SKRIPSI
NURFITRIANI
1
3
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat
oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
NURFITRIANI
NIM. 70300106054
ii 3
4
PENGESAHAN SKRIPSI
Tanggal 19 Agustus 2010 M, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu
perbaikan).
DEWAN PENGUJI :
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
iii4
5
KATA PENGANTAR
kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Atas
dalam bentuk yang sederhana sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
ujian skripsi Strata Satu (S1) dan menyelesaikan studi Jurusan Keperawatan
SAW, keluarga serta para sahabatnya dan para pengikutnya yang tetap mengikuti
semangat, kasih sayang, memberikan nasehat – nasehat yang sangat berarti dalam
Melalui kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
iv
5
6
Alauddin Makassar.
pendidikan.
4. Ibu Hasnah, S.SiT. M.Kes. Selaku Pembimbing I dan Bapak Musliadi, S.Kep,
ini. Serta tim penguji Bapak Dr.H.Barsihannor, M.Ag dan Ibu Hj.A.Annas,
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
6. Bapak kepala Kesbang Propinsi Sulawesi Selatan yang telah memberikan izin
penelitian.
8. Ibu kepala Puskesmas Tanete yang telah memberikan izin untuk penelitian.
penelitian.
v
6
7
9. Bapak Drs.H.Abd.Gaffar dan Ibu Hj.Martini, selaku Bapak dan Ibu kost
10. Sahabat – sahabatku ‘FORTUNA GENK’ (Wepe, Wea, dan Tata), semoga
persaudaraan dan persahabatan kita tetap terjalin dalam sebuah jalinan yang
11. Terspesial buat “K’ADY” yang selama ini banyak – banyak membantuku,
12. Teman – Teman Angkatan “06” Program Studi Keperawatan, terima kasih
13. Teman – teman KKN Desa Bulo – Bulo “Irma, Nani, Dila, Wa’dah, Adam,
14. Seluruh rekan – rekan yang belum sempat saya sebut satu persatu atas segala
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Olehnya itu, segala bentuk
saran, masukan dan kritikan dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi
penulis.
Nurfitriani
vi
7
v8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.……………………………………………... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………...... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… x
ABSTRAK………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………….. 3
D. Manfaat Penelitian………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………. 5
A. Kader……………………………………………………… 5
B. Keaktifan Kader………………………………………….. 8
C. Posyandu………………………………………………….. 17
1. Defenisi Posyandu……………………………………. 17
2. Manfaat Posyandu……………………………………. 23
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL………………………… 24
A. Kerangka Konsep…………………………………………. 24
B. Defenisi Operasional……………………………………… 25
C. Hipotesis………………………………………………….. 26
BAB IV METODELOGI PENELITIAN………………………… 27
A. Desain Penelitian…………………………………………. 27
B. Populasi dan Sampel……………………………………… 27
C. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………… 29
D. Instrumen Penelitian……………………………………... 29
E. Pengumpulan Data………………………………………... 29
8
vii
9
viii
9
10
DAFTAR TABEL
ix
10
11
DAFTAR LAMPIRAN
2. Tabulasi Data.
3. Analisis Data.
Alauddin Makassar.
Kabupaten Bulukumba.
11
x
12
ABSTRAK
12xi
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam masyarakat. Peran posyandu di desa atau masyarakat secara umum dan
khusus pada bidang kesehatan. Masalah kesehatan masih tinggi terjadi di dalam
sebuah komunitas. Masyarakat tidak terlepas dari peranan yang dilakukan kader di
sebuah posyandu. Kader sebagai salah satu sub sistem dalam posyandu yang
bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu. Kader harus tahu
atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan di
dilakukan oleh tenaga-tenaga sukarela di desa (kader) yang telah mendapat latihan
lapangan keluarga berencana dan petugas pemerintah lainnya (Depkes RI, 1990).
1 13
14
persen dan kader drop out 30,8 persen. Secara nasional rata-rata perposyandu
berjumlah empat kader pada tahun 1993, empat kader pada tahun 1995, dan
menjadi lima kader pada tahun 1997 sampai sekarang. Revitalisasi posyandu
secara nasional di canangkan oleh Mendagri pada tahun 1999 sebagai upaya
sebanyak 7.603 unit dengan jumlah kader sebanyak 34.639 orang. Kader yang
aktif hanya sebesar 27.849 orang, ini merupakan dampak dari krisis moneter yang
Seksi Kesra Dinas Kesehatan, jumlah posyandu sebanyak 293 unit dengan jumlah
kader posyandu yang aktif sebanyak 1465 orang. Data tahun 2008, jumlah
posyandu sebanyak 309 unit dengan jumlah kader yang aktif sebanyak 1556
orang. Data tahun 2009 jumlah posyandu 316 unit dengan jumlah kader yang aktif
unit dengan jumlah kader 330 orang, kader aktif 200 orang dan tidak aktif 130
orang. Dimana rasio kader posyandu terhadap posyandu adalah lima orang
dalam upaya menurunkan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran
2 14
15
yang sangat besar artinya. Oleh karena begitu pentingnya kader dalam menunjang
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini bagaimana keaktifan kader
2010 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2010.
2. T ujuan Khusus
3 15
16
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Institusi
Kabupaten Bulukumba.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai bahan bagi pihak lain yang memerlukan informasi untuk penelitian
selanjutnya.
3. Manfaat Peneliti
4
16
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Kader
dimiliki oleh masyarakat dan bukan aparat sektor, yang mau dan mampu
masyarakat.
5 17
18
b. Berjiwa sosial.
a. Sehari sebelumnya, semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita dan anggota
1) Ibu dan anak balitanya jika dua bulan berturut-turut tidak hadir di
posyandu.
3) Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke puskesmas karena
18
6
19
posyandu.
6) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul Yodium.
Ibadah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Yaasiin (36) : 21, yang berbunyi :
7 19
20
keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan mendapat
sekerjanya.
1. Umur
melaksanakan tugas tertentu secara terus menerus untuk waktu yang lama
Berkaitan dengan peran serta kader maka dengan umur yang semakin
dapat dilihat bahwa semakin tua umur seseorang akan semakin terampil dalam
pekerjaannya Hal itu terjadi karena salah satu faktor kelebihan manusia dari
8 20
21
seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa
2. Pendidikan
baru.
9 21
22
1993).
melalui proses belajar yang diatur dan sadar dilakukan secara tingkat
tidak sadar sejak lahir sampai mati, dalam keluarga, pekerjaan, atau
pengalaman.
3. Status Pernikahan
kewajiban yang baru, serta pengakuan akan status baru oleh orang lain.
Pernikahan hanya salah satu cara untuk mengumpulkan status baru tersebut.
seperangkat hak dan kewajiban yang diakui secara hukum. Yang dimaksud
status pernikahan disini adalah apakah kader itu menikah atau tidak menikah
menyebutkan bahwa kader yang sudah menikah atau nikah cenderung pindah
10
22
23
tempat tinggal atau mengikuti suaminya dan kadangkala mereka sangat sibuk
4. Pelatihan
juga untuk memasuki masa depan. Dengan pelatihan kader posyandu akan
lebih aktif dalam melakukan pendeteksian terhadap ibu hamil resiko tinggi
dan mengenal lebih awal tanda-tanda balita kurang gizi serta dapat memahami
cara pengisian buku KIA, KMS dan pembuatan grafik SKDN sehingga dapat
Tenaga pelatih kader biasanya berasal dari lintas sektor dan lintas
yang ada dalam kegiatan posyandu. Materi pelatihan berisi tugas-tugas kader
dalam kegiatan posyandu, seperti cara mengisi buku register yang berjumlah
23
11
24
juga berupa cara penimbangan bayi dan balita, pembuatan grafik SKDN, serta
cara untuk mencari sasaran, yakni ibu dan anak yang tidak hadir saat kegiatan
posyandu dibuka.
pelatihan. Oleh sebab itu, terdapat kader posyandu yang telah mengikuti
5. Insentif
Insentif kader adalah upah atau gaji yang diberikan kepada kader.
insentif yang diberikan sebesar Rp. 50.000,- perposyandu untuk satu bulan.
Insentif tersebut dibagi sesuai dengan jumlah kader dalam posyandu. Dana
insentif, para kader juga mendapatkan fasilitas lain seperti pengobatan gratis
namun juga untuk suami dan anaknya. Tidak semua kebijakan berupa
1224
25
dapat digolongkan pada dua jenis utama, yaitu imbalan yang bersifat finansial
upah atau gaji, bonus, premi, tunjangan istri, tunjangan anak, biaya
atau primer. Kebutuhan yang bersifat non materil juga sangat nyata terutama
administrator yaitu :
a) Material seperti uang, barang yang dinilai dengan uang, atau barang-
barang lainnya.
13
25
26
dan status konsumen dilukiskan secara grafis oleh Thorstein Verben dalam
risalahnya yang terkenal, The Theory Of The Leire Clas. Verben menulis :
kuantitas dan kualitas menjadikan suatu perasaan rendah diri dari kekurangan”
(Moekijat, 2002).
meningkatkan kerja individu. Imbalan yang baik adalah sistem yang mampu
14 26
27
6. Pengetahuan
yang telah diketahui dan mampu diingat oleh setiap orang setelah mengalami,
sebagainya.
enam tingkatan :
apa yang telah dipelajari dari satu situasi untuk diterapkan pada situasi
yang lain.
lainnya.
yang lain.
15
27
28
melakukan tindakan yang benar tidak mungkin akan tercapai (Bloom dalam
Ngatimin, 1997).
c. Aplikasi : pada tingkat ini, telah mampu menggunakan apa yang telah
1628
29
f. Evaluation : pada tingkat ini, seseorang telah dianggap paling tahu dan
yaitu suatu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
terutama bagi pelayanan kesehatan bayi dan balita. Oleh karena itu,
1. Defenisi Posyandu
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Dalam artian sebagai pusat
17
29
30
angka kematian bayi, anak balita, serta angka kelahiran dalam rangka
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Peran serta
penurunan AKI dan AKB. Cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar
2008).
mendapatkan pelatihan atau telah dilatih untuk dapat menjadi kader kesehatan
secara umum dan petugas kesehatan secara teknis. Kader kesehatan atau
1830
31
disemua posyandu karena merupakan kegiatan utama yang terdiri dari lima
program yaitu :
1) Perbaikan Gizi.
4) Imunisasi.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna dari badan, jiwa dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari
mengandung arti yang sama sehingga pengertian sehat atau kesehatan dalam
islam adalah suatu keadaan yang sempurna dan sejahtera pada badan, jiwa,
31
19
32
yang meliputi :
Pelayanan yang diberikan kader sesuai dengan sistem lima meja yang
1. Meja I : pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu pendaftaran bayi, ibu
2. Meja II : pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu penimbangan balita dan
ibu hamil.
3. Meja III : pada meja ini dilakukan kegiatan yaitu pencatatan pengisian
diketahui berat badan anak naik atau tidak naik pada penimbangan di meja
II, mengetahui ibu hamil dengan resiko tinggi dan PUS yang belum ber-
32
33
oralit, Vitamin A, tablet zat besi, pil dan kondom, pemeriksaan kehamilan,
suntikan.
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan, maka petugas kesehatan harus
diatasi.
33
34
terpadu.
yaitu :
dari delapan kali pertahun dengan rata-rata jumlah kader tugas sebanyak
lima orang atau lebih. Cakupan program utamanya masih rendah yaitu
kurang dari 50 persen. Ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah baik
dari delapan kali pertahun. Kader yang bertugas berjumlah lima orang atau
tambahan pada posyandu purnama sudah ada dana sehat tetapi masih
sederhana.
34
35
sehingga frekuensinya kurang dari 12 kali setahun. Untuk ini diambil batasan
kali pertahun, dianggap masih rawan sedangkan bila frekuensinya lebih dari
2. Manfaat Posyandu
balita.
sakit.
35
36
BAB III
23
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Umur
Pendidikan
Variabel Dependen
Status Pernikahan
Keaktifan
Kader Posyandu
Pelatihan
Pengetahuan
Insentif
Keterangan :
36
37
B. Defenisi Operasional
Kriteria Objektif :
≥ delapan kali.
Skala : Ordinal
Kriteria Objektif :
Skala : Ordinal
3. Pelatihan kader adalah pendidikan khusus yang pernah diperoleh atau diikuti
Kriteria Objektif :
Skala : Ordinal
37
38
4. Insentif adalah banyaknya upah gaji yang didapatkan kader dari puskesmas
atau pemerintah.
Kriteria Objektif : 25
Skala : Ordinal
Kriteria Objektif :
nikah.
Belum Nikah : Apabila kader belum nikah dan tidak dibuktikan dengan
surat nikah.
Skala : Nominal
C. Hipotesis Penelitian
posyandu”.
38
39
BAB IV
26
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pendekatan Cross Sectional Study. Metode ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu yang terdaftar
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kader posyandu yang aktif yang ada di
sebanyak 45 orang.
n=
²
39
40
Keterangan :
27
n = Perkiraan besar sampel
berikut:
n = ( , )
=
,
=
,
=
,
= 180, 82
= 181
Maka pengambilan estimasi sampel bila populasi beberapa ratus diambil 25-
= n x 25%
= 181 x 25%
= 45 responden
40
41
a. Kriteria Inklusi : 28
penelitian.
b. Kriteria Eksklusi :
1. Lokasi
Bulukumba.
2. Waktu
Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yakni pada bulan
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisikan
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
41
42
2. Data Sekunder
29
Data yang pengumpulannya tidak dilakukan sendiri oleh peneliti, tapi peneliti
1. Pengolahan Data
sebagai berikut :
Setelah data terkumpul peneliti akan memeriksa ulang data atau mengecek
b) Pengkodean (Koding)
c) Tabulasi Data
42
43
2. Analisa Data
a) Analisa Univariat
b) Analisa Bivariat
hipotesis penelitian. Untuk hal tersebut, uji statistik yang akan digunakan
ordinal.
43
44
BAB V
31
A. Hasil Penelitian
Juli 2010. Sampel dalam penelitian sebanyak 45 kader dari 330 kader, dengan
sampling. Data diolah dan dianalisis disesuaikan dengan tujuan penelitian. Hasil
analisis data disajikan dalam bentuk tabel yang dilengkapi dangan penjelasn
sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Tabel 5.1
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Umur Tahun 2010
1. 21 – 30 tahun 14 31,1
2. 31 – 40 tahun 21 46,7
3. 41 – 50 tahun 7 15,6
Jumlah 45 100,0
44
45
Tabel 5.2
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tahun 2010
1. SD 3 6,7
2. SMP 11 24,4
3. SMA 25 55,6
4. D2 1 2,2
5. S1 5 11,1
Jumlah 45 100,0
45
46
Tabel 5.3
33
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumpa Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2010
1. IRT 30 66,7
2. PNS 5 11,1
3. Wiraswasta 1 2,2
Jumlah 45 100,0
yang berstatus IRT sebanyak 66,7 persen, dan frekuensi terendah yang
Tabel 5.4
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Status Pernikahan Tahun 2010
1. Nikah 33 73,3
Jumlah 45 100,0
46
47
yang memiliki status pernikahan sebanyak 73,3 persen, dan status tidak
Tabel 5.5
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Pelatihan Tahun 2010
1. ≥ 2 kali 12 26,7
Jumlah 45 100,0
yang mengikuti pelatihan < 2 kali sebanyak 73,3 persen, dan mengikuti
Tabel 5.6
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Insentif Tahun 2010
Jumlah 45 100,0
insentif.
