Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Prosedur bedah dan pemberian anestesi berhubungan dengan respons stres yang

kompleks, sebanding dengan besarnya cedera, total waktu operasi, jumlah kehilangan

darah intraoperatif dan tingkat nyeri pasca operasi. Metabolisme yang merugikan dan

efek hemodinamik dari respons stres ini dapat menimbulkan banyak masalah pada

periode perioperatif. Mengurangi respons stres terhadap pembedahan dan trauma

adalah faktor kunci dalam meningkatkan hasil dan menurunkan lama tinggal di rumah

sakit serta total biaya perawatan pasien. Beberapa studi epidemiologi skala besar

telah menunjukkan bahwa persiapan pra operasi yang tidak memadai mungkin

merupakan faktor kontribusi utama penyebab utama kematian pada pasien.1,2,3

Riwayat pemeriksaan fisik, terfokus dalam komplikasi risiko terhadap jantung

dan paru-paru serta kapasitas fungsional pasien sangat diperlukan dalam evaluasi

perioperatif. Pemeriksaan laboratorium harus di lakukan dengan beberapa indikasi

diantaranya status medis pasien, terapi obat-obatan, atau prosedur yang memang

diusulkan. Seseorang tanpa masalah medis memerlukan tinjauan medis secara cepat.

Pasien yang memiliki komorbiditas, harus mendaatkan prosedur yang optimal.4,5

American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association

(AHA) menerbitkan sebuah laporan tugas tentang pedoman untuk evaluasi

perioperatif kardiovaskular untuk operasi noncardiac. Tujuannya adalah untuk

1
memberikan kerangka kerja dalam mempertimbangkan risiko pada jantung dari

operasi nonkardiak pada berbagai pasien dan situasi operasi.6,7

Anda mungkin juga menyukai