. Dalam kategori
ini tokoh-tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang
sedang diperkenalkan. Yaitu dengan mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan
tersebut (misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka agama yang tidak merokok). Lebih
lanjut bahkan mereka juga bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi guna
menciptakan suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku
individu.
BINA SUASANA KELOMPOK
Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti
pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW), majelis pengajian,
perkumpulan seni, organisasi Profesi, organisasi Wanita, organisasi Siswa/mahasiswa,
organisasi pemuda, serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat dilakukan bersama
pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli. Dalam kategori ini kelompok-kelompok
tersebut menjadi kelompok yang peduli terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan dan
menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut lalu
bersedia juga mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak-
pihak yang terkait dan atau melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya.
BINA SUASANA PUBLIK
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan kemitraan dan
pemanfaatan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah, situs internet
dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam kategori ini media media massa
tersebut peduli dan mendukung perilaku yang sedang diperkenalkan. Dengan demikian, maka
media-media massa tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka menyebarluaskan informasi
tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau opini
publik yang positif tentang perilaku tersebut. Suasana atau pendapat umum yang positif ini
akan dirasakan pula sebagai pendukung atau “penekan” (social pressure) oleh individu-
individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang
sedang diperkenalkan.

6. Apa definisi serta sasaran dari pemberdayaan masyarakat ?


Definisi : proses yg dilakukan ooleh masyarakat yg man auntuk memperbaiki kondisi
lingkungan , sanitasi dan aspek lainnya yg secara lansgung maupun tdk langsung yg dpt
berpengaruh pd kesehatan masyarakat

Tujuan :
1. dapat menetapkan suasan yg memungkinkan berkembangnya potensi yg dimiliki oleh
masyarakat
2. perlindungan melalui perubahan masyarakat yg lemah utk mencegah persaingan yg tdk
seimbang dah bahkan hal hall yg menutupi interaksi antar perorangan
ciri pemberdayaan masyarakat :
1. community leader , petugas kesehatan yg melakuka pendekatan pd took masyarakat
2. community organaisasi , pendekatan kepada kelompok , karang taruna , majelis talim
3. community fund , dana kesehatann , bpjs , yg dikembangkan dengan prinsip gotong
royong
4. community material , daerah memilik potensi yg dapat digunakan untuk meningktkan
kesehtan
5. community knowledge : dengan kegiatan penyuluhan kesehatan sbg pendekatan
dengan masyarakta
6. communit technology , teknologi sederhana yg mudak digunakan oleh masyrakat
(penyaringan air metode sederhana)

7. Apa saja strategi pemberdayaan masyarakat ?


1. melakukan penguatan lembaga dan organisasi masy guna mendukung akses masy
untuk meperoleh input sumber daya . program asuransi sampah
2. meningkatkan kapasitas masy melalui peningkatan keterampilan , penyedian sarana
prasarana shg dapat memperluas lapangan kerja
3. mengembangkan system perlindungan sosial , cth : asuransi
4. mengurangi berbagai bentuk pengaturan yg menghambat utk membangun organisasi
guna penyaluran pendapat
5. membuat ruang gerak seluas luas nya agar terlibat dan berpartisipasi dlm proses dlm
pengambilan kebijakan public ,
6. menggunakan potensi masy untuk membangun organisasi keswadayaan untuk
memperkuat solidaritas dalam memecahkan masalah khususnya untuk membantuk
masyarakat miskin

8. Apa saja tahap2 advokasi ?


Menurut JHU (john hopekin university.

