Anda di halaman 1dari 12

BATIK PEKALONGAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Dosen Pengampu : ATIKA CANDRA LARASATI, M.Si

Disusun oleh :
M. Alwi (13)
Itsnatul Azizah (16620069)
Zahrotul Mubarokah (16620070)
Sri Aprilia S. (16620075)
Isneini Sholika R. (16620077)
Roudlotus Solicha (16620082)
Ima Choirotul K.A. (16620084)
Asna Mufida P. (16620090)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Batik Pekalongan
hingga tersusun rapi dan selesai.
Makalah ini dibuat semata-mata untuk menginformasikan kepada khalayak
ramai tentang dampak yang ditibulkan dari salah satu ikon khas Indonesia yakni Batik
Pekalongan.
Kami berharap dengan adanyan maklalah ini dapat bermanfaat bagi banyak
orong dan dapat menginsprirasi masyarakat Indonesia khususnya di daerah Pekalongan,
Jawa Tengah untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Kritik dan saran
pembaca sangata diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang , 25 Oktober 2016

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISA SECARA UMUM
a. Sejarah Batik Pekalongan
b. Ironi Dibaik Ketenaranan Batik Pekalongan
B. PANDANGAN NILAI-NILAI AGAMA KHUSUSNYA ISLAM
C. SOLUSI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISA SECARA UMUM
a. Sejarah Batik Pekalongan
Batik merupakan salah satu budaya ciri khas bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan
dari UNESCO serta ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi
(Masterpieces of the Oral and Intangible Hertage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009, serta mempunyai
keunggulan komparatif dibidang ekonomi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.1

Saat ini di Indonesia terdapat 19 daerah sentra batik dan 20.667 usaha batik yang
tersebar di Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat serta Jawa Timur. Sebanyak 91,6% usaha batik
banyak terdapat di Jawa Tengah, khususnya di daerah Kabupaten Pekalongan, Kota Surakarta
serta Kabupaten Sragen. 2
Predikat “Kota Batik” sejak lama melekat pada Kota Pekalongan dan dikenal hingga
mancanegara. Pekalongan dengan produk batiknya telah mampu ekspor ke berbagai negara
seperti Australia, Amerika, Timur Tengah, Korea dan Singapura dan telah mampu
menyumbang devisi bagi negara, tidak heran bila pada tahun 2006 di dirikan Museum Batik
Indonesia yang di resmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono. 3
Industri batik Pekalongan prospeknya masih menjanjikan dibandingkan industri batik
daerah yang lain. Pekalongan berkembang menjadi pusat batik terbesar di Jawa. Dari data
pemerintah kota Pekalongan pada tahun 2012 diketahui terdapat 632 jumlah unit usaha yang
tersebar di 4 kecamatan yaitu Pekalongan barat, Pekalongan Timur, Pekalongan Utara dan
Pekalongan Selatan. Data Jumlah Usaha, Jumlah Tenaga Kerja, dan Kapasitas Produksi IKM
Batik Kota Pekalongan Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah Usaha, Jumlah Tenaga Kerja, dan Kapasitas Produksi
IKM Batik Kota Pekalongan Tahun 2013
Kecamatan Jumlah Usaha Jumlah Kapasitas
(Unit) Tenaga Kerja Produksi /Tahun
(Orang) (Kodi)
Pekalongan Barat 262 4.261 536.518
Pekalongan Selatan 188 2.074 234.451

1
Anindito Prasetyo. Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta: Pura Pustaka, 2010, hlm. 7
2
Kemendag, 2011
3
http://museumbatikpekalongan.info/?page_id=8
Pekalongan Timur 110 2.536 87.028
Pekalongan Utara 71 1.073 52.528
Jumlah 632 9.944 910.524
(Sumber: Disperindag Kota Pekalongan, 2013)
Berdasarkan sajian pada tabel di atas menunjukkkan, IKM batik pekalongan tersebar di empat
kecamatan di Kota Pekalongan. Secara keseluruhan pada tahun 2013 sebanyak 632 unit IKM batik
Kota Pekalongan berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 9.944 orang tenaga
kerja menggantungkan hidupnya pada IKM batik. Selain itu kapasitas produksi batik sebanyak
910.524 unit per tahun menjadikan perekonomian Kota Pekalongan semakin baik.

