Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KIMIA FARMASI

Untuk memenuhi tugas kimia farmasi


Guru Pembimbing : Nita Dwi Handayani, S. Pd

Disusun oleh :

1. Arinda Vania Laurensia (06)


2. Karina Ferda Apriani (16)
3. Khoirotun Nissah (17)
4. Mayang Sekar Mutia.G (19)

KELAS : XI – FARMASI

SMK BRAWIJAYA DURENAN


TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, kekuatan
dan karunia yang senantiasa masih diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan dengan sebaik baiknya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing kami yang senantiasa
memberikan ilmu dan masukan kepada kami, sehingga mampu memperbaiki makalah kami
menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang juga
memberikan masukan dan dukungan sehingga dapat membantu kami menyelesaikan makalah in.

Makalah ini merupakan makalah kimia farmasi yang membahas tentang senyawa
heterosiklik. Makalah menjelaskan beberapa jenis senyawa tersebut.

Demikian makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami sadar ada
kekurangan didalam makalah ini, namun kami mengharapkan pendapat dan kritikan agar lebih
baik kedepannya. Sekian dan Terima kasih

Tulungagung, 17 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................3
1.3 Tujuan Makalah ...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4
2.1 Senyawa Heterosiklik...........................................................................................4
2.2 Tata Nama Senyawa Heterosiklik .......................................................................5
2.3 Senyawa Heterosiklik atau Heterolingkar ............................................................7
2.4 Senyawa heterosiklis non aromatik ......................................................................18
2.5 Senyawa heterosiklis aromatic .............................................................................18
2.6 Tata Nama Senyawa Heterosiklik Aromatik........................................................19
BAB III PERTANYAAN .........................................................................................24
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................29
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................29
3.2 Saran .....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Senyawa ini mengandung satu atau lebih rantai tertutup (cincin) dan
dikenal sebagai senyawa siklik atau cincin. Terdiri dari dua jenis: Senyawa
Homosiklik : Senyawa-senyawa di mana cincin hanya terdiri dari atom karbon
Disebut senyawa homosiklik. Senyawa homosiklik atau senyawa karbosiklik
dibagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan senyawa aromatik. Senyawa
alisiklik :Sebuah cincin beranggota tiga atau lebih atom karbon menyerupai
senyawa alifatik seperti dalam senyawa homosiklik disebut senyawa alisiklik.
Hidrokarbon alisiklik jenuh memiliki rumus umum Cn H2n. Contoh senyawa
Alisiklik adalah siklopropana, siklobutana, sikloheksana.Senyawa aromatik :
Senyawa ini mengandung cincin benzena yaitu sebuah cincin dari enam atom
Karbon dengan ikatan ganda dan tunggal yang berselang-seling. Disebut
senyawa aromatik karena banyak dari mereka yang memiliki bau yang harum.
Senyawa heterosiklik ,Ketika lebih dari satu jenis atom berada dalam satu
senyawa cincin, mereka dikenal sebagai senyawa heterosiklik.
Dalam senyawa ini umumnya satu atau lebih atom unsur seperti
nitrogen 'N', oksigen 'O', atau sulfur 'S' ada di dalam cincin. Atom selain
karbon yaitu N, O atau S yang ada dalam cincin disebut heteroatom. Senyawa
heterosiklik dengan lima dan enam atom disebut sebagai heterosiklik
beranggota lima dan enam. Contohnya adalah piridin, furan, tiofen, pirol.
Senyawa heterosiklik selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai monosiklik,
bisiklik dan trisiklik tergantung pada jumlah atom penyusun cincin satu, dua
atau tiga.

