DISUSUN OLEH :
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI AKUT
A. DEFINISI
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, yang
bersifat subyektif, yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan dan potensial kerusakan
(Internasional Assosiation for the Study of Pain [IASP], 2012). Nyeri bersifat sangat
individual yang dipengaruhi aspek biologi, sosial, dan spiritual. Sedangkan menurut
NANDA Nursing Diagnosis (2018), nyeri adalah ketidaknyamanan sensori dan
pengalaman emosional disebabkan adanya kerusakan jaringan secara aktual maupun
potensial.
Secara umum, nyeri dikategorikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik. Menurut
NANDA (2018) nyeri akut adalah nyeri kurang dari 6 bulan dan nyeri Kronis adalah
nyeri dengan durasi lebih dari 6 bulan. Pengkategorian tersebut sesuai dengan Smeltzer
dan Barae (2010) bahwa nyeri dinyatakan kronis jika telah timbul selama 6 bulan atau
lebih, terlalu lama untuk mengungkapkan bahwa nyeri termasuk nyeri kronis dan
kemungkinan pasien mengalami kerusakan jaringan semakin tinggi saat nyeri sudah
menerap selama 6 bulan. Sementara itu, Igtavicius dan Woekman (2010) mempunyai
batasan waktu yang lebih singkat jika durasi nyeri kurang dari 3 bulan dan nyeri kronis
jika nyeri menetap selama lebih dari 3 bulan.
B. PATOFISIOLOGI
Nyeri terjadi apabila terdapat adanya rangsangan mekanikal, termal atau kimiawi
yangmelewati ambang rangsang tertentu. Rangsangan ini terdeteksi oleh nosiseptor
yang merupakan ujung-ujung saraf bebas.Rangsangan akan dibawa sebagai impuls saraf
melalui serabut A delta yang bermielin, berkecepatan hantar yang cepat dan
bertanggung jawab terhadap nyeri yang cepat, tajam, terlokalisasi serta serabut C yang
tidak bermielin berkecepatan hantar saraf lambat dan bertanggung jawab atas nyeri yang
tumpul dan tidak terlokalisasi dengan jelas.
Teori gate control merupakan teori yang digunakan untuk menjelaskan hubungan natra
nyeri dan emosi, dimana nyeri tidak hanya respon fisiologi tetapi juga dipengaruhi ole
faktor psikologis sperti perilaku dan emosi. Berdasarkan teori ini, stimulus nyeri
dialirkan melalui serabut syaraf tulang belakang (syaraf A Delta dan Serabut C).
stimulus nyeri ini berjalan menuju ujung dorsal syaraf tulang belakang yang disebut
dengan subtansi gelatiniosa. Sel-sel (Sel T) syaraf tulang belakang yang terdapat di
substansi gelatinosa dapat menghambat atau memfasilitasi proses transmisi stimulus
nyeri ke otak. Saat aktivitas sel T ini terhambat, maka gerbang akan tertutup dan
stimulus nyeri dapat ditransmisikan ke otak, sebaliknya jika gerbang ini terbuka, maka
stimulus nyeri dapat dihambat dan tidak sampai ke otak,. Mekanisme ini juga terjadi di
talamus dan korteks serebri yang mengatur tentang persepsi dan emosi termasuk
kepercayaan dan keyakinan, saat nyeri muncul persepsi dan emosi seseorang dapat
dimodifikasi fenomena nyeri yang muncul sehingga nyeri yang dirasakan akan sesuai
dengan yang akan dipersepsikan. Teori ini sangata membantu perawat untuk memahami
nyeri secara kompresi yang memungkinkan perawat melakukan tindakan non
farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri (Ignatavicius & Workman,
2010)
C. KLASIFIKASI NYERI
Nyeri dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
1. Nyeri nosiseptif disebabkan adanya kerusakan jaringan yang mengakibatkan
dilepaskannya bahan kimiawi yang disebut excitatory neurotransmitter seperti
histamin dan bradikinin, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya rekasi inflamasi.
Selanjutnya bradikinin melepaskan prostaglandin dan substansi P, yang merupakan
neurotransmitter kuat. Nyeri nosiseptif dibagi menjadi nyeri viseral dan nyeri somatik.
a. Nyeri viseral terjadi akibat stimulasi nosiseptor yang berada di rongga abdominal
dan rongga thoraks.
b. Nyeri somatik terbagi menjadi nyeri somatik dalam dan nyeri kutaneus. Nyeri
somatik dalam berasal dari tulang, tendon, sarafdan pembuluh darah, sedang nyeri
kutaneus berasal dari kulit dan jaringan bawah kulit.
2. Nyeri neuropatik berasal dari kerusakan jaringan saraf akibat penyakit atau
trauma, disebut nyeri neuropatik perifer apabila disebabkan oleh lesi saraf tepi, dan
nyeri sentral apabila disebabkan lesi pada otak, batang otak atau medula spinalis
([IASP],2012).
3. Nyeri inflamasi
Nyeri yang disebabkan adanya kerusakan jaringan baik jaringan kulit, otot , contohnya
pada penderita rematik (Ignatavicius & Workman, 2010).
4. Nyeri psikogenik
Nyeri yang disebabkan keabnormalan fungsi saraf namun tanpa kerusakan saraf
(Ignatavicius & Workman, 2010). Contoh nyeri ini adalah fibromiyalgia, nyeri lambung
E. PATHWAY
F. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberi
konstribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan dan
kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan
b. Kenyamanan
Nyeri, merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat subjektif dan hanya
yang menerimanya yang dapat menjelaskannya
Tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami nyeri
a. Pasien yang memperlihatakan nyeri
Pasien tampak takut bergerak dan berusaha memposisikan agar bisa nyaman dan nyeri
berkurang
b. Ekspresi umum:
5. Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam posisi
menggenggam
1. Lokasi nyeri
4. Karakteristik nyeri
1. Ansietas
3. Nyeri akut
4. Nyeri Kronis