35 47
48
Tabel 5.7
Distribusi Kader Posyandu di Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa
Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Pengetahuan Tahun 2010
1. Kurang 1 2,2
2. Baik 44 97,8
Jumlah 45 100,0
2. Analisis Bivariat
Tabel 5.8
Pengaruh Status Pernikahan terhadap Keaktifan Kader Posyandu di
Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba
Tahun 2010
1. Nikah 25 8 33
55,6% 17,8% 73,3% 0,248
2. Belum Nikah 11 1 12
24,4% 2,2% 26,7%
Jumlah 36 9 45
80,0% 20,0% 100,0%
36
48
49
merupakan kader aktif tertinggi sebanyak 55,6 persen. dan kader aktif
persen.
peroleh nilai p 0,248 > 0,05, hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh
Tabel 5.9
Pengaruh Pelatihan terhadap keaktifan kader Posyandu di Puskesmas
Tanete kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Tahun 2010
1. ≥ 2 kali 6 6 12
13,3% 13,3% 26,7% 0,002
2. < 2 kali 30 3 33
66,7% 6,7% 73,3%
Jumlah 36 9 45
80,0% 20,0% 100,0%
pelatihan < 2 kali, merupakan kader aktif tertinggi sebanyak 66,7 persen.
dan kader aktif yang mengikuti pelatihan ≥ 2 kali, merupakan kader aktif
37
49
50
peroleh nilai p 0,002 < 0,05, hal ini menunjukkan ada pengaruh pelatihan
Tabel 6.0
Pengaruh Insentif terhadap Keaktifan Kader Posyandu di Puskesmas
Tanete Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Tahun 2010
Tidak Ada 36 9 45 0
80,0% 20,0% 100,0%
Jumlah 36 9 45
80,0% 20,0% 100,0%
peroleh nilai p (0), hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh insentif
3850
51
Tabel 6.1
Pengaruh Pengetahuan terhadap Keaktifan Kader Posyandu di Puskesmas
Tanete Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Tahun 2010
1. Kurang 1 0 1
2,2% 0% 2,2% 0,623
2. Baik 35 9 44
77,8% 20,0% 97,8%
Jumlah 36 9 45
80,0% 20,0% 100,0%
merupakan kader aktif tertinggi sebanyak 77,8 persen. dan kader aktif
persen.
peroleh nilai p 0,623 > 0,05, hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh
51
39
52
2. Pelatihan 0,002*
3. Insentif 0
4. Pengetahuan 0,623
Keterangan :
posyandu.
40 52
53
B. Pembahasan
1. Status Pernikahan
Nikah adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
Berdasarkan uji spearman korelasi diperoleh nilai p 0,248 > 0,05, hal
kader. Pada tabel 5.8 terlihat bahwa dari 33 kader posyandu yang memiliki
status pernikahan nikah, yang masih aktif 55,6 persen, dan dari 12 kader
posyandu yang memiliki status pernikahan tidak nikah, yang masih aktif 24,4
persen.
meskipun sudah berkeluarga minat kader untuk aktif di posyandu masih cukup
tinggi. Pada umumnya keluarga, terutama suami, tidak melarang kader untuk
namun kader masih dapat membagi waktu sehingga semuanya berjalan baik
41
53
54
2. Pelatihan
posyandu. Selain itu pelatihan secara rutin minimal sekali dalam setahun juga
66,7 persen kader tidak pernah mengikuti pelatihan dalam setahun terkhir.
jawab. Para kader yang diikutkan dalam pelatihan adalah kader posyandu yang
belum pernah mengikuti pelatihan, serta telah mampu membaca dan menulis.
Tenaga pelatih kader biasanya berasal dari lintas sektor dan lintas program.