1
Cincin aromatik sederhana, juga dikenal sebagai arena sederhana atau
senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang
hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron pi
yang berdelokalisasi. Banyak senyawa cincin aromatik sederhana yang
mempunyai nama trivial. Biasanya, ia ditemukan sebagai substruktur
molekul-molekul yang lebih kompleks. Senyawa aromatik sederhana yang
umumnya ditemukan adalah benzena dan indola. Cincin aromatik sederhana
dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom bukan
karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti naftalena,
ataupun polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik monosiklik sederhana
biasanya berupa cincin beranggota lima, seperti pirola, ataupun cincin
beranggota enam, seperti piridina. Cincin aromatik yang mengandung atom
nitrogen dapat dibedakan menjadi cincin aromatik basa dan cincin aromatik
non-basa.
Pada cincin aromatik basa, pasangan menyendiri elektron bukanlah
bagian dari sistem aromatik cincin tersebut. Pasangan menyendiri ini
bertanggungjawab terhadap kebasaan basa ini. Dalam senyawa-senyawa ini,
atom nitrogen tidak berikatan dengan atom hidrogen. Contoh cincin aromatik
basa adalah piridina dan kuinolina. Beberapa cincin bisa saja mengandung
atom nitrogen basa dan non-basa secara bersamaan, misalnya imidazola dan
purina..
Pada cincin non basa, pasangan menyendiri electron atom nitrogen
berdelokalisasi dan berkontribusi terhadap sistem aromatik elektron pi. Dalam
senyawa ini, atom nitrigen berikatan dengan atom hidrogen. Contoh cincin
aromatic non-basa ini adalah pirola dan indola. Pada cincin aromatic yang
mengandung atom oksigen dan sulfur, satu dari dua pasangan elektron
heteroatom tersebut berkontribusi terhadap sistem aromatic senyawa.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :


1. Apakah yang dimaksud dengan senyawa heterosiklik ?
2. Sebutkan tata nama senyawa heterosiklik ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan senyawa
heterosiklik.
2. Untuk mengetahui dan memahami tata nama senyawa heterosiklik
3. Untuk mengetahui jenis senyawa heterosiklik

3
BAB II
SENYAWA HETEROSIKLIK DAN POLISIKLIK

2.1 Senyawa Heterosiklik

Senyawa heterosiklik aromatik adalah suatu senyawa siklik di mana


atom-atom yang terdapat dalam cincin terdiri atas dua atau lebih unsur yang
berbeda. Cincin heterosiklik dapat bersifat aromatik, sama seperti pada cincin
benzena. Senyawa heterosiklik banyak terdapat di alam sebagai suatu alkaloid
(seperti, morfin, nikotin dan kokain), asam-asam nukleat (pengemban kode
genetik), dan senyawa biologi lainnya. Contoh:

Contoh-contoh senyawa tersebut tergolong senyawa heterosiklik.


Dalam kerangka cincin, selain atom karbon, juga terdapat atom
nitrogen. Ketiga struktur tersebut berbeda karena posisi gugus metil
(teobromin dan teofilin berisomer struktural). Perbedaan struktur ini
menimbulkan perbedaan sifat fisika dan kimia. Kafein terdapat dalam kopi
yang bersifat candu. Teobromin terdapat dalam cokelat (chocolate) yang
juga bersifat candu. Teofilin tergolong obat- obatan broncodilator (sesak
napas). Nikotin terdapat dalam tembakau dan bersifat candu.

4
2.2 Tata Nama Senyawa Heterosiklik

Sama seperti senyawa polisiklik aromatik, senyawa heterosiklik aromatik


juga memiliki nama tertentu sebagai berikut

Penataan nama senyawa heterosiklik menggunakan sistem


penomoran. Nomor terendah sedemikian rupa diberikan kepada atom
selain karbon yang terkandung dalam cincin. Contoh :

Penataan nama dapat juga menggunakan huruf Yunani untuk


substituent mono, sama seperti pada senyawa polisiklik aromatik.

5
Purin merupakan kerangka dasar pembentukan adenine dan guanine
(senyawa pembentuk DNA) Senyawa heterosiklik dengan enam anggota yang
paling umum adalah piridina.Piridina memiliki struktur sama dengan
benzena,berupa cincin datar dengan lima atom karbon dan satu atom nitrogen.
Setiap atom dalam cincin terhibridisasi secara sp2. Oleh karena piridina
memiliki satu atom nitrogen yang bersifat elektronegatif maka senyawa
piridina bersifat polar, sedangkan benzena bersifat nonpolar. Ikatan dalam
piridin, yang menunjukkan persamaan dengan ikatan yang terdapat dalam
benzene. Akan tetapi, ada suatu perbedaan yaitu sifat elektronegatif nitrogen
dari piridin akan mengurangi sejumlah electron dari cincin yang menyebabkan
cincin karbon kurang negatif. Oleh karena kurang electron dalam cincin
karbonnya,piridin tidak mudah mengalami reaksi subtitusi aromatic elektrofil.
Perbedaan lain antara piridin dan benzene adalah nitrogen dalam piridin
mengandung pasangan electron sunyi piridin, seperti amina alifatik
Piridina tidak dapat dialkilasi atau diasilasi seperti pada benzena
melalui reaksi Friedel-crafts. Piridina dapat disubstitusi oleh bromin hanya
pada suhu tinggi dalam fasa uap sehingga diduga reaksi berlangsung melalui
pembentukan radikal bebas. Reaksi substitusi terjadi pada posisi karbon
nomor 3.

6
Kesamaan lain antara piridina dan benzene adalah keduanya tahan
terhadap serangan oksidasi. Reaksi oksidasi dapat terjadi pada gugus samping,
sedangkan cincinnya tetap utuh.

2.3 Senyawa Heterosiklik atau Heterolingkar

Senyawa heterosiklik atau heterolingkar adalah sejenis senyawa kimia


yang mempunyai struktur cincin yang mengandung atom selain karbon,
seperti belerang, oksigen, ataupun nitrogen yang merupakan bagian dari
cincin tersebut. Senyawa-senyawa heterosiklik dapat berupa cincin aromatic
sederhana ataupun cincin non-aromatik. Beberapa contohnya adalah piridina
(C5H5N), pirimidina (C4H4N2) dan dioksana (C4H8O2).
Perlu diperhatikan pula senyawa-senyawa seperti siklopropana dan
sikloheksana bukanlah senyawa heterosiklik. Senyawa tersebut hanyalah
sikloalkana. Prefiks 'siklik' merujuk pada struktur cincin, sedangkan 'hetero'
merujuk pada atom selain karbon. Banyak senyawa heterosiklik yang
merupakan zat karsinogenik.
Kimia heterosiklik adalah cabang ilmu kimia yang berkutat secara
eksklusif terhadap sintesis, sifat-sifat, dan aplikasi heterolingkar.
Cincin Aromatik Sederhana Cincin aromatic sederhana, juga dikenal
sebagai arena sederhana atau senyawa aromatic sederhana, merupakan
senyawa organik aromatic yang hanya terdiri dari struktur cincin planar
berkonjugasi dengan awan elektron pi yang berdelokalisasi. Banyak senyawa

7
cincin aromatik sederhana yang mempunyai nama trivial. Biasanya, ia
ditemukan sebagai substruktur molekul-molekul yang lebih kompleks.
Senyawa aromatik sederhana yang umumnya ditemukan adalah benzena dan
indola.
Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila
ia mengandung atom bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti
benzena, bisiklik seperti naftalena, ataupun polisiklik seperti antrasena.
Cincin aromatic monosiklik sederhana biasanya berupa cincin beranggota
lima, seperti pirola, ataupun cicin yang beranggota enam, seperti piridina.

TABEL CINCIN AROMATIK SEDERHANA

Furan Benzofulan

Pirola Indola

Tiofena Benzotiofena

8
Imidozola Benzimidazole

Pirazola Indazola

Oksazola Bensoksazole

Isoksazole Benzisoksazole

9
Tiozola Benzitiozola

Benzena Naftalena Antrasena

Piridina Kuinolina Isokuinolina

Pirimidina Kuinazolina

10
Piridazina Sinolin

Cincin beranggota-3
Heterolingkar dengan tiga atom pada cincin lebih reaktif dikarenakan oleh
terikan cincin. Senyawa yang memiliki satu heteroarom pada umumnya
lebihstabil. Senyawa dengan dua heteroatom lebih biasa muncul sebagai zat
antara reaktif.

Heteroatom Jenuh Takjenuh

Nitrogen Aziridina

Oksigen Etilena oksida (epoksida, oksirana) Oksirena

Sulfur Tiirana (episulfida)

11
Cincin beranggota-4

Heteroatom Jenuh Takjenuh

Nitrogen Azetidina

Oxygen Oksetana

Sulfur Tietana, ditietana Ditiet

Cincin beranggota-5

Pada Heterolingkar beranggota-5, senyawa takjenuhnya sering lebih stabil


oleh karena aromatisitas.

Heteroatom Jenuh Takjenuh

Dihidropirola
Nitrogen tetrahidropirola (pirolidina)
(pirolina), Pirola

Oksigen Dihidrofuran, tetrahidrofuran Furan

Sulfur Dihidrotiofena, tetrahidrotiofena Tiofena

Arsen Arsola

12
Cincin beranggota-6

Cincin beranggota enam dengan heteroatom tunggal:

Heteroatom Jenuh Takjenuh

Nitrogen Piperidina Piridina

Oksigen Tetrahidropiran Piran

Sulfur Tiana Tiina (thiapirana)

Dengan dua heteroatom:

Heteroatom Jenuh Takjenuh

Nitrogen Piperazina Diazina

Nitrogen / oksigen Oksazina

Nitrogen / sulfur Tiazina

13
Sulfur Ditiana

Oksigen Dioksana

Berdasarkan bentuk lingkar siklisnya senyawa heterosiklik digolongkan


menjandi:

14
Senyawa heterosiklik lingkar lima

Senyawa heterosiklik lingkar enam

15
Ada pula senyawa heterosiklis yang mempunyai 2 atom lain selain atom
karbon dalam lingkar siklisnya.

Ada pula senyawa heterosiklis yang mempunyai lingkar siklis lebih dari satu.

Disamping cara penggolongan di atas, senyawa heterosiklis dapat pula


digolongkan menjadi :
A. Senyawa heterosiklik non aromatik
B. Senyawa heterosiklik aromatik

16
2.4 Senyawa heterosiklis non aromatik
Senyawa-senyawa yang dalam lingkar heterosiklisnya mengandung
atom selain karbon, namun sifat-sifatnya sama dengan senyawa-senyawa
rantai terbuka (alifatik).
Contohnya:

2.5 Senyawa heterosiklis aromatic


Senyawa-senyawa yang dalam lingkar heterosiklisnya mengandung
atom selain karbon, namun sifat-sifatnya sama dengan senyawa-senyawa
aromatik lainnya. Agar suatu sistem cincin bersifat aromatik, terdapat tiga
kriteria yang harus dipenuhi :
1. Sistem cincin mengandung electron p (pi) yang terdelokalisasi
(terkonyugasi).
2. Sistem cincin harus datar (planar), berhibridisasi sp2.
3. Harus terdapat (4n + 2) elektron p dalam sistem cincin (aturan Huckel).
Contohnya :

17
2.6 Tata Nama Senyawa Heterosiklik Aromatik
Sistem cincin senyawa aromatik heterosiklik juga mempunyai tata
nama tersendiri. Berbeda dengan senyawa lainnya, penomoran pada cincin
heterosiklik ditetapkan berdasarkan perjanjian dan tidak berubah
bagaimanapun posisi substituennya. Penomoran beberapa senyawa
heterosiklik adalah sebagai berikut:

Bila suatu senyawa heterosiklik, hanya mengandung satu heteroatom, maka


huruf Yunani dapat juga digunakan untuk menandai posisi cincin

Struktur Senyawa Heterosiklik Lingkar Lima


Agar suatu heterosiklik dengan cincin lima anggota bersifat aromatik,
heteroatom itu harus memiliki dua elektron untuk disumbangkan ke awan pi
aromatik. Pirol, furan dan tiofen semuanya memenuhi persyaratan ini,
sehingga dapat bersifat aromatik

18
Sifat Karakteristik Senyawa Heterosiklik Lingkar Lima
a. Senyawa Pirol
Karena atom nitrogen dalam pirol menyumbangkan dua elektron ke
awan pi aromatik, maka atom nitrogen bersifat tuna electron.

Hal ini berdampak, cincin menjadi kaya elektron (bermuatan negatif parsial).

19
Tidak seperti piridin dan amina, pirol (pKb = ~14) tidak bersifat basa.

b. Senyawa Furan
Karena atom oksigen dalam furan menyumbangkan dua elektron
(sepasang elektron) ke awan pi aromatik, maka atom oksigen bersifat tuna
elektron.

Hal ini berdampak, cincin menjadi kaya elektron (bermuatan negatif parsial).

20
Berbeda dengan pirol, puran menunjukkan sifat basa yang amat lemah.
c. Senyawa Tiofen
Karena atom sulfur dalam tiofen menyumbangkan dua electron
(sepasang elektron) ke awan pi aromatik, maka atom sulfur bersifat tuna
elektron.

Hal ini berdampak, cincin menjadi kaya elektron (bermuatan negatif parsial).

Berbeda dengan pirol, tiofen juga menunjukkan sifat basa yang amat lemah.

Reaksi-reaksi pada Senyawa Heterosiklik Lingkar Lima


Reaksi-reaksi pada pirol
Walaupun mempunyai sepasang elektron bebas, tetapi karena adanya
delokalisasi elektron dalam cincin aromatis, maka pirol tidak dapat bersifat
basa, malahan bersifat asam yang sangat lemah, sehingga dapat bereaksi
dengan NaNH2 ataupun KOH.

21
Cincin aromatik yang mengandung atom nitrogen dapat dibedakan
menjadi cincin aromatik basa dan cincin aromatik non-basa.

 Pada cincin aromatik basa, pasangan menyendiri elektron bukanlah


Pada cincin aromatik basa, pasangan menyendiri elektron bukanlah
bagian dari sistem aromatik cincin tersebut. Pasangan menyendiri ini
bertanggungjawab terhadap kebasaan basa ini. Dalam senyawa
senyawa ini, atom nitrogen tidak berikatan dengan atom hidrogen.
Contoh cincin aromatik basa adalah piridina dan kuinolina. Beberapa
cincin bisa saja mengandung atom nitrogen basa dan non-basa secara
bersamaan, misalnya imidazola dan purina.
 Pada cincin non basa, pasangan menyendiri elektron atom nitrogen
Pada cincin non basa, pasangan menyendiri elektron atom
nitrogenberdelokalisasi dan berkontribusi terhadap sistem aromatik
elektron pi. Dalam senyawa ini, atom nitrigen berikatan dengan atom
hidrogen. Contoh cincin aromatik non-basa ini adalah pirola dan
indola. Pada cincin aromatik yang mengandung atom oksigen dan
sulfur, satu dari dua pasangan elektron heteroatom tersebut
berkontribusi terhadap sistem aromatik senyawa.

22
BAB III
PERTANYAAN

1. Senyawa heterosiklik adalah senyawa organik yang di dalam lingkar siklisnya


terdapat atom-atom selain?
Jawab :
Senyawa heterosiklik adalah senyawa organik yang di dalam lingkar siklisnya
terdapat atom-atom selain atom karbon

2. Apa yang menyebabkan senyawa heterosiklik lebih menarik dari pada


polisiklik?
Jawab :
Senyawa heterosiklik lebih menarik dari pada polisiklik karena heterosiklik
mempunyai atom hetero.

3. Sebutkan masing-masing 3 jenis senyawa heterosiklik cincin 5 dan cincin 6!


Jawab :
Cincin 5 : PIROLA , FURAN, TIOFENA
Cincin 6 : PIRIDINA, PIRIMIDINA, KUINOLINA

4. Sebutkanreaksi-reaksi yang terjadipadasubstitusielektrofilik!


Jawab :
Reaksi-reaksi yang terjadi pada substitusi elektrofilik yaitu reaksi halogenasi,
alkilasi, asilasi, nitrasi, sulfonasi.

5. Bagaimanakah reaksi dan mekanisme furan pada reaksi substitusi elektrofilik?


Jawab :
1. - Furan dikatalisdengan NO2 untuk mempercepat reaksi

2. – Rantai rangkap pada rantai nomor 4 berpindah pada rantai nomor tiga

23
- Rantai rangkap nomor 2 mengikat atom H dan NO2, sehingga menjadi rantai
tunggal

3.- Atom N menyumbangkan electron pada rantai nomor 5


sehingga menjadi rangkap 2

- Rangkai rangkap pada nomor 5 berpindah 1 ke rantai nomor 4

- Sehingga rantai rangkap pada nomor 3 berpindah 1 ke rantai


nomor2

- N harus mempunyai pasangan elekttron bebas, oleh karena itu H


lepas

6. Apa hubungan DNA dan RNA pada asam nukleat?


Jawab:
DNA (Asam Deosiribo Nukleat) dijumpai dalam intisel, pengembangan kode
genetik, dapat mereproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan
membentuk sel baru untuk mereproduksi organism itu sendiri. DNA suatu sel
mengarahkan pada sintesis molekul RNA (Asam Ribo Nukleat) pada proses
transkripsi. RNA meninggalkan sel dan mengarahkan biosintesis berbagai tipe
protein dalam organism sesuai kde DNA nya dalam proses translasi.

7. Mengapa pada senyawa alifatik sebagian besar terjadi reaksi substitusi


nukleofilik dan apa yang menyebabkan terjadinya reaksi substitusi
elektrofilik?

Jawab :
Senyawa alifatik sebagian besar terjadi reaksi substitu sinukleofilik karena
nukleofilik suka inti bermuatan positif (+), sehingga atom tersebut bermuatan
negatif (-) dan yang mengakibatkan terjadinya reaksi substitusi elektrofilik

24
yaitu senyawa aromatik mempunyai densitaselektron yang tinggi sehingga
spesies positif (elektrofil) akan tertarik, elektrofilik menyukai elektron yang
bermuatan negatif (-) karena subtituennya positif (+).

8. Apa yang anda ketahui mengenai pengarah –orto, para dan meta?
Jawab :

9. Apa yang dimaksud dengan senyawa heterosiklik?


Jawab :
Senyawa heterosiklik adalah senyawa kimia yang memiliki struktur cincin
dengan senyawa-senyawa atom selain atom karbon. Contoh senyawa-senyawa
atom tersebut adalah oksigen, belerang dan nitrogen.Senyawa-senyawa
heterosiklik dapat berupa cincin aromatic sederhana ataupun cincin non-
aromatic.

10. Sebutkanbeberapacontohsenyawa-senyawaheterosiklik!
Jawab :
Beberapa contoh dari senyawa heterosiklik adalah piridina
(C5H5N),pirimidina (C4H4N2) dan dioksana (C4H5O2). Senyawa
heterosiklik banyak terdapat di alam sebagai suatu alkaloid (seperti

25
morfin,nikotin dan kokain), pada asam-asam nukleat (pengembang kode
genetic), dan pada senyawa biologi lainnya.

11. Sebutkan jenis-jenis penamaan senyawa-senyawa heterosiklik!


Jawab :
Senyawa heterosiklik memiliki nama-nama tertentu diantaranya yaitu
Pirol,Furan,Tiofena,Imidazola,Tiazola,Piridina,Pirimidina,Kuinolina,Isokuino
lina, Indola,dan Purina.

