Anda di halaman 1dari 11

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Dari segi


biologi, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam pemben-
tukan dan penguraian bahan-bahan organik. Manajemen kualitas air adalah cara
kita mengatur kondisi lingkungan pada kisaran yang dapat meningkatkan partum-
buhan atau produksi ikan. Kualitas air dikatakan baik apabila air tersebut memiliki
tingkat kesuburan yang tinggi. Dalam hal ini menyangkut mengenai plankton, te-
rutama fitoplankton karena fitoplankton adalah merupakan produktifitas primer
dalam rantai makanan. Di dalam suatu ekosistem air, terdapat 4 komponen, yaitu:
1. Komponen Abiotik, adalah senyawa-senyawa bahan dasar pembentuk senya-
wa organic,

2. Komponen Produsen, adalah organisme hidup yang dapat mengubah unsur


anorganik menjadi organik, seperti proses fotosintesa,

3. Komponen Konsumer, adalah organisme yang bersifat heterotrof,

4. Komponen Dekomposer, adalah organisme yang tidak mempunyai zat hijau


daun, tidak memanfaatkan organisme hidup, tetapi mempergunakan energi dari
senyawa organik yang sedang terurai.

Budidaya merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbanyak dan


melestarikan keturunan suatu individu. Dalam kegiatan budidaya tersebut, tentu-
nya para pembudidaya harus benar–benar mengelolah suatu usaha budidayanya
dengan baik untuk kelangsungan hidup organisme yang dibudidayakan, dalam hal
ini terhadap para pembudidaya ikan. Air merupakan salah satu media yang secara
langsung dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme akuatik yaitu ikan,
misalnya terhadap kondisi fisika dan kimianya. Dalam hal ini, peran pembudidaya
sangat dibutuhkan dalam manajemen atau cara pengelolaan yang baik dan
terstruktural mulai dari pra produksi hingga pemasaranya (Agung et al., 2013).

1
Seiring dengan berkembangnya industri, baik industri rumah tangga mau-
pun industri perusahaan dan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan air
semakin meningkat sementara tingkat pencemaran terhadap air juga semakin
tinggi.

Air bersih kini sulit untuk didapatkan karena telah terkontaminasi oleh
berbagai zat berbahaya dan keruh. Ada beberapa cara untuk mengatasi kekeruhan
tersebut diantaranya yaitu menggunakan filter fisik dan bahan kimia. Fiter fsik
akan menyerap kekeruhan dengan sangat baik karena memiliki ruang-ruang yang
akan menjadi tempat mengendapnya partikel. Filter fisik yang digunakan adalah
Pasir silika, batu bata, pasir malang, dan krikil( Agung et al., 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah mengenai materi pengelolaan perairan akibat


pencemaran terhadap budidaya ikan adalah.

1. Apakah yang dimaksud pencemaran air?

2. Bagaimana pengelolaan kualitas air yang baik bagi budidaya?

3. Bagaiman cara agar tercapai keberhasilan manajemen kualitas air dalam


budidaya ikan?

4. Bagaimana cara pencegahan atau penanggulangan pencemaran perairan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah mengenai pengelolaan perairan akibat


pencemaran terhadap budidaya ikan adalah untuk mengetahui pencemaran air,
pengelolaan kualitas air yang baik bagi budidaya serta pencegahan atau
penanggulangan pencemaran perairan agar perairan optimum untuk kegiatan
budidaya.

2
2. PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Air

Menurut Rian (2010), Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya


makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau beru-
bahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingku-
ngan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukan-
nya.

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun dise-


babkan oleh alam. Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari. Yang dapat
dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar
tidak mencemari lingkungan. Bentuk Pencemaran berdasarkan asal :

1. Pencemaran Udara, disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil
pembakaran,SO,SO2,CFC,CO.

2. Pencemaran Tanah, disebabkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar,


industri,kegiatan pertanian,

3. Pencemaran Air, disebabkan oleh limbah pertanian, limbah rumah tangga dan
limbah industri.

Perhatian terhadap masalah lingkungan berkembang dari masalah sanitasi


dan logam berat menjadi masalah keberadaan zat-zat sintetik yang tersebar luas di
dalam lingkungan.