b. Ironi Dibalik Ketenaran Batik Pekalongan


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di balik ketenaran batik ternyata
terdapat pengaruh buruk bagi lingkungan terutama apabila limbah industri dan limbah dari
aktivitas masyarakat sehari – hari secara terus - menerus dibuang langsung ke perairan sungai
hingga melebihi kemampuan sungai untuk membersihkan diri sendiri (self purification)
(Kasry, 2005).
Berdasarkan penelitian kondisi air Sungai Pekalongan oleh Badan Lingkungan Hidup
(BLH) Kota Pekalongan, kondisi air sungai per 9 april 2012 di Sungai Pekalongan kadar
BOD, COD, DO yang terkandung di Sungai Pekalongan berada di atas ambang mutu batas
baku yang telah ditentukan. Selain itu, pengamatan di lapangan dapat dilihat bahwa secara
fisik air telah terjadi perubahan warna dan bau. Hal ini mengindikasikan terjadinya
pencemaran Sungai Pekalongan akibat limbah cair dari kegiatan industri yang larut dalam air.
4

Dampak dari limbah cair yang dihasilkan oleh industri batik sudah pasti akan
menimbulkan suatu masalah. Namun, tidak semua pihak merasa terganggu dan mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh limbah tersebut, padahal aliran limbah tersebut melewati
sekitar perumahan masyarakat sekitar. Berdasarkan data primer yang diperoleh di lapangan
menunjukkan bahwa tingkat kesadaran para pengusaha akan masalah limbah masih kurang,
karena 72% (8 orang) pengusaha berpendapat limbah tersebut tidak berbahaya. Sebagian
pengusaha menganggap limbah yang mereka buang akan hilang dengan sendirinya, karena
akan mengalir bersama dengan datangnya hujan. Sehingga keberadaan limbah cair tersebut
akan sangat terlihat pada musim kemarau saja.
Sebagian besar pengusaha juga saling melempar tanggung jawab mengenai
keberadaan limbah cair ini. Pengusaha-pengusaha kecil terbiasa membuang limbah langsung
ke sungai dengan alasan limbah yang mereka hasilkan hanya sedikit dan lebih banyak
menyalahkan pengusaha-pengusaha besar yang menghasilkan banyak limbah. Sedangkan
pengusaha besar sendiri mengaku selalu membuang limbah ke IPAL namun pengelolaan
IPAL tersebut yang kurang baik, sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran pipa atau
masalah lain tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, pengusaha meminta usaha pemerintah
untuk memperbaiki pengelolaan IPAL agar lebih efektif. Pengelolaan IPAL secara efektif
akan mampu mengurangi dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan data
yang diperoleh dari responden masyarakat, dampak dari limbah cair di Sungai Pekalongan
ternyata sangat beragam, antara lain: menggangu kesehatan, menimbulkan pencemaran air

4
Anandriyo Suryo. Menuju Pengelolaan Sungai Bersih di Kawasan Industri Batik yang Padat
Limbah Cair. Semarang. 2013, hlm 1.
dan udara, menggangu pemandangan dan keindahan, air sungai menjadi keruh, dan ikan
mati.5

Masyarakat sebagai korban utama dari adanya pencemaran limbah cair, harus
menanggung kerugian akibat tidak dapat digunakannya air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari. Sehingga mereka mereka harus menanggung biaya
tambahan seperti: biaya pembelian air, biaya kesehatan, iuran kebersihan dan lain-
lain.

Tabel Tambahan Biaya Akibat Pencemaran Sugai (WTA)

Tambahan Biaya Kerugian Jenis Tambahan Rata-Rata


Akibat Masyarakat Biaya Tambahan Biaya
Pencemaran Sugai
(WTA) No.
1 Air sungai tidak Pembelian air Rp 55566,67
dapat digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari
2 Air sungai Biaya kesehatan Rp 866,67
mengandung zat kulit
berbahaya
3 Sungai berbau Biaya kesehatan Rp 0,00
tidak sedap pernapasan
4 Air dan Biaya kesehatan Rp 0,00
lingkungan sungai pencernaan
tidak bersih
5 Lingkungan Iuran kebersihan Rp 533,34
sungai menjadi
kotor
6 Kerugian Lain Biaya lain-lain Rp 241,38

Untuk menghitung WTA pada penelitian ini didasarkan pada rata-rata biaya yang
dikeluarkan oleh masyarakat setiap bulannya akibat adanya pencemaran limbah cair batik.
Sehingga ditemukan ada Rp 57.208,05 pengeluaran tambahan yang harus ditanggung
masyarakat akibat pencemaran sungai. 6

5
Anandriyo Suryo. Menuju Pengelolaan Sungai Bersih Di Kawasan Industri Batik yang Padat
Limbah Cair. Semarang. 2013, hlm 4-5.
6
Anandriyo Suryo. Menuju Pengelolaan Sungai Bersih Di Kawasan Industri Batik yang Padat
Limbah Cair. Semarang. 2013, hlm 7.
B. PANDANGAN NILAI-NILAI AGAMA KHUSUSNYA ISLAM
Alam dan Lingkungan Hidup Menurut Islam
Islam adalah Diin yang Syaamil (Integral), Kaamil (Sempurna) dan
Mutakaamil (Menyempurnakan semua sistem yang lain), karena ia adalah sistem
hidup yang diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Hal ini didasarkan pada firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala : "Pada hari ini Aku
sempurnakan bagimu agamamu dan aku cukupkan atasmu nikmatku, dan Aku ridhai
Islam sebagai aturan hidupmu." (QS. 5 : 3). Oleh karena itu aturan Islam haruslah
mencakup semua sisi yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya. Demikian
tinggi, indah dan terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim ini, sehingga bukan
hanya mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan
lingkungan hidupnya.
Pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tak terlepas dari peran manusia,
sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana yang disebut dalam QS Al-Baqarah: 30
(“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi…)”. Arti khalifah di sini adalah: “seseorang yang diberi
kedudukan oleh Allah untuk mengelola suatu wilayah, ia berkewajiban untuk
menciptakan suatu masyarakat yang hubungannya dengan Allah baik, kehidupan
masyarakatnya harmonis, dan agama, akal dan budayanya terpelihara”. Di samping itu,
Surat Ar-Rahman, khususnya ayat 1-12, adalah ayat yang luar biasa indah untuk
menggambarkan penciptaan alam semesta dan tugas manusia sebagai khalifah.
Ayat ini ditafsirkan secara lebih spesifik oleh Sayyed Hossein Nasr, dosen studi
Islam di George Washington University, Amerika Serikat. dalam dua bukunya “Man
and Nature (1990)” dan “Religion and the Environmental Crisis (1993)”, yang disajikan
sebagai berikut:
“……Man therefore occupies a particular position in this world. He is at the axis and
centre of the cosmic milieu at once the master and custodian of nature. By being taught
the names of all things he gains domination over them, but he is given this power only
because he is the vicegerent (khalifah.) of God on earth and the instrument of His Will.
Man is given the right to dominate over nature only by virtue of his theomorphic make
up, not as a rebel against heaven.”
Jelaslah bahwa tugas manusia, terutama muslim/muslimah di muka bumi ini
adalah sebagai khalifah (pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara bumi
(mengelola lingkungan hidup).
Allah telah memberikan tuntunan dalam Al-Quran tentang lingkungan hidup.
Karena waktu perenungan, hanya beberapa dalil saja yang diulas sebagai landasan
untuk merumuskan teori tentang lingkungan hidup menurut ajaran Islam.

C. SOLUSI
1. Memberikan proses penyadaran bahaya limbah cair (limbah batik) pada
masyarakat melalui pembentukan kelompok-kelompok yang peduli terhadap
dampak limbah cair batik, dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
2. Menerapkan batik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari supaya turut
ambil bagian dalam melestarikan lingkungan yang bersih dan terbebas dari limbah
batik.
3. Membangun model pengawasan oleh masyarakat sendiri (kontrol sosial) terhadap
aktivitas pembuangan limbah batik sebagai tindakan pencegahan pencemaran
yang berbasis masyarakat.
4. Mengadakan lomba kawasan batik yang ramah lingkungan sehingga akan
merangsang kegiatan produksi bersih batik dengan hadiah dalam bentuk IPAL
mini / IPAL batik skala rumah tangga.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai