ABSTRAK
ABSTRACT
1
kasus hipertensi yang tinggi pada Penelitian ini merupakan
usia dewasa muda. penelitian kuantitatif dengan metode
Gaya hidup merupakan faktor observasional analitik menggunakan
risiko penting timbulnya hipertensi pendekatan cross sectional. Populasi
pada seseorang di usia dewasa muda. dalam penelitian ini adalah semua
Meningkatnya hipertensi pada penderita dengan diagnosa hipertensi
seseorang di usia dewasa muda derajat I dan II dengan usia dewasa
dipengaruhi oleh gaya hidup yang muda di wilayah kerja Puskesmas
tidak sehat, adapun yang termasuk Perumnas II kota Pontianak yang
gaya hidup tidak sehat diantaranya berjumlah 74 orang sesuai dengan
perilaku merokok, kurangnya kriteria insklusi yaitu usia dewasa
aktivitas fisik, obesitas, jenis kelamin muda 18-40 tahun, didiagnosis
dan usia berhubungan dengan menderita hipertensi derajat 1 dan
kejadian hipertensi (Nisa, 2012). derajat 2, tinggal di wilayah kerja
Berdasarkan hasil wawancara Puskesmas Perumnas II kota
yang dilakukan pada 5 orang dengan Pontianak, mengkonsumsi obat
diagnosis hipertensi usia dewasa antihipertensi dari Puskesmas, bisa
muda di Puskesmas Perumnas II kota baca dan tulis, dan kriteria eksklusi
Pontianak didapatkan bahwa banyak yaitu menderita penyakit komplikasi
yang tidak menyadari menderita lainnya. Penelitian dilakukan di
hipertensi sudah beberapa bulan wilayah kerja Puskesmas Perumnas
belakangan, sulit untuk berhenti II pada tanggal 7 sampai 28 Juni
merokok dan memiliki aktivitas fisik 2018.
yang kurang. Berdasarkan dari hasil Teknik pengumpulan data
pengukuran tekanan darah rata-rata menggunakan beberapa alat bantu
memiliki tekanan darah >140 mmHg. antara lain kuesioner aktivitas fisik
Setelah dilakukan pengukuran IMT menggunakan Global Physical
beberapa diantaranya memiliki berat Activity Questionnaire (GPAQ) dan
badan obesitas. Glover Nilsson Smoking Behavioral
Berdasarkan dari latar belakang Questionnaire (GN-SBQ) digunakan
diatas peneliti bermaksud melakukan untuk mengukur perilaku merokok,
penelitian mengenai faktor-faktor sphygmomanometer air raksa dan
yang berhubungan dengan kejadian stetoskop, timbangan injak dan alat
hipertensi usia dewasa muda di ukur meteran. Data hasil penelitian
wilayah kerja Puskesmas Perumnas diolah dengan menggunakan
II Kota Pontianak. komputer dengan uji statisti.
METODE
HASIL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat
Pendidikan, Riwayat Keluarga, Aktivitas fisik, Perilaku Merokok,
Obesitas pada penderita Hipertensi usia dewasa muda di Wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak
Faktor - faktor f %
Jenis Kelamin
- Laki-Laki 21 28,4
- Perempuan 53 71,6
2
Usia
- 18-27 12 16,2
- 28-40 62 83,8
Tingkat Pendidikan
- SD/Sederajat 17 23,0
- SMP/ Sederajat 17 23,0
- SMA/ Sederajat 33 44,6
- Perguruan Tinggi/ 7 9,5
Sederajat
Riwayat Keluarga
- Ada 52 70,3
- Tidak 22 29,7
Aktivitas Fisik
- Rendah 51 68,9
- Tinggi 23 31,1
Perilaku Merokok
- Bukan Perokok 52 70,3
- Perokok 22 29,7
Obesitas
- Tidak Obesitas 21 28,4
- Obesitas 53 71,6
Sumber: Data Primer (2018)
Berdasarkan Tabel 1 (70,3%) ada keluarga yang
menunjukkan bahwa mayoritas menderita hipertensi, sebagian
responden (71%) berjenis besar memiliki aktivitas fisik
kelamin perempuan, sebagian rendah (68,9%), sebagian besar
besar responden (83,8%) adalah responden (70,3%) adalah bukan
usia 28-40, sebagian besar perokok, dan sebagian besar
responden (44,6%) responden (71,6%) memiliki
berpendidikan SMA/Sederajat, berat badan obseitas.