Menurut Paez Ozuna et al.(1998) dalam La Ode (2014) , menyatakan


bahwa apabila dalam suatu lingkungan terjadi penurunan produksi secara drastis
sampai hanya sebagian kecil saja yang mampu bertahan hidup, maka lingkungan
tersebut telah mengalami tekanan akibat pencemaran atau penurunan mutu

3
lingkungan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kondisi kualitas lingkungan
tersebut maka petani tambak harus melakukan kegiatan budidayanya secara baik
dan terkontrol.

Seperti melakukan pergantian air tambak rutin secara berkala serta lebih
memperhatikan dalam manajerial tambaknya yakni proses persiapan tambak
seperti pemupukan dan pengapuran.

Menurut Iqbal (2012), sistem akuakultur intensif berkaitan dengan bagai-


mana menghaslkan ikan dan udang secara efisien. Dua faktor pembatas penting
dalam system akuakultur intensif adalah kualitas air dan aspek ekonomi.

Masalah nyata pada system akuakultur intensif adalah cepatnya terkumpul


sisa pakan, bahan organic dan senyawa nitrogen toksik. Hal ini dapat dihindari
karena ikan memanfaatkan hanya 20%-30% nutrient pakan. Sisanya dikeluarkan
dari tubuh ikan dan umumnya terkumpul dalam air.

Hal ini pada gilirannya akan menimbulkan penumpukkan kandungan


amoniak dan limbah bahan organic dalam air kolam. Apabila air kola mini
dibuang, misalnya pada saat panen maka akan menimbulkan pencemaran pada
perairan sekitar. Menurut Craigh (2002) meskipun melalui manajemen yang
sangat baik, pakan yang diberikan kepada ikan pasti akan menimbulkan limbah.
Dari 100 unit pakan yang diberikan kepada ikan, biasanya sekitar 10% limbah
padatan dan 30% limbah cair yang dihasilkan ikan.

2.2 Pengelolaan Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air yang tidak memperhatikan kondisi, kebutuhan dan


sifat ikan akan menyebabkan bertambahnya tingkat ‘kegelisahan’ ikan di dalam
usaha budidaya dan selalu berusaha untuk keluar dari lingkungan tersebut, meski-
pun kualitas air sudah sesuai dengan tolok ukur yang digunakan.

4
Pada kondisi seperti ini ikan menunjukkan perilaku yang tidak normal dari
biasanya sebagai indikator adanya ketidaksesuaian kualitas perairan dengan
kebutuhan udang.

Beberapa parameter yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas pera-


iran adalah Kecerahan air, Warna air dan Kondisi dasar perairan. Kualitas air
dalam budidaya perairan meliputi faktor fisika, kimia dan biologi air yang dapat
mempengaruhi produksi budidaya perairan (Boyd, 1990).

Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kelang-


sungan hidup (survival rate), pertumbuhan dan reproduksi ikan. Sebagian besar
manajemen kualitas air ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia dan biologi
dalam media budidaya (Boyd et al., 2002). Faktor fisika sering tidak dapat
dikontrol atau tergantung dengan pemilihan lokasi yang sesuai. Faktor fisika
sangat tergantung dengan kondisi geologi dan iklim suatu tempat (Boyd, 1900).

Menurut Rian (2010), Pengelolaan kualitas air dalam mencegah


pencemaran perairan berdasarkan faktor biologi air dapat dilakukan dengan 4
langkah atau cara meliputi:

a. Pengangkatan Lumpur

Setelah digunakan untuk siklus terdahulu, pada dasar kolam akan telah
menjadi kubangan lumpur organik yang terdiri dari bangkai organisme air seperti
plankton, perifiton, nekton, bentos,dan organisme lain yang mengendap yang ti-
dak terurai oleh bakteri. Keberadaan lumpur selain menyebabkan pendangka-
lan,meningkatkan kekeruhan, juga menyebabkan berkurangnya kandungan oksi-
gen terlarut. Lumpur organik dibuang dengan mengangkat atau menggelontorkan
dengan air sehingga dasar kolam bersih.

b. Pengeringan dan penjemuran dasar kolam

Dasar kolam dijemur dengan bantuan sinar matahari selama 3 – 7 hari,


tergantung cuaca sampai dasar kolam retak-retak. Penjemuran bertujuan untuk
mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam dasar kolam menjadi mineral

5
(hara), membunuh bakteri patogen dan membunuh telur atau benih organisme
hama.

c. Pengapuran

Pengapuran dilakukan untukmeningkatkan pH tanah sehingga bakteri


patogen dan organisme hama serta meningkatkan kesuburan.

d. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutu-


han fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Peningkatan polulasi fitoplankton
mendorong pertumbuhan dan perkembangan populasi zooplankton sehingga dapat
meningkatakan ketersediaan pakan alami yang dibutuhkan oleh ikan.

Kandungan bahan-bahan dalam air merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi warna air.

2.3 Keberhasilan Manajemen Kualitas Air Dalam Budidaya

Peran kualitas air dalam budidaya ikan, antara lain berupa:

1. Penentu keberadaan berbagai jenis organisme yang ada dalam ekosistem


perairan, baik terhadap ikan yang dibudidayakan maupun biota lainnya
sebagai penyusun ekosistem;
2. Pemberi pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan
kelulushidupan ikan; dan
3. Penentu keberhasilan dalam budidaya ikan, selain jumlahnya harus
mencukupi, kualitas yang baik akan menghasilkan output yang baik pula.
Kegiatan budidaya perikanan pada umumnya membutuhkan lebih banyak
air per unit area atau per unit produksi dibandingkan kegiatan peternakan
dan budidaya pertanian. Ketersediaan sumber air yang berkualitas sering
kali menentukan keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya perikanan
(Pillay, 1990).

No Parameter Klasifikasi Kualitas (mutu) Air Ket

6
Tercemar Tercemar Tercemar Tercemar
Ringan Sedang Berat Sangat
(kelas 1) (kelas 2) (Kelas 3) Berat
(Kelas 4)
1. BOD/KOB < 1,0 1,0 – 3,0 3,0 – 6,0 > 6,0 Dijabarkan
(mg/I) dari baku
2. COD/KOK <5 5,0 – 10,0 – >15,0
mutu air
(mg/I) span=’’’> 10,0 15,0
Gol-A, B,
3. DO/OT > 6,0 5,0 – 6,0 3,0 – 5,0 <3
C, dan D
span=’’’>
4. pH 6,5 – 8,5 5,0 – 9,0 6,0 – 9,0 5,0 – 9,0

Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990

Menurut Ahmad (2011), Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna
meningkatkan keberhasilan dalam budidaya, antara lain :

1. Air

Air merupakan media hidup untuk komoditas budidaya perairan, yang


didalamnya terdapat kandungan oksigen terlarut, makan dan sumber mineral di
dalamnya yang dibutuhkan oleh komoditas budidaya. Adapun yang perlu
diperhatikan antara lain:

· Sumber Air, meliputi lokasi sumber air, waktu pengambilan air, memenuhi
kualitas dan kuantitas air. Tolak ukur:

7
· Sterilisasi Air merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi
atau mencegah hama atau penyakit yang berada di air dan diyakini dapat
mengganggu proses budidaya.