1. Melakuakn analisa : masalahnya , kebijakan yg ada , sumber daya yg memungkinak


untuk pelaksanaan kebijakann ,
2. Menyusun strategi : pembentukan kelompok kerja , identifikasi sasaran primer
sekunder , identifikasi SMART ( spesifisk , measureable , appropriate , realistic,
timebound) , menentukn indicator , menyiapkan prencanaan dukungan dana ,
3. Menggalang kemitraan untuk menyusun POA , mendelegasikan penanggung jawab .
4. Tindakan atau pelaksanaan , yg melaksanaakn POA yg dibuat , menyajikan pesan yg
tepat
5. Evaluasi, mengukur pencapaian tujuan advokasi

9. Kedudukan pemberdaayan kesehatan dalam promosi kesehatan


10. Bagaimanan cara menumbuh kembangkan partisipasi masy dalam memberdayakan
kesehatan
11. Bagaimana konsep pemberdayaan sebagai konsep pembangunan kesehatan ?
12. Langkah dan kegiatan dari partisipasi masyarakat ?
13. Faktor yg memengaruhi partisipasi masyarakat ?
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASY
Faktor yg mempengaruhi partisipasi masyarakat
a. Perilaku individu
Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat pengetahuan,
sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat keterikatan dalam kelompok,
tingkat kemampuan sumber daya yang ada.
1) Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu. Makin
tinggi pendidikan / pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran
untuk berperan serta. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung
antar tingkat pendidikan ibu dan kesehatan keluarganya.
Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi masyarakat
tidak selalu sama dengan persepsi dengan persepsi pihak provider kesehatan
(tenaga kesehatan).
Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga tumbuh
keyakinan dalam hal masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan suatu
proses (KIM) yang mantap.
Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang, yang
tahap-tahapnya adalah :
- pengenalan (awarenes)
- peminatan (interest)
- penilaian (evaluation)
- percobaan (trial)
- penerimaan (adoption)
2) Sikap mental
Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi kejiwaan, perasaan dan
keinginan (mind, feeling and mood) seseorang sehingga hal tersebut
berpengaruh pada perilaku serta pada akhinya perbuatan yang
diwujudkannya.
Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak masa
bayi/anak dan berkembang pula dari pendidikan serta pengalaman
hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan/masyarakatnya.
Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka para pemberi
pelayanan sebagai “Prime Mover” akan dapat membentuk strategi
perekayasaan manusia dan sosial..
3) Tingkat kebutuhan individu
Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam diri individu,
MASLOW mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat sejumlah
kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk berperilaku.
Kelima kebutuhan menurut MASLOW tersebut terikat dalam suatu hirarki
tertentu berdasarkan kuat lemahnya MOTIVASI. Motivasi adalah
penggerak batin yang mendorong seseorang dari dalam untuk
menggunakan tenaga yang ada pada dirinya sebaik mungkin demi
tercapainya sasaran.
Implikasi dari uraian diatas adalah bahwa sepanjang perilaku berperan
serta yang dikehendaki dapat memenuhi kebutuhan poko anggota
masyarakat dan sejalan dengan norma dan nilai yang dianut, maka peran
serta tersebut dapat berkembang.
Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun berlawanan) tidak akan
muncul dengan mudah apabila kebutuhan pokok anggota masyarakat
tersebut tidak dipenuhi.
4) Tingkat keterikatan kelompok
Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup bersama,
terorganisi dalam suatu sistem sosial atau ikatan. Sesuai dengan
kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem sosial tersebut dapat berupa
organisasi/ikatan : politik, ekonomi, sosbud, agama, profesi, pendidikan,
hukum, dll. Organisasi / institusi bentukan dari sistem sosial tersebut
bervariasi besarnya dan profil sosial ekonominya, serta tingkatannya,
mulai dari paguyuban atau bahkan kelompok terisolir pada tingkat desa,
kota dan nasional.
5) Tingkat kemampuan sumber daya
perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya sumber daya
terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang dimiliki olehnya
maupun yang tersedia dimasyarakat
b. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik, ekonomi, sosial
budaya, pendidikan dan agama
1) Keadaan dan struktur politik ;
sangat penting peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku masyarakat
yang selanjutnya akan mewujudkan peran serta masyarakat. Kestabilan dan
kesepakatan politik, perangkat-perangkat lunak juga hukum yang ada serta
wadah yang jelas merupakan hal penting dalam menunjang perwujudan
kearah itu.
2) Keadaan ekonomi ;
Sangat penting pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta
masyarakat, mengingat kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih
memungkinkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam berbagai
aspek pembangunan
3) Aspek sosial-budaya ;
turut menentukan pula pengaruhnya terhadap perwujudan peran serta
masyarakat. Dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi dimana tata
nilai budaya masyarakat indonesia tertentu belum lagi memungkinkan
terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk berperan serta dalam
pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan.
4) Aspek pendidikan ;
tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku rakyatnya.
Makin tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya.
5) Aspek Agama ;
ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam berbagai agama mempengaruhi perilaku
masyarakat. Agama dapat merupakan jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya
perilaku positif masyarakat dalam kesehatan.
14. Bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat ?
15. BENTUK/TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
Bentuk atau tingkatan2 partisipasi masyarakat

Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi


masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu :

1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan

2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif

3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru

4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran

5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab

Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara maju yang


berpaham demokrasi. Sedangkan partisipasi yang muncul di negara-negara sedang
berkembang yang pola budayanya umumnya paternalistik, tingkat partisipasi masyarakatnya
adalah nomor 1 s/d nomor 4 (terutama nomor 1 s/d 3).

Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat kaitannya dengan sifat
gotong-royong masyarakat yang sudah membudaya, namun itu bukan satu-satunya faktor
penentu yang mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu merupakan hal
yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak faktor yang
mempengaruhinya.

16. Faktor pendorong dan penghambat dari partisipasi masyarakat


FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PARTISIPASI MASY
Faktor pendorong dan penghambat partisipasi masyarakat
Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat
Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa faktor yang
bisa membantu atau mendorong upaya tersebut, yang antara lain adalah :
a. Faktor pendorong di masyarakat
Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita di Indonesia. Dari sejak
nenek moyang kita, telah dikenal adanya semangat gotong-royong dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan di masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak dari nilai-nilai budaya
yang menyangkut hubungan antar manusia. Semangat ini mendorong timbulnya partisipasi
masyarakat
. Faktor pendorong di pihak provider
Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider adalah adanya kesadaran di lingkungan
provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat
kesehatan. Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi masyarakat. Selain itu
keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor yang sangat mendorong pihak
provider untuk mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat.
Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat
a. Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat

a. persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan
yang dihadapi
b. susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat berbeda-
beda pula
c. pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya
d. adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak dimasyarakat
e. sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah
f. adanya berbagai macam kesenjangan sosial
g. kemiskinan

b. Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider

a. terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif
b. pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru mentafsirkan situasi
c. birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respons pihak provider terhadap
perkembangan masyarakat
d. persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat

17. Keuntungan partisipasi masyarakat bagi derajat kesehatan


KEUNTUNGAN PARTISIAPASI MASY BAGI PENINGKATAN DERAJAT
KESEHATAN
Keuntungan partisipasi masyarakat

a. Bagi masyarakat
Dengan berpartisipasinya masyarakat dibidang kesehatan maka :

a. Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi
masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi para penyelenggara semata.
b. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik secara fisik, sosial maupun
secara ekonomis. Ini karena mesyarakat berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan
dalam merencanakan pemecahannya
c. Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai pelaksanaan daripada
upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan bersama.
d. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan masalah dibidang kesehatan akan
mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas
dasar swadaya.

b. Bagi pihak penyelenggara pelayanan (provider)

a. dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan pengerahan potensi
masyarakat untuk pembangunan di bidang kesehatan, dan membantu memecahkan masalah
keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber daya tenaga, biaya, maupun
fasilitas.
b. Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
c. Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa ikut bertanggungjawab
dipihak masyarakat terhadap masalah dan program kesehatan, hingga hal ini memperlancar
munculnya aspirasi-aspirasi dari bawah.
d. Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk kontrol terhadap pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan pemerintah
e. Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi
partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang lain
Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog antara masyarakat
dan pihak penyelenggaraan pelayanan (provider) dan antara masyarakat
denganmasyarakat sendiri, hingga tercipta kesamaan berbagai pengertian dan pandangan
tentang masalah dan cara pendekatannya
18. Bagaimana pemberdayaan kesehatan sebagai salah satu sub system dari system kesehatan
nasional
Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari sistem kesehatan.
Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yg dilakukan oleh masyarakat
(dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) utk meperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi
dan aspek lainnya secara langsung maupun tdk langsung berpengaruh dlm kesehatan
masyarakat.
Program pemberdayaan yg akan mempengaruhi kualitas hidup adalah pemberdayaan
masyarakat miskin. faktor ini akan mampu memutuskan ketertinggalan rakyat baik dari segi
pendidikan, ekonomi maupun kesehtan. Faktor lain yg akan menjamin penguatan daya tawar
dan akses guna mendukung masyarakat utk memperoleh dan memanfaatkan input sember
daya yg dpt meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan lembaga dan
organisasi masyarakat.

