Anda di halaman 1dari 11

Vol 2 No 1 (2018) Page 34 – 44

JURNAL OBSESI : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Research & Learning in Early Childhood Education
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi

Pengaruh Bermain Peran Mikro terhadap Kecerdasan Interpersonal


Rd. Ranie Damayanti 1 , Myrnawaty CH2 , Hapidin3
1
A Teacher of Asy-Syukriyyah Islamic Kindergarten, Tangerang City, Indonesia
2
A Lecturer of Early Childhood Education, State University of Jakarta, Indonesia
3
A Lecturer of Early Childhood Education, State University of Jakarta, Indonesia

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji seberapa besar pengaruh kegiatan bermain peran terhadap
kecerdasan Interpersonal pada anak kelompok A di Taman Kanak-kanak, Kota Tangerang. Penelitian
ini dirancang menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas
terhadap valiabel terikat. Variabel terikat adalah kemampuan kecerdasan interpersonal (Y) sedangkan
variabel bebas yang merupakan variabel perlakuan bermain peran mikro (X) yang terdiri dari bermain
mikro bebas (X1) dan bermain mikro terpimpin (X2) . Penelitian ini dilakukan di TK I Asy – Syukriyyah
dan TK I Jaya Winata. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada kelompok A semester II tahun ajaran
2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fhitung = 6,194> Ftabel = 4,11 pada taraf signifikan α =
0.05, dengan demikian H0 ditolak dan hipotesis alternatif H1 diterima, artinya hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan kecerdasan interpersonal antara kelompok anak yang diberikan
bermain peran mikro bebas dengan kelompok anak yang diberikan bermain peran mikro terpimpin
diterima. Sehingga, kecerdasan interpersonal anak yang diberikan bermain peran mikro bebas lebih
tinggi dibandingkan anak yang diberikan bermain peran mikro terpimpin.
Kata Kunci: kecerdasan interpersonal, bermain peran, bermain peran mikro bebas dan terpimpin,
siswa TK.
Abstract
This study aimed at examining how much influence the role play activities on interpersonal intelligence
in children group A at Kindergarten, Tangerang City. This research used the experimental method to
know how far the influence of independent variable to bound variable. The dependent variable is the
ability of interpersonal intelligence (Y) while the independent variable which is the variable of the micro
role play (X) which consists of free micro role play (X1) and guided micro role play (X2). This study
conducted in TK I Asy - Syukriyyah and TK I Jaya Winata on the second semester of academic year
2016/2017. The results showed that Fcount = 6.194> Ftable = 4.11 at significant level α = 0.05, thus H0
rejected and alternative hypothesis H1 accepted. It means that there are differences in interpersonal
intelligence between groups of children who are given free micro role play with groups of children who
are given guided micro role play are accepted. In conclusion, the interpersonal intelligence of a given
child playing a free micro role is higher than that of a child who given a guided micro role play.
Keywords: interpersonal intelligence, role play, free and guided micro role play, kindergarten
students.
@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2018
 Corresponding author : Rd. Ranie Damayanti
Address : Jalan Seroja Blok A No. 52. Kunciran. Tangerang ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : rani67damayanti@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
Phone : +62 813-1102-8892
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 35

PENDAHULUAN pembelajaran yang kurang memperhatikan


Memiliki kecerdasan intepersonal tahapan perkembangan anak, rendahnya
merupakan salah satu aspek penting yang dapat kemampuan berkomunikasi, kurang percaya diri,
mempengaruhi perkembangan anak. Berdasarkan pendiam, kurang memperhatikan guru (tidak
Evangeline Harris Stefanakis kecerdasan fokus). Permasalahan lainnya yaitu pembelajaran
interpersonal terdiri dari 3 aspek yaitu : di sekolah lebih mengutamakan dengan Calistung
kemampuan memahami suasana hati dan (membaca, menulis dan berhitung) dan
perasaan orang lain, memiliki hubungan yang menggunakan LKA ( Lembar Kerja Anak ).
baik dengan orang lain, menghibur dalam Berdasarkan fakta dan kondisi tersebut
berbagai perspektif, memegang peranan dalam salah satu solusi untuk meningkatkan kecerdasan
kepemimpinan. Salah satu aspek kemampuan interpersonal adalah dengan mengembangkan
interpersonal yang harus dikuasai oleh anak usia kegiatan bermain. Menurut Aisyah (2017:39),
dini yaitu kemampuan memiliki hubungan baik sebagian besar waktu yang dimiliki anak-anak
dengan orang lain. Kemampuan menjalin terutama anak usia dini yaitu berinteraksi dengan
persahabatan dan menjaga persahabatan sangat sebaya mereka untuk bermain, karena dunia anak
penting untuk anak dalam berinteraksi dan adalah dunia bermain dan karena bermain adalah
berkomunikasi dengan orang lain. Tidak semua aktivitas yang menyenangkan bagi anak usia dini.
anak memiliki kemampuan berinteraksi sosial Oleh karena itu, kegiatan bermain yang
dengan baik seperti dalam hal menyatakan ide diaplikasikan dalam penelitian ini adalah
dan perasaannya. Menurut Affrida (2017:45), kegiatan bermain peran mikro. Bermain peran
pada rentang usia 3-6 tahun secara umum sedang mikro merupakan bentuk permainan aktif, anak
mengikuti Kelompok Bermain, Taman Kanak- bertindak sebagai dalang yang merupakan otak
kanak atau sejenisnya. Selain itu, anak juga penggerak, menghidupkan alat main untuk
mengalami pertumbuhan dan perkembangan memainkan suatu adegan, memerankan peran
yang pesat karena pada tahap ini anak berada dalam skenario main peran, dan cara anak
pada masa keemasan (golden period), jendela berinteraksi, berkomunikasi dengan orang lain
kesempatan (window of opportunity, dan masa dengan mengembangkan imajinasi, ekspresi dan
kritis (critical period) (Depkes RI, 2010). Oleh kreativitas anak.
karena itu orangtua maupun pendidik seharusnya Dalam penelitian Jo-Han Chang dan
mampu mengoptimalkan kemampuan Tieng-Ling Yeh (2015) melakukan sebuah
interpersonal anak-anaknya. penelitian tentang pengaruh orang tua dan anak
Dalam penelitian Debora L. Roorda (2013) pada usia 2-6 tahun dalam bermain bersama,
menyatakan bahwa penelitian ini memberikan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
indikasi pertama bahwa kecerdasan interpersonal hubungan yang signifikan antara anak dan orang
dapat digunakan untuk mengubah prilaku anak, tua melalui bermain bersama dengan
saat interaktif guru dan anak. apakah akan menggunakan alat seperti boneka, mobil-
mempengaruhi hubungan sosial dalam praktek mobilan, dan rumah-rumahan, permainan ini
sehari-hari anak – anak di sekolah. Sebagian dari akan memfasilitasi sensor perkembangan anak.
mereka hanya bermain di dalam rumah bersama Dalam penelitian Peter W. Kilgour (2015)
suster atau pembantu dan asyik bermain game melakukan sebuah penelitian yaitu dengan
sendiri sehingga mereka jarang untuk bermain peran mikro, berfungsi untuk membuka
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. pikiran dan menyelesaikan masalah saat konflik
Tentunya ini akan berdampak pada kecerdasan terjadi di antara anak-anak itu sediri, sekaligus
interpersonal anak yang akan menimbulkan terjadi jalinan komunikasi.
perilaku tidak peduli, asyik dengan dirinya Berdasarkan permasalan diatas peneliti
sendiri dan merasa tidak dihargai orang lain bermaksud untuk mengkaji seberapa besar
karena sulit untuk berinteraksi sosial. pengaruh kegiatan bermain peran mikro terhadap
Berdasarkan hasil observasi dan kecerdasan interpersonal pada anak kelompok A
wawancara yang dilakukan peneliti pada di Taman Kanak-kanak, Kota Tangerang. Hal ini
kelompok A di beberapa Taman Kanak-kanak dikarenakan kecerdasan interpersonal merupakan
yang ada Kota Tangerang tentang kecerdasan hal yang harus dicapai oleh anak karena anak
interpersonal. Didapatkan hasil bahwa rata-rata sebagai mahluk sosial yang harus berinteraksi
kemampuan memahami perasaan orang lain, dengan baik di lingkungan sekitarnya. Sehingga,
menjalin dan menjaga hubungan persahabatan rumusan masalah yang akan dibahas dalam
belum maksimal. Cenderung mengalami penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan
hambatan ini disebabkan karena kegiatan kecerdasan interpersonal anak yang di berikan
36 | Pengaruh Bermain Peran Mikro Terhadap Kecerdasan Interpersonal
bermain peran mikro bebas dengan anak yang Piaget melakukan pengamatan tentang
diberikan bermain peran mikro terpimpin ?. bermain peran Mikro yang mulai muncul pada
saat anak kira-kira berumur satu tahun. Tujuan
Bermain Peran Mikro bermain peran menurut Piaget dalam Morrison
Menurut Hurlock (1988:329), (20172:76) adalah sebagai berikut: (a) anak
mengemukakan bahwa bermain peran adalah belajar tentang diri mereka sendiri, keluarga
bentuk permainan aktif dimana anak-anak, mereka dan dunia sekitar mereka, (b) anak belajar
melalui perilaku dan bahasa yang jelas, cara berbicara dengan orang lain, (c) anak belajar
berhubungan dengan materi atau situasi seolah- cara untuk bergaul dan bekerjasama dengan
olah hal itu mempunyai atribut yang lain orang lain, (d) anak belajar untuk menjadi kreatif
ketimbang yang sebenarnya. Furman (1990:20) dan untuk memecahkan masalah. (e) anak belajar
mendefinisikan bahwa “role playing may be tentang perasaan mereka, (f) untuk
defined as any time a participant is in-role, that mengembangkan keahlian fisik dengan
is, whenever on individual partrays herself or menggunakan otot, (g) untuk memahami cara
another character in a situation.” Featherstone orang lain bersikap, berfikir dan merasa, dan (h)
and cummings (2004:6) mengartikan bermain anak belajar untuk mengerjakan tugas sampai
peran adalah “role play is an activity in which a selesai. Selain memiliki tujuan, bermain peran
person imitates, consciously or unconsciously, a mikro juga memiliki manfaat tersendiri. Menurut
role uncharacteristic of himself. Pengertian Tedjasaputra (2001:58), mengemukakan bahwa
bermain peran selanjutnya, menurut Similansky manfaat yang bisa diambil dari bermain peran
dan Shefatya dalam Luo Soo Ai (2008:15) mikro yaitu 1) membantu penyesuaian diri anak,
mendefinisikan bahwa “role play enacting the 2) memperoleh kesenangan dari kegiatan yang
character of a person (or animal) or others in dilakukan atas usaha sendiri, dan 3)
another context and expressing it in imitative perkembangan bahasa dapat meningkat.
action and/or verbalisation”. Seefeldt, Castle Brewer (1992: 158-159) mengemukakan
and Falconer (2010:147) mendefinisikan bahwa bahwa terdapat dua teknik bermain peran yaitu:
“role-play is a technique that can be used to help “free role play, can be defined as play which
children take on the view of an other. As children children have as many choices of materials as
role-play, they have a chance to gain insights into possible and which they can choose how to use
the feelings of others, think about alternatives for the materials. And guided role play is defined as
action, and explore the consequences of their play in which the teacher has selected materials
actions.” from which the children may choose in order to
discover specific concept.”
Tabel 1. Perbedaan Bermain Peran Mikro Bebas dan Bermain Peran Mikro Terpimpin
Bermain Peran Mikro Bebas Bermain Peran Mikro Terpimpin
1. Bermain peran mikro bebas merupakan 1. Bermain peran mikro terpimpin sebagai
bermain yang dilakukan oleh anak-anak bermain peran yang dipimpin oleh guru dalam
dengan memilih banyak peralatan bermain memilih peralatan bermain untuk anak, dan
peran sehingga anak dapat memilih dengan guru yang menentukan konsepnya.
bebas untuk memainkannya. 2. Pada bermain peran mikro terpimpin, guru
2. Bermain peran mikro bebas berdasarkan anak membimbing anak dalam memilih perannya,
atas kemauannya sendiri, dengan cara sendiri- tanpa mengurangi kebebasan anak dalam
sendiri, berupa dialog atau perbuatan yang berbicara dan menjelaskan perannya.
timbul dari pengalaman anak sendiri serta 3. Peran guru disini yaitu mempersiapkan
pengawasan dari guru. naskah sederhana untuk anak, guru bercakap-
3. Peran guru disini yaitu guru bergerak bebas cakap dengan anak sekitar tema, guru berbagi
diantara anak, bercakap cakap dengan anak- peran, mengulangi permainan, guru
anak sekitar tema, mengamati anak bermain, mengulang dialog untuk dihapalkan anak, dan
membuat catatan perkembangan yang guru menyiapkan peralatan bermain peran.
ditampilkan anak
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 37

Bermain Peran Mikro Bebas Bermain Peran Mikro Terpimpin


4. Pendampingan guru sebagai pengamatan 4. Pendampingan guru sebaga Pernyataan
(visual looking on), pernyataan tidak langsung langsung (Directive statement),
(non directive statement ), Pertanyaan intervensi fisik ( Physycal )
(Question)
5. Setelah bermain dilakukan Recolling anak anak 5. Setelah bermain dilakukan Recolling anak
mengungkapkan apa saja yang dimainkan anak mengungkapakan apa saja yang
kejadian – kejadian yang dialaminya sendiri , dimainkan kejadian – kejadian yang
guru mendengarkan pengalaman main anak dialaminya dengan bantuan guru. Mengingat
dan menulisnnya dalam lembar penilaian apa apa saja yang dimainkan dan menulisnya
harian. dalam lembar penilaian harian.

Guru menarik perhatian anak


1. Menghangatkan suasana dan untuk berkumpul dalam
memotivasi anak llingkaran dengan bernyanyi
2. Pembukaan

3. Pemberian materi sesuai tema Diskusi tentang Tema,


skenario, memilih peran,
4. Kosakata sesuai tema aturan main
5. Pilih peran

6. Bermain Bermain, ucapan selamat


bermain
7. Pemeran Ulang
8. Diskusi dan Evaluasi
Membagi pengalaman main
9. Membagi pengalaman (recolling)

Gambar 1. Langkah-Langkah Bermain Peran Mikro


Kecerdasan Interpersonal dasaranya manusia tidak bisa menyediri. Banyak
Kecerdasan interpersonal menurut Azwar kegiatan dalam hidup. Anak terkait dengan orang
(1996:43) merupakan kemampuan yang lain. Anak – anak yang gagal mengembangkan
digunakan dalam berkomunikasi, kemampuan kecerdasan Interpersonal, akan mengalami
memahami dan berinteraksi dengan orang lain. banyak hambatan dalam dunia sosialnya.
Menurut Goleman (2007:5) kecerdasan Akibatnya mereka mudah tersisihkan secara
interpersonal merupakan kecerdasan yang mulai sosial.
disadari dan dianggap sebagai hal yang penting Menurut teori kecerdasan sosial ini
untuk menjalin komunikasi antar individu. mempunyai 3 dimensi utama, yaitu : a). Social
Kecerdasan interpersonal atau bisa juga Sensitivity yaitu kemampuan anak untuk mampu
dikatakan kecerdasan sosial diartikan sebagai merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau
kemampuan dan keterampilan seseorang dalam perubahan orang lain yang ditunjukkan secara
menciptakan relasi, membangun relasi dan verbal maupun non verbal. b) Social Insight yaitu
mempertahakan relasi sosialnya sehingga kedua kemampuan anak untuk memahami dan mencari
belah pihak berada dalam situasi saling pemecahan masalah yang efektif dalam suatu
menguntungkan, harapan yang realistis terhadap interaksi sosial, sehingga masalah masalah
diri sendiri dan orang lain. Kecerdasan tersebut tidak menghambat apalagi
Interpersonal menjadi penting karena pada menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun
38 | Pengaruh Bermain Peran Mikro Terhadap Kecerdasan Interpersonal
anak. c). Social Communication yaitu mana pengaruh variabel bebas terhadap valiabel
kemampuan individu untuk menggunakan proses terikat. Variabel terikat adalah kemampuan
komunikasi dalam menjalin dan membangun kecerdasan interpersonal (Y) sedangkan variabel
hubungan interpersonal yang sehat dalam proses bebas yang merupakan variabel perlakuan
menciptakan, membangun dan mempertahankan bermain peran mikro (X) yang terdiri dari
relasi sosial, maka seseorang membutuhkan bermain peran mikro bebas (X1) dan bermain
sarana adalah proses komunikasi verbal, non peran mikro terpimpin (X2). Penelitian ini
verbal maupun komunkasi melalui penampilan dilakukan di TK I Asy – Syukriyyah dan TK I
fisik. Jaya Winata. Pelaksanaan penelitian
Johnson dalam Safaria (2005:17) dilaksanakan pada kelompok A semester II tahun
menyatakan bahwa tujuan memelihara hubungan ajaran 2016/2017. Penelitian ini disesuaikan
Interpersonal serta komunikasi yang akrab, dengan jadwal di sekolah tersebut. Populasi
hangat dan produktif dengan orang lain adalah : dalam penelitian ini adalah seluruh siswa TK di
(a) anak mampu untuk memiliki sikap saling kecamatan Cipondoh, Pinang, Kota Tangerang
memahami yang diperolehnya dari beberapa sub tahun pelajaran 2016-2017 yang memiliki
kemampuan seperti sikap percaya, pembukaan kualitas pembelajaran yang sama dalam metode
diri, kesadaran diri dan penerimaan diri; (b) anak pembelajaran bermain peran. Berdasarkan BPS
mampu mengkomunikasikan pikiran dan Kota Tangerang dari 11 kecamatan Taman
perasaannya secara tepat dan jelas; (c) anak Kanak-kanak se Kota Tangerang berjumlah 761
mampu menunjukkan sikap prososial dan saling TK, diantaranya 74 sekolah TK berada di
mendukung; dan (d) anak mampu memecahkan kecamatan Pinang, 116 sekolah di kecamatan
konflik dan bentuk – bentuk masalah antar Cipondoh. Rancangan penelitian ini adalah
pribadi denga cara cara konstruktif. sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dirancang menggunakan
metode eksperimen untuk mengetahui sejauh

Tabel 2. Pelaksanaan perlakuan Bermain Peran Mikro Bebas dan Bermain Peran Mikro Terpimpin
Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol
Bermain Peran Mikro Bebas Bermain Peran Mikro Terpimpin
Persiapan Persiapan
1. Kegiatan awal 1. Kegiatan awal
• Peneliti menjelaskan dan • Peneliti menjelaskan dan memperkenalkan
memperkenalkan konsep bermain peran mikro konsep bermain peran mikro bebas terlebih
bebas terlebih dahulu, kepada guru guna dahulu, kepada guru guna mempermudah guru
mempermudah guru dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran • Guru menyampaikan materi pembelajaran
• Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk memberikan pengetahuan awal pada
untuk memberikan pengetahuan awal pada anak tentang tema hari itu
anak tentang tema hari itu
Pelaksanaan Pelaksanaan
2. Kegiatan Inti 2. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan kepada anak bahwa • Guru menyampaikan kepada anak bahwa
kegiatan yang akan dimainkan bermain peran kegiatan yang akan dimainkan bermain peran
mikro bebas mikro bebas
• Guru menjelaskan pada anak cara bermain • Guru menjelaskan pada anak cara bermain
peran mikro bebas yang dilakukan secara peran mikro terpimpin yang dilakukan secara
kelomok kelomok
• Anak anak berdiskusi tentang kegiatan sesuai • Anak anak berdiskusi tentang kegiatan sesuai
tema untuk menentukan peran dan tema untuk menentukan peran dan
permasalahan yang akan diangkat dalam permasalahan yang akan diangkat dalam
bermain peran mikro bebas bermain peran mikro terpimpin
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 39

Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol


Bermain Peran Mikro Bebas Bermain Peran Mikro Terpimpin
• Anak menentukan sendiri peran yang akan • Guru dan anak menentukan seting kelas,
dimainkan, menata / seting kelas sendiri, menentukan peran yang sudah di buat oleh guru
menyiapkan sendiri peralatan yang akan sesuai dengan skenario
digunakan dalam bermain peran, serta • Anak mulai bermain peran
melakukan improvisasi dialog dalam bermain • Setelah bermain selesai anak beres- beres
peran mikro bebas meletakkan alat main pada tempatnya dengan
• Anak mulai bermain peran bimbingan guru.
• Setelah bermain selesai anak beres- beres • Anak menceritakan kembali pengalaman main
meletakkan alat main pada tempatnya sendiri dan recalling bersama bu guru

Evaluasi dan refleksi Evaluasi dan refleksi


3. Kegiatan Akhir 3. Kegiatan Akhir
• Guru melakukan tanya jawab kepada anak • Guru melakukan tanya jawab kepada anak
tentang kegiatan bermain Peran Mikro yang tentang kegiatan bermain Peran Mikro yang
telah dilakukan telah dilakukan
• Anak menceritakan kembali • Anak menceritakan kembali pengalaman main
pengalaman main dan recalling bersama bu dan recalling bersama bu guru
guru

Analisis data dalam penelitian ini terdiri homogenitas digunakan uji Barlett. Untuk
atas analisis deksriptif dan analisis inferensial, melihat perbandingan diantara kelompok
analisis deskriptif berupa penyajian data dengan perlakuan digunakan uji Tuckey karena jumlah
daftar distribusi frekuensi dan histogram subjek dalam penelitian setiap sel sama.
selanjutnya mencari mean, median, modus,
simpangan baku, nilai maksimum, dan nilai HASIL
minimum. Sedangkan analisis Inferensial yang 1. Data Pre Test Bermain Peran Mikro
digunakan adalah teknik analisis varians Sebelum dilakukan penelitian dan
(ANAVA) dua jalur. Sebelum menggunakan pemberian perlakuan, peneliti memberikan pre
test kepada subjek penelitian. Berikut adalah hasil
ANAVA terlebih dahulu dilakukan uji
distribusi skor pre test Bermain Peran Mikro pada
persyaratan analisis yang meliputi uji Normalitas, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
dan Homogenitas varians. Uji kenormalan data a. Kelompok Eksperimen
digunakan uji Liliefors, sedangkan uji

Tabel 3 Distribusi Skor Hasil Pre Test Bermain Peran Mikro (A1)

Batas Batas
No. Skor f fk fr
Bawah Atas
1 81 - 83 3 80,5 83,5 3 15,0%
2 84 - 86 4 83,5 86,5 7 20,0%
3 87 - 89 3 86,5 89,5 10 15,0%
4 90 - 92 6 89,5 92,5 16 30,0%
5 93 - 95 2 92,5 95,5 18 10,0%
6 96 - 98 2 95,5 98,5 20 10,0%
Jumlah 20 100%
40 | Pengaruh Bermain Peran Mikro Terhadap Kecerdasan Interpersonal

