Wisata Budaya Kecamatan Lowokwaru
Wisata Budaya Kecamatan Lowokwaru
Disusun Oleh :
1. Adimas Raka T 16054000048
2. Maria Tersa C 16054000049
3. Ali Mahfudz 16054000057
4. Apriani Riati 16054000059
5. Sri Prabowo S 16054000060
6. Singgih Adi Pratama 16054000062
7. Galuh Windanti 19054000071
8. Stivent Louis Grateful 16054000003
9. Elisabet Andriani R 16054000006
10. Ruci Kusuma Yani 16054000009
11. Devika Putri Anastasia 16054000010
12. Sofiah 16054000012
13. Sindi Imanta Putri 16054000016
14. Ilham Dwi Arinta 16054000017
15. Nabila Diamona 16054000021
16. Farras Nur Faradilla 16054000045
17. Moh. Hidayat 15054000054
i
DAFTAR ISI
ii
a) Administrasi pemerintahan Kelurahan Mojolangu ........................................... 33
b) Potensi Wisata dan Budaya ............................................................................... 34
9. Kelurahan Tunjungsekar ................................................................................... 36
a) Sejarah & administrasi pemerintahan Kelurahan Tunjungsekar ....................... 36
b) Potensi Wisata dan Budaya ............................................................................... 38
10. Kelurahan Tasikmadu .................................................................................... 38
a) Administrasi pemerintahan Kelurahan Tasikmadu ........................................... 39
b) Potensi Wisata dan Budaya ............................................................................... 40
11. Kelurahan Tulusrejo ...................................................................................... 41
a) Sejarah & administrasi pemerintahan Kelurahan Tulusrejo ............................. 41
12. Kelurahan Lowokwaru................................................................................... 43
a) Sejarah & administrasi pemerintahan Kelurahan Lowokwaru ......................... 43
b) Potensi Wisata dan Budaya ............................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 46
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga tugas akhir semester ini bisa selesai pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
pada bidang studi Pariwisata Budaya. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Kecamatan Lowokwaru Kota Malang” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa tugas akhir yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan bagi kami agar lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.
Semoga tugas akhir ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan
kedapannya.
iv
A. PROFIL KECAMATAN LOWOKWARU
Lowokwaru adalah sebuah kecamatan di Kota Malang, Jawa Timur.
Kecamatan Lowokwaru ini menjadi pusat pendidikan di Kota Malang dengan
banyaknya kampus-kampus yang berdiri di wilayah administratifnya. Mulai
dari kampus Universitas Negeri seperti Universitas Brawijaya, Universitas
Negeri Malang (dahulu IKIP), Politeknik Negeri Malang, Universitas Islam
Negeri Malang, hingga kampus Universitas Swasta, seperti Institut Teknologi
Nasional, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Gajayana Malang, STIE Malangkucecwara (ABM), Universitas
Tribhuwana Tungga Dewi, Universitas Widyagama, dan Stikes Widyagama
Husada.
1
(Balai Kota Malang) Sumber: malang.go.id
2
Baru pada tahun 1988, atas dasar pelaksanaan program pemekaran
kecamatan, Kota Malang menambah 2 kecamatan baru menjadi 5 kecamatan.
Dua kecamatan baru itu adalah Kecamatan Sukun dan Kecamatan Lowokwaru.
Dari pemekaran wilayah tersebut, barulah Lowokwaru resmi memisahkan diri
dari Kecamatan Blimbing.
3
antara 400-525 meter dari pemukaan air laut. Terletak pada koordinat UTM :
680355 (Easting) ; 9123883 (Northing).
Sumber air
Sumur
4
Sumur yang ada di wilayah Kecamatan Lowokwaru hampir tersebar di
setiap kecamatan dengan kedalaman 5 – 25 m dengan warna air pada
umumnya jernih.
Pemanfaatan Lahan.
Perkebunan
Tegalan
Jenis tanaman yang ada, yaitu berupa tanaman sayur mayur, padi,
jagung, ubi jalar serta tanaman keras berumur pendek. Fungsinya,
digunakan untuk menanam tanaman pangan dan untuk tanaman lainnya
yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tegalan
umumnya ditanam berbagai ragam tumbuhan berupa padi, jagung, ubi jalar.
Pemanfaatan hasil dari lahan tegalan dapat digunakan sebagai sumber bahan
pangan masyarakat setempat.
Sawah
Jenis sawah yang dominant adalah sawah irigasi tehnis seluas 1.523,343
ha dan sederhana non tehnis seluas 6.918,156 ha. Sawah dapat difungsikan
5
sebagai lahan pertanian dengan hasil utama padi. Lokasi persawahan
terdapat di wilayah Merjosari, Tunggulwulung, Tasikmadu.
Daerah Perbukitan.
6
5. Kelurahan
49 9
Tlogomas
6. Kelurahan
82 12
Merjosari
7. Kelurahan
50 7
Dinoyo
8. Kelurahan
40 7
Sumbersari
9. Kelurahan
32 5
Ketawanggede
10. Kelurahan
74 16
Tulusrejo
11. Kelurahan
74 16
Jatimulyo
12. Kelurahan
114 19
Mojolangu
Jumlah penduduk data tahun 2015 :
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin :
Jumlah Laki-laki = 93.261 orang
Jumlah Perempuan = 88.456 orang
Total = 181.717 orang
7
Kepala Sub Bagian Umum
Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Kepala Seksi Pemberdayaan dan Masyarakat Kelurahan
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial
Kepala Seksi Pelayanan Umum
8
Secara administratif, Kelurahan Merjosari dikelilingi oleh kelurahan
lainnya yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Merjosari
berbatasan langsung dengan Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru.
Sedangkan di sebelah timur, kelurahan ini berbatasan langsung dengan
Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru. Di sebelah selatan, Kelurahan
Merjosari berbatasan dengan Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun.
Lalu, di sebelah barat, Kelurahan ini berbatasan dengan Desa Tegalweru
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Di Kelurahan ini terdapat Taman Merjosari, sebuah taman baru yang saat
ini mulai menjadi idola bagi masyarakat sekitar. Taman ini terletak di depan
Pasar Mojosari. Selain tanaman hijau yang menjadi sumber oksigen, terdapat
pula beberapa gazebo yang biasa dipakai sebagai tempat nongkrong. Ada pula
track untuk lari pagi atau sekedar jalan santai di sekeliling taman ini.
9
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan di
Jawa Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Merjosari. Sekolah-
sekolah yang ada di kelurahan ini antara lain adalah SMP Satu Atap Merjosari
dan SMP Sunan Giri.
10
Sumber: malangpost
Sumber ini dulunya adalah petirtaan peninggalan Kerajaan
Kanjuruhan yang usianya lebih dari 1200 tahun. Untuk mencapai lokasi
ini harus melewati Jalan Joyosuko Metro. Berjalan kaki kurang lebih
500 meter, untuk menuju ke lokasi diduga petirtaan. Lokasi diduga
petirtaan ini, tepat berada di dasar dinding tanah setinggi kurang lebih
10 meter. Dari sela-sela tanah, muncul air bening yang mengalir ke arah
kali Metro. Di dekat dinding tanah, terdapat sebuah satu area seperti
kolam, yang diduga kuat menjadi pusat petirtaan.
Kolam ini tidak dalam, hanya sedalam kurang lebih 1 meter dengan
panjang dan lebar 1,5 meter. Tapi, kolam tersebut terlihat seperti buatan
manusia, dan tidak terbentuk secara alami dari erosi air terhadap batuan
cadas di sekitar sumber tersebut. Area yang berada di sekitar kawasan
diduga petirtaan, memiliki luas kurang lebih 50 meter kali 50 meter.
kawasan ini sangat mirip dengan petirtaan Ngawonggo Nanasan
Tajinan. Selain itu, kawasan ini juga memiliki satu batu besar yang
berada tidak jauh dari sumber air. Batu besar ini diduga umpak, karena
terdapat satu cekungan seukuran kepalan tangan.
lokasi ini sudah disebut benda cagar budaya dengan meninjau
usianya. Umurnya sudah sangat tua. Kawasan ini diduga ada koneksi
dengan kerajaan Dinoyo dan kerajaan Kanjuruhan.
2. Kelurahan Tlogomas
11
a) Sejarah & administrasi pemerintahan Kelurahan Tlogomas
Sejarah Kelurahan Tlogomas
12
dari Raja. sedangkan dukuh yang lain hanya diberikan sebatas sebagai saksi
dalam penetapan sebuah tanah perdikan.
Pada masa kerajaan Mataram kuno di Jawa Timur yaitu pada masa
pemerintahan Raja Sindok, Desa Wurandungan dijadikan tempat suci yang
utama. Disebutkan dalam prasasti Wurandungan tahun 948 M bahwa Raja
Sindok menetapkan Desa Wurandungan sebagai daerah swatantra secara
administratif, Prasasti Wurandungan secara lengkap tertulis sebagai berikut
TAHUN 869 SAKA BULAN PHALGUNA WUKU KULAWU
SWATIDEWATA KUWERAMANDALA WAWAKARANA
INDRAPARWWESA BHARANINAKSATRA atau ekuivalen dengan
tanggal 23 Februari 948 M hari Rabu Wage Tungle. Atas dasar hal tersebut
dapat dikatakan bahwa Desa Wurandungan secara administratif
melaksanakan pengelolaan desa secara otonom/swatantra sejak tanggal 23
Februari 948 M hari Rabu Tungle. Berdasarkan Prasasti tersebut akhirnya
disepakati oleh masyarakat bahwa tanggal 23 februari ditetapkan sebagai
hari jadi Desa Tlogomas.
13
Pemerintah Desa dalam menjalankan program.
Berikut ini nama-nama Kepala Desa Tlogomas sebelum dan sesudah masuk
ke wilayah Kotamadya Tingkat I Malang.
14
Kelurahan Tlogomas menggunakan dua tipe saluran yaitu, saluran
terbuka dan saluran tertutup. Untuk air di dalam saluran drainasenya
sendiri dibedakan menjadi campuran dan terpisah. Pengertian campuran
dalam hal ini, antara air limbah rumah tangga dan limpasan air hujan
dialirkan dalam satu saluran. Selain itu, pengertian terpisah dalam hal
ini, antara air limbah rumah tangga dan limpasan air hujan dialirkan ke
dalam saluran yang berbeda.
Tlogomas dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam mengemban
tugasnya sehari-hari, Lurah Tlogomas dibantu oleh staf dengan jumlah
personel 10 orang. Untuk mengurus administrasi kependudukan, warga
setempat bisa datang ke Kantor Kelurahan Tlogomas yang beralamatkan
di Jl. Raya Tlogomas No. 56, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang
65144.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan
Tlogomas memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan,
kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban,
partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga
pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial
kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan,
PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok
Tani dan Nelayan), KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina
Keluarga Balita), WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma,
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan
lain-lain.
Berikut Struktur Organisasi Kelurahan Tlogomas Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang
15
• Sekretaris: Suprobo, S.Sos.
16
Situs Watugong. Batu mirip gong ini ditemukan dipekarangan
rumah penduduk. Jumlah waktu ditemukan 13 buah. Disamping itu
ditemukan pula bejana batu. Fungsi batu gong sebagai umpak dari
sebuah bangunan rumah besar. Karna disekitar batugong ditemukan
bata merah tebal yang membentuk struktur lantai. Adapun bejana
batu digunakan untuk menampung air. Dengan demikian dikatakan
bahwa Situs Watugong ini merupakan situs keagamaan.
2) Situs Karuman
17
Merupakan situs punden desa yang di dalamnya terdapat fragmen arca
yaitu yoni, lembu nandi serta beberapa lingga semu yang sekarang
digunakan sebagai nisan. Juga bata merah yang tampak terpendam. Situs
Karuman diduga sudah dimanfaatkan penduduk sejak abad ke VII M
jaman kerajaan Kanjuruhan, hingga berlanjut masa Majapahit.
Pararaton menyebut daerah Karuman sebagai tempat pemukiman,
bahkan Ken Arok pernah bermukim di Karuman. Situs Karuman
merupakan bangunan candi yang ada hubungannya dengan pertirtaan
sebab disekitar situs terdapat sumber air artesis.
18
3) Pemandian Tlogomas
19
masih asri dengan banyak pepohonan rindang, menjadi ciri khasnya. Oleh
karena itu, udara di sekitar pun terasa sejuk. Tentu pengunjung akan betah
berada di sini. Apalagi, terdapat berbagai wahana wisata. Ada spot foto
miniatur landmark dunia, kolam renang, serta taman. Ada juga patung tokoh
dongeng yang pasti akan membuat anak – anak senang. Di pintu masuk,
pengunjung akan disambut dengan pemandangan kolam ikan. Kolam ini
dihias indah dengan bunga teratai di atasnya. Apalagi ketika bunga berdaun
lebar ini sedang mekar, menambah keindahan kolam dan seisinya.
3. Kelurahan Sumbersari
20
Cerita rakyat yang beredar menyebutkan, bahwa dulu ada sebuah
sumber air yang sangat besar yang merupakan tempat untuk memandikan
sapi setelah membajak sawah. Memang dulunya daerah ini merupakan
persawahan yang luas, sebelum sekarang menjadi perumahan dan
pemukiman padat penduduk.
‘’Sumber air ini, selain besar juga sangat dalam airnya, sehingga
seringkali setelah sapi dimandikan dan dilepas, sapi-sapi ini berjalan
menuju ke tengah dan tenggelam tidak muncul lagi. Peristiwa ini sering
terjadi yang akhirnya muncullah sebutan daerah ini menjadi dusun Pilang
alias Sapi Ilang. Itu karena seringnya kejadian sapi ilang di sumber air
tersebut,’’ terang Eko, yang juga asli warga Sumbersari.
Dari tujuh sumber air yang ada di Kelurahan Sumbersari, lanjutnya, saat
ini tinggal satu sumber yang masih bisa dijumpai serta berfungsi bagi
penduduk sekitar. Sumber air ini berada di dalam SMKN 2 Malang Jl.
Veteran.
21
datang ke Kantor Kelurahan Sumbersari yang beralamatkan di Jl. Bend
Sigura-gura No. 31, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65145.
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan
di Jawa Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Sumbersari.
Sekolah-sekolah menengah yang ada di kelurahan ini antara lain SMA
Negeri 8, SMA Muhammadiyah 02, SMK Muhammadiyah 03, SMP Negeri
4, SMP Laboratorium UM, dan SMP Muhammadiyah 06.
22
4. Kelurahan Ketawanggede
23
Kabarnya, dulu di sana juga terdapat tiga buah lingga, arca Ganesha dan
arca lembu Nandi. Kini keberadaannya sudah tidak ada karena sudah
disimpan di Museum maupun Gedung Kelurahan Ketawanggede.
Sayangnya, ketidaktahuan masyarakat dulu tentang benda sejarah juga
membuat batu-batu sebesar gong dihancurkan kemudian digunakan untuk
membuat rumah, dan yang ada di sana adalah sisa saja. Sementara itu, pihak
Disbudpar Malang menyatakan jika keberadaan situs Ketawanggede sudah
diteliti. Namun, pihak pemkot Disbudpar tidak memindahkannya ke
Museum Mpu Purwa karena pihak pemilik resto cepat saji menyatakan
ingin melakukan perawatan.
24
Situs Ketawanggede adalah peninggalan agama Hindu, Batu Gong yang
kemudian menjadi nama kampung Watu Gong tersebut lebih berbentuk
umpak yang digunakan untuk menahan tiang bangunan yang biasanya
terbuat dari kayu. Diperkirakan, keberadaan situs Ketawanggede
merupakan peninggalan dari Kerajaan Kanjuruhan. Sebuah kerajaan yang
diperkirakan tertua di Jawa Timur dengan penguasa yang terkenal bernama
Raja Gajayana. Para ahli memperkirakan jika di sekitar tersebut masih ada
peninggalan yang lain misalnya Candi, namun pencarian itu urung
dilakukan karena tanah yang ada di sana sudah sepenuhnya milik restoran
cepat saji tersebut.
5. Kelurahan Dinoyo
25
a) Sejarah & administrasi pemerintahan Kelurahan Dinoyo
26
b) Potensi Wisata dan Budaya
27
perajin menggunakan silika dan samot, serta talk, water glass dan pyrophilit
sebagai bahan tambahan.
6. Kelurahan Tunggulwulung
a) Administrasi pemerintahan Kelurahan Tunggulwulung
28
beralamatkan di Jl. Arumba No. 6 (d/h Jl. Raya Bawang No. 1) Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang 65143. Untuk informasi lebih lanjut bisa
menghubungi nomor telepon kantor 0341-484160, mengirimkan faks ke
0341-484160, mengirimkan email ke kel-
tunggulwulung@malangkota.go.id, atau melihat laman resminya di
http://keltunggulwulung.malangkota.go.id
Seperti pembangunan jalan rel untuk Kereta Llori. Kereta Llori merupakan
kereta kecil dan memiliki gerbong – gerbong bermuatan khusus dengan
kapasitas sedang. Dimana kereta ini difungsikan untuk mengangkut hasil
perkebunan masyarakat setempat untuk dibawa menuju pabrik. Adapun
hasil kebun yang dimuat di Kereta Llori seperti tebu, jagung, ubi , padi dll.
29
Dan di kawasan Tunggulwulung lah salah satu kawasan di Kota Malang
yang memiliki salah satu peninggalan sejarah tersebut. Terbukti dengan
adanya jalur kereta Llori di beberapa tempat di kawasan Tunggulwulung.
Masyarakat setempat menjelaskan bahwa, dahulu jalur tersebut merupakan
jalur dimana kereta Llori membawa hasil pertanian tebu masyarakat untuk
dibawa menuju Pabrik Gula Kebon Agung. Namun sekarang karena sudah
tergiling usia, sehingga banyak jalur rel yang sudah rapuh serta termakan
oleh padatnya pemukiman.
7. Kelurahan Jatimulyo
30
Kecamatan yang semula berjumlah tiga kecamatan menjadi lima
kecamatan. Tiga kecamatan awal itu adalah Kecamatan Klojen,
Kecamatan Blimbing, dan Kecamatan Kedungkandang yang kemudian
mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing,
Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Lowokwaru, dan Kecamatan
Sukun.
Kelurahan Jatimulyo masuk ke dalam wilayah Kecamatan Lowokwaru
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1987.
Menurut toponiminya, Kelurahan Jatimulyo sama seperti
kelurahan/dukuh/desa lain yang banyak menggunakan nama tumbuhan.
Nama “Jatimulyo” terdiri dari dua kata yaitu “jati” dan “mulyo”. “Jati”
adalah nama pohon, sedangkan “mulyo” atau “mulya” berasal dari kata
“mulia” (Prawiroatmojo, 1988: 179 dan 384). Berdasarkan arti kata tersebut
bisa jadi pada zaman dahulu di wilayah Kelurahan Jatimulyo banyak sekali
tumbuh pohon jati yang berkualitas atau memberi manfaat yang baik
(mulya).
31
Adapun hasil kebun yang dimuat di Kereta Llori seperti tebu, jagung, ubi ,
padi dll.
Dan di kawasan Tunggulwulung lah salah satu kawasan di Kota Malang
yang memiliki salah satu peninggalan sejarah tersebut. Terbukti dengan
adanya jalur kereta Llori di beberapa tempat di kawasan Tunggulwulung.
Masyarakat setempat menjelaskan bahwa, dahulu jalur tersebut merupakan
jalur dimana kereta Llori membawa hasil pertanian tebu masyarakat untuk
dibawa menuju Pabrik Gula Kebon Agung. Namun sekarang karena sudah
tergiling usia, sehingga banyak jalur rel yang sudah rapuh serta termakan
oleh padatnya pemukiman.
32
Situs ini berlokasi di Jl. Pisang Kipas depan tempat pembuangan sampah
(TPA). Latar kesejarahan Situs Menjing kurang begitu jelas. Namun
Artebianz kesejarahan situs ini bermula dari Masa Hindu-Buddha dan masa
perkembangan Islam. Peninggalan arkeologi yang didapati hanya berupa
bata-bata kuno dan pecahan gerabah non-glasir. Selain itu, terdapat dua
makam Islam dinaungi cungkup. Warga setempat meyakini sebagai pusara
dari “Mbah Bul” dan istrinya. Tradisi lisan mengisahkan bahwa Mbah Bul
adalah sosok “sing mbabad, atau sing mbedah krawang (pembuka)” daerah
Menjing dan sekitarnya.
Belum diperoleh kepastian apakah kedua makam itu merupakan makam
yang sesungguhnya ataukah “makam semu”. Kendati jirat dan lantai makam
telah dilapisi keramik, tapi nisan Mbah Mbul menggunakan bata besar yakni
bata-bata kuno yang bisa jadi berasal dari masa Pra-Islam. Bata-bata
demikian banyak terdapat di sekitar cungkup makam. Ada yang berupa
pecahan, ada pula yang masih utuh, bahkan membentuk struktur.
Selain itu, tidak sedikit terdapat pecahan gerabah tua nonglasir di
permukaan tanah. Adanya bata-bata besar-tebal dan matang dalam
pembakaran serta fragmen gerabah menjadi petunjuk bahwa Situs Menjing
berasal dari masa Hindu-Buddha, yang berlanjut ke masa perkembangan
Islam. Jika benar demikian Situs Menjing adalah situs lintas masa
8. Kelurahan Mojolangu
33
Secara administratif, Kelurahan Mojolangu dikelilingi oleh kelurahan
lainnya yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan Mojolangu
berbatasan langsung dengan Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan
Lowokwaru. Sedangkan di sebelah timur, kelurahan ini juga berbatasan
langsung dengan Kelurahan Purwodadi dan Kelurahan Blimbing,
Kecamatan Blimbing. Di sebelah selatan, Kelurahan Mojolangu
berbatasan dengan Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru. Lalu, di
sebelah barat, Kelurahan Mojolangu berbatasan dengan Kelurahan
Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru.
34
Pada era ini dimana maraknya segala macam bisnis kuliner salah
satunya yaitu bisnis kopi. Indonesia merupakan salah satu Negara yang
mana sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani, salah
satunya bertanam kopi. Karena lokasi geografinya yang memungkinkan dan
sangat cocok untuk menanam kopi dengan kualitas biji kopi yang amat
jempol membuat para wirausahawan kopi menjadi lebih cekatan dan giat
dalam meraih benefit / keuntungan.
Pertunjukan Budaya
Seni Jaran Kepang ialah salah satu pertunjukan budaya yang sering
dilaksanakan oleh masyarakat Mojolangu. Biasanya acara ini di gelar di
Lapangan Sudimoro pada bulan agustus. Acara ini rutin dilakukan
masyarakat setempat setahun sekali dalam rangka memperingati hari
kemerdekaan, dan disisi lain sudah merupakan tradisi turun – temurun dari
petuah adatnya. Konon katanya demi menjaga kelancaran rezeki masyarakat
setempat dan kelancaran sumber mata air untuk kebutuhan utama warga
setempat, maka perlu diadakannya acara syukuran berupa seni pertunjukan
35
yaitu Jaran Kepang. Maka dari itulah pagelaran Seni Jaran Kepang selalu
diadakan masyarakat Mojolangu dan acara ini dilakukan oleh kaum pria
yang sudah beranjak menuju dewasa / sudah baligh.
Dalam pagelaran acara ini disertai juga acara makan bebarengan dan
biasanya juga ada pertunjukan lainnya yang disediakan panitia / masyarakat
setempat, sehingga acara ini cukup meriah untuk dihadiri banyak
pengunjung.
9. Kelurahan Tunjungsekar
36
Kelurahan Tunjungsekar merupakan kelurahan yang terletak di
wilayah Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Kelurahan ini terdiri
dari delapan RW (Rukun Warga) dan 73 RT (Rukun Tetangga). Secara
administratif, Kelurahan Tunjungsekar dikelilingi oleh kelurahan
lainnya yang ada di Kota Malang. Di sebelah utara, Kelurahan
Tunjungsekar berbatasan langsung dengan Kelurahan Ketawanggede
dan Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru. Sedangkan di sebelah
timur, kelurahan ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Oro-oro
Dowo dan Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen. Di sebelah
selatan, Kelurahan Tunjungsekar berbatasan dengan Kelurahan
Gadingkasri, Kecamatan Klojen dan Kelurahan Karangbesuki,
Kecamatan Sukun. Lalu, di sebelah barat, Kelurahan ini berbatasan
dengan Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru dan Kelurahan
Karangbesuki, Kecamatan Sukun. Tunjungsekar dipimpin oleh seorang
Lurah. Dalam mengemban tugasnya sehari-hari, Lurah Tunjungsekar
dibantu oleh staf dengan jumlah personel 10 orang. Untuk mengurus
administrasi kependudukan, warga setempat bisa datang ke Kantor
Kelurahan Tunjungsekar yang beralamatkan di Jl. Ikan Piranha Atas,
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65142.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan
Tunjungsekar memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan,
kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban,
partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga
pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial
kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan,
PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok
Tani dan Nelayan), KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina
Keluarga Balita), WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma,
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan
lain-lain.
37
Untuk mendukung misi Kota Malang sebagai salah satu kota pendidikan
di Jawa Timur, pendidikan juga digalakkan di Kelurahan Tunjungsekar.
Sekolah-sekolah menengah yang ada di kelurahan ini antara lain SMK
Negeri 5, SMP Negeri 11, dan SMP Islam Sabilillah.
b) Potensi Wisata dan Budaya
BAMBOO MEEEK PARKS
38
a) Administrasi pemerintahan Kelurahan Tasikmadu
39
hijau yang masih sangat luas dan juga jauhnya kelurahan ini dari pusat kota
menjadikan Kelurahan Tasikmadu ini cocok untuk memaksimalkan sumber
daya alamnya. Adapun umber daya yang terdapat dalam Kelurahan ini
dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
Pertanian
Perkebunan
Peternakan
Sumber Daya Air
Jumlah Penduduk
Penduduk Musiman
Usia Penduduk
Mata Pencaharian
Agama
40
11. Kelurahan Tulusrejo
41
Dalam menjalankan tugas pemerintahan di wilayahnya, Kelurahan
Tulusrejo memiliki mitra kerja. Mulai dari bidang pendidikan,
kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban,
partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga masyarakat, hingga
pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Selain itu, ada organisasi sosial
kemasyarakatan seperti karang taruna, karang werda, kader lingkungan,
PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), Gapoktan (Gabungan Kelompok
Tani dan Nelayan), KKB (Kader Keluarga Berencana), BKB (Bina
Keluarga Balita), WKSBM (Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat), Tokoh Masyarakat, Gerdu Taskin, PLKB, Dasawisma,
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, Modin, Satgas Linmas, dan
lain-lain.
Pelestarian adat dan budaya berupa paguyuban garuda putih dan
dengan kegiatan pencak silat dan bentengan merupakan salah satu
potensi besar yang dimiliki oleh kelurahan Tulusreja,dimana ini bisa
menjadi daya Tarik wisata baik local maupun mancanegara yang sangat
senang menyaksikan kebudayaan baru yang belum pernah ditemui di
negara mereka
Program berikutnya adalah Juminten dan Juminto. Yakni, program
kesenian berupa pelatihan gerak dan tari. Juminten dan Juminto diikuti
34 ibu-ibu dan 22 bapak-bapak .Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat
Bebarengan Ndandani Ekonomi Tulusrejo (BKM Betul) Sugeng
Prajitno menyatakan, warga berlatih setiap satu bulan sekali. ”Kami
membentuk Juminten dan Juminto sebagai bagian dari upaya pelestarian
budaya,” ujar Sugeng.Di samping Juminten dan Juminto, ada pula
Jumini. Yakni, program edukasi untuk anak-anak Kelurahan Tulusrejo
di bidang edukasi. Setiap Sabtu malam, anak-anak Kelurahan Tulusrejo
belajar bahasa Inggris dan bahasa Jawa.
Adapun untuk produk UKM, Kampung Kebangsaan mengandalkan
Keripik Menjes. Keripik produksi kampung ini sudah dipasarkan hingga
42
ke Hongkong dan Taiwan. Melalui warga Kelurahan Tulusrejo yang
menjadi TKI/TKW di dua negara itu.
43
disumbat oleh warga sekitar – lantaran menjadi sarang musang, ada dua
ujung arung yang ditemukan secara tidak sengaja [ketka menggali
sumur], Kini di atasnya dibangun rumah tinggal, sehinga lenyap abadi.
Arung berada dikedalaman ± 6 m di bawah tanah. Salura air ini
diketemukan di areal perumahan, dia sebelah timur jembatan. Air
didalamnya masih mengalir. Pada bagian tertentu dari dindding arung
dilengkapi bagian tatanan batu kerakal. Dimungkinkan masih ada arung
lainnya, karena memperlihatkan adanya percabangan, dengan orientasi
ke aliran Brantas (Cahyono, 1999).
Salah satu tempat di Kelurahan Samaan, yang pada masa Hindu-
Buddha menduduki posisi penting adalah Tembalangan. Toponimi
“Tembalangan” dapat diidentifikasikan sebagai “Tamwlang”, yakni
nama ibukota Mataram pada masa pemerintahan Pu Sindok. Sayang
sekali, sejak tahun 1980-an Dusun Tembalangan menjadi areal
perumahan, sehingga banyak jejak budaya masa lalu yang rusak atau
bahkan hilang. Yang tersisa hanyalah peninggalan purbakala di cungkup
Mbah Tugu, Jl. Jaksa Agung Suprapto I-E. Kelurahan Samakan Kec.
Lowokwaru Kota Malang.
Permukaan tanah pada Punden Tugu lebih tinggi dari tanah
disekitarnya. Kesan sakral oleh adanya pohon besar yang menaungi
situs . Jarak situs dan aliran Brantas tak seberapa jauh (± 400 m) di
sebelah utaranya. Dengan demikian, secara ekologis terdapat relasi
antara jejak budaya yang diketemukan dan aliran Brantas. Hal ini kian
memperkuat simpulan bahwa DAS Brantas adalah tempat terpilih bagi
areal hunian manusia, tidak terkecuali manusia Prasejarah di Kota
Malang..
b) Potensi Wisata dan Budaya
44
Peninggalan arkeologis juga perah dijumpai di halaman Biara
Ursulin atau sekolah Cor jessu menghadap ke jalan poros kuno, yang
konon populer dengan nama “Celaket”. Nama ini ini hingga kini masih
dikenal sebagai nama jalan dan nama kampung yang padat
permukiman, dimana Punden Mbah Tugu berada. Oleh karena posisi
Celaket di lintasan jalan poros dan dekat dengan lokasi benteng Belanda
yang pertama, maka dapat difahami bila arsitektur bergaya India
pertama kali hadir disini.
45
DAFTAR PUSTAKA
https://ngalam.co/2016/05/26/profil-kelurahan-sumbersari-kecamatan-lowokwaru-
kota-malang/
https://www.malangpostonline.com/Malang-Raya/Kota-Malang/2019-10/24721/bpcb-
trowulan-temukan-situs-petirtaan-merjosari
https://www.jalanbareng.com/taman-singha-merjosari-malang-wisata-murah-di-taman-
multifasilitas/
http://keltunjungsekar.malangkota.go.id
https://travelspromo.com/htm-wisata/taman-rekreasi-tlogomas-malang/
http://aremamedia.com/dinoyo-pusat-pemerintahan-di-zaman-hindu-hingga-mataram/
https://keltunggulwulung.malangkota.go.id/sekilas/
https://www.artebia.com/wisata/detail.php?id=818&title=misteri-serta-sejarah-
jatimulyo-dan-mojolangu-malang-bag-1-
https://jatim.sindonews.com/read/14143/1/mahasiswa-umm-bersama-warga-hadirkan-
semarak-bamboo-mewek-park-1567397394
keltlogomas.go.id
kelmerjosari.go.id
kelsumbersari.go.id
46