Pembiayaan program pemberdayaan akan menjadi aspek yg penting utk menjamin


keberlangsungan program. Oleh karena itu, berdirinya lembaga swadaya dgn dukungan pihak
ketiga seperti perusahaan dan volunter sangat berpengaruh terhadap penguatan organisasi
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menciptakan suasana yg
memungkinkan potensi masyarakat utk berkembang disertai dgn dorongan dan motivasi
bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yg harus dikembangkan.

Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan melalui upaya promosi kesehatan atau disebut


pendidikan kesehatan masyarakat atau penyuluhan masyarakat. Pasal 38 UU No.23 tahun
1992 menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatn masyarakat diselenggarakan guna
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat utk hidup sehat,
aktif dan berperan serta dalam upaya kesehatan
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)

19. Bagaimana Kebijakansanaa pokok dan strategi peningktan startegi partisipasi masyarakat

Kebijakan pokok program partisipasi masyarakat


a. Dilakukan melalui berbagai jalur :
- mengutamakan organisasi kemasyarakatan yang ada
- menerapkan teknologi komunikasi, informasi, motivasi (KIM)
b. Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang berorientasi kesehatan terhadap
pemimpin/pemuda/tokoh dalam organisasi kemasyarakatan.
c. Pemberian kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih banyak kepada organisasi
kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan mendaya gunakan
sumberdaya masyarakat sendiri
d. Peningkatan para penyelenggara upaya kesehatan dalam menerapkan (KIM) dan menggalang
(PSM) untuk pembangunan kesehatan

1. Bagaimakah langkah dan kegiatan pengembangan partisipasi masy


LANGKAH DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT
1. Cara menumbuhkan partisipasi
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata
apabila terpenuhi adanya tiga faktor utama yang mendukungnya, yaitu (1) kemauan, (2)
kemampuan, dan (3) kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi (Slamet, 1992 dalam
Sumardjo dan Saharudin, 2003).
Ketiga faktor tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di seputar kehidupan manusia yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, seperti psikologis individu (needs, harapan, motif,
reward), pendidikan, adanya informasi, keterampilan, teknologi, kelembagaan yang mendukung,
structural dan stratifikasi sosial, budaya lokal serta peraturan dan pelayanan pemerintah. Menurut
Oppenheim (1973) dalam Sumardjo dan Saharudin (2003) ada unsur yang mendukung untuk
berperilaku tertentu pada diri seseorang (Person inner determinants) dan terdapat iklan atau
lingkungan (Environmental factors) yang memungkinkan terjadinya perilaku tersebut.
Menurut Sahidu (1998) bahwa faktor-faktor yang mampengaruhi tingkat kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi adalah motif, harapan, needs, rewards dan penguasaan informasi. Faktor
yang memberikan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan,
kelembagaan, struktur dan stratifikasi sosial, budaya lokal, kepemimpinan, sarana dan prasarana.
Sedangkan faktor yang mendorong adalah pendidikan, modal dan pengalaman yang dimiliki.13)
Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam
pembangunan dapat dilakukan dengan cara:
(1) Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas proyek
dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat.
(2) Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial yang
sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial masyarakat merupakan daya
tamping dan daya dukung sosial.
(3) Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk dapat
menggali need yang ada dalam masyarakat (Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998).14)
(Sumber : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan May 26, 2009

Anda mungkin juga menyukai