Anda di halaman 1dari 8

Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

KOMUNITAS
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas

TINGKAT AFEKSI SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN


SOSIOLOGI DENGAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Maryam Lamadirisi 

Universitas Negeri Manado, Tondano, Sulawesi Utara, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat afeksi siswa dalam mengikuti
Diterima Desember 2011 pembelajaran dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning
Disetujui Januari 2012 (CTL). Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Touluaan
Dipublikasikan Maret 2012
yang mendapatkan pelajaran Sosiologi. Pengumpulan data dilakukan dengan
Keywords: teknik pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan
Affection; kesan siswa yang umumnya positif terhadap pembelajaran Sosiologi dengan
CTL approach. menggunakan pendekatan CTL. Dampak positif di sini berarti bahwa pendekatan
pembelajaran ini menarik dan tidak membosankan. Umumnya, siswa berpendapat
bahwa pembelajaran sosiologi dengan pendekatan CTL memberikan arti signifikan
karena apa yang dipelajari adalah tentang fenomena sosial yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Umumnya, siswa merasa senang, bahkan sangat menikmati
model pembelajaran CTL. CTL membuat siswa menjadi aktif di kelas dan dapat
memberikan pendapat sesuai dengan pengalaman mereka dalam kehidupan nyata
di masyarakat.

Abstract
The purpose of this study is to analyze the affection and enthusiasm of the students in
Sociology learning using Contextual Teaching and Learning (CTL) strategy. Research is
conducted on senior high school students from social studies class XII, SMAN I Touluaan,
who has Sociology subject in its curriculum. Data collection was done by using observation,
interview and documentation. This study found that students are generally give positive
impression of sociology learning by using CTL approach. The positive impact here means
that the learning approach is interesting and the participation is high. Generally, the students
argued that the teaching of sociology with the CTL approach gives a significant meaning
because it studies about the social phenomena that occur in everyday life. Generally, students
feel happy, even enjoyed using CTL learning model. CTL enables students to be active in class
and can give an opinion in accordance with their experience in real life in the community.

© 2012 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2086-5465
Kampus Universitas Negeri Manado, Tondano, Sulawesi Utara 95618
E-mail: maryam_lamadirisi@yahoo.com
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

PENDAHULUAN mengikuti pembelajaran.


Masalah-masalah yang berhubungan
Strategi pembelajaran Sosiologi di dengan pembelajaran Sosiologi di SMA
SMA dengan orientasi yang kuat pada Negeri I Touluan dapat diidentifikasi
pencapaian target kurikulum yang kini sebagai berikut: 1. Pelajaran Sosiologi
dipacu dengan target standar kelulusan terkesan sebagai mata pelajaran hapalan. 2.
pada ujian Nasional minimal 5, maka Metode pembelajaran Sosiologi umumnya
kegiatan peserta didik dalam belajar terbatas menggunakan metode ceramah. 3.
pada kegiatan di kelas. Kegiatan luar kelas Penguasaan siswa terhadap materi Sosiologi
rata-rata jarang dilakukan. Kondisi ini lebih berorientasi penguasaan kognitif
memungkinkan peserta didik memiliki sehingga kurang dapat diimplementasikan
kelebihan dalam proses menghapal sebagai dalam kehidupan siswa sehari-hari. 4. Efek
perolehan dari budaya belajar hapalan, dari pembelajaran kurang memberikan
dan kondisi ini dijumpai pada guru mata kesenangan belajar pada peserta didik. 5.
pelajaran Sosiologi. Disamping itu, peserta Prestasi belajar siswa secara umum kurang
didik memiliki pengalaman dan kemampuan memuaskan.
untuk menyimak materi pelajaran berupa Agar pembahasan dalam penelitian
informasi abstrak yang disajikan guru, ini lebih terfokus, kiranya perlu membatasi
sehingga secara fisik kemampuan untuk masalah yang akan diteliti. Untuk itu
mendengarkan telah terlatih. Menurut penulis hanya membatasi diri pada melihat
Kartika (2007) Implementasi pembelajaran, bagaimana tingkat kesenangan yang
guru sebagai praktisi melaksanakan dirasakan peserta didik setelah mengikuti
tindakan, yaitu dengan cara menggunakan pembelajaran dengan menggunakan strategi
strategi pengajaran konsep CTL pada mata pelajaran Sosiologi.
Strategi-strategi pembelajaran lain Untuk lebih memfokuskan penelitian
seperti inquiry, pemecahan masalah, CTL ini, maka perlu dirumuskan masalah
(Contextual Teaching and Learning), dan penelitiannya. Rumusan masalahnya sebagai
Sosiodrama yang dipandang lebih efektif berikut: 1. Bagaimanakah kesan siswa setelah
dalam megembangkan proses berpikir belum mengikuti pembelajaran dengan strategi CTL
banyak digunakan. Hal ini disebabkan pada mata pelajaran Sosiologi? 2. Seberapa
karena penggunaan strategi tersebut masih jauh siswa merasakan makna (meaningfull)
dipandang memerlukan waktu yang banyak, pembelajaran Sosiologi dengan pendekatan
sehingga ada kekhawatiran target kurikulum CTL? 3. Bagaimana perasaan siswa pada
tidak tercapai. Kelemahan yang muncul waktu mengikuti pelajaran Sosiologi dengan
dalam proses pembelajaran Sosiologi antara menggunakan pendekatan CTL? 4. Masih
lain tampak pada suasana belajar kaku dan inginkah siswa bila guru menggunakan
terpusat pada satu arah, sehingga kurang strategi CTL pada pembelajaran Sosiologi
memberikan kesempatan kepada peserta pada pertemuan-pertemuan berikut?
didik untuk lebih aktif dalam belajar Penelitian ini bertujuan untuk (1)
budaya. Belajar lebih ditandai hapalan dari Mendeskripsikan efek pembelajaran yang
pada budaya berpikir, sehingga untuk mata menggunakan strategi CTL dalam mata
pelajaran Sosiologi peserta didik cenderung pelajaran Sosiologi; (2) Mendeskripsikan
menganggap sebagai pelajaran hapalan. kebermaknaan materi pelajaran Sosiologi
Di SMA Negeri I Touluaan hal-hal yang dirasakan siswa dengan strategi
seperti dilukiskan di atas menurut penulis pembelajaran CTL; (3) Mendeskripsikan
dengan pendekatan CTL demikian adanya, aspek afektif siswa pada waktu mengikuti
untuk itu penulis ingin mencoba melakukan pelajaran Sosiologi dengan strategi CTL; (4)
pendekatan strategi pembelajaran Mendeskripsikan seberapa besar keinginan
kontesktual (CTL) dalam mata pelajaran siswa dalam belajar Sosiologi menggunakan
Sosiologi di SMA Negeri I Touluaan dan strategi CTL.
mengukur tingkat kesenangan siswa setelah Dalam bahasa Inggris dikenal dengan

83
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

Affiction dalam bahasa Latin dengan Affectio artinya CTL bukan hanya mengharapkan
yang berarti ”keadaan tersentuh, tergerak”. siswa dapat memahami materi yang
Kata affectio seakar dengan kata afficere yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana
berarti ”menghasilkan”, ”mempengaruhi”. materi itu dapat mewarnai perilakunya
Menurut Anwar Gunawar Afeksi adalah dalam kehidupan sehari-hari. Materi
kondisi perasaan yang terjadi pada saat pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk
keberanian muncul. Perasaan-perasaan ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan,
yang terkait di dalamnya adalah seperti akan tetapi sebagai bekal mereka dalam
meningkatnya rasa kepercayaan diri di mengarungi kehidupan nyata.
dalam melakukan tindakan-tindakan yang Untuk mencapai kompetensi dengan
melambangkan sebuah keberanian, ada menggunakan CTL guru melakukan langkah-
tekad yang kuat di dalam memperjuangkan langkah pembelajaran berikut: Pertama,
apa-apa yang menjadi sebuah harapan. Pendahuluan meliputi langkah: Guru
Afeksi merupakan hala-hal yang dapat menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dilakukan oleh seseorang pada saat suasana serta manfaat dari proses pembelajaran
hati yang bergelora untuk mencapai sesuatu dan pentingnya materi pelajaran yang
yang diinginkan. Dalam hal belajar yang akan dipelajari; dan Guru menjelaskan
dinginkan tentunya adalah kenyamanan prosedur pembelajaran CTL dengan cara:
dalam belajar itu sendiri agar tercapai tujuan Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
pembelajaran. sesuai dengan jumlah siswa; tiap kelompok
Contextual Teaching and Learning ditugaskan untuk melakukan observasi:
(CTL) adalah suatu strategi pembelajaran misalnya kelompok 1 dan 2 melakukan
yang menekankan kepada proses observasi ke pasar tradisional utuk melihat
keterlibatan siswa secara penuh untuk aktifitas masyarakat, dan kelompok 3 dan
dapat menemukan materi yang dipelajari 4 melakukan observasi ke pasar swalayan
dan menghubungkannya dengan situasi dalam rangka kegiatan masyarakatnya;
kehidupan nyata sehingga mendorong melalui observasi siswa ditugaskan untuk
siswa untuk dapat menerapkannya dalam mencatat berbagai hal yang ditemukan di
kehidupan sehari-hari. Dari konsep CTL masyarakat sesuai aktifitas/kegiatan masing-
yang dikemukakan, ada tiga hal yang harus masing; guru melakukan tanya jawab sekitar
kita pahami. tugas yang harus dikerjakan oleh setiap
Pertama, CTL menekankan kepada siswa.
proses keterlibatan siswa untuk menemukan Kedua, Di lapangan, siswa melakukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan observasi tentang kegiatan masyarakat sesuai
pada proses pengalaman secara langsung. dengan pembagian tugas kelompok; dan
Proses belajar dalam konteks CTL tidak siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan
mengharapkan agar siswa hanya menerima di masyarakat sesuai dengan alat observasi
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan yang telah mereka tentukan sebelumnya.
menemukan sendiri materi pelajaran. Di dalam kelas, siswa mendiskusikan hasil
Kedua, CTL mendorong agar siswa temuan mereka sesuai dengan kelompoknya
dapat menemukan hubungan antara materi masing-masing, dan siswa melaporkan hasil
yang dipelajari dengan situasi kehidupan diskusi. Setiap kelompok menjawab setiap
nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
menangkap hubungan antara pengalaman lain.
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, Penutup yang dilakukan adalah
Hal ini sangat penting sebab materi yang dengan bantuan guru siswa menyimpulkan
dipelajarinya akan tertanam erat dalam hasil observasi sekitar masalah mobilitas
memori siswa, sehingga tidak akan mudah masyarakat sesuai dengan indikator hasil
dilupakan. belajar yang harus dicapai dan guru
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk menugaskan siswa untuk membuat karangan
dapat menerapkannya dalam kehidupan, tentang pengalaman belajar mereka dengan

84
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

tema “Mobilitas”. “Rata-rata prestasi belajar (disesuaikan dengan materi kurikulum


siswa dengan menggunakan pendekatan pada waktu penelitian dilaksanakan).
CTL lebih tinggi dari pada hasil prestasi Lakukan pembelajaran dengan pendekatan
belajar dengan menggunakan metode pembelajaran CTL selama 4 kali pertemuan.
ceramah”. Pada akhir pertemuan ke-4, kepada siswa
disodorkan skala untuk mengukur tingkat
METODE PENELITIAN afeksi siswa (hasil pembelajaran). Hasil
pengenaan skala kemudian dideskripsikan
Metode ini digunakan dalam penelitian dalam bentuk tabulasi. Berdasarkan hasil
ini adalah metode deskriptif. Tujuannya tabulasi, diperoleh kesimpulan tentang
adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat afeksi siswa setelah mengikuti
pendekatan CTL yang diterapkan oleh guru pembelajaran CTL.
dalam mata pelajaran Sosiologi. Rancangan Data penelitian ini dianalisis dengan
penelitian yang digunakan adalah rancangan menggunakan teknik statistik deskriptif.
penelitian disain eksperimen. Dalam Data ditampilkan dalam bentuk presentasi
rancangan ini, pembelajaran dilakukan dan kemudian diberi makna oleh peneliti.
terhadap sekelompok siswa SMA Negeri
I Touluaan mendapatkan pelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosiologi. Pembelajaran dirancang dengan
menggunakan metode pembelajaran Kesan siswa setelah mengikuti
CTL. Setelah 4 kali pertemuan dengan pembelajaran dengan strategi CTL pada mata
menggunakan metode pembelajaran CTL pelajaran Sosiologi. Setelah pembelajaran
yang digambarkan sebagai berikut: yang menggunakan strategi CTL dilakukan
selama 4 kali pertemuan dengan materi
PEMBELAJARAN 1 yang disesuaikan dengan kurikulum yang
sedang berjalan, maka dilakukan penilaian
dengan menggunakan kuesioner terhadap
kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran
TINGKAT AFEKSI SISWA dengan pendekatan CTL. Berikut adalah
SKALA hasil tabulasi dari jawaban siswa mengenai
kesan tersebut.

Tabel 1. Kesan Siswa Terhadap Pembelajaran


PEMBELAJARAN 2
Sosiologi dengan Pendekatan CTL

Kesan Jumlah %
PEMBELAJARAN 3 Menarik dan tidak
30 85,71
menjemukan
Sama saja dengan
5 14,29
metode ceramah
PEMBELAJARAN 4 Tidak menarik dan
0 0
membosankan
Subyek penelitian adalah siswa
Jumlah 35 100
yang menerima mata pelajaran Sosiologi
diambil dari satu kelas XII IPS secara utuh
Tabel di atas memberikan petunjuk
yang berjumlah 35 orang siswa. Prosedur
bahwa pada umumnya (85,71%) siswa yang
penelitian dilangsungkan sebagai berikut:
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
Ambil satu kelas (kelas XII terdiri dari 35
CTL memberikan kesan bahwa pendektan
orang siswa) yang mendapat pembelajaran
CTL dalam pembelajaran Sosiologi menarik
Sosiologi. Pilih topik-topik yang akan
perhatian mereka dan tidak menjemukan.
diajarkan kepada kelompok tersebut

85
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

Yang memberikan kesan tidak menarik Tabel 3. Perasaan Siswa Ketika Mengikuti
dan membosankan 0%. Sedangkan yang Pembelajaran Sosiologi Dengan Pendekatan
menganggap pendekatan CTL sama saja CTL
dengan metode ceramah hanya sebagian
kecil saja (14,29%). Perasaan
Kebermaknaan (meaningfull) pembe- Jumlah %
(Senang/Tidak Senang)
lajaran Sosiologi dengan pendekatan CTL. Sangat Senang 24 68,6
Kebermaknaan pendekatan CTL menurut Senang 11 31,4
pendapat siswa melalui pertanyaan dalam
Tidak senang 0 0
kuesioner adalah sebagai berikut.
Jumlah 35 100
Tabel 2. Kebermaknaan Pelajaran Sosiologi
Tabel di atas menunjukkan bahwa
Dengan Pendekatan CTL
umumnya siswa senang dan sangat
senang mengikuti pembelajaran dengan
Kebermaknaan Jumlah % pendekatan CTL. Hal ini disebabkan
Sangat bermakna karena pembelajaran tidak monoton, siswa
karena pembahasannya sangat aktif dalam memberikan komentar-
32 91,43
menyangkut aspek komentar seputar materi pelajaran karena
hidup sehari-hari berhubungan erat dengan sistuasi sosial
Kurang bermakna sehari-hari yang mereka hadapi. Mereka
karena berisi hapalan 2 5,71 merasa tidak mengantuk dan merasa berada
juga dalam alam realitas sehari-hari.
Keinginan siswa bila guru
Tidak tahu 1 2,86 menggunakan strategi CTL pada
Jumlah 35 100 pembelajaran Sosiologi pada pertemuan-
pertemuan berikut. Keinginan siswa bila
Tabel di atas memberi makna bahwa guru menggunakan strategi CTL dalam
pada umumnya (91,41%) siswa merasakan pembelajaran Sosiologi pada waktu-waktu
pembelajaran Sosiologi dengan pendekatan mendatang digambarkan pada tabel berikut.
CTL memberikan makna yang sangat berati
bagi pemahaman mereka mengenai hal-hal Tabel 4. Keinginan Siswa Bila Guru
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari Menggunakan Pendekatan CTL dalam
dalam pembicaraan materi Sosiologi di kelas. Pembelajaran sosiologi pada waktu
Hanya sebagian kecil (5,71%) yang merasa mendatang
bahwa materi pelajaran Sosiologi yang
disajikan kurang bermakna karena menurut
mereka apa yang dipelajari bermuatan Keinginan Untuk
hapalan juga. Sedangkan 1 orang atau 2,86% Pembelajaran dengan Jumlah %
yang tidak bisa menentukan sikap. Artinya Pendekatan CTL
dia tidak tau apakah bagi dia bermakna atau Harapan siswa untuk
kurang bermakna. pembelajaran sosiologi 28 80
Perasaan siswa pada waktu mengikuti selanjutnya
pelajaran Sosiologi dengan menggunakan Ingin diselang-selingi
pendekatan CTL. Perasaan siswa pada dengan pendekatan 5 14,3
waktu mengikuti pembelajaran dengan lain
menggunakan pendekatan CTL pada mata Terserah guru saja 2 5,7
pelajaran Sosiologi dapat dilihat pada tabel Jumlah 35 100
berikut.

86
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

Tabel 4 menunjukkan bahwa sadar bahwa yang mereka pelajari berguna


umumnya (80%) siswa menginginkan bagi kehidupan nanti. Belajar akan lebih
pembelajaran Sosiologi pada waktu-waktu bermakna jika siswa mengalami apa
mendatang tetap menggunakan pendekatan yang dipelajarinya, bukan semata-mata
CTL. Sebagian kecil (14,3%) menghendaki mengetahuinya saja.
penggunaan pendekatan pembelajaran Pendekatan Contextual Teaching and
dapat diselangselingi dengan pendekatan Learning (CTL) dapat diterapkan pada
lain (tentu saja pendekatan tersebut dapat semua mata pelajaran dan dapat dijalankan
membangkitkan minat dan motivasi siswa tanpa harus merubah kerikulum dan
belajar). Hanya 5,7% saja yang menyerahkan tatanan yang ada. Pendekatan Contextual
sepenuhnya penggunaan pendekatan Teaching and Leraning hanyalah sebuah
pembelajaran kepada guru. strategi pembelajaran seperti halnya
Contextual Teaching and Learning strategi pembelajaran lain. Pendekatan
(CTL) adalah suatu strategi pembelajaran kontekstual dikembangakan dengan tujuan
yang menekankan kepada proses agar pembelajaran lebih produktif dan
keterlibatan siswa secara penuh untuk bermakana. Melalui landasan filosofis
dapat menemukan materi yang dipelajari konstruktivisme siswa diharapkan belajar
dan menghubungkannya dengan situasi melalui “mengalami” bukan “menghafal”.
kehidupan nyata sehingga pengalaman- Sesuai dengan pendekatan
pengalaman mereka sehari-hari di dalam pembelajaran yang telah dikemukakan
keluarga atau masyarakat dapat mereka bahwa faktor emosi memegang peran penting
ceritakan apa adanya di dalam kelas. Jadi dalam proses pembelajaran. Siswa yang
di sini siswa tidak menunggu informasi dari merasa senang dengan situasi pembelajaran
guru saja, tapi mereka aktif menemukan yang tercipta dengan sengaja (dirancang
sendiri jawaban-jawaban atas gejala-gejala oleh guru) melalui pendekatan CTL akan
sosial yang hidup dan berkembang di memberikan efek positif terhadap siswa yang
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. akan berakhir dengan upaya-upaya untuk
Misalnyanya saja, dalam pembahasan materi terus belajar. Diharapkan dari usaha ini akan
tentang Perilaku Menyimpang (Pencurian, berpengaruh terhadap prestasi belajar.
pemerasan, narkoba, dan sebagainya). Metode-metode belajar-mengajar
Dengan pendekatan CTL semua siswa yang dikembangkan pada akhir-akhir ini
mampu berpendapat sesuai dengan di Indonesia mulai memperhatikan faktor
pengalamannya masing-masing. Dari hasil emosi. Pembelajaran diupayakan oleh guru
diskusi akhirnya siswa bisa menemukan agar siswa merasa nyaman.
mana perilaku yang sesuai dengan norma, Menurut Budimansyah, teori belajar
mana yang boleh, mana yang tidak boleh. menegasakan bahwa sesulit apapun materi
Disamping itu, siswa juga bisa memberikan pelajaran apabila dipelajari dalam suasana
pendapat tentang bagaimana bahayanya yang menyenangkan pelajaran tersebut akan
narkoba, bagaimana cara menghindarkan mudah dipahami. Sebaliknya walaupun
diri dari godaan untuk mencoba narkoba. materi pelajaran tidak terlampau sulit untuk
Semuanya tidak perlu mereka hafal, tapi dipelajari, namun apabila suasana belajar
mereka pahami dan bisa diamalkan dalam membosankan, tidak menarik,apalagi siswa
kehidupan sehari-hari. belajar di bawah tekanan, maka pelajaran
Tujuan utama diterapkannya akan sulit dipahami. Atas dasar pemikiran
pendekatan Contextual Teaching and Learning tersebut, maka agar para siswa mudah
(CTL) adalah agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran, mereka harus
menghubungkan pelajaran IPS khususnya belajar dalam suasana yang menyenangkan,
pelajaran sosiologi yang mereka pelajari penuh daya tarik,dan penuh motivasi.
dengan kondisi nyata mereka sehari-hari. Pada dasarnya Implementasi kebijakan
Siswa dengan sadar akan mengerti apa peningkatan standar belum secara luas
makna dari belajar tersebut, mereka akan mencapai standar pendidikan (Budimansyah,

87
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

2008) siswa berpendapat bahwa pendekatan


Model pembelajaran CTL menganut pembelajaran Sosiologi dengan pendekatan
prinsip dasar bahwa belajar itu harus CTL memberikan makna yang sangat berarti
dalam suasana yang menyenangkan (joyful karena apa yang dipelajari menyangkut
lerning). Melalui model ini para siswa diberi gejala-gejala sosial yang terjadi di kehidupan
keleluasan untuk memilih tema belajar sehari-hari. Ketiga, siswa merasa senang,
yang menarik bagi dirinya. Misalnya bahkan sangat senang dengan model
kelas yang sedang mempelajari Sosiologi pembelajaran CTL. Hal ini disebabkan
merencanakan membuat proyek belajar, mereka tidak menjadi mengantuk, mereka
yaitu mengidentifikasi sejumlah masalah bisa memberikan pendapat sesuai dengan
aktual yang ada di masyarakat, kemudian pengalaman yang mereka alami dalam
memilih salah satu diantranya untuk bahan kehidupan riil di masyarakat. Keempat,
kajian kelas. Fase selanjutya mereka terjun siswa menginginkan pembelajaran Sosiologi
kemasyarakat mencari data dan informasi pada pertemuan-pertemuan berikutnya tetap
untuk memecahkan masalah tersebut. menggunakan strategi CTL atau pendekatan
Pengalaman terjun ke masyarakat adalah model pembelajaran yang hampir bersamaan
salah satu pengalaman belajar riil yang dengan itu dilakukan berganti-ganti.
menyenagkan bagi mereka, di samping Pembelajaran dengan pendekatan
melatih sejumlah kompetensi untuk hidup CTL mempunyai keunggulan dan kelebihan
bermasyarakat, seperti misalnya memiliki jika dibandingkan dengan metode ceramah
kemampuan wawancara, melakukan misalnya, terutama untuk pembelajaran
observasi, membuat laporan perjalan, bidang studi Sosiologi. Untuk itu disarankan
mampu bergaul dengan masyarakat, kepada para guru bidang studi Sosiologi
menyelami aspirasi mereka, dan sebagainya. untuk menggunakan secara konsisten
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan pendekatan CTL dalam setiap pembelajaran
bahwa Contextual Teaching and Learning Sosiologi. Untuk memaksimalkan hasil
tersebut kelak dikemudian hari sangat capai pembelajaran dengan pendekatan
bermanfaat bagi para siswa untuk hidup di CTL diharapkan para guru senantiasa
masyarakat maupun dalam proses belajar meningkatkan kemampuannya dengan cara
mengajar. berlatih dan berlatih sehingga pendekatan ini
Dengan demikian siswa merasa mempribadi dalam tindakan pembelajaran
senang, santai dalam pembelajaran Sosiologi. Untuk guru-guru bidang studi
dan bermakna bagi kehidupan mereka lain yang materinya sesuai untuk digunakan
sehari-hari. tidak mengherankan kalau pendekatan CTL, disarankan mencoba
pendekatan ini menimbulkan rasa senang pendekatan CTL untuk meningkatkan
dihati siswa dan mereka menginginkan kualitas pembelajaran yang akan berujung
pembelajaran Sosiologi dengan topik-topik pada peningkatan kualitas peserta didik.
lain menggunakan pendekatan CTL atau Kepada para Kepala Sekolah baik dijenjang
pendekatan yang serupa yang memberikan pendidikan Dasar maupun Menengah
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa diharapkan dapat mengintrodusir para guru
untuk mengembangkan materi pembelajaran. untuk menggunakan pendekatan CTL untuk
materi-materi yang cocok untuk itu. Kepada
SIMPULAN Lembaga pendidikan penghasil tenaga guru
(LPTK) diharapkan dapat mempersiapkan
Simpulan dalam penelitian ini adalah calon mahasiswa sebaik mungkin dengan
Pertama, umumnya siswa memberikan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang
kesan yang positif terhadap pembelajaran mampu memberikan nuansa menyenangkan
Sosiologi dengan menggunakan pendekatan bagi peserta didik. Salah satunya adalah
CTL. Kesan positif disini berarti bahwa pendekatan CTL.
pendekatan pembelajaran tersebut
menarik dan tidak membosankan. Kedua,

88
Maryam Lamadirisi / Komunitas 4 (1) (2012) : 82-89

DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi. Jakarta:


Rineke Cipta.
Ali, M; Dkk (Penyunting). 2007. Ilmu dan Aplikasi Kartika, E. 2007. Pengembangan Strategi Pengajaran
Pendidikan. Pedagogiana Press. Bandung. Konsep Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Aqib, Z. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Sosial di Sekolah Dasar. Pendidikan dasar UPI. 5
Bandung: Yrama Widya. (7) : 70-78
Brannen, J. 1997.Memadu Metode Penelitian Kualitatif Kartono, K. 1983. Pengantar Metodologi Research Sosial.
dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandung: Alumni.
Budimansyah. D. 2008. Peningkatan Mutu Pendidikan Roerhaety, E, Dkk. 2006. Sistem Informasi Manajemen
Melalui Penguatan Partisipasi Masyarakat. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Pendidikan Dasar UPI. 2 (1) : 15-20 Ruhimat, M. Dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial
Costa, A L. (ed.). 1985. Developing Minds: a Resource (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi).Untuk
Book for Teaching Thinking. Alexandria Virginia. Kelas VII SMP. Bandung: Grafindo Media
Association for Supervision and Curriculum Pratama.
Development. Soekanto, S. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Grasindo. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Hamalik, O. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Bumi Aksara. Prenada Media.
Hasan S.H. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Pendidikan. Yogyakarta: Kanius.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Suryabrata S. 1983. Metodologi Penelitian. Universitas
Pendidikan Tenaga Akademik. Gadjah Mada. Jakarta: Radja Grafindo Persada
Insriani, H. 2011. Pembelajaran Sosiologi yang Trianto. 2007. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Menggugah Minat Siswa. Jurnal Komunitas. 3 Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
(1): 108-125.

89

Anda mungkin juga menyukai