Penentuan materi pelatihan melalui rapat koordinasi lintas program yang ada
dalam kegiatan posyandu. Materi pelatihan berisi tugas – tugas kader dalam
kegiatan posyandu, seperti cara mengisi buku register yang berjumlah 13 buku
berupa cara penimbangan bayi dan balita, pembuatan grafik SKDN, serta cara
untuk mencari sasaran, yakni ibu dan anak yang tidak hadir saat kegiatan
42
54
55
bahwa pelatihan yang diberikan kepada kader posyandu tidak hanya untuk
penghargaan untuk kader. Ini berarti kader yang mendapat pelatihan akan
dengan metode ceramah yang disertai diskusi, simulasi dan praktek akan
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
55
56
merupakan cahaya atau alat penerang, dan kewajiban bagi semua orang baik
termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut dapat terjadi karena responden
Tanete sebagian besar belum memenuhi sistem lima meja seperti yang
56
57
tidak adanya pengalaman atau pengetahuan sama sekali mengenai suatu obyek
akan cenderung untuk membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut dan
4. Insentif
kuesioner dua tahun ini kader tidak menerima insentif. Dengan adanya hal
masyarakat yang mau dan mampu bekerja secara sukarela (Depkes RI, 2001).
Teori Keadilan, inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia
57
58
memperoleh imbalan yang lebih besar atau mengurangi intensitas usaha yang
BAB VI
45
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kabupaten Bulukumba.
B. Saran
58
59
3. Untuk faktor – faktor keaktifan kader yang lain, agar lebih diperhatikan guna
46 PUSTAKA
DAFTAR
Alimul H, Azis. 2003. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika.
Buku Kader Posyandu. 2006. Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta :
Depkes RI.
Depkes RI. 2000. Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Jakarta : Bakti Husada
Depkes RI. 2001. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta ; Bakti Husada
Depkes RI. 2003. Panduan Pelatihan Kader Posyandu Partisipasi. Jakarta ; Bakti
Husada.
Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sulawesi Selatan.
59
60
Ilyas, Yaslin. 2001. Kinerja (Teori Penelitian dan Penilaian) Cetakan II. Pusat
Siagan, Sondang P. 1998. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta ; Bina Aksara.
Husada.
Bakti Husada.
60
61
48
61
62
Lembar Kuesioner
49
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN KADER
Nomor :
Hari / Tanggal :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
62
63
B. WAWANCARA RESPONDEN
a. Keaktifan Kader
Posyandu ?
a. 5 kali
b. 6 kali
c. 7 kali
d. ≥ 8 kali
b. Pengetahuan
63
64
d. Puskesmas pembantu
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
a. 5 meja
b. 4 meja
c. 3 meja
d. 2 meja
a. Sirkumsisi
b. Perbaikan gizi
d. Penanggulangan Diare
a. Pengisian KMS
b. Pendaftaran
64
65
c. Penimbangan balita
d. Penyuluhan perorangan
a. Pengisian KMS
b. Penimbangan balita
c. pendaftaran
d. Penyuluhan perorangan
a. Pengisian KMS
b. Pendaftaran
c. Penimbangan balita
d. Penyuluhan perorangan
a. Pengisian KMS
b. Pendaftaran
c. Penimbangan balita
d. Penyuluhan perorangan
65
66
a. 0-11 Bulan
b. 1 Tahun
c. 2 Tahun
d. < 3 Tahun
66
67
c. Pelatihan
a. 1 Kali
67
68
b. 2 Kali
c. 3 Kali
d. 4 Kali
d. Pemberian Insentif
1. Sebagai kader Posyandu, Berapa jumlah Insentif yang diterima tiap bulan?
a. Rp. 100.000,-
b. Rp. 75.000,-
c. Rp. 50.000,-
d. Rp. 25.000,-
68
69
RIWAYAT HIDUP
kelima dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda H.Kamaruddin dan Ibunda
pada tanggal 7 Juli 1994 dan lulus pada tahun 2000, Kemudian melanjutkan
lulus pada tahun 2003, dan melanjutkan pendidikan MAN POLMAN pada tanggal
17 Juli 2003 dan lulus pada tahun 2006, Selanjutnya menempuh pendidikan
69
70
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun
2006.
70