Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH OSEANOGRAFI

ASPEK – ASPEK YANG MENCAKUP OSEANOGRAFI FISIKA, OSEANOGRAFI


KIMIA, OSEANOGRAFI BIOLOGI, OSEANOGRAFI GEOLOGI, DAN
METEOROLOGI

OLEH :

HIFZUR RAHMAN
I1F119014

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2019

-1-
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………....…..i

Daftar Isi………………………………………………………………………..........ii

Kata Pengantar ………………………………………………………….........……….1

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..…..2

1.1 Latar Belakang …………………………………………........……………2

1.2 Tujuan……………………………………........…………………………..2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….…3

2.1 Pengertian Oseanografi Fisika………………..…………………………...4

2.2 Pengertian Oseanografi Kimia……………….……………………………11

2.3 Pengertian Oseanografi Biologi……………….……………………………14

2.4 Pengertian Oseanografi Geologi……………….……………………………15

BAB III PENUTUP………………………………………………………………....16

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………....16

3.2 Saran…………………………………………...………………………...16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…17

-2-
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pengantar
oseanografi ini dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah pengantar oseanografi ini merupakan tugas individu yang diberikan
oleh kakak tingkat sebagai syarat untuk mengikuti SONAR. Makalah ini membahas mengenai
Oseanografi Fisika,Oseanografi Kimia, Oseanografi Biologi dan Oseanografi Geologi

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.Sehingga kedepannya makalah ini dapat diperbaiki maupun menambah isi dari makalah
ini. Saya juga menyadari bahwa dalam penulisan serta penyusunan makalah ini masih banyak
mengalami kekurangan.Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 02 Oktober 2019

Hifzur Rahman

-3-
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata yunani: oceanus (samudera) dan graphos
(uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi
lingkup oseanografi pada kenyataan lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena
samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan. Dalam materi
ini bahasannya lebih difokuskan pada oseanografi fisika (Supangat dan Susanna, 2008).

Planet Bumi merupakan anggota tata surya yang unik di mana samudera melingkupi ± 140
juta mil persegi dari total ± 200 juta mil persegi luas permukaannya. Ini berarti samudera
meliputi sekitar 70 persen permukaan bumi dengan volume air yang dikandungnya ± 350 juta
mil kubik. Di dalamnya juga terkandung 3,5 persen garam terlarut disamping zat-zat terlarut
lainnya yang sebanding dengan 160 juta ton garam per mil kubik (Bhatt, 1978). Interaksinya
dengan atmosfer akan mempengaruhi pola iklim global. Potensi sumber daya alamnya yang kaya
akan dapat mempengaruhi baik buruknya hubungan antar negara.

Fenomena dinamikanya seperti pasang surut, arus, transport massa, dan sebagainya, termasuk
fenomena-fenomena yang belum terungkap secara lugas, contohnya fenomena el nino dan la
nina, dibutuhkan informasinya oleh banyak negara. Semua fakta di atas mengukuhkan
pentingnya samudera bagi kehidupan nasional, regional, dan internasional. Dan ini juga
mengukuhkan pentingnya disiplin ilmu oseanografi untuk lebih dilirik, dipahami, bahkan
didalami oleh para intelektual yang meminatinya.

Orang yang mempelajari samudera secara mendalam disebut oseanografer. Dan oseanografi
sendiri seringkali diungkapkan berdasarkan empat kategori keilmuan yaitu fisika, biologi, kimia,
dan geologi (Stowe,1983). Oseanografi fisis khusus mempelajari segala sifat dan karakter fisik
yang membangun sistem fluidanya.

B. Tujuan
1. Mengetahui lebih mendalam mengenai pengertian Oseanografi Fisika, Oseanografi Kimia,
Oseanografi Biologi, Oseanografi Geologi
2. Mengetahui dan memahami apa-apa saja yang mencakup Oseanografi Fisika, Oseanografi
Kimia, Oseanografi Biologi, Oseanografi Geologi

-4-
BAB II

PEMBAHASAN

1. Oseanografi Fisika

Oseanografi Fisika adalah Ilmu ini mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi
dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan. Hal ini
termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelombang,
iklim dan sistem arus-arus yang terdapat dilautan dunia.

Oseanografi Fisika adalah cabang ilmu oseanografi yang mempelajari segala sesuatu tentang
fenomena dan proses-proses fisika di laut. Hal-hal yang menjadi objek studinya antara lain ;
Arus-arus laut, Gelombang dan Pasang, Penyebaran dan perambatan cahaya dan bunyi di dalam
laut, serta sifat-sifat fisika air laut seperti Suhu, Kejernihan, titik beku, daya hantar listrik, dan
sifat-sifat fisika lainnya.

