Anda di halaman 1dari 2

Dimensi Stratifikasi Sosial

Privilege
Privilege mengacu pada hak, keuntungan dan kekebalan yang diasosiasikan dengan suatu posisi
hirarki. Distribusi privilege membagi masyarakat ke dalam kelompok yang memiliki dan yang
tidak memiliki. Kelompok strata atas memiliki kekebalan, pendapatan, dan hak-hak prerogatif,
kebebasan, dan pilihan-pilihan yang kurang sesuai dengan strata bawah. Privilege memiliki dua
aspek utama yakni ekonomi dan kultural.
1. Beberapa privilege secara langsung dihubungkan dengan posisi ekonomi individual.
Orang-orang dengan kesejahteraan yang lebih besar dapat memperoleh banyak
keuntungan seperti pelayanan kesehatan yang baik dan dapat menghindari setiap
kesulitan hidup.
2. Norma-norma budaya dapat meberikan keuntungan atau ketidakberuntungan kepada
orang-orang tertentu
Prestige
Prestige mengacu pada distribusi kehormatan dan status sosial. Dalam masyarakat pada
umumnya ada kelompok yang memiliki prestige yang tinggi, namun ada pula kelompok
masyarakat dengan prestige yang rendah

Sifat Stratifikasi Sosial


Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat
pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada
golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa
seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru
Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat
berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang
yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih
tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah,
kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat
tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

Proses Perubahan Sosial


Evolusi kosmis adalah taraf evolusi dalam bentuk pertumbuhan,’ perkembangan atau
kemunduran hidup manusia.Evolusi organis adalah evolusi yang ditemukan dalam bentuk
survival of the fittest, yaitu perjuangan manusia untuk mempertahankan hidupnya. Evolusi
mental adalah evolusi sebagai akibat adanya perubahan teknologi dan perubahan kebudayaan.
Dalam hal ini dikenal pengaruh teknologi terhadap kelompok-kelompok sosial sendiri dengan
akibat yang semakin kompleks dan kebudayaan sebagai contoh adanya gedung-gedung
bertingkat dengan menggunakan teknologi arsitektur dan kemajuan teknik lainnya.
Proses perubahan sosial melalui mobilitas sosial (social mobility).Mobilitas sosial (gerakan
sosial) ialah keinginan akan perubahan yang diorganisasi. Sebab dari gerakan sosial ini ialah
penyesuaian diri dengan keadaan (ekologi) karena didorong oleh keinginan manusia akan hidup
dalam keadaan yang lebih baik, serta pemanfaatan dari penemuan-penemuan baru. Akibat dari
mobilitas sosial ini adalah adanya respons dan pandangan baru, akan tetapi apabila mobilitas ini
berlangsung terlalu lama membawa akibat perubahan kepribadian terlalu parah, ketidakstabilan
dalam masyarakat dan individu pun terjadi.
Proses perubahan sosial melalui revolusi sosial (social revolution). Pada umumnya revolusi
ditandai oleh adanya ketidakpuasan dari golongan tertentu, dan biasanya didahului oleh
tersebarnya suatu ideabaru. Menurut Gottschalk (Astrid S. Susanto, 1985: 174) revolusi terjadi
melalui tahap-tahap inkubasi, tindakan (action), dan adaptasi (penyesuaian). Biasanya suatu
revolusi sosial pecah, apabila terdapat suatu kegagalan dalam evolusi. Tahap revolusi dicapai
karena kebutuhan akan perubahan (dalam bidang salah kelola), harapan-harapan akan berubah
(menuju perbaikan) dirasakan tidak diwujudkan. Saat revolusi akhirnya pecah disebabkan karena
masyarakat menganggap pimpinan mereka memiliki banyak kelemahan.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial


1. Adanya kontak dengan kebudayaan lain.
2. Adanya sistem pendidikan formal yang maju.
3. Adanya sikap menghargai hasil karya orang lain serta keinginan untuk maju
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation) yang bukan
merupakan delik.
5. Adanya penduduk yang heterogen.
6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
7. Orientasi ke masa depan.
8. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
9. Adanya disorganisasi dalam masyarakat, sikap mudah menerima hal-hal yang baru, dan
seterusnya.

Faktor Penghambat Terjadinya Perubahan Sosial


1. Kurangnya hubungan suatu masyarakat dengan rnasyarakat lain
2. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam satu masyarakat
3. Sikap masyarakat sangat tradisional.
4. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali dalam suatu organisasi
sosial
5. Adanya rasa takut atau khawatir terjadinya kegoncangan pada transisi kebudayaan
6. Sikap tertutup terhadap hal-hal yang baru.
7. Asal hambatan yang bersifat ideologis.
8. Adanya adat atau kebiasaan.
9. Adanya sikap masyarakat yang beranggapan bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan
tidak mungkin diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai