Anda di halaman 1dari 5

Info Teknologi » Penyiapan Bahan Perbanyakan

Tanaman Ubijalar yang Baik


11 August 2016 09:54

Tanaman ubijalar dapat dikembangbiakan dengan mudah menggunakan stek pucuk/batang, umbi, dan biji.
Stek pucuk/batang paling efisien digunakan untuk tujuan produksi (komersial) namun setelah empat
generasi berturut-turut produksi akan menurun, sedangkan umbi digunakan sebagai bahan persediaan bibit
yang dapat disimpan lama.

Bibit turunan pertama asal umbi yang disemai memiliki kualitas terbaik. Adapun bahan perbanyakan
berupa biji digunakan untuk kegiatan penelitian pemuliaan tanaman guna merakit varietas unggul baru.

1. Stek Pucuk atau Batang

Bahan perbanyakan tanaman ubijalar berupa stek paling cocok untuk tujuan produksi umbi. Pertumbuhan
tanaman ubijalar asal stek pucuk/batang lebih seragam, selain itu kemampuan untuk menghasilkan umbi
relatif lebih baik jika dibandingkan dengan stek dari umbi atau biji.

Stek dapat diambil dari tanaman produksi yaitu tanaman yang dibudidayakan untuk memproduksi umbi
atau dari tanaman persemaian yang khusus ditanam untuk menghasilkan stek.

Stek berasal dari tanaman produksi

Stek dapat mulai diambil ketika tanaman berumur antara 2−3 bulan, yaitu ketika laju pertumbuhan
tanaman kuat dan cepat. Jumlah stek yang diambil dari masing-masing tanaman muda cukup satu atau dua
saja agar tidak berpengaruh terhadap penurunan hasil dan kualitas umbi. Menurut Stathers et al. (2005),
apabila jumlah stek yang diambil terlalu banyak, maka hasil umbi akan berkurang. Interval pengambilan
stek dapat dilakukan setiap dua minggu, tergantung pada macam varietas yang dibudidayakan.

Stek berasal dari persemaian (pembibitan)

Pembibitan dilakukan pada lahan yang sudah diolah dan dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar 1 m.
Bahan tanam yang disemai berupa stek pucuk sepanjang 20−30 cm. Penggunaan stek mini (1−3 ruas)
dapat dilakukan jika ketersediaan stek terbatas. Pada saat memotong, gunakan pisau atau gunting yang
bersih dan tajam. Jarak tanam pembibitan 10 x 20 cm. Stek ditanam tegak yaitu satu ruas dibenamkan ke
dalam tanah. Bedengan pembibitan disiram dua kali sehari untuk menjaga kelembaban.

Panen stek pada bedengan pembibitan dapat dimulai setelah tanaman persemaian berumur 3−4 minggu.
Pada umur tersebut stek pertama sudah cukup panjang. Stek batang dipotong 5 cm di atas permukaan
tanah, dengan meninggalkan beberapa ruas untuk memastikan pertumbuhan tunas berikutnya yang akan
dapat dipanen lagi setelah 4 minggu.

Persyaratan stek yang baik

 Stek berasal dari varietas atau klon unggul


Contoh: Varietas Antin-1, Antin-2, Antin-3, Beta-1, Beta-2, dan Beta-3.
 Umur tanaman induk yang ideal tidak lebih dari 3 bulan
Stek dari tanaman muda (berumur <3 bulan) cenderung memberikan hasil lebih tinggi jika
dibandingkan dengan stek dari tanaman tua (berumur 4‒5 bulan). Stek dari tanaman induk dengan
umur >6 bulan berpeluang memunculkan sifat asli tanaman ubijalar, yaitu menjalar.
 Stek yang mempunyai pucuk adalah bahan tanam terbaik
Stek yang memiliki pucuk lebih cepat beradaptasi pada lingkungan tumbuhnya jika dibandingkan
dengan stek kedua atau ketiga tanpa pucuk. Jika kelembaban lahan optimal, stek yang memiliki
pucuk dapat segera melanjutkan pertumbuhannya, sedangkan stek batang bagian kedua atau ketiga
tanpa pucuk, lebih dulu membentuk tunas baru dari mata tunas yang terdapat pada buku ruas
batang.
 Pertumbuhan tanaman induk sehat dan normal
Stek sehat dapat diidentifikasi dengan melihat vigor tanaman induk yang kuat, sehat, pertumbuhan
tanaman normal, tidak terlalu subur atau kurus, serta bebas dari serangan hama dan penyakit. Dari
stek yang demikian memungkinkan tanaman untuk memberikan hasil tertinggi.
Beberapa perlakuan bibit dapat dilakukan untuk mengendalikan perkembangan hama boleng dan
penyakit kudis. Untuk mengendalikan hama boleng, stek direndam dalam larutan insektisida
misalnya Diazinon, sedangkan untuk penyakit kudis, stek direndam dalam larutan fungisida
seperti Dithane M-45 selama 5 menit.
 Kondisi stek pada saat ditanam masih segar
Stek yang baru dipanen dapat langsung ditanam, dapat pula disimpan pada tempat yang teduh
selama 1−2 hari atau 3−4 hari untuk menumbuhkan akar agar stek lebih toleran terhadap kondisi
stress pada saat penanaman.

Gambar 1. Keragaan stek: (A) Stek pertama pucuk, (B) Stek kedua dan (C) Stek ketiga

Teknik memanen stek

1. Siapkan alat pemotong stek (pisau atau gunting) yang tajam dan bersih
2. Potong stek dengan ukuran panjang antara 20−30 cm (minimal 7 ruas)
3. Stek yang telah terkumpul disatukan dalam satu ikatan. Tiap ikatan berisi sekitar 100 stek dan
diberi label nama varietas dan tanggal panen.

2. Umbi
Dua alasan penggunaan umbi untuk bibit yaitu: (1) Ubijalar harus dirotasi dengan komoditas lain sehingga
petani harus menyimpan umbi untuk bibit pada musim tanam berikutnya, dan (2) Berkaitan dengan
kualitas bibit.

Penggunaan stek pucuk/batang yang diambil dari tanaman produktif setelah empat kali tanam atau lebih
akan mengalami penurunan kualitas bibit yang berpengaruh terhadap penurunan hasil dan kualitas umbi.

Untuk mengembalikan kualitas bibit adalah menggunakan stek yang berasal dari umbi. Tunas yang
tumbuh dari umbi inilah yang kemudian dijadikan bibit berupa stek pucuk/batang turunan pertama dan
tingkat hasil umbinya tertinggi (Anonim 2011a, Anonim2011b).

Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Sulistyowati dan Suwarto (2009) terhadap Varietas Sukuh,
Emen dan Ayamurasaki. Penelitian De Silva et al. (1990) menunjukkan bahwa penurunan produktivitas
mulai terjadi pada generasi keempat atau lebih.

Kelemahan stek asal umbi adalah mengurangi jatah umbi untuk dijual atau dikonsumsi dan membutuhkan
biaya dan tenaga kerja lebih banyak. Sedangkan keuntungan adalah:

 Umbi dapat disimpan untuk waktu yang lama


Umbi yang dipanen pada umur tepat dan kondisi sehat dapat bertahan hidup selama 17 bulan
disimpan pada ruang terbuka (Gambar 2).
 Pemilihan umbi yang seragam dan baik
Karena akan lebih mudah untuk dilakukan, sehingga kemurnian varietas lebih terjaga dan potensi
hasil tanaman keturunannya dapat dimaksimalkan.
 Waktu pengumpulan stek dari persemaian lebih cepat
Waktu pengumpulan lebih cepat bila dibandingkan dengan pengambilan stek dari tanaman
komersial.

Gambar 2. Keragaan tunas dari umbi selama penyimpanan dan setelah transplanting. (A) Disimpan 12 bulan, (B)
Disimpan 15 bulan, (C) Disimpan 17 bulan (saat transplanting), (D) 15 hari setelah transplanting.

Persyaratan umbi yang baik untuk bibit

 Umur panen optimal


Umbi dipanen pada umur 3−8 bulan tergantung varietas dan lingkungan tumbuh seperti ketinggian
tempat dan teknik budidaya. Kebanyakan varietas dipanen antara 4−5 bulan.
 Ukuran umbi
Umbi yang digunakan sebagai bibit sebaiknya berukuran sedang (sekitar 200 g/umbi) dan tidak
terlalu besar, karena umbi yang berukuran besar lebih cocok untuk dijual.
 Umbi sehat
Umbi untuk bibit sebaiknya berasal dari tanaman yang sehat dan pertumbuhannya baik. Umbi
sebaiknya tidak terserang oleh hama, penyakit, atau mengalami kerusakan mekanis selama proses
pemanenan, pengangkutan dan pasca panen.

Teknik memproduksi stek dari persemaian umbi

1. Pilih lahan yang memenuhi syarat untuk persemaian


2. Olah lahan dan bentuk bedengan dengan lebar maksimal 1 m
3. Pemberian pupuk dasar pada bedengan (33 g Phonska/m2)
4. Tanam umbi pada bedengan dengan jarak antar umbi sekitar 3 cm
5. Tutup umbi yang sudah disemai dengan tanah hingga setebal 2−3 cm di atas permukaan umbi.
6. Lakukan penyiraman sesuai kebutuhan menggunakan gembor, overhead sprincle atau irigasi tetes
7. Panen stek pertama dapat dilakukan 5−6 minggu setelah semai terhadap tunas yang sudah
mencapai panjang 25−30 cm. Panen stek dapat dilakukan hingga 4 kali dengan interval waktu
sekitar 4 minggu
8. Cara panen stek dengan menyisakan batang 3−5 cm dari umbi, bertujuan untuk merangsang
tumbuhnya cabang baru sehingga lebih banyak stek pucuk yang dihasilkan
9. Setiap umbi dapat menghasilkan sekitar 15 tunas tanaman
10. Satukan tunas yang sudah dipanen dalam satu ikatan, berisi 100 stek/ikat, setelah itu simpan stek
ditempat teduh dengan posisi tegak

Gambar 3. Persemaian umbi menggunakan media polibag. Gambar kiri menunjukan pertumbuhan tunas ubijalar
normal, sedangkan gambar kanan menunjukan pertumbuhan tunas ubijalar yang belum normal.

3. Biji

Biji ubijalar dapat dihasilkan secara alami oleh tanaman produksi atau sengaja diproduksi melalui
persilangan oleh para pemulia agar diperoleh keturunan yang beragam untuk tujuan seleksi.

Sebagian besar tanaman yang dibiakkan dari biji akan memiliki karakter yang berbeda dengan tetuanya,
namun demikian masih terdapat peluang untuk mendapatkan keturunan yang sama persis dengan
induknya, bahkan berpeluang untuk memiliki karakter yang lebih baik dari kedua induknya (segregan
transgresif). Oleh karena itu perbanyakan ubijalar menggunakan biji tidak disarankan untuk tujuan
produksi.
Gambar 4. Buah dan biji ubijalar.

Kemampuan berbunga dan menghasilkan biji dari setiap klon ubijalar bervariasi. Terdapat klon yang
secara alami mampu menghasilkan bunga dan biji dalam jumlah banyak, sedang maupun sedikit, namun
juga terdapat klon yang sama sekali tidak mampu berbunga dan menghasilkan biji.

Biji ubijalar terdapat dalam buah berbentuk kapsul dengan diameter 5−8 mm. Dalam satu buah terdapat
empat ruang (Gambar 4). Setiap ruang memiliki satu biji, tetapi biasanya hanya satu atau dua ruang yang
berisi biji.

Warna biji ubijalar yang telah kering bervariasi dari coklat hingga hitam. Ukuran biji sebesar kepala korek
api, dengan panjang biji sekitar 3 mm. Kulit biji sangat keras dan hampir kedap air dan oksigen.

Keberadaan kulit biji yang impermeable menyebabkan dormansi biji cukup lama, oleh karena itu untuk
mengecambahkan biji secara langsung agak sulit. Dilaporkan bahwa biji ubijalar dapat bertahan hidup
lebih dari 20 tahun jika disimpan pada temperatur 18°C dan kelembaban udara relatif 45−50%.

Perkecambahan dapat dipercepat dengan skarifikasi biji secara mekanik dengan memotong atau
mengamplas kulit biji atau dengan perlakuan asam Sulfat (Huaman dan Asmat 2015). Perkecambahan biji-
biji yang telah diskarifikasi terjadi dalam 1−2 hari.

Gambar 5. Keragaan tanaman dari biji (kiri), dan umbi dari tanaman asal biji yang terseleksi (gambar tengah dan
kanan).

Tinuk Sri Wahyuni

http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/penyiapan-bahan-perbanyakan-tanaman-ubijalar-
yang-baik/

Anda mungkin juga menyukai