Oseanografi fisika adalah Kajian tentang aspek fisika di laut yang meliputi sifat-sifat fisis dan
dinamika laut,sedangkan dinamika itu sendiri merupakan gerak air laut yang meliputi arus laut,
gelombang laut dan pasang surut laut

Osanografi fisis meliputi dua kegiatan utama:


1. Studi observasi langsung pada samudera dan penyiapan peta sinoptik elemen-elemen yang
membangun karakter samudera, serta
2. Sudi teoritis proses fisis yang diharapkan dapat member arah dalam observasi samudera
(William, 1962), Keduanya tidak dapat berdiri sendiri tanpa informasi dari sisi kimiawi, biologi
dan geologi sebagai bagian dari deskripsi samudera dan sebagai validitas kondisi fisisnya.

Menurut Hutabarat dan Evans (2000), faktor-faktor pembangkit arus permukaan adalah
sebagai berikut :

-5-
1. Bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada disekitarnya.
Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan oleh arus
ecuatorial counter dari sisi ke empat. Batas-batas ini menghasilkan aliran yang hampir tertutup
dan cenderung membuat aliran air mengarah dalam bentuk bulatan.
2. Gaya coriolis dan arus ekman.
Gaya coriolis mempengaruhi aliran massa air dimana gaya ini akan membelokkan arah mereka
dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya.
3. Perbedaan tekanan.
Pada umumnya air di daerah tropik dan subtropik lebih tinggi daripada daerah kutub. Walaupun
perbedaan ini kecil namun dapat menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan air yang berakibat
air akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
4. Perbedaan densitas.
Gerakan air yang luas dapat diakibatkan oleh perbedaan densitas dari lapisan lautan yang
mempunyai kedalaman berbeda-beda, perbedaan ini timbul terutama diakibatkan oleh perbedaan
suhu dan salinitas.
Arus permukaan merupakan percerminan langsung dari pola angin. Jadi arus permukaan
digerakkan oleh angin dan air di lapisan bawahnya ikut terbawa. Karena disebabkan oleh adanya
gaya coriolis yaitu gaya yang di sebabkan oleh perputaran bumi (Romimuhtarto, dan Juwana,
2001).
Arus laut dapat terjadi akibat adanya gaya pembangkit arus yang bekerja baik pada lapisan
antar muka air-udara ataupun pada badan air seperti angin, rotasi Bumi, beda salinitas dan
temperatur, dan gaya gravitasi Bulan. Kedalaman perairan dan bentuk garis pantai akan
mempengaruhi arah dan kecepatan arus laut.
Secara umum, arus permukaan dibangkitkan oleh angin permukaan dan bergerak searah
jarum jam di belahan bumi utara (BBU) dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan
(BBS). Sementara itu arus bawah permukaan biasanya dibangkitkan oleh adanya gradien
densitas dan temperatur dan biasa disebut sebagai arus termohalin.
B. Gelombang
Gelombang adalah gerak naik turunnya (undulasi) permukaan air laut yang biasanya
disebabkan oleh angin. Gelombang laut dibangkitkan atau “lahir” di fetch area, dimana angin
dan air berinteraksi dan menjalar di lautan hingga kemudian pecah pada jarak tertentu sebelum