sebagian besar responden
Tabel 2 Hasil hubungan Jenis Kelamin Dengan Hipertensi Usia Dewasa Muda Di
Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak
Kejadian Hipertensi
Total p
Jenis Kelamin Derajat 1 Derajat 2
N % n % n %
Laki-Laki 12 16,2 9 12,2 21 100
Perempuan 31 41,9 22 29,7 53 100 0,916
Total 43 58,1 31 41,9 74 100
Sumber: uji chi-square
Tabel 2 menunjukkan bahwa kelamin dengan kejadian hipertensi
berdasarkan hasil dari uji chi-square usia dewasa muda di wilayah kerja
didapatkan nilai p = 0,916 (p>0,05). Puskesmas Perumnas II Kota
Nilai ini menunjukkan bahwa tidak Pontianak
terdapat hubungan antara jenis
3
Tabel 3 Hasil hubungan usia dengan Hipertensi usia dewasa muda di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak
Kejadian Hipertensi
Total p
Usia Derajat 1 Derajat 2
f % f % f %
18-27 8 10,8 4 5,4 12 100
28-40 35 47,3 27 36,5 62 100 0,512
Total 43 58,1 31 41,9 74 100
Sumber: uji chi-square
Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan kejadian Hipertensi usia
berdasarkan hasil dari uji chi-square dewasa muda di Wilayah Kerja
didapatkan nilai p = 0,501 (p> 0,05). Puskesmas Perumnas II Kota
Nilai ini menunjukkan bahwa tidak Pontianak
terdapat hubungan antara usia
Tabel 4 Hasil hubungan Aktivitas Fisik Dengan kejadian Hipertensi Usia Dewasa
Muda Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak
Kejadian Hipertensi
Total p
Aktivitas fisik Derajat 1 Derajat 2
f % f % f %
Rendah 36 48,6 15 20,3 51 100
0,001
Tinggi 7 9,5 16 21,6 23 100
Total 43 58,1 31 41,9 74 100
Sumber: uji chi-square
Kejadian Hipertensi
Total p
Perilaku Merokok Derajat 1 Derajat 2
f % f % f %
Bukan Perokok 31 41,9 21 28,4 52 100
Perokok 12 16,2 10 13,5 22 100 0,686
Total 43 58,1 31 41,9 74 100
Sumber: uji chi-square
Tabel 5 menunjukkan bahwa dengan kejadian hipertensi usia
berdasarkan hasil dari uji chi-square dewasa muda di wilayah kerja
didapatkan nilai p = 0,686 (p> 0,05). puskesmas Perumnas II Kota
Nilai ini menunjukkan bahwa tidak Pontianak
terdapat hubungan perilaku merokok
4
Tabel 6 Hasil hubungan Obesitas Dengan kejadian Hipertensi Usia Dewasa Muda
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak
Kejadian Hipertensi
Total p
Obesitas Derajat 1 Derajat 2
f % f % f %
Tidak Obesitas 17 23,0 4 5,4 21 100
Obesitas 26 35,1 27 36,5 53 100 0,012
Total 43 58,1 31 41,9 74 100
Sumber: uji chi-square
terdapat hubungan obesitas dengan
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kejadian hipertensi usia dewasa
berdasarkan hasil dari uji chi-square muda di wilayah kerja puskesmas
didapatkan nilai p = 0,012 (p< 0,05). Perumnas II Kota Pontianak.
Nilai ini menunjukkan bahwa
Tabel 4.9 Hasil Akhir Pemodelan aktivitas fisik dan obesitas
Variabel Koefisien B Exp (B) p
5
elastin. Seiring bertambahnya usia dengan hasil dari uji chi-square
terjadi abnormalitas struktural yaitu didapatkan nilai p = 0,686 (p> 0,05).
disfungsi endotel menyebabkan Dari 74 responden pada
peningkatan kekakuan pada penelitian ini, didapatkan bahwa
pembuluh darah arteri (Black dkk, kecenderungan responden tidak
2007). memiliki kebiasaan merokok yakni
Dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 52 orang. Responden yang
tidak adanya hubungan antara usia memiliki kebiasaan merokok hanya
dengan kejadian hipertensi pada usia sejumlah 22 responden, adapun 16
dewasa muda dengan hasil dari uji responden diantaranya berusia 28-40
chi-square didapatkan nilai p = 0,501 tahun. Karena berdasarkan hasil
(p>0,05). survei, rata-rata perempuan memang
Hasil penelitian ini sejalan tidak memiliki kebiasaan merokok
dengan penelitian Raihan, Erwin dan dibandingkan dengan laki-laki.
Ari, (2014) bahwa tidak ada 4. Hubungan Aktivitas Fisik
hubungan yang bermakna secara Dengan Hipertensi Usia
statistik antara umur dengan Dewasa
penyebab hipertensi. Hasil analisa Gaya hidup sehat dan memiliki
diperoleh nilai odds ratio = 0,58 dan aktivitas fisik yang terorganisir
nilai p (0,21) > α (0,05), maka dapat adalah hal yang penting untuk
disimpulkan tidak ada hubungan kelangsungan hidup yang lebih baik.
yang signifikan antara umur dengan Di zaman ini, teknologi yang ada
kejadian hipertensi primer. saat ini memberikan berbagai
3. Hubungan Perilaku Merokok kemudahan, salah satunya
Dengan Hipertensi Usia memudahkan aktivitas. Oleh sebab
Dewasa Muda itu, secara perlahan aktivitas fisik
Gaya hidup yang tidak sehat mulai berkurang dari kehidupan
seperti perilaku merokok yang dapat sehari-hari (Adhitya, 2016).
menyebabkan penyakit hipertensi. Dalam penelitian ini diperoleh
adapun komponen yang ada dalam adanya hubungan antara aktivitas
rokok seperti, Zat nikotin yang dapat fisik dengan kejadian hipertensi pada
meningkatkan pelepasan epinefrin usia dewasa muda dengan hasil dari
yang dapat mengakibatkan terjadinya uji chi-square didapatkan nilai p =
penyempitan dinding arteri. Selain 0,001 (p< 0,05).
itu juga ada Karbon monoksida (Co) Dari hasil multivariate terdapat
yang mempengaruhi jantung agar hubungan yang signifikan antara
bekerja lebih berat untuk memberi aktivitas fisik terhadap Hipertensi
cukup oksigen ke selsel tubuh. usia dewasa muda diperoleh nilai
Sehingga rokok berperan dalam signifikasi (0,001), dengan Exp(B)
pembentukan arterosklerosis dengan 7,702 artinya artinya usia dewasa
cara meningkatkan pengumpalan sel- muda yang memiliki aktivitas fisik
sel darah (Dalimartha, 2008). yang rendah sebesar 7 kali lebih
Dalam penelitian ini diperoleh tinggi terkena hipertensi
tidak adanya hubungan antara dibandingkan yang memiliki
perilaku merokok dengan kejadian aktivitas fisik yang tinggi.
hipertensi pada usia dewasa muda
6
Sesuai dengan penelitian Dalam penelitian ini diperoleh
menurut Atun, Tri & Weni (2014) adanya hubungan antara obesitas
menunjukkan bahwa kurang aktivitas dengan kejadian hipertensi pada usia
fisik merupakan faktor terjadinya dewasa muda dengan hasil dari uji
hipertensi dengan nilai 4,9 kali untuk chi-square didapatkan nilai p = 0,012
terkena hipertensi dibandingkan (p< 0,05).
dengan orang yang memiliki Dari hasil multivariate terdapat
aktivitas fisik sedang. Penelitian lain hubungan yang signifikan antara
juga mengatakan terdapat hubungan obesitas terhadap Hipertensi usia
aktivitas fisik dengan hipertensi pada dewasa muda diperoleh nilai
pegawai di wilayah Kecamatan signifikasi (0,008), dengan Exp(B)
Tomohon Utara dengan nilai 6,702 artinya usia dewasa muda yang
p=0,026 (Paruntu, Fred dan Griche, mengalami obesitas sebesar 6 kali
2015). lebih tinggi terkena hipertensi
Aktivitas atau olahraga sangat dibandingkan yang tidak obesitas.
mempengaruhi terjadinya hipertensi, Sesuai dengan penelitian yang
di mana pada orang yang kurang dilakukan oleh Sapitri & Suyanto
aktivitas akan cenderung mempunyai (2016) pada Analisis Faktor Risiko
frekuensi denyut jantung lebih tinggi Kejadian Hipertensi Pada
sehingga otot jantung akan bekerja Masyarakat Di Pesisir Sungai Siak
lebih keras pada tiap kontraksi. Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
Semakin keras dan sering otot terdapat hubungan yang signifikan
jantung memompa maka semakin antara obesitas dengan kejadian
besar tekanan yang dibebankan pada hipertensi. dengan hasil bahwa
arteri (Andira, 2013). responden yang mengalami obesitas
5. Hubungan Obesitas Dengan memiliki risiko terkena hipertensi
Hipertensi Usia Dewasa Muda sebesar 6,47 kali dibandingkan
Obesitas atau kegemukan dengan orang yang tidak obesitas.
merupakan faktor risiko dari IMPLIKASI KEPERAWATAN
hipertensi dan sebagai ciri dari Setelah dilakukan penelitian ini
penderita hipertensi. Curah jantung didapatkan hasil bahwa terdapat
dan sirkulasi volume darah pada hubungan aktivitas fisik dan obesitas
penderita hipertensi yang obesitas dengan kejadian Hipertensi usia
lebih tinggi dari pada penderita dewasa muda di Wilayah Kerja
hipertensi tanpa obesitas (Sutanto, Puskesmas Perumnas II Kota
2010). Selain itu obesitas Pontianak. Sehingga dengan
menyebabkan lemak jenuh dan mengetahui faktor aktifitas fisik dan
lemak tak jenuh yang masuk ke obesitas sebagai faktor yang dapat
dalam tubuh secara terus-menerus mempengaruhi hipertensi perawat
menumpuk di dalam pembuluh mampu memberikan penyuluhan
darah. Akibatnya arteri menyempit mengenai pentingnya aktivitas fisik
dan perlu tekanan lebih besar untuk yang baik bagi tubuh dan mencegah
mengalirkan darah ke seluruh tubuh. terjadinya berat badan yang berlebih.
hal inilah yang menimbulkan
terjadinya hipertensi (Raihan, Erwin
& Ari, 2014).
7
KESIMPULAN pelayanan kesehatan, sehingga dapat
1. Distribusi penduduk berusia mencegah terjadinya komplikasi
dewasa di wilayah kerja lebih lanjut yang disebabkan dari
Puskesmas Perumnas II Kota hipertensi.
Pontianak tertinggi pada jenis Bagi Keperawatan
kelamin perempuan (71,6%), Dapat dilakukan kerjasama
kelompok umur 28-40 tahun dengan instansi kesehatan lainnya
(83,8%), tingkat pendidikan dengan upaya preventif dan promotif
SMA (44,6%), ada riwayat dengan dilakukannya penyuluhan
keluarga menderita hipertensi mengenai pentingnya memiliki
(70,3%), aktivitas fisik rendah aktivitas fisik dan bagaimana
(68,9%), bukan perokok (70,3%) menjaga tubuh agar terhindar dari
dan obesitas (28,4%). obesitas serta bahaya yang dapat
2. Ada hubungan yang bermakna ditimbulkan, serta mengenai
antara aktifitas fisik dan obesitas pentingnya memeriksakan tekanan
dengan kejadian Hipertensi usia darah secara berkala sehingga dapat
dewasa muda di wilayah kerja mencegah terjadinya komplikasi dari
Puskesmas Perumnas II Kota hipertensi itu sendiri.
Pontianak. Bagi Penelitian Selanjutnya
3. Tidak ada hubungan yang Perlu mengontrol lingkungan
bermakna antara jenis kelamin, pada waktu penelitian sehingga
usia, dan perilaku merokok dalam pengisian kuesioner dapat
dengan kejadian Hipertensi usia berjalan kondusif. Serta responden di
dewasa muda di wilayah kerja minta untuk mengisi kuesioner
Puskesmas Perumnas II Kota sendiri agar hasil yang didapatkan
Pontianak. merupakan data yang akurat. Perlu
4. Aktivitas fisik merupakan faktor adanya penelitian yang mengukur
yang paling dominan terhadap faktor lain seperti stress, genetik,
terjadinya Hipertensi usia konsumsi garam pada penderita
dewasa muda di wilayah kerja hipertensi.
Puskesmas Perumnas II Kota
Pontianak. DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, S. D. (2016). Tingkat
SARAN Aktivitas Fisisk Operator Layanan
Bagi Masyarakat Internet Mahasiswa Universitas
Hendaknya meningkatkan Negeri Yogyakarta. Skripsi.
kesadaran dan kewaspadaan dengan Yogyakarta: Prodi Pendidikan
merubah gaya hidup yang berisiko Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
menimbulkan penyakit hipertensi Fakultas Ilmu Keolahragaan.
dengan tidak merokok, melakukan
Andria, K.M. (2013). Hubungan
aktifitas fisik secara rutin dan
Antara Perilaku Olahraga, Stress
memperhatikan berat badan agar
Dan Pola Makan Dengan Tingkat
tidak terjadi obesitas sehingga dapat
Hipertensi Pada Lanjut Usia Di
menurunkan hipertensi. Selain itu
Posyandu Lansia Kelurahan
meningkatkan motivasi diri untuk
Gebang Putih Kecamatan Sukolilo
rutin memeriksakan tekanan darah ke
8
Kota Surabaya. Jurnal Promkes, Puskesmas Rumbai Pesisir. JOM
Vol. 1(2), 111–117. PSIK (1) 2.
Arifin dkk, 2016. Faktor-Faktor Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
Yang Berhubungan Dengan Dasar 2012. Jakarta: Kementerian
Kejadian Hipertensi Pada Kesehatan Republik Indonesia.
Kelompok Lanjut Usia Di
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Robbins. (2010). Buku ajar patologi,
Petang I Kabupaten Badung Edisi 7. Volume 2. Jakarta : Buku
Tahun 2016. E-JURNAL Kedokteran EGC
MEDIKA, VOL. 5 NO.7.
Sapitri, N., Suyanto., Wasinton,
Atun, L., Tri, S., Dan Weni K. R.B.B. (2016). Analisis Faktor
(2014). Asupan Sumber Natrium, Risiko Kejadian Hipertensi Pada
Rasio Kalium Natrium, Aktivitas Masyarakat Di Pesisir Sungai
Fisik, Dan Tekanan Darah Pasien Siak Kecamatan Rumbai Kota
Hipertensi. MGMI (6) , 63-71. Pekanbaru. Jom Fk (3)1.