5
Frekuensi

0
80,5 83,5 86,5 89,5 92,5
Batas Kelas

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Interpersonal Pada Kelompok


Yang Diberikan Bermain Peran Mikro Bebas
b. Kelompok Kontrol
Tabel 4. Distribusi Skor Hasil Pre Test Bermain Peran Mikro (A2)
Batas Batas
No. Skor f fk fr
Bawah Atas
1 80 - 81 1 79,5 81,5 1 5,0%
2 82 - 83 2 81,5 83,5 3 10,0%
3 84 - 85 3 83,5 85,5 6 15,0%
4 86 - 87 5 85,5 87,5 11 25,0%
5 88 - 89 6 87,5 89,5 17 30,0%
6 90 - 91 3 89,5 91,5 20 15,0%
Jumlah 20 100%

7
6
5
Frekuensi

4
3
2
1
0
79,5 81,5 83,5Batas Kelas
85,5 87,5 89,5

Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kecerdasan Interpersonal Pada Kelompok


Yang Diberikan Bermain Peran Mikro Terpimpin
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 41

2. Data Post Test kelompok kontrol, kemudian dihitung untuk


Instrumen yang telah diuji validitas dan melihat ukuran pemusatan dan penyebaran
reliabilitasnya akan digunakan untuk mengukur datanya.
kecerdasan interpesonal anak. Skor total hasil
pengukuran baik pada kelompok eksperimen dan

Tabel 5. Statistik Deskriptif Bermain Peran Mikro TK Islam Asy-Syukriyah dan TK Islam Jayawinata
Skor Skor
Variable Rerata Median Modus SD Varian
Max Min
Kelompok
89,00 89,50 87,25 4,67 21,78 98 81
Eksperimen
Kelompok
86,60 87,17 88,00 2,94 8,67 91 80
Kontrol

3. Uji Normalitas H1 = Sampel berasal dari populasi


berdistribusi tidak normal
Uji normalitas data dilakukan untuk Berdasarkan hasil perhitungan
mengetahui apakah sampel berasal dari populasi normalitas data pada semua kelompok dengan
berdistribusi normal. Maka uji normalitas yang bantuan MS. Excel maka pada semua kelompok
digunakan adalah uji Lilliefors. Syarat uji penelitian diketahui bahwa Lhitung lebih kecil dari
normalitas data yakni H0 diterima apabila Lhitung< Ltabel, ini berarti bahwa pada semua kelompok
Ltabel dan H0 ditolak apabila Lhitung> Ltabel. penelitian berdistribusi normal. Hasil
Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: perhitungan uji normalitas data kemampuan
H0 = Sampel berasal dari populasi matematika awal untuk setiap kelompok dengan
berdistribusi normal menggunakan uji Lilliefors secara keseluruhan
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Keseluruhan Data
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
A1 20 0,108 0,198 Normal
A2 20 0,083 0,198 Normal

4. Uji Homogenitas 1. Pengujian homogenitas varians melalui


pendekatan 𝑥 2 dengan kriteria pengujian H0
Pengujian homogenitas data skor diterima bila  2hitung <  2tabel yang berarti varians
kecerdasan interpersonal masing-masing homogen dan ditolak H0 bila  2hitung >  2tabel
kelompok perlakuan, dilakukan dengan Uji-
yang berarti varians tidak homogen.
Bartlett pada taraf signifikansi α= 0,05 ; dk = k-

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Data Kecerdasan Interpersonal di TK I
Asy- Syukriyyah dan TK I Jaya Winata (A2B1) di Kota Tangerang, Tahun 2017/2018

Kelompok  2
hitung  2
tabel Kesimpulan

A1 dan A2 1,593 3,84 Homogen

5. Pengujian Hipotesis (main effect) antar baris sebagai variabel atribut,


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini serta pengaruh interaksi (interaction effect) antar
dilakukan dengan menggunakan analisis varians kolom dan baris atau antar variabel bebas
(ANAVA) dua jalan yang mana akan diperoleh bermain peran mikro (mikro play) bebas dan
dua pengaruh utama (main effect) antar kolom terpimpin terhadap Kecerdasan Interpersonal
sebagai variabel perlakuan dan pengaruh utama pada anak Kelompok A Taman Kanak-kanak.
42 | Pengaruh Bermain Peran Mikro Terhadap Kecerdasan Interpersonal

