Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar terdiri dari wilayah kepulauan.
Wilayah kepulauan terdiri dari wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang
81.000 km. Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti penting dan strategis karena
merupakan wilayah interaksi atau peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut
yang memiliki sifat unik, dan mengandung produksi biologi yang cukup besar serta jasa
lingkungannya (Rahmawaty, 2006). Pesisir dan pantai dipengaruhi oleh proses-proses
yang ada di darat maupun yang ada di laut. Wilayah pesisir merupakan ekosistem transisi
yang dipengaruhi daratan dan lautan, yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya
adalah ekosistem hutan mangrove (Rahmawaty, 2006).
Hutan Mangrove merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang hidup di
kawasan pinggiran pantai. Ekosistem mangrove, baik sebagai sumber daya alam maupun
sebagai pelindung lingkungan memiliki peran yang amat penting dalam aspek ekonomi
dan ekologi bagi lingkungan sekitarnya. Mangrove merupakan habitat bagi berbagai
jenis satwa liar, seperti primata, reptilia dan aves. Selain sebagai tempat berlindung dan
mencari makan, mangrove juga merupakan tempat berkembang biak bagi burung air.
Bagi berbagai jenis ikan dan udang, perairan mangrove merupakan tempat ideal sebagai
daerah asuhan, tempat mencari makan dan tempat pembesaran anak. Mangrove di
Indonesia dikenal keragaman jenis yang tinggi. Ekosistem hutan mangrove di Indonesia
memiliki keanekaragaman kurang lebih 202 spesies yang terdiri atas 89 spesies pohon, 5
spesies palem, 19 spesies liana, 44 spesies epifit, dan satu spesies sikas (Bengen 2001).

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mengetahui ragam jenis mangrove
b. Menganalisa struktur komunitas vegetasi mangrove
Daftar pustaka
http://eprints.ums.ac.id/23444/2/BAB_I.pdf
http://faisolhezim1994.blogspot.com/2013/12/mangrove-laporan-ekologi-umum.html

Anda mungkin juga menyukai