Anda di halaman 1dari 1

Energi Air sebagai Energi Alternatif

Seperti diketahui energi yang berasal dari bahan bakar fosil jumlahnya semakin
berkurang. Hal ini tentunya membuat kita harus berpaling untuk mendapatkan energi
lain yang tidak saja ramah lingkungan namun juga dengan jumlah yang cukup besar.
Energi tersebut salah satunya adalah energi air. Energi ini akan membangkitkan
Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro (PLTMH).

Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik
adalah memiliki kapasitas aliran, mempunyai ketinggian tertentu dan instalasi.
Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin
besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Biasanya
pembangkit listrik jenis ini dibangun berdasarkan adanya ketersediaan air yang
mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang mencukupi. Mikro hidro
juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan “energi
putih”. Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan
sumber daya yang telah disediakan oleh alam serta ramah lingkungan. Dengan
teknologi yang semakin berkembang membuat energi aliran air beserta energi
perbedaan ketinggiannya pada daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat
diubah menjadi energi listrik.

Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan Pembangkit Listrik
Tenaga MikroHidro (PLTMH) terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan,
PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai PLTMH. Dengan demikian, sistem
pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini cocok untuk menjangkau ketersediaan
jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.

Berikut beberapa keuntungan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro :

 Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro ini hanya memerlukan biaya yang relatif murah karena
penggunaan energi alam.
 Konstruksinya yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil.
Pengoperasiannya dapat dilakukan oleh para penduduk daerah setempat dengan
sedikit pelatihan.
 Tidak menimbulkan pencemaran.
 Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi untuk pertanian
ataupun perikanan.
 Mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air selalu terjaga.

(dari berbagai sumber).

Oleh: Fakhirah Nailatul Izzah Zakaria (Kelas IV.b)

Anda mungkin juga menyukai