-6-
mencapai pantai. Bagian tertinggi dari gelombang disebut puncak gelombang (crest) sedangkan
bagian terendahnya disebut lembah gelombang (trough). Beberapa parameter yang biasa
digunakan dalam membahas gelombang adalah tinggi gelombang, panjang gelombang, dan
periode gelombang. Tinggi gelombang (H) adalah jarak vertikal dari puncak ke lembah
gelombang, panjang gelombang (L) adalah jarak horisontal antara dua puncak gelombang,
sedangkan periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak gelombang
yang saling berturutan dalam melampaui sebuah titik tetap.
Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan
sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Bentuk gelombang akan berubah dan
akhirnya akan pecah ketika sampai di pantai, hal itu disebabkan oleh gerakan melingkar dari
partikel yang terletak di bagian paling bawah gelombang karena adanya gesekan dari dasar laut
di perairan dangkal (Romimohtarto, dan Juwana, 2001).
Bila sebuah gelombang pecah, airnya akan dilemparkan jauh kedepan sampai mencapai
daerah pantai dan beberapa diantaranya akan kembali ke laut mengalir sebagai arus yang berada
di bawah permukaan. Apabila kita melihat gelombang di lautan, kita mendapat suatu kesan
seolah-olah gelombang ini bergerak secara horizontal dari suatu tempat ke tempat yang lain,
yang kenyataannya tidaklah demikian. Suatu gelombang membentuk gerakan maju melintasi
permukaan air, tetapi disana sebenarnya terjadi hanya satu gerakan kecil kearah depan dari massa
air itu sendiri (Hutabarat, dan Evans, 2000).
Gelombang di lautan hanya terbatas terjadi pada bagian lapisan permukaan air yang
letaknya paling atas. Di dalam suatu gelombang, gerakan partikel akan semakin berkurang sesuai
dengan semakin dalamnya suatu perairan, peristiwa ini di manfaatkan oleh para navigator kapal
selam dimana mereka mengatur dan menurunkan kapal-kapal dari permukaan laut sampai pada
kedalaman dimana tidak ada pengaruh gelombang permukaan lagi (Hutabarat dan Evans, 2000).
Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-hentinya
pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama sekali diam, hembusan angin sepoi-
sepoi sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang, sebaliknya dengan keadaan
dimana terjadi badai yang besar dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal atau
daerah-daerah sekitar pantai. Pengamatan gelombang pada suatu lokasi budidaya atau tempat-
tempat wisata diperlukan suatu pertimbangan keamanan dari pengaruh buruk gelombang tersebut
(Hutabarat dan Evans, 2000).

-7-
C. Pasang Surut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka
laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan
terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan
suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya
lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric
tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke
bumi.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan
oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
1. Teori Pasang Surut
a) Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory).
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-
1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal
yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan.
Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit
pasang surut (King, 1966).
Untuk memahami gaya pembangkit pasang surut dilakukan dengan memisahkan
pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi
matahari. Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan
densitas yang sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut

-8-
atau GPP (Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori
ini berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya
pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua
lokasi (Gross, 1987).
b) Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik
periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-
konstituennya.
Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan,
pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh
Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat
diketahui secara kuantitatif.
Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut (tide
wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya
gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant
(1958), faktor-faktor tersebut adalah :
 Kedalaman perairan dan luas perairan
 Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
 Gesekan dasar
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah
arah (Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan
bumi selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin
meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub. Besarnya
juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis
mempengaruhi arus pasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan
menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang pasut
menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh gesekannya.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut

-9-
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori
kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi
bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat
beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi
dasarlaut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri
pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke
bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan
oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari
(Priyana,1994).
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan
karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi.
Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi,
menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi
bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan
dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari
juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir
mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit diatas 24 jam
(Priyana,1994).

- 10 -
2. Oseanografi Kimia

1. Sifat Kimia Air Laut

Sebagaimana halnya sifat air murni maka air lautpun mampu melarutkan zat-zat lain dalam
jumlah yang lebih banyak kandungan air laut berupa : 96,5 % air murni dan 3,5% zat terlarut. Zat
terlarut tersebut meliputi garam-garam anorganik, senyawa- senyawa organik yang berasal dari
organisme hidup, dan gas-gas terlarut. Banyak sekali unsur-unsur kimia utama yang terdapat
dalam air laut. Bagian terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik. Komposisi
kimia air laut sangat kompleks, di dalamnya terdapat bermacam-macam unsur dan senyawa
kimia yang bermanfaat bagi kehidupan biota laut. Zat hara yang dibutuhkan sebagai nutrisi bagi
biota laut merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat dalam air laut. Nitrogen dalam
bentuk persenyawaannya merupakan salah satu unsur nutrisi tersebut.

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel tak terlarut. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%),
natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang
dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama
garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-
lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

1. Klorida

Klorida banyak ditemukan di alam, hal ini di karenakan sifatnya yang mudah larut. Kandungan
klorida di alam berkisar < 1 mg/l sampai dengan beberapa ribu mg/l di dalam air laut. Air
buangan industri, sisa konstruksi, irigasi sawah, kebanyakan menaikkan kandungan klorida
demikian juga manusia dan hewan membuang material klorida dan nitrogen yang tinggi. Klorida
dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. Klorida dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfectan. Unsur ini apabila berikatan dengan ion Na+ dapat menyebabkan
rasa asin.

- 11 -
2. Fosfat

Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk
pertumbuhan dan sumber energi. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa
ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh
fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat dalam perairan
berasal dari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan danpelapukan tumbuhan, dan
dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan
populasi (blooming)fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara
massal. Batas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter
(Hutagalung et al, 1997).

c. Nitrogen

Nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai bentuk senyawa. Nitrogen yang terbanyak dalam
bentuk N-molekuler (N2) yang berlipat ganda jumlahnya daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3),
tetapi tidak dalam bentuk yang berguna bagi jasad hidup (Davis, 1986).

Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asam amino
yang membuat protein. Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap N-anorganik dalam
salah satu gabungan atau sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein
yang kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan. Jaringan organic yang mati
diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk didalamnya bakteri pengikat nitrogen yang mengikat
nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi
yang melakukan hal sebaliknya. Nitrogen lepas ke udara dan diserap dari udara selama siklus
berlangsung. Jumlah nitrogen yang tergabung dalam mineral dan mengendap di dasar laut tidak
seberapa besar.

d. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt).
Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air
hujan, dan hasil dari prosesfotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan

- 12 -
parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakanmassa air serta merupakan
indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi. Sedangkan pengaruh dari DO adalah
suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer.

Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan
tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas
fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu , kelarutan
oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di
laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar
1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10.

A.Unsur-unsur Kimia di Laut

Unsur-unsur kimia yang terdapat dilaut antara lain adalah garam-garam inorganik, gas-gas yang
terlarut dalam dan senyawa-senyawa organik. Garam-garan inorganik tersebut berasal dari hasil
erosi batu-batuan yang terjadi di daratan yang kemudian oleh sungai diangkut ke laut. Proses ini
berlangsung sejak terjadinya laut dipermukaan bumi ini. Senyawa-senyawa lain terutama gas-gas
terlarut, berasal dari udara yang merembes masuk ke air laut. Perembesan gas-gas ke air laut ini
dikenal sebagai proses Difusi.

b. Senyawa-senyawa Kimia Laut

Menurut ahli geologi Macintyre; bahwa pada bagian lapisan kulit bumi (mantel Bumi) yang
terdapat dibawah permukaan laut, selalu mengeluarkan air yang disebut “Air Juvenile”. Air
Juvenile adalah air yang sebelumnya belum pernah dalam bentuk cair. Air Juvenile yang di
keluarkan oleh lapisan kulit bumi ini, mengandung unsur-unsur kimia antara lain : Khlor (Cl),
Brom (Br), Yod (I), Karbon (C), Boron (B), Nitrogen (N) dan Lain-lainnya. selain itu adanya
proses pengikisan batuan yang terjadi di daratan (weathering Process) memberikan pula unsur-
unsur Natrium (Na), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Unsur lainnya kedalam laut. dari
jumlah 105 elemen kimia yang terdapat di alam, sebanyak 57 elemen diantaranya terdapat dilaut.
Elemen-elemen kimia yang ada dilaut itu umumnya terdapat dalam bentuk terlarut dan dapat
dikelompokan dalam 3 bagian, yaitu :

- 13 -
3. Oseanografi Biologi

Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang
disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer.Sementara itu bagian yang berkaitan
dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke
dalam biosfer.

Ekologi , biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Dalam hal ini
Oseanografi dibutuhkan pada bidang botani kelautan, diantaranya untuk:

 Mempelajari ekosistem bawah laut

 Berbagai penelitian tentang laut dan sekitarnya dll

Potensi alam Indonesia tak habis-habisnya menjadi sumber penghidupan dan pengetahuan
manusia.Mulai dari tanaman hingga segala sesuatu yang berasal dari laut.Tujuh puluh persen
dari wilayahIndonesiaadalah laut dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km. Hal ini
menjadikan sumber daya kelautan yang dimilikiIndonesiasangat berlimpah dan sangat
kaya.Salah satunya adalah terumbu karang.Terumbu karang ini merupakan potensi besar
yang sekarang mulai terlupakan.Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang tidak
peduli dengan kelestarian terumbu karang.Mereka sering memperjualbelikan terumbu
karang, menangkap ikan dengan bom, bahkan mereka tidak segan-segan mengambil terumbu
karang hanya untuk pembuatan rumah atau jalan.Padahal terumbu karang memiliki banyak
fungsi yang vital bagi kehidupan biota laut.Terumbu karang merupakan rumah atau tempat
berlindung berbagai biota laut seperti ikan, moluska, udang, echinodermata, dan rumput
laut.Selain itu, terumbu karang ternyata dapat digunakan sebagai obat anti kanker, tumor,
HIV AIDS dan penyakit-penyakit lainnya. Artinya, terumbu karang yang subur akan
membuat kelestarian laut serta isinya tetap terjaga dengan baik.