Tabel 8. Rangkuman hasil perhitungan ANAVA Dua Jalan

Sumber Ftabel Kesimpulan


Db JK RJK Fhitung
Variansi 0,05 0,01 Signifikan
Antar Kolom 1 57,60 57,60 6,194 * 4,11 7,40 Signifikan
Antar Baris 1 67,60 67,60 7,269 * 4,11 7,40 Signifikan
Interaksi 1 176,40 176,40 18,968 ** 4,11 7,40 Signifikan
Dalam 36 334,80 9,30 Signifikan
Total Direduksi 39 636,40 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan ANAVA berhubungan dengan materi atau situasi seolah-
diatas terlihat bahwa Fhitung = 6,194> Ftabel = 4,11 olah hal itu mempunyai atribut yang lain
pada taraf signifikan α = 0.05, dengan demikian ketimbang yang sebenarnya.
H0 ditolak dan hipotesis alternatif H1 diterima, Berdasarkan pendapat tersebut dapat
artinya hipotesis alternatif yang menyatakan dipahami bahwa bermain peran termasuk
bahwa terdapat perbedaan kecerdasan kedalam permainan aktif, dimana anak-anak
interpersonal antara kelompok anak yang melakukannya dengan kegembiraan, bebas dan
diberikan bermain peran mikro bebas dengan spontan dalam menggunakan situasi, tindakan
kelompok anak yang diberikan bermain peran dan bicara dari situasi kehidupan nyata ke dalam
mikro terpimpin diterima. Dengan demikian, bentuk yang baru dan berbeda. Dalam bermain
perbedaan rata-rata skor kecerdasan interpersonal peran, anak-anak berperan sebagai orang lain,
anak yang diberikan bermain peran mikro bebas mereka memainkan suatu peran. Namun,
X =89,00 lebih tinggi secara nyata dibandingkan permainan ini tidak perlu latihan dan tidak untuk
kelompok anak yang diberikan bermain peran hiburan.
Furman (1990:20) mendefinisikan
mikro terpimpin X = 86,60.
bahwa “role playing may be defined as any time
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
a participant is in-role, that is, whenever on
perhitungan yang telah dideskripsikan
individual partrays herself or another character
sebelumnya, membuktikan bahwa terdapat
in a situation.” Artinya, bermain peran dapat
perbedaan signifikan terhadap kecerdasan
didefinisikan sebagai seseorang yang berperan
interpersonal pada kelompok yang diberikan
dalam situasi yang menggambarkan dirinya atau
bermain peran mikro bebas dengan anak yang
karakter orang lain.
diberikan bermain peran mikro terpimpin.
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa
Sehingga dapat digeneralisasikan terhadap
dalam bermain peran berusaha membantu
populasi. Dalam hal ini, berdasarkan rata-rata dan
individu untuk memahami perannya sendiri dan
ANAVA dua jalan dapat dinyatakan bahwa untuk
peran dengan karakter orang lain sambil mengerti
mengoptimalkan kecerdasan interpersonal anak
perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang didasarinya.
TK kelompok A, penggunaan bermain peran
Oleh karena itu untuk dapat bermain peran
mikro bebas lebih efektif dibandingkan dengan
dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap
bermain peran mikro terpimpin karena terdapat
peran pribadi dan orang lain.
perbedaan hasil yang signifikan.
Menurut Gowen dalam Latif (2013:.208),
dkk. mengemukakan bahwa bermain peran
PEMBAHASAN
adalah: Bermain peran dipandang sebuah
Pada kelompok yang diberikan bermain
kekuatan yang menjadi dasar perkembangan
peran mikro bebas didapat X =89,00 dan pada daya cipta, tahapan, ingatan, kerja sama
kelompok yang diberikan bermain peran mikro kelompok, penyerapan kosakata, konsep
terpimpin didapat x = 86,60, maka perbedaan hubungan kekeluargaan, pengendalian diri,
rata-rata sebesar 2,4 angka. Ini membuktikan keterampilan sudut pandang spasial, afeksi dan
bahwa bermain peran mikro berpengaruh kognisi. Dalam bermain peran, anak
terhadap kecerdasan interpersonal anak. Ini diperbolehkan untuk memproyeksikan dirinya ke
didasarkan oleh pendapat Hurlock (1998:329), masa depan dan menciptakan kembali kemasa
mengemukakan bahwa bermain peran adalah lalu. Melalui bermain peran anak belajar bermain
bentuk permainan aktif dimana anak-anak, dan bekerja, dimana hal ini merupakan latihan
melalui perilaku dan bahasa yang jelas, untuk pengalaman-pengalaman di dunia nyata.
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 43

Pengertian di atas dapat dipahami bahwa kasih kepada reviewer dan editor Journal Obsesi
berman peran dapat mengembangkan daya cipta, yang sudah memberikan kesempatan sehingga
penyerapan kosa kata anak, konsep hubungan jurnal ini siap untuk diterbitkan.
kekeluargaan, serta afeksi dan kognisi dengan
berperan sebagai dirinya sendiri ataupun orang
DAFTAR PUSTAKA
lain untuk menghadapi pertentangan emosi,
Affrida, Ervin N. (2017). Strategi Ibu dengan
memperkuat diri sendiri untuk masa depan,
Peran Ganda dalam Membantu
menciptakan kembali kemasa lalu dan
Kemandiriam Anak Usia Pra Sekolah.
mengembangkan keterampilan khayalan.
Jurnal Obsesi: Research & Learning in
Brewer (1992: 158-159) mengemukakan
Early Childhood Education, 1(2), 44-
bahwa terdapat dua teknik bermain peran yaitu:
50.
“free role play, can be defined as play which
Aisyah. (2017). Permainan Warna Berpengaruh
children have as many choices of materials as
terhadap Kreativitas Anak Usia Dini.
possible and which they can choose how to use
Jurnal Obsesi: Research & Learning in
the materials. And guided role play is defined as
Early Childhood Education, 1(2), 38-
play in which the teacher has selected materials
43.
from which the children may choose in order to
Azwar, Saifuddin. (1996). Psikologi Intelegensi.
discover specific concept.” Artinya, bermain
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
peran bebas dapat didefinisikan sebagai bermain
Brewer, Jo Ann. (1992). Introduction To Early
yang dilakukan oleh anak-anak dengan memilih
Childhood Education Preschool
banyak peralatan bermain peran sehingga anak
Through Primary Grades. USA: Allyn
dapat memilih dengan bebas untuk
and Bacon.
menggunakannya. Sementara bermain peran
Chang, Jo-Han., dan Tieng-Ling Yeh. The
terpimpin didefinisikan sebagai bermain peran
Influence of Parent-Child Toys and
yang dipimpin oleh guru dalam memilih
Time of Playing Together on
peralatan bermain untuk anak, dan guru yang
Attachment. International Journal of
menentukan konsepnya. Pendapat di atas dapat
Academic. Research in The Elsevier,
dipahami bahwa bermain peran bebas yaitu
http://content.elsevier.com/ (diakses 22
bermain peran yang dilakukan oleh anak secara
Januari 2017)
bebas dalam menentukan konsep, menentukan
Debora L. Roorda, et,al. Changing Interations
tokoh/peran, naskah, serta peralatan yang akan
Between Teachers and Socially
digunakan.
Inhibited Kindergarten Children: An
Interpersonal. International Journal of
KESIMPULAN
Applied Developmental Psychology.
Kedua bermain peran mikro tersebut
Research, In The Elsevier,
sama-sama memiliki pengaruh dalam kecerdasan
http://content.elsevier.com/ (diakses 22
interpersonal anak, namun bermain peran mikro
Januari 2017)
bebas memberikan hasil lebih baik dalam
Featherstone, Sally., dan Anne Cummings.
kegiatan pembelajaran yang dilakukan
(2004). Role-play in the Early Years
dibandingkan bermain peran mikro tepimpin.
Developing Speaking, Listening and
Dengan demikian, hal ini merupakan bukti
Creativity. Featherstone Education
empiris bahwa kecerdasan interpersonal anak
Limited.
yang diberikan bermain peran mikro bebas lebih
Furman, Lou. (1990). Creative Drama Handbook
tinggi dibandingkan anak yang diberikan
and Role Play Guide. Colorado:
bermain peran mikro terpimpin. Maka dapat
Pioneer Drama Service,Inc.
direkomendasikan bahwa bermain peran mikro
Goleman, Daniel. (2007). Social Intellegence
bebas lebih cocok diterapkan dalam Kecerdasan
(Ilmu Baru Tentang Hubungan Antar
interpersonal.
Manusia). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
UCAPAN TERIMA KASIH
Hurlock, Elizabeth. (1988). Perkembangan Anak
Terima kasih penulis ucapkan kepada para
Jilid I. Jakarta: Erlangga.
guru Taman Kanak-Kanak Kota Tanggerang, Kilgour, Peter W. et,al. Role-Playing as a Tool
Orang tua, Dosen pembimbing dan semua pihak to Facilitate Learning, Self Reflection
yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan and Social Awareness in Teacher
penulisan artikel ini. Tidak lupa ucapan terima Education. International Journal of
Innovative Interdisciplinary Research
44 | Pengaruh Bermain Peran Mikro Terhadap Kecerdasan Interpersonal
in The Elsevier,
http://content.elsevier.com/ (diakses 22
Januari 2017)
Latif, Muktar dkk. (2013). Orientasi Baru
Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan
Aplikasi. Jakarta: KencanaPrenada
Media Group.
Morrison, George S. (2012). Dasar-dasar
Pendidikan Anak Usia Dini Edisi
Kelima. Jakarta: PT. Indeks.
Seefeldt, Carol., Castle, Sharon., and Renee C.
Falconer. (2010). Social Studies for the
Preschool/Primary Child Eight
Edition. USA: Pearson.
Theresa, Lu Soo Ai. (2008). The Effects of an
Enriched Environment and Teacher
Intervention on The Dramatic and
Sociodramatic Play of Children,
Durham E-Thesis. Durham: Durham
University.

Anda mungkin juga menyukai