12. Jelaskan reaksi-reaksi senya wapirol!


Jawab :
Senyawa pirol memiliki electron bebas, namun karena adanya delokalisasi
electron pada cincin aromatiknya, maka pirol tidak dapat bersifat basa, justru
akan bersifat asam lemah, sehingga mampu bereaksi dengan NaNH2 ataupun
KOH, dapat pula melakukan reaksi dengan reagen Grignard dengan
membebaskan alkane. Senyawa pirol dapat melakukan reaksi halogenasi
(brominasi), reaksi reduksi dan reaksi substitusi elektrofilik seperti reaksi
Nitrasi, Sulfonasi, Coupling diazo, Asilasifriedel-craft.

13. Senyawa heterosiklik yang memiliki atom nitrogen bersifat tuna electron
adalah?
Jawab :
Pirol, adalah senyawa heterosiklik beranggota lima dengan rumus kimia
C4H4NH. Turunan tersubstitusinya disebut senyawa pirola.Senyawa pirol
memiliki lima anggota dalam cincinnya yang bersifat aromatic, dan memiliki
unsur atom nitrogen. Pada atom nitrogen di dalam pirol akan
menyumbangkan 2 elektron keawan piaromatic, sehingga atom nitrogen akan
bersifat tuna electron.

26
14. Jelaskanapa yang dimaksudpiridina !
Jawab :
Piridina adalah senyawa heterosiklik yang memiliki enam cincin anggota.
Piridina memiliki kesamaan struktur dengan benzene, yang mana berupa
cincin datar dengan lima atom karbon dan satu atom nitrogen. Setiap atom
dalam cincin terhibridiasi secara sp2.Oleh karena piridina memiliki satu atom
nitrogen yang bersifat electro negative maka senyawa piridina bersifat polar,
sedangkan benzene bersifat non polar.

15. Senyawa yang sangat penting bagi heme dan klorofil adalah ?
Jawab :
Porfirin, senyawa porfirin memiliki system cincin berupa empat cincin pirol
yang dihubungkan oleh jembatan metenil (-CH=). Sifat porfirin adalah
sebagai pembentukan kompleks dengan ion-ion logam( metal oporfirin) yang
terikat pada atom nitrogen cincin-cincin pirol. Sistem cincin keseluruhan
memiliki sifat aromatic.

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Senyawa heterosiklik aromatik adalah suatu senyawa siklik di mana
atom-atom yang terdapat dalam cincin terdiri atas dua atau lebih
unsur yang berbeda. Cincin heterosiklik dapat bersifat aromatik, sama
seperti pada cincin benzena.
Senyawa heterosiklik atau heterolingkar adalah sejenis senyawa
kimia yang mempunyai struktur cincin yang mengandung atom selain
karbon,seperti belerang, oksigen, ataupun nitrogen yang merupakan
bagian dari cincin tersebut
Kimia heterosiklik adalah cabang ilmu kimia yang berkutat
secara eksklusif terhadap sintesis, sifat-sifat, dan aplikasi heterolingkar.
Cincin aromatik sederhana, juga dikenal sebagai arena
sederhana atau senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa
organik aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar
berkonjugasi
dengan awan elektron pi yang berdelokalisasi.
Disamping cara penggolongan di atas, senyawa heterosiklis dapat pula
digolongkan menjadi :
- Senyawa heterosiklik aromatic
- Senyawa heterosiklik non aromatic

B. Saran
 Tatanama Senyawa Aromatik merupakan materi yang harus
Tatanama Senyawa Aromatik merupakan materi yang
harusdipahami dengan baik agar di dalamnya mencakup cukup banyak
materi lainnya, seperti tatanama senyawa,sifat, fungsi, kegunaan,
struktur, cara penulisan struktur molekul organic.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ralp J.Fessenden & Joan S.Fessenden KIMIA ORGANIK EDISI KE 3 JILID


1.Jakarta : Erlangga

Drs Parlan M.Si 2003. Kimia Organik I. Malang JICA

Http://wikipedia.com

29

Anda mungkin juga menyukai