· Pengisian air

Berikut merupakan kriteria dan kategori kualitas air baik secara fisik dan kimia

2.4 Pencegahan atau Penanggulangan Pencemaran Air

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur


melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
dan Pengendalian Pencemaran Air. Misalnya program dalam upaya untuk
menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala
menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban
pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Ada 2 cara penanggulangan, yaitu:

8
A. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang
dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.

B. Penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap


perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah
atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

Berbagai masalah mengenai pencemaran air yang telah diuraikan dapat


diperbaiki dengan empat cara, yaitu melalui:

1 Manajemen biota.

Benur yang berkualitas pada tahap awal menunjukkan respon positif terha-
dap pakan yang diberikan, keragaan pertumbuhan ditunjukkan dengan pergantian
kulit (‘moulting’), menunjukkan pertumbuhan yang positif bagi larva udang, da-
pat beradaptasi dengan lingkungan tambak, serta mempunyai derajad kelang-
sungan hidup (Survival Rate) yang tinggi. Manajemen biota secara demikian
diharapkan mampu mendukung pertumbuhan udang dengan laju pertumbuhan
yang cepat dengan sintasan yang tinggi.

2 Manajemen lingkungan,

Kualitas air dalam tambak terkait dengan sumber air yang masuk dalam
tambak, proses biologis dalam tambak dan proses fisik, seperti ganti air dan aera-
si. Pengelolaan kualitas lingkungan tambak yang bertujuan untuk menyediakan
habitat yang layak bagi kehidupan udang dimulai dari saat membuat desain
tambak.

3 Manajemen pakan yang baik,

Dalam manajemen pakan yang perlu diperhatikan adalah melestarikan


lingkungan dengan upaya membuat formulasi pakan yang ‘ramah’ atau berwa-

9
wasan lingkungan, termasuk manajemen pemberiannya agar lebih efisien. Yang
terkait dengan masalah tersebut adalah :

A. Pengadaan pakan dengan kandungan protein rendah,

B. Optimalisasi profil/konfigurasi asam amino,

C. Optimalisasi perbandingan protein terhadap energi (P/E ratio) dari

pakan,

D. Perbaikan kualitas bahan pakan,

E. Pemilihan bahan pakan yang mempunyai daya cerna tinggi, dan

F. Optimalisasi strategi manajemen pakan.

4 Manajemen kualitas air.

Konsep dasar manajemen kualitas air adalah mengetahui asal (sumber) dan
tingkah laku dari pencemar serta cara-cara pengelolaannya, sehingga dampak-
dampak yang negative dapat dikurangi dan dampak-dampak yang positip dapat
dikembangkan.

Dari beberapa alternatif, budidaya dengan memperbaiki manajemen kua-


litas air merupakan suatu alternatif yang mempunyai prospek untuk dikembang-
kan guna menanggulangi permasalahan dalam budidaya ikan.

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari pembahasan mengenai pengelolaan perairan


akibat pencemaran terhadap kegiatan budidaya ikan adalah sebagai berikut:

10
a) Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
b) Beberapa parameter yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas
perairan adalah Kecerahan air, Warna air dan Kondisi dasar perairan.
c) Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan rendahnya tingkat
kelangsungan hidup (survival rate), pertumbuhan dan reproduksi ikan.
Sebagian besar manajemen kualitas air ditujukan untuk memperbaiki
kondisi kimia dan biologi dalam media budidaya
d) Hal yang perlu diperhatikan guna meningkatkan keberhasilan dalam
budidaya adalah perhatian terhadap air.
e) Ada 2 cara penanggulangan pencemaran air, yaitu penanggulangan secara
teknis dan non-teknis.
f) Pengelolaan lahan budidaya yang baik akan menghasilkan kualitas air
yang baik bagi organisme akuatik yang ada didalamnya.

3.2 Saran

Dalam melakukan usaha budidaya untuk menghindari suatu pencemaran


air perlu dilakukan manajemen yang baik, seperti pengelolaan dasar tambak
seperti pemberian pupuk, peristrahatan tambak, pengeringan, pergantian air dan
pencucian sehingga tanah dasar tambak menjadi subur, gembur dan membuat
koloid tanah menjadi stabil, disamping itu guna mengoksidasi bahan-bahan
organik dan substansi-substansi yang tersisa pada lapisan tanah dasar tambak.

11

Anda mungkin juga menyukai