- 14 -
4. Oseanografi Geologi

Sudah terbukti bahwa lempengan tektonik ini bergerak secara perlahan lahanmelintasi dasar
lautan dengan kecepatan rata rata beberapa centimeter setiap tahunnya.kecepatan ini
tampaknya tidak berarti samasekali bila dipandang dari jangka waktu hidup manusia, namun
hal ini akan sangat besar artinya bila ditinjau dari sudut sejarah bumi yangsudah berumur
empat setengah juta tahun lamanya. Sebagai salah satu contoh, bahan bahan lempengan yang
rata rata hanya bergerak dua centimeter setiap tahunnya akan dapat menempuh jarak 3
kilometer dalam jangka waktu 1 tahun. Setiap lempenga nakan bergerak pada sudut siku
siku ke arah dan menjauhioceanic ridge,dan karena itumereka bergerak ke arah batas
benua.Suatu hal yang menarik perhatian adalah kerak bumiyang baru selalu terbentuk secara
terus menerus dan menambah lempengan pada sistem ridge.

cairan batu batuan basal dari bagian dalam bumi didorong ke atas melalui retakan retakan
dan kemudian menjadi keras membentuk kerak lautan yang baru. begitu kerak yang baru ini
terbentuk, mereka lalu mendorong dan memisahkan sisa lempengan tektonik danmelintasi
lantai lautan.Gerakan lempengan ini sulit untuk diukur secara langsung karena jarak yang
terjadisangat kecil dan memerlukan waktu yang lama. walaupun demikian, para ahli geologi
telahmembuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya kejadian kejadian ini
denganmengadakan penelitian terhadap jenis batu batuan darimana lempengan tektonik
dibentuk.batu batuan basal ini banyak mengandung bahan besi yang membuat mereka
menjadi bersifat magnit untuk selama lamanya dalam menunjukkan arah dari medan gaya
bumi ketikamereka berubah menjadi keras. proses ini sekarang telah berakhir, walaupun
demikian dalamsejarahnya medan gaya magnit bumi telah bertukar beberapa kali secara tiba
tiba yangmengakibatkan terbentuknya batubatu pada waktu yang berbeda dan mempunyai
arah medangaya yang berbeda)beda pula. Oleh karena itu, diramalkan kalau bahan kerak
bumi yangsedang terbentuk pada mid-oceanic ridge kemudian secara perlahan lahan didesak
ke luarakan membentuk serentetan pita pita yang sejajar, sedang batu) medan magnit
dipolarisasikandalam arah yang berbeda beda. Setiap pita akan menunjukkan waktu ketika
medan gayasedang pada suatu arah tertentu. pnelitian tentang polarisasi magnit dari batu
batuan yangterdapat dekat denganmid-atlantic ocean ridgemenunjukkan hasil yang cocok

- 15 -
dengan teoriseperti yang disebut di atas. Di mana pita pita batuan ini letaknya sejajar dengan
ridge itusendiri yang polarisasi magnitnya berubah dari satu pita ke pita yang lain.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin atau
karena perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan gerakan bergelombang panjang.
2. Gelombang adalah gerak naik turunnya (undulasi) permukaan air laut yang biasanya disebabkan
oleh angin. Gelombang laut dibangkitkan atau “lahir” di fetch area, dimana angin dan air
berinteraksi dan menjalar di lautan hingga kemudian pecah pada jarak tertentu sebelum mencapai
pantai.
Hal yang mempengaruhi pembentukan gelombang, yaitu : Panjang Fetch
Transformasi Gelombang
3. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Teori pasang surut : Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory) dan Teori Pasut Dinamik
(Dynamical Theory) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori
kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi
bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Tipe-tipe pasang surut: Pasang
surut diurnal, pasang surut semi diurnal dan pasang surut campuran.
Beberapa alat prngukuran pasang surut diantaranya adalah: Tide Staff dan tide Guag
B. Saran

- 16 -
Adapun saran saya dalam makalah ini yaitu Sebaiknya apa yang telah kita baca bisa kita
pahami dengan baik dan bisa kita jadikan hasil makalah ini sebagai jawaban apabila ada orang
bertanya tentang ilmu yang dimiliki.

- 17 -

Anda mungkin juga menyukai