A. Anestesi Spinal
1. Anatomi
badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, atau tulang
tulang koxa, turut membentuk tulang ini. Dua tulang koxa itu
Varacallo, 2019)
2. Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal adalah cairan yang mengisi sistem
serebrospinal.
3. Indikasi
4. Kontra indikasi
5. Baricity
1.0 disebut dari hiperbarik, bila kurang dari 1.0 disebut hipobarik
(Morgan, 2016).
a. Faktor utama
b. Faktor lainnya
a) Tingkat injeksi
c) Tinggi pasien
d) Batuk
a. Posisi Pasien
b. Teknik insersi
operasi.
8. Komplikasi
2014).
a) Hipotensi
b) Retensi urin
b. .Lokasi penyuntikkan
Nyeri punggung
B. Anestesia Epidural
Anestesi epidural merupakan salah satu bentuk teknik blok
neuroaksial, dimana penggunaannya lebih luas dari pada anestesia spinal.
Epidural blok dapat dilakukan melalui pendekatan lumbal, torak, servikal
atau sacral (yang lazim disebut blok caudal). Teknik epidural sangat luas
penggunaannya pada anestesia operatif, analgesia untuk kasus-kasus
obstetri, analgesia post operatif dan untuk penanggulangan nyeri kronis
Ruang epidural berada diuar selaput dura. Radiks saraf berjalan di dalam
ruang epidural ini setelah keluar dari bagian lateral medula spinalis, dan
selanjutnya menuju kearah luar (Morgan, 2006)
Onset dari epidural anestesia (10-20 menit) lebih lambat
dibandingkan dengan anestesi spinal. Dengan menggunakan konsentrasi
obat anestesi lokal yang relatif lebih encer dan dikombinasi dengan obat-
obat golongan opioid, serat simpatis dan serat motorik lebih sedikit diblok,
sehingga menghasilkan analgesia tanpa blok motorik. Hal ini banyak
dimanfaatkan untuk analgesia pada persalinan dan analgesia post operasi
(Morgan, 2006)
1. Anatomi
a. Lumbal Epidural
Lumbal epidural merupakan daerah anatomis yang paling
sering menjadi tempat insersi atau tempat memasukan epidural
anestesia dan analgesia. Pendekatan median atau paramedian dapat
dikerjakan pada tempat ini. Anestesia lumbal epidural dapat
dikerjakan untuk tindakan-tindakan dibawah diafragma. Oleh
karena medula spinalis berakhir pada level L1, keamanan blok
epidural pada daerah lumbal dapat dikatan aman, terutama apabila
secara tidak sengaja sampai menembus dura.
b. Torakal epidural
Secara teknik lebih sulit dibandingkan teknik lumbal
epidural, demikian juga risiko cedera pada medula spinalis lebih
besar. Pendekatan median dan paramedian dapat dipergunakan.
Teknik torakal epidural lebih banyak digunakan untuk intra atau
post operatif analgesia (Visser, 2001).
c. Cervikal epidural
Teknik ini biasanya dikerjakan dengan posisi pasien duduk,
leher ditekuk dan menggunakan pendekatan median. Secara klinis
digunakan terutama untuk penanganan nyeri (Visser, 2001)
3. Aktifasi Epidural
Jumlah (volume dan konsentrasi) dari obat anestesi lokal yang
dibutuhkan untuk anestesi epidural relatif lebih banyak bila dibandingkan
dengan anestesi spinal. Keracunan akan terjadi bila jumlah obat sebesar itu
masuk intratekal atau intravaskuler. Untuk mencegah timbulnya hal
tersebut, dilakukan tes dose epidural. Hal ini dibenarkan dengan
menggunakan jarum ataupun melalui kateter epidural yang telah terpasang
(Morgan, 2006).
Test dose dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan injeksi ke
ruang subaraknoid atau intravaskuler. Test dose klasik dengan
menggunakan kombinasi obat anestesi lokal dan epineprin, 3 ml lidokain
1,5 % dengan 0,005 mg/mL epineprin 1:200.000. Apabila 45 mg lidokain
disuntikan kedalam ruang subaraknoid akan timbul anestesi spinal secara
cepat. 15 g epineprin bila disuntikan intravaskuler akan menimbulkan
kenaikan nadi 20% atau lebih. Beberapa menyarankan untuk menggunakan
obat anestesi lokal yang lebih sedikit suntikan 45 mg lidokain intratekal
akan menimbulkan kesulitan penanganan pada tempat tertentu, misalnya di
ruang persalinan. Demikian juga, epineprin sebagai marker injeksi intravena
tidaklah ideal. False positif dapat terjadi (kontraksi uterus sehingga
menimbulkan nyeri yang berakibat meningkatnya nadi) demikian juga false
negatif (pada pasien yang mendapat bloker). Fentanil telah dianjurkan
untuk digunakan sebagai test dose intravena, yang mempunyai efek
analgesia yang besar tanpa epineprin. Yang lain menyarankan untuk
melakukan tes aspirasi sebelum injeksi dapat dilakukan untuk mencegah
injeksi obat anestesi lokal secara intravena (Visser, 2001).
7. Kontra indikasi
Tabel 2.1 Kontra indikasi anestesi epidural
No Kontra indikasi relatif Kontra indikasi absolut
